Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa di mana ibu dan keluarga menantikannya , peran
petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, di samping
itu
Sebelum tahun 1974 ikatan para ahli bidan dan ahli kandungan dari
Pada waktu istrinya akan melakukan persalinan , pada tahun 1980 , kira 80 % rumah sakit di amerika
serikat sudah memberlakukan peraturan , mengijinkan suami hadir di saat istrinya melakukan persalinan.
Suami tidak perlu duduk termenung di ruangan tunggu lagi .
Menurut data WHO sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran yang di
rujuk oleh tenaga kesehatan ( Bidan),terjadi di Negara berkembang , sehingga ibu hamil sering merasa
cemas terhadap kehamilannya . ( Laksono, 2008 )
Bagaimana gambaran tindakan pada proses persalinan ( periode intra natal ) dan resiko yang terjadi
sebelum dan sesudah pada proses persalinan
1.3 Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada ibu dan keluarga dalam proses persalinan
b. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian terhadap ibu dan keluarga dalam proses persalinan
3. Mampu menyusun rencana keperawatan pada ibu saat melakukan proses persalinan
5. Dapat melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada ibu dan kelurga dalam proses persalinan
1. Bagi mahasiswa
2. Bagi pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam memberikan informasi dalam memahami penatalaksanaan keperawatan
pada proses persalinan dan meningkatkan motifasi serta strategi pada ibu dalam proses persalinan.
Kata Pengantar
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah
ini guna memenuhi tugas mata kulia komunikasi dalam keperawatan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Proses Persalinan yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya para mahasiswa akper pembina palembang. Kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
PALEMBANG,Oktober 2013
PENULIS
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi( janin dan uri ) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau
tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
2.2 Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor
hormonal ,pengaruh prostaglandin,struktur uterus ,sirkulasi uterus,pengaruh saraf dan
nutrisi,perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan progesteron
2.3 Istilah Yang Berkaitan Dengan Umur Kehamilan Dan Berat Janin Yang Dilahirkan
a.Abortus
Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan
b.Persalinan prematuritas
c.Persalinan Aterm
d.Persalinan Serotinus
Persalinan melampaui umur 42 minggu
e.Persalinan Presipitatus
1. Persalinan Spontan : Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan
lahir.
2. Persalinan Bantuan : Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi
dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
3. Persalinan Anjuran : Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban.
disupresi)
- Serabut otot yang tegang sampai batas kemampuannya akan bereaksi dengan
mengadakan kontraksi
Tekanan Janin
- Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhannya didalam batas uterus ia akan menyebabkan:
1. Persalinan Palsu
Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah
masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan sebagi keluhan karena
dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin
dapat menimbulkan kontraksi yang lebih seringb sebagai his palsu.
o Durasinya pendek
o Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Persalinan Sejati
Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks
yang menimbulkan :
Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan . Sebagian ketuban
baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.
1. Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase
yaitu: fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm
sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II
Dimulai darti pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung selama 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
2.8 Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-
otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot rahim yang terjadi sementara waktu disebut
kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot
perut dan diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar
dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
b. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk dapat
dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar
panggul dan sekitarnya.
c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting (karena ukurannya
paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau
amnion.
d. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling tidak sama seperti
kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran
anaknya terkena akibat yang merugikan.
1) Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm
peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi
median,mediolateral atau lateral.
2) Episotomi dilakukan pada saat his dan ,mengejan untuk mengurangi sakit,tujuan episiotomi
adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi.
3) Persiapan kelahiran kepala,tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru
sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi.
4) Stelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari lender
kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah punggung.
5) Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk melahirtkan
bahu depan,ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk
melahirkan sisa badan bayi.
6) Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lender sehingga bayi dapat
bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan.
Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan
sempurna
Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm
Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk
ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan
kern ikterus
- Persalinan lama
- Distosia bahu
- Distensi uterus
- Gawat janin
2.11 Penatalaksanaan
1. Kala I
Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi terjadi tertur
minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
Penanganan
O Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
O Jika ibu tsb tampak kesakitan,dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan
posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
O Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan
dan hasil-hasil pemeriksaan
O Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar/.kecil.
O Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara : gunakan kipas
angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
O Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan dan setelah
selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
Dilatasi serviks
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu belum dapat
ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat
perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam
keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I :
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase aktif
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari 180 denyut
permenit ) curigai adanya gawat janin
Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna digolongkan kedalam
malposisi atau malpresentasi
Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani penyebab tersebut.
Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan
hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan anlgesia secukupnya.
Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang segera berikan dektrose I.V.
2.Kala II
Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
Penanganan
o Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar merasa
nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
o Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambik nafas
o Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami
bradikardi ( < 120 )
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua
Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
· Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat melalui kepala bayi
· Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara
kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan
selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi
tsb bersama ibunya
Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai resusitasi bayi
Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada siibu.
Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan kepala bayi terlindung
dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.
3.Kala III
Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan
plasenta :
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna menghasilkan
oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama kontraksi tangan
mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3 menit )
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang
sama dengan tangan ke uterus.
Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat
mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir.
Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban.
Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar menimbulkan
kontraksi.
Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15 menit berikan
oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki
episotomi.
4.Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya
baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi
sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
Penanganan
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika
kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan
menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30
menit selama jam II
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang
disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan
lemah atau pusing setelah persalinan.
Kala I :
1).Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi,dilatasi/regangan, tegangan
emosional.
4).Perubahan membran mukosa oral yang berhubungan dengan pernapasan melalui mulut
5).Perubahan perfusi jaringan : plasenta yang berhubungan dengan akibat sekunder dari posisi maternal
6). Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina berulang.
Kala II :
1.Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dialatasi/peregangan jaringan,
kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif
2.Perubahan rasa nyaman nyeri yang berhubungan dengan kontraksi persalinan.
4.Ketidakefektifan koping individu dsn keluarga berhubungan dengan hospitalisasi selama menunggu
persalinan.
5.Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan persalinan, pola kontraksi
hipertonik,janin besar,pemakaian forcep.
Kala III :
2.Nyeri ( akut ) berhubungan dengan trauma jaringan , respons fisiologis setelah melahirkan
3.Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan secara tidak
disadari, atonia uteri, laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta.
5.Risiko perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadinya transisi, krisis situasi.
Kala IV :
1.Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek-efek obat-obatan , trauma mekanis/ jaringan, edema
jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.
3.Prilaku sehat yang berhubungan dengan peran perawatan bayi baru lahir, perilaku bayi baru lahir,
peristiwa fisiologis paca partum normal.
PERIODE INTRANATAL
DATA UMUM
Nama : Ny. TW Nama Suami : Tn D
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : D3
NO. RM : 17-91-37
4. Obat-obatan :(-)
10. Kebiasaan waktu tidur : Tidur Malam 7 jam, Tidur siang 2-3 jam
No.
Jenis
kelamin
Cara
Lahir
Tempat
Persalinan
Dan penolong
BB
lahir
Komplikasi
Selama proses
persalinan
Umur
1.
Laki-laki
Spontan
Di RS
2700gr
(-)
Sehat
4 thn
2.
Hamil ini.
Trimester III : ( - )
Keluhan : merasa mules mulai jam 00.00, disertai flek kontraksi belum teratur, lendir darah sudah keluar,
air ketuban ( - ).
Kontrasepsi yang pernah dipakai dan masalah yang pernah dialami selama penggunaan alat kontrasepsi :
tak terkaji
Makanan bayi sebelumnya ASI/PASI: Anak sebelumnya diberikan ASI sampai usia 2 tahun dan disertai
PASI .
Setelah bayi lahir siapa yang diharapkan membantu : Suami dan orang tua serta keluarga lainnya.
Merasa mules-mules mulai jam 00.00 tanggal 3 Oktober 2013, kontraksi belum teratur,lendir
darah sudah keluar, air ketuban ( - ). Selanjutnya pagi harinya tanggal 3Okt dari IGDober 2013 masuk di
ruang VK jam 06.00 dengan keluhan kenceng-kenceng, lendir darah ( + ) , air ketuban ( - ), lokasi
ketidaknyamanan pinggang menjalar ke perut dan terus meningkat, KU baik, TD 112/64 mmHg, N 112
X/mnt, RR 20 X/mnt, S 36,2 °C, pasien mengeluh nyeri, merintih dan nampak kesakitan, tidak ada
oedema, dilakukan palpasi : Janin tunggal, letak memanjang,presentasi kepala, kepala masuk panggul ,
Tinggi fundus uteri : 3J6px, DJJ ( + ), letak Pu-Ka.
2. Keadaan kontraksi ( frekuensi dalam 10 menit, lamanya , kekuatan) : His 3 kali dalam 10 menit
lamanya 40 – 70 mmHg,kontraksi teratur (jam 06.30 Wib).
3. Frekuensi dan kekuatan denyut jantung janin : 140 x/m, kekuatan : cukup kuat.
4. Pemeriksaan fisik:
Tanda vital : TD = 112/64 mmHg, Nadi = 112 x/m, Suhu = 36,2 ‘ C , P = 20 x/m
Refleks : ( + /+ )
5. Pemeriksaan Dalam
Jam Pemeriksaan
Dilakukan Oleh
Hasil
06.30
Bidan R
KU : Tenang, Pembukaan 2 – 3 cm,portio lunak, selaput ketuban ( + ), presentasi kepala , kepala masuk
panggul, H1 – H2,lendir darah ( + ), Air ketuban ( - )
10.30
Dokter
His kuat, DJJ ( + ) , portio tipis , pembukaan 8cm, ketuban ( + ), presentasi kepala, H2, lender darah
( + ), air ketuban ( - )
7. Laboratorium
Interpretasi
(- )
(-)
Tanggal
Jenis therapi
Rute therapi
Dosis
Indikasi therapy
3 Oktober 2013
Pospargin
PP
IM
IM
1 amp
1 juta Ui
kontraksi His
Mencegah infeksi
DATA PSIKOSOSIAL
Bagaimana perasaan anda terhadap kehamilan sekarang : Ibu mengatakan bahwa kehamilan ini memang
direncanakan, dan merasa bahagia akan kelahiran putra/i ini.
LAPORAN PERSALINAN
1. Kala I
Tanggal
Jam
Hasil Observasi
3 Oktober 2013
Jam.07.30
Jam 09.00
Jam 10.30
Jam 11.45
His ( + ), frekuensinya 3 menit, lamanya 40 detik, kekuatan sedang, air ketuban ( - ),DJJ 147 X/mnt, lokasi
ketidaknyamanan pinggang menjalar ke perut dan terus meningkat, pasien mengeluh nyeri , merintih
dan tampak kesakitan, kepala turun di H1 – H2, Vital Sign : TD : 110/80 mmHg, N : 100 x/m, R : 24 x/m,
SB : 36,5 °C.
Kekuatan his : semakin Kuat, air ketuban ( - ), Vital sign : TD : 110/80 mmHg, N : 88 x/m, R : 24x/m, SB :
36,4’C, DJJ : ( + ), 148 X/mnt, teratur.
His ( +) frekuensi 3- 4 menit, lamanya 30 – 100 mmHg, kekuatan His : cukup kuat, pembukaan 8 cm,
selaput ketuban ( +), DJJ ( + ), portio tipis , pembukaan 8cm, ketuban ( + ), presentasi kepala, H 2, lender
darah ( + ), air ketuban ( - ).
His ( + ) frekuensi 3 - 4 menit, lamanya 40-45 detik,kekuatan His : kuat, ibu tampak ingin mengejan ,
pembukaan lengkap, selaput ketuban ( +), pecah sendiri, DJJ ( + ), pimpin persalinan.
Analisa data :
DS : pasien mengatakan nyeri pada saat kenceng-kenceng, rasa tak nyaman pada pinggang,
menjalar keperut dan terus meningkat
2. Kala II
Tanggal
Jam
Hasil Observasi
3 Oktober 2013
Jam.11.45
Jam 11.50
Ibu tampak ingin mengejan , anus membuka, perineum menonjol, His ( + ), frekuensinya 2 – 3 menit,
lamanya 45 -50 detik, kekuatan His ; Kuat, VT : Pembukaan lengkap, kepala turun di H 3- H4 , presentasi
kepala, urine ( - ) Ibu dipimpin untuk mengejan.
Lahir bayi laki-laki, spontan, BBL : 2855 gr,PBL : 50 cm, LK/LD : 30/ 30 cm, A/S : 8 – 9 , Bayi Normal , tidak
ada cacat bawaan.
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar perut : 28 cm
APGAR SCORE ;
NO.
Tgl/Jam
Karakteristik yg dinilai
1 menit
5 menit
1.
Denyut jantung
Pernafasan
2
2
Refleks
Tonus otot
Warna kulit
Kesimpulan : AS Baik.
Analisa Data :
DS : ( - )
3. Kala III
Tanggal
Jam
Hasil Observasi
31 Maret 2008
Jam.10.30
Kontraksi uterus ( + ), baik, plasenta dilahirkan secara spontan lengkap, bentuk oval, insersi sentral,
perdarahan 100 cc,selaput ketuban utuh, Vital sign : TD : 120/80 mmHg,N : 94 x/m.
Analisa Data :
DS : -
DX Keperawatan : Risiko infeksi berhubungan dengan Trauma jalan lahir (luka episiotomi)
4. Kala IV :
Tanggal
Jam
Hasil Observasi
3 Oktober 2013
Jam 13.35
Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, perdarahan pervagina ±50 CC, luka epis baik. Vital sign :
TD : 120/80 mmHg,N : 84 x/m, R 24 x/m, SB : 36,4 ‘C.
Analisa Data :
KALA I
No
Jam
Dx. Kep
Tujuan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
3-10-2013
07.00
DS : pasien mengatakan nyeri pada saat kenceng-kenceng, rasa tak nyaman pada pinggang,
menjalar keperut dan terus meningkat
Kriteria:
1. Managemen nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, awitan, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau berat dan faktor presipitasi
2. Manajemen lingkungan
- Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
- Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan kipas angin/AC,
Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya
3. Edukasi prosedur/perawatan
- Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman.
- Anjurkan ke keluarga untuk mendampingi dan melakukan massage pada punggung atau paha ibu
07.30
* Menyarankan penunggu satu orang bergantian, membersihkan tempat tidur ibu, menjaga ibu tetap
kering.
10.00
Jam 11.30
Subyektif
- Ibu mengatakan meskipun nyerinya terasa tapi akan berusaha untuk bertahan.
Obyektif
- Tampak gelisah.
- Mampu melakukan nafas dalam ketika timbul his.
Assesment
Rasa nyeri semakin kuat dan sering, ibu mampu beradaptasi dengan kondisinya.
Planing
3-10-2013
07.30
Kriteria:
1. 1.Kontrol infeksi
2. - Proteksi infeksi
4. - Managemen lingkungan
5. - Pendidikan kesehatan
- Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
6. - Administrasi medikasi
08.00
11.00
Jam 11.00
Subjektif
- Ibu mengatakan mengerti adanya resiko infeksi karena ketuban sudah pecah.
Objektif
- Tanda vital:
R: 24 x/mnt,
S: 36,4 oC.
Assessment
Planning
- Anjurkan ibu dan keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya.
KALA II
No
Jam
Dx. Kep
Tujuan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
31-03-08
Jam 11.45
DS : ( - )
1. Managemen nyeri
- Berikan bantal pada bawah punggung dan Bantu support kedua tungkai ibu.
2. Manajemen lingkungan
- Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
3. Edukasi *prosedur/perawatan
- Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman.
- Anjurkan ibu mengatur pola nafas :sebelum meneran tarik dua kali nafas dlm lalu baru meneran,
ulangi lagi sampai berakhirnya kontraksi dan berhenti meneran
4. *proses penyakit
11.45
- Melibatkan suami dalam proses kelahiran (menemani ibu). Menganjurkan ibu mengatur nafasnya:
selalu mengambil nafas dalam untuk mengisi awal dan akhir kontraksi dan keluarkan perlahan-lahan,
mengejan panjang dan kuat, ketika diminta menahan tidak mengejan dulu menganjurkan ibu untuk
berusaha rileks kepala bagian belakang bersandar.
12.00
Subjektif
Objektif
Assesment
Planing
- Anjurkan ibu untuk tetap mengatur pola nafas dan minta suami terus memberikan dukungan.
KALA III
No
Jam
Dx Kep
Tujuan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
3-10-2013
11.55
Nyeri b.d. Fisiologis: Involusi uterus, luka episiotomi.
Kriteria:
Tampak tenang.
1. Managemen nyeri
- Anjurkan ibu untuk menggunakan tehnik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri
2. Manajemen lingkungan
- Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
3. Edukasi : prosedur/perawatan
- Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman
12.00
- Mengatur suhu ruangan (menghidupkan kipas angin) dan membatasi penunggu ibu.
12.15
Subjektif
- Ibu mengatakan perutnya terasa melilit dan mules juga terasa nyeri pada jalan lahirnya.
Objektif
- Tanda vital:
N: 94 x/m,
R: 24 x/mnt,
S: 36,4 oC.
Assesment
Planning
11.55
7. 1.Infection control
8. 2.Infection protection
- Amati faktor-faktor yang menaikkan infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi luka, nutrisi
dan hidrasi tidak adekuat, penurunan suplai darah.
- Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
12.00
12.15
Subjektif
-
Objektif
- Tanda vital:
N: 90 x/mnt,
R: 22 x/mnt,
S: Afebris.
Assessment
Planning
No
Jam
Dx Kep
Tujuan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
3-10-2013
12.30
1.Konservasi energi
12.30
13.35
13.45
Subjektif
Objektif
- Tampak lemah.
Tanda vital:
N: 90 x/mnt,
R: 22 x/mnt,
S: 36,7 oC.
Asessment
- Tujuan belum tercapai.
Planing
- Lanjutkan intervensi.
* Fasilitasi ibu untuk beristirahat: Jaga ketenangan ruangan, kebiasaan sebelum istirahat.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat hidup
di luar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan
~ lightening
Kala I (pembukaan)
Partus di mulai bila timbul his dan pengeluaran lender berserta darah yang terjadi 2 fase yaitu fase
laten dan fase aktif
His menjadi lebih kuat dan cepat kira dua sampai tiga menit sekali. His mulai mengeluarkan anggota
badan bayi .
~ Duncan
~ Schultz
~ postpartum , diharapkan pendarahan postpartum dapat di kurangi terjadi serempak / kombinasi dari
keduanya
Kala IV ( Observasi )
1 jam setelah plasenta lahir lengkap sekurang – kurangnya 1 jam
~ passanger ( janin )
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,
penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
4. Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,
penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
5. Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana,
EGC, Jakarta
NaylaTsarina
ASKEP INTRANATAL
KEPERAWATAN MATERNITAS
D3 KEPERAWATAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “KEPERAWATAN MATERNITASINTRA NATAL” tanpa halangan suatu
apapun.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdappat kekurangan dan kesalahan,
untuk itu penulis mohon maaf.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan apabila di dalamnya ada tulisan
yang kurang berkenan, kami sebagai penyusun minta maaf yang sebesar-besarnya.
Terima kasih,
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1. Definisi
2. Bentuk Persalinan
3. Mekanisme Persalinan
7. Diagnosa Keperawatan
8. Intervensi Keperawatan
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anemia dalam kehamilan merupakan masalah nasional, karena mencerminkan nilai kesejahteraan social
– ekonomi masyarakat dan berpengaruh sangat besar terhadap kualitas sumber daya masyarakat.
Menurut WHO 40 % kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh definisi besi dan perdarahan akut bahkan tidak
jarang kebudyaan saling berkaitan.
Kejadian anemia dalam bekisar antara 20 sampai 89 % dengan menetapkan HB 11 % sebagi dasarnya dan
kebudayaan ibu-ibu hamil memiliki kadar HB yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian Hoo Swi Thiong
frekuensi anemia dalam kehamilan terjadi sekitar 42.2 %. 3,8 % terjadi pada trimester I, 13,6 % terjadi
pada trimester II, dan 24,8 % terjadi pada trimester III.
Dari data yang kita peroleh 10 ibu hamil di Poskesdes diantaranya mengalami anemia, ini dipengaruhi
oleh suatu ekonomi dan status pendidikan yang masih rendah.
2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberika asuhan keperawatan pada Ny.Y pada persalinan dengan anemia.
B. Tujuaan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi :
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina kedunia luar (Wikmosastro, 1991:180)
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi pembukaan servik serta pengeluaran janin dan plasenta
dari uterus ibu
Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui
jalan lahir.
Persalinan adalah pengeluaran bayi disusul dengan plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah cukup bulan dan dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan ataupun tanpa bantuan.
2. Bentuk Persalinan
1. Persalinan spontan : berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan : proses persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar
1. 2 minggu sebelumnya uterus akan tampak menurun karena janin masuk ke pintu atas panggul
2. Ibu hamil mengeluh backache karena tertekannya sakroiliaka yang berhubungan dengan tulang
pelvis
5. Mukosa vagina banyak yang keluar kecoklatan dan bercampur darah serta lender
6. Serviks lebih lunak untuk jalan lahir membran dan dapat rupture spontan
Tanda-tanda inpartu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada serviks
1) Enggagement
3) Fleksi
Majunya kepala : kepala mendapat tahanan dari cervik, dinding panggul dan dasar panggul
5) Ekstensi
7) Expulsi
Bahu depan dibawah simpisis, lahir bahu belakang, bahu depan, dan badan
Ibu dan janin harus beradaptasi secara anatomis dan fisiologis selama proses persalinan. Pengkajian ibu
dan janin yang akurat membutuhkan pengetahuan tentang adaptasi yang diharapkan terjadi
Adaptasi janin :
Sirkulasi darah janin dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantaranya adalah posisi ibu,kontraksi
uterus,tekanan darah dan aliran darah tali pusat,kebanyakan apabila janin yang sehat mampu
mengompensasi stres ini,biasanya aliran darah tali pusat tidak terganggu oleh kontraksi uterus atau
posisi janin
Pada waktu persalinan pervaginam 7 sampai 42 ml air ketuban diperas keluar dari paru-paru, tekanan
oksigen janin menurun, tekanan karbondioksida arteri meningkat,gerakan janin masih sama seperti masa
kehamilan tetapi akan menurun setelah ketuban pecah
Adaptasi ibu :
a. Perubahan kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler wanita selama proses persalinan,pada setiap kontraksi 400 ml
darah akan dikeluarkan dari uterus dan masuk ke sistem vaskuler ibu,hal ini akan meningkatkan curah
jantung sekitar 10% sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% sampai 50% pada tahap
kedua persalinan.Untuk mengantisipasi perubahan tekanan darah,ada beberapa faktor yang mengubah
tekanan darah ibu.Aliran darah yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksi dialirkan kembali ke
pembuluh darah perifer,timbul tahanan perifer,tekanan darah meningkat dan frekwensi denyut nadi
menurun.Pada persalinan tahap pertama,kontraksi uterus meningkatkan tekanan sistolik 10 mmHg
sedangkan pada tahap kedua sekitar 30 mmHg dan tekanan diastolik sampai 25 mmHg.
b. Perubahan pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi
pernafasan,pada tahap kedua persalinan jika ibu tidak diberi obat-obatan maka ia akan memakai oksigen
hampir dua kali lipat
Pada trimester kedua kandung kemih menjadi organ abdomen,apabila terisi,kandung kemih akan teraba
diatas simpisis pubis. Selama persalinan wanita dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan
akibat berbagai alasan : edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi,perasaan tidak nyaman dan
rasa malu
d. Perubahan integumen
Adaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya pada daerah introitus vagina,meskipun daerah itu
dapat meregang namun dapat terjadi robekan-robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun
tidak dilakukan episiotomi atau tidak terjadi laserasi
e. Perubahan muskuloskeletal
Sistem ini mengalami stres selama persalinan,nyeri punggung dan nyeri sendi terjadi sebagai akibat
semakin renggangnya sendi pada masa aterm proses persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-
jari kaki dapat menimbulkan kram tungkai
f. Perubahan neurologi
Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres dan rasa tidak nyaman selama persalinan,perubahan
sensoris terjadi saat memasuki tahap persalinan pertama dan masuk ke tahap berikutnya
g. Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna ,bibir dan mulut menjadi kering akibat bernafas lewat
mulut ,dehidrasi dan sebagai respons emosi terhadap persalinan.Selama persalinan motilitas dan
absorpsi saluran cerna menurun dan pada waktu pengosongan lambung menjadi lambat,seringkali ada
rasa mual dan memuntahkan makanan yang belum dicerna,mual dan sendawa juga terjadi sebagai
respons refleks terhadap dilatasi serviks lengkap.
h. Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan,awal persalinan dapat diakibatkan penurunan kadar progesteron
dan peningkatan kadar estrogen,prostaglandin dan oksitosin,metabolisme meningkat dan kadar glukosa
darah dapat menurun akibat proses persalinan
Usia Ibu
Jarak kelahiran
Posisi fetus
Faktor psikologi
Passenger , fetus
Letak yaitu hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu anjang janin, dimana janinnya bisa melintang
atau memanjang. Presentasi yaitu : bagian terendah janin yang berada di PAP, kepala, bokong, bahu,
muka. Posisi yaituhubungan presentasi dengan kanan kiri ibu.
v Moulage
Passage ( panggul ). Tulang panggul terdiri dari sepasang innominata (ilium, iskium, pubis), sacrum dan
koksigis. Bidang panggul : PAP, bidang tengah panggul, dan pintu bawah panggul.
Power : kontraksi uterus ( kekuatan, lama, dan frekuensi ), tenaga ibu untuk mengedan
v Perubahan uterus selama persalinan, perkembangan semen, pembukaan, dan penipisan serviks
Psikologi
v Medikasi persalinan
Kalla Persalinan
1. Kalla I
Waktu pembukaan servik sampai lengkap (± 10 cm). KALA I disebut juga kala pembukaan,dimulai dari
mulai adanya his yang progresif,teratur yang meningkat kekuatan ,frekwensi dan durasi,ibu
mengeluarkan dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat.
Pada primipara biasanya berlangsung 6-18 jam, dimana setiap jam pembukaan bertambah ± 1cm, pada
multipara 2-10cm pembukaan ± 1cm dalam 30 menit
Pembukaan servik yaitu pembesaran ostinum eksterna sampai 1-10cm. Pada pembukaan lengkap tidak
teraba lagi bibir postio, segmen bawah rahim, servik dan vagina menjadi satu saluran
v Fase laten : pembukaan serviks berlangsung lambat, pembukaan dari 0-3 cm, biasanya dalam waktu 7
– 8 jam
v Fase aktif : biasanya berlangsung kurang lebih 6 jam dibagi atas beberapa periode yaitu :
v Ketuban sewaktu kontraksi , menonjol ke kanalis servikalis dan bila ketuban sudah pecah dan
dorongan kepala janin
c. Kontraksi uterus pada awalnya tidak begitu kuat, biasanya dorong setiap 10 – 15 menit yang lama
kelamaan menjadi lebih kuat dan jaraknya yang lebih pendek.
d. Pemeriksaan leopold
v Leopold I : menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat di fundus
v Leopold II : menentukan dimana letak punggung anak dan dimana letak bagian terkecil
v Leopold III : menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah sudah masuk pada PAP
v Leopold IV : menentukan apa yang normal bagian bawah dan sudah berapa masuknya bagian bawah
ke dalam PAP
f. Station
h. Teknik meneran
Ø Meneran pendek 5 detik dengan membuka glottis, menarik nafas sebelum mengedan dihindari
Ø Menarik pada lutut dengan menempel pada dada menguatkan dorongan diafragma dan otot perut
Ø Diluar his, tungkai diluruskan untuk mengurangi tekanan pada pangkal dan relaksasi dasar panggul
2. Kalla II : disebut juga kala pengeluaran, dimana pada tahap ini janin dikeluarkan, tahapI ini dimulai
dari dilatasi serviks lengkap(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi
b. Penatalaksanaan kalla II
v Observasi tanda – tanda kalla II seperti : his makin kuat, lama dan sering, perdarahan meningkat,
timbul deflek meneran seperti ingin BAB, anus meregang , kepala tampak divulva, perineum meregang
dan vulva membuka
v Tingkatkan rasa nyaman, bila nyeri lakukan : kompres dingin / hangat, tehnik bernafas, stimulasi
dengan memijat perut ibu
v Adanya muntah
v Ekstremitas bergetar
v Semakin gelisah
Pemantauan yang kontinyu pada tahap kedua dan mekanisme persalinan,respons fisiologis dan respons
emosi ibu serta respons janin terhadap stres.
v Upaya Mengedan
Saat kepala janin mencapai dasar panggul,secara otomatis akan ada rasa ingin mengedan,usaha
mengedan adalah respons refleks involunter terhadap tekanan bagian presentasi pada reseptor
regangan otot panggul
v Mekanisme Persalinan
Posisi untuk melahirkan dapat berupa posisi SIMS,posisi DORSAL,atau posisi LITOTOMI
Pada saat akan mulai persalinan,vulva dicuci kemudian memberi semangat untuk mengedan apabila ada
his,DJJ dipantau setiap 15 menit ,pada saat serviks telah berdilatasi lengkap terjadilah penurunan
kepala,kepala akan maju setiap ada his dan sedikit naik ke atas pada saat tidak ada his,penurunan
berlangsung konstan dan pada akhir tahap kedua kepala akan mencapai dasar panggul,penonjolan
perinium terjadi pada saat tahap penurunan yaitu pada saat bagian presentasi janin menekan
perineum,kepala makin lama makin turun setiap kali mengedan,tetapi crowning baru terjadi jika bagian
terlebar kepala ( diameter biparietal )meregang vulva sesaat sebelum melahirkan.Sesaat sebelum
melahirkan perineum sangat teregang,apabila perlu dilakukan episiotomi inilah saatnya untuk
melakukan supaya kerusakan jaringan lunak minimal,kepala dilahirkan melalui ekstensi dan setelah lahir
akan kembali ke posisi semula,bahu berotasi di dalam sehingga berada pada diameter antero posterior
pangguk,terlihat rotasi eksternal kepala.
v Kelahiran Kepala
1. Memberi tekanan ke arah rektum,menarik ke bawah untuk membantufleksi kepala sewaktu kepala
bagian belakang berada di bawah simfisis pubis
2. Memberi tekanan ke arah atas dari daerah koksigeus untuk meluruskan kepala sewaktu kelahiran
sebenarnya berlangsung sehingga otot perineum terlindung
3. Membantu ibu untuk mengendalikan usaha mengedan dengan memimpinnya bernafas pendek dan
cepat.
v Tali pusat sering melilit leher,tetapi jarang sampai ketat sehingga menimbulkan hipoksia,tali pusat
harus diregangkan,lendir dan darah pada saluran hidung dan mulut dapat menghambat bayi untuk
bernafas,untuk itu bisa dipakai kasa untuk mengusap hidung dan mulut,kemudian pompa dimasukan ke
dalam mulut dan orofarin
v Kelahiran Bahu
Sebelum dapat dilahirkan bahu harus masuk ke dalam pintu atas panggul,rotasi internal bahu harus lebih
dahulu disertai restitusi dan rotasi eksternal kepala,sehingga bahu sekarang ada dalam diameter
anteroposterior pintu atas panggul,kepala ditarik ke bawah untuk melahirkan bahu anterior,kemudian
bahu ditarik ke atas untuk melahirkan bahu posterior
3. Kalla III : fase keluarnya plasenta pada primipara :1/2 jam dan pada multipara ¼ jam
Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir,tujuan penanganan kala III
adalah pelepasan dan pengeluaran plasenta yang aman
v Fundus membundar
1. Strassman yaitu dengan cara tangan kanan meregangkan atau menarik tali pusat,tangan kiri
mengetuk fundus uteri apabila plasenta belum lepas maka tali pusat akan bergetar
2. Kustner yaitu tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat ,tangan kiri menekan
diatas simfisisbagian apabila tali pusat bertambah panjang berarti plasenta sudah lepas
3. Klein yaitu klien disuruh mengedan apabila tali pusat keluar dan tidak masuk lagi berarti plasenta
sudah lepas.
Perasat crede dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya plasenta lepas dari dinding
uterus cara ini hanya dapat digunakan spabila terjadi perdarahan,setelah plasenta lahir harus diteliti
apakah kotiledon-kotiledon lengkap atau masih tertinggal dalam kavum uteri,apabila telah selesai maka
selanjutnya dilakukan penjahitan luka perineum.
v Jumlah kortiledon 16 – 22
v Tebalnya 2 – 3 cm
v Beratnya 550-600
v Diameter 14 – 16
4. Kalla IV
Penatalaksanaan :
b. Monitor tanda – tanda vital, keadaan umum, kontraksi uterus dan respon klien
c. Penurunan rasa nyaman : kebersihan ibu, ganti baju, panjang pembalut, atur posisi yang nyaman
2. Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dalam alat genitalia lainnya
5. Luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma
7. Ibu dalam keadaan baik,nadi dan tekanan darah baik,tidak ada keluhan sakit kepalaatau enek.
5. Diagnosa Keperawatan
1. Kalla 1 :
2. Kalla 2 :
b. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih melalui
perdarahan
3. Kalla 3 :
b. Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih
melalui perdarahan
4. Kalla 4 ;
6. Intervensi Keperawatan
a. Kalla 1:
Intervensi :
a) Kaji jenis dan tingkat nyeri klien, dan kaji faktor yang dapat mengurangi atau memperberat nyeri
b) Klien mengerti penyebab ansietas, melakukan koping pada situasi medis saat ini tanpa
menunjukkan tanda- tanda ansietas yang berat, dan menghubungi sumber – sumber komunitas yang
tepat.
Intervensi :
a) Perhatikan kebutuhan fisik klien. Berikan makanan beergizi dan tingkatkan kualitas tidur disertai
langkah – langkah yang memberikan rasa nyaman.
b) Berikan penjelasan yang benar kepada klien tentang semua tindakan untuk menghindari terlalu
banyaknya informasi.
c) Dorong klien untuk mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam aktivitas yang ia rasa menyenangkan
untuk membangun rasa kontrol
d) Ajarkan kepada klien teknik relaksasi untuk dilakukan sekurang – kurangnya 4 jam ketika terjaga
b. Kalla 2 :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih melalui
perdarahan
Intervensi :
e) Kaji jenis dan tingkat nyeri klien, dan kaji faktor yang dapat mengurangi atau memperberat nyeri
Diagnosa : resiko kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih melalui
perdarahan
Intervensi :
c) Berikan dan pantau cairan parenteral sesuai anjuran untuk mengembalikan kehilangan cairan
d) Ajarkan klien cara mempertahankan asupan cairan yang benar, termasuk mencatat BB setiap hari,
mengukur asupan dan haluaran
c. Kalla 3 :
i. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
Intervensi :
i) Kaji jenis dan tingkat nyeri klien, dan kaji faktor yang dapat mengurangi atau memperberat nyeri
Diagnosa : resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang berlebih
karena perdarahan
a) Klien mempertahankan tanda – tanda vital dalam batas normal ( TD: 120/80mmHg, S : 36-37C, N :
60-80x/menit )
Intervensi :
d. Kalla 4 ;
i. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan
hipovolemia
Intervensi :
1) Pantau frekuensi dan irama jantung, tekanan darah klien, catat dan laporkan
a) Luka bekas persalinan terlihat bersih, merah muda, dan bebas dari drainase purulen.
Intervensi ;
b) Minimalkan resiko infeksi klien dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan
perawatan, mengguanakan sraung tangan untuk mempertahankan asepsis pada saat memberika
perawatan langsung
d) Berikan perawatan kulit, khususnya diatas penonjolan tulang untuk membantu mencegah statis
vena dan kerusakan kulit
e) Beri pendidikan kepada klien mengenai teknik mencuci tangan yang baik, faktor – faktor yang dapat
meningkatkan resiko infeksi, tanda – tanda dan gejala infeksi
f) Yakinkan asupan nutrisi yang adekuat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina kedunia luar (Wikmosastro, 1991:180)
Ibu yang dalam persalinan mengalami anemia, maka dapat berakibat kurang baik bagi ibu sendiri
maupun bayi, karena dapat meningkatkan resiko perdarahan dan juga gangguan perkembangan pada
bayi.
DAFTAR PUSTAKA
http://askepanemiapadaibuhamil.blogspot.com/
http://sutrisnaa12.blogspot.com/2011/01/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html
Ilmu keperawatan
LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap. Ibu dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
serviks (Damayanti, dkk, 2015).
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala
pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi yang
baik.
Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang
berlangsung dalam 18-24 jam dengan letak janin belakang kepala. (Varney, 2003)
2. JENIS-JENIS PERSALINAN
a. Persalinan aterm : yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu, berat janin di atas 2.500 gr.
b. Persalinan prematurus : persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu, berat janin kurang dari 2.499
gr.
c. Persalinan serotinus : persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu, pada janin terdapat tanda
postmaturitas
Persalinan spontan : bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir
Persalinan buatan : bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forceps/vakum, atau dilakukan operasi section caecarea.
Persalinan anjuran : pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup di luar,
tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Persalinan kadang-
kadang tidak mulai dengan segera dengan sendirinya tetapi baru bisa berlangsung dengan dilakukannya
amniotomi/pemecahan ketuban atau dengan induksi persalinan yaitu pemberian pitocin atau
prostaglandin.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot
rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam
darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.
Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur
kehamilan.
Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus, kehamilan sering
lama dari biasanya.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot – otot rahim sehingga
mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala
janin maka akan menimbulkan his.
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi
sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagai keluhan karena
dirasakan sakit dan mengganggu. Hal ini terjadi karena perubahan keseimbangan
estrogen,progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil,
pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan
kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu. Sifat his permulaan ( palsu ) :
ü Durasinya pendek
ü Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi perubahan pada
serviks yang menimbulkan :
ü Pengeluaran Cairan
· Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan . Sebagian
ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam. Namun, jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri
dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum atau section caecaria.
PERIKSA LUAR
PERIKSA DALAM
KETERANGAN
5/5
§ mudah digerakkan
4/5
H I – II
§ sakit digerakkan
§ bagian terbesar PAP belum masuk panggul
3/5
H II – III
2/5
H III +
1/5
H III - IV
0/5
HV
§ diperineum
Keterangan :
: kepala janin
: PAP
No.
Penyulit
Ya
Tidak
1.
Beresiko terjadinya ruptur uteri yaitu robeknya uterus akibat perlukaan sesar, sehingga berbahaya bagi
ibu dan bayi
2.
a. Solusio plasenta : terlepasnya plasenta lebih dahulu, Adanya nyeri perut bagian bawah, perut
tegang, warna darah yang dikeluarkan merah tua.
b. Plasenta previa : letak plasenta dibawah atau menutupi jalan lahir, tidak ada nyeri perut kecuali
ada kontraksi, warna darah merah segar.
3.
Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
Beresiko bagi janinnya karena kondisi janin terjadi prematur yang akibatnya organ-organ janin belum
matur, sehingga janin belum sanggup menjalankan fungsinya dengan optimal.
4.
Beresiko janin terjadi hipoksia dan ketika lahir terjadi asfiksi yang dapat membahayakan janin.
5.
Beresiko terjadinya partus lama sehingga dapat mengakibatkan infeksi pada ibu dan janin.
6.
Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
Beresiko terjadinya kelahiran prematur yang nantinya dapat berdampak pada janin yang belum siap
untuk dilahirkan.
7.
Ikterus
Beresiko terjadi kerusakan pada hepar yang nantinya dapat mengakibatkan komplikasi pada janin
sehingga terjadi ikterus pada janin.
8.
Anemia berat
Beresiko terjadinya IUGR pada janin serta persalinan dengan komplikasi yang berlebihan.
9.
Tanda/gejala infeksi
10.
Beresiko pada ibu dengan terjadinya hipertensi kronik serta kejangdan beresiko pula pada janin, yaitu
pertumbuhan janin terhambat, kematian janin, perdarahan serebral serta persalinan prematur.
11.
Tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan bisa di sebabkan (makrosomia, kehamilan
ganda),maka perlu dilakukan pemeriksaan dini, karena makrosomia dapat menyebabkan distosia bahu
dan menyebabkan perdarahan pasca persalinan.
12.
Gawat janin
Ibu yang mengalami gawat janin perlu di lakukan pemantauan DJJ yang sering, karena gawat janin dapat
berakibat fatal pada janin yang di kandung dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada janin.
13.
Primipara dalam fase aktif dengan palpasi kepala janin masih 5/5
Untuk mengatasinya ibu dapat miring ke kiri ataupun dengan mengubah posisi ibu dengan jongkok
maupun berdiri. Posisi ini bisa membantu untuk penurunan kepala dan jika tetap tidak ada penurunan
persalinan bisa ilakukan dengan SC.
14.
Kelainan pada malpresentasi/malposisi dapat menyebabkan kesulitan pada proses persalinan,maka ini
bisa dilakukan SC untuk untuk proses persalinannya.
15.
Presentasi majemuk
Untuk mencegah letak majemuk dapat dilakukan dengan ibu posisi sujud.tetapi jika presentasi terendah
sudah masuk PAP posisi sujud tidak dapat mengubah presentasi dan persalinan harus dilakukan SC.
16.
Kehamilan gemelli
Ibu yang mengandung bayi gemeli/kembar perlu dilakukan SC untuk mengeluarkan bayinya karena di
kawatirkan adanya malpresentasi/malposisi pada salah satu janinnya, dan juga dapat mengakibatkan
perdarahan.
17.
Tali pusat menumbung
Untuk mengetahui tali pusat menumbung perlu di lakukan pemeriksaan ini dengan USG, karena tali
pusat menumbung dapat mengakibatkan perdarahan bahkan juga partus lama karena tali pusat
menutupi jalan lahir.
18.
Syok
Untuk mengatasi syok bisa diberikan infus dan oksigen untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Jika
syok tidak tertangani dapat menyebabkan kematian pada janin dan ibu.
Apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti di atas, pasien harus dirujuk (Ulfa dkk., 2014).
6. FASE PERSALINAN
A. KALA 1
Kala 1 disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan serviks sampai
lengkap
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin
kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak
daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak
dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
2. Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif
terbagi atas :
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida dan
multipara :
§ Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum terjadi pembukaan,
sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi
proses penipisan dan pembukaan.
§ Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium eksternum (inspekulo
ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum
dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
§ Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan multipara (8 jam) karena
pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
§ Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm.
Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
§ Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit,
lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
· Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama
kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat
pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
· Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
· Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika
terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
· Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan faseaktif (dilatasi
serviks berlangsung atau ada disebelah kiri garis waspada).
· Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
· Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase aktif (dilatasi
serviks berada disebelah kanan garis waspada).
· Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan.
Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan berikan analgesik secukupnya.
· Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang kurang. Segera berikan
dextrose IV.
· Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x / menit) curigai adanya gawat
janin.
· Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi sempurna digolongkan dalam
malposisi atau malpresentasi.
B. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap. Pada
Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah
pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala 2 pada
primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari
tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum.
Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma,
berusaha untuk mengeluarkan bayi.
· Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
· Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu
putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
· Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul
(sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior /
posterior).
· Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke
arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma
(mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
· Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-
frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
· Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke
arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan
diameter biparietalis.
· Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis
pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
· Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh,
bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian
dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
· Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya
lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
C. KALA 3
· Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
· Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta
dari kavum uteri.
· Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan
baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga
serempak sentral dan marginal.
· Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,
sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
· Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Sifat His :
· Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta dapat
lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan
tindakan aktif (manual aid).
D. KALA 4
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
a. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-
otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot rahim yang terjadi sementara waktu disebut
kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot
perut dan diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar
dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
b. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk dapat
dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar
panggul dan sekitarnya.
c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting (karena ukurannya
paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau
amnion.
d. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling tidak sama seperti
kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran
anaknya terkena akibat yang merugikan.
Beberapa hal yang dinilai pada pemeriksaan dalam pada ibu hamil. Keadaan kerampang atau perineum
pada liang senggama atau vagina pada saat pertama kali jari tengah masuk ke dalam vagina. Hal yang di
kaji adalah :
Keadaan perineum, kemungkinan perineum terasa kaku adanya bekas luka jahitan perineum atau
prenium teraba elastis. Kemudian saat jari telunjung masuk kaji sukar tidaknya liang senggama
diregangkan dan kemungkinan adanya tumor dalam liang senggama. Sevara tidak langsung dapat
dilakukan penilaian cairan vagina yang keluar bisa berupa bercak darah, pendarahan pervaginam atau
mekoneum. Jika keluar mekoneum kemungkinan posisi janin diindikasikan letak bokong. Tetapi perlu
diperhatikan apabila dengan posisi janin dengan letak belakang kepala namun terdapat mekoneum
kemungkinan terjadi gawat janin dalam kandungan.
Keadaan serviks, penilaian keadaan serviks pada pemeriksaan dalam yaitu dapat dirasakan serviks teraba
lunak (seperti pipi) atau serviks teraba lunak (sperti hidung). Selanjutnya menilai beberapa persen
pendataran atau efficement/penipisan/pendekatan serviks. Panjang serviks normal biasanya 2-2,5 cm.
Namun dalam masa persalinan terutama menjelanh persalinan serviks mengalami penipisan, meski pun
belum dapat diperkirakan secara pasti hanya berupa presentase. Penipisan ini kemungkinan dikarenakan
peningktan hormon ekstrogen menjelang akhir kehamilan yang mengakibatkan serviks menjadi elastis
atau meregang. Jika serviks belum mengalami pembukaan perkiraaan pendataran msih 0%, serviks
mengalami pembukaan 5 cm perkiraan pendataran serviks 50%, dan jika serviks mengalami pembukaan
9 cm perkiraan pendataran serviks 90%. ·
Penilaian penting kemajuan persalinan yaitu menilai pembukaan serviks, sebab salah satu tanda wanita
memasuki masa inpartu dengan mengetahui ada tidaknya pembukaaan serviks pembukaan serviks
dikategorikan dalm dua tahap yaitu faselaten dimana pembukaaan serviks dimulai dari pembukaan 1-3
cm, faseaktif dimulai dari pembukaan 4-10 cm.jika pembukaaan serviks telah mencapai 10 cm dan
terdapat tanda2 inpartu kala dua lain seperti adanya dorongan untuk meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol dan vulva anus membukamaka tenaga kesehatan siap memimpin jalannya
persalinan. ·
Keadaan ketuban, ketuban berperan penting dlam persalinan salah astunya yaitu cairan ketuban dapat
difungsikan sebagai pelicin saat berlangsungnya proses persalinan. Sering kali ketuban pecah mendekati
akhir kala II tetapi pecahnya ketubban bisa jadi stiap saat seblum atau selama persalinan. Pengeluaran air
ketuban dapat terjadi dengan tiba2 atau sdkit2 demi sedikt. Kadang-kadang sulit diketahui apakah
ketuban telah pecah atau belum. Untuk menilai ketban ,masih ituh atau sudah pecah salah satunya
dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam.
Ketuban dikatakan masih utuh apabila dalam pemeriksaan dalam terba adanya selaput yang didalamnya
terdapat cairan dan saat kedua jari tanagan masuk (jari telunjuk dan jari tengah) dan di lakukan
penekanan pada selaput tersebut tersa semacam ada lentingan atau pantulan. Sedikit banyak dapat
digambarkan seperti balon yang didalamnya berisi cairan dan di dlam balon tersebut juga terdapat bola
mota/ bola kasti (bola kasti ini dpat di ibaratkan sebagai kepala janin, jika presentasi letak belakang
kepala) dan saat dilakukan penekanan oleh tanagan terjadi semacam pantulan. Perlu diperhatikan saat
melakukan perabaan kemungkinan terdapat bagian kecil janin yang terkemuka (bisa ekstremitas janin
atau tali pusat janin).
Ketuban dinyatakan sudah pecah apabila pada saat pemeriksaan dalam tidak terasa ada
pantulan,melainkan terasa adanya gesekan-gesekan kemungkinan rambut bayi,jika presentasinya letak
belakang kepala. Tidak hanya ketuban yang masih utuh, pada ketuban yang sudah pecah perlu di
perhatikan saat melakukan perabaan kemungkinan terdapat bagian kecil janin yang menumbung (bisa
ekstremitas janin atau tali pusar janin) tali pusar yang menumbung dapat mengakibatkan janin
mengalami hipoksia sehingga aliran oksigen ke janin dapat terhambat. Baik tali pusar atau ekstremitas
janin yang menumbung dapat menyulitkan proses persalinan.
Pada saat ini proses persalinan, biasanya bagian terendah janin akan mengalami penurunan pada rongga
panggul. Penurunan bagian terendah janin dapat dinilai dari pemeriksaan dalam berdasarkan bidang
hodge/bidang khayal. Penilaian ini sedikit sulit, butuh ketepatan menentukan batas bidang hodge,
terutama bidang hodge I,II. Dua bidang hodge terdiri dari dua :
Untuk lebih memudahkan penilaian, dapat di tentukan dengan bidang hodge 3, jika bagian terendah
belum sampai pada bidang hodge 3 bisa di artikan bagian terendah janin masih melewati bidang hodge 3
bisa diartikan bagian terendah janin sudah turun. Percepatan penurunan bagian tebisa di pengaruhi
rendah janin bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : kekuatan kontraksi uterus, ada tidaknya
lilitan tali pusar, kandung kemih yng penuh atau kosong, posisi janin.
1. Letak/presentasi puncak kepala – pada pemeriksaan dalam teraba : UUB (ubun2 besar) terendah.
(disumbu panggul) UUK sukar di raba.
2. Letak/presentasi dahi – ada pemeriksaan dalam teraba : UUB,dahi, pangkal, hidung, pinggir lekuk
mata (orbita).
3. Letak/presentasi bokong – pada pemeriksaan dalam teraba : lubang tulang belakang, krista sakralis
media, tuber ishiadikum, ujung tulang tungging, dubur (kemaluan agak sukar dikenali).
4. Letak/presentasi muka – pada pemeriksaan dalam teraba : dagu, mulut, hidung, lekuk mata (orbita)
Pada letak belakang kepala, perlu diperhatikan mungkin adanya moulage/tumpangtindi tulang kepala
janin. Moulange dapat menghambat jalannya prosese persalinan secara normal atau spontan. Pada
pemantauan kemajuan persalinan penuliasan dalam patograf untuk membedakan ada tidaknya
moulange dapat dilihat berdasarkan simbol sebagai :
3) Simbol 2, jika tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi msih dapat dipisahkan
4) Simbol 3, jika tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi tidak dapat di pindahkan.
ü Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum
tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi median,mediolateral
atau lateral.
ü Episotomi dilakukan pada saat his dan ,mengejan untuk mengurangi sakit,tujuan episiotomy adalah
untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi.
ü Persiapan kelahiran kepala,tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru
sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi.
ü Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari lender
kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah punggung.
ü Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk melahirtkan
bahu depan,ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk
melahirkan sisa badan bayi.
ü Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lender sehingga bayi dapat
bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan.
ü Pemotongan tali pusat dapat dilakukan : Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi
telah berkembang dengan sempurna
ü Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm sehingga peningkatan
jumlah darah sekitar 50 cc
ü Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk ke sirkulasi
darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
9. PATHWAY (terlampir)
A. PENGKAJIAN
· Tekanan darah lebih rendah dari pada normal pada 8-12 minggu pertama. Kembali pada tingkat
normal pada separuh waktu kehamilan akhir
· Mur-mur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume darah
· Varises pada ekstremitas bawah dan edema terutama pada trimester III
· Episode sinkope
2) Integritas Ego
3) Eliminasi
· Timbulnya hemoroid
· Peningkatan berat badan 2-4 Kg pada trimester I, 11-12 Kg pada trimester II &III
· Kram kaki
· Nyeri punggung
6) Pernafasan
· Pernafasan thorakal
7) Keamanan
8) Sexualitas
· Berhentinya menstruasi
· Leukhorea
· Peningkatan secara progresif ukuran uterus
9) Interaksi sosial
· Tahap maturasi / perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor kehamilan
· Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional
Harapan individu terhadap kehamilan persalinan, melahirkan tergantung pada usia, tingkat
pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap anak, dan keadaan ekonomi
B. RENCANA KEPERAWATAN
Kala I :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi dan intensitas kontraksi
uterus.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam pasien dapat beradaptasi terhadap
nyeri dengan KH :
Intervensi :
§ Kaji derajat ketidak nyamanan malalui isyarat verbal dan non verbal.
§ Bantu tindakan kenyamanan, misalnya: gosokan pada kaki, punggung, tekanan sakral, perubahan
posisi.
§ Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1-2 jam, palpasi diatas simpisis untuk menentukan ada tidaknya
distensi setelah blok syaraf.
§ Hitung waktu dan catat frekuensi, intensitas dan pola kontraksi uterus setiap 30 menit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih selama 1 x 3 jam tidak terjadi cedera pada
janin dengan KH :
Intervensi :
§ Lakukan palpasi (leopold) untuk menentukan posisi janin, berbaring dan presentasi.
§ Hitung DJJ dan perhatikan perubahan periodik pada respon terhadap kontraksi uterus.
3. Resti cedera terhadap maternal berhubungan dengan perlambatan mortilitas gastric, dorongan
fisiologis.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih 1 x 2 jam tidak terjadi cedera pada
maternal dengan KH :
§ Klien mengatakan resiko dan alasan dan intervensi khusus sudah dimengerti.
Intervensi :
Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi lebih intensif. Hindari meninggalkan klien tanpa perhatian.
Berikan es batu atau cairan jernih pada klien bila memungkinkan, hindari makanan padat.
Anjurkan klien untuk bernafas pendek dan cepat atau meniup bila ada dorongan untuk mengejan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam klien dan keluarga mengetahui
tentang proses persalinan dengan KH :
§ Secara aktif klien ikut dalam upaya mendorong untuk meningkatkan pengeluaran plasenta.
Intervensi :
Kala II :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam tidak terjadi kekurangan volume
cairan dalam tubuh dengan KH :
Intervensi :
2. Resti infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif berulang, trauma jaringan,
persalinan lama.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam tidak terjadi infeksi dengan KH :
§ Bebas dari tanda – tanda infeksi (rubor, tumor, dolor, kalor, dan fungsiolaesa).
Intervensi :
§ Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu dengan menggunakan tehnik aseptik.
Kala III :
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran darah per vaginam akibat
atonia.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam tidak terjadi kekurangan volume
cairan akibat HPP dengan KH :
Intervensi :
§ Inspeksi permukaan plasenta maternal dan janin, perhatikan ukuran, insersi tali pusat dan ketuban.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan, respon fisiologis setelah
melahirkan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam pasien dapat beradaptasi terhadap
rasa nyeri dengan KH :
Intervensi :
§ Lakukan perawatan luka episiotomi dengan tehnik aseptik dan oleskan salep topikal.
§ Ganti pakaian dan klien yang basah, berikan selimut yang hangat.
Kala IV :
1. Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau pertambahan anggota keluarga.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam pasien mampu beradaptasi dengan
perubahan setelah melahirkan dengan KH :
Intervensi :
§ Observasi dan catat interaksi bayi – keluarga, perhatikan perilaku untuk menunjukkan ikatan dan
kedekatan dalam budaya khusus.
§ Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode pemulihan.
§ Jamin privasi keluarga pada pemeriksaan selama interaksi awal dengan bayi baru lahir sesuai kondisi
ibu dan bayi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam gangguan istirahat tidur akan
berkurang atau teratasi, dengan KH :
§ Pasien dapat mengidentifikasi dan melakukan tindakan yang dapat meningkatkan tidur atau istirahat.
Intervensi :
PATHWAY
Kala I
Penurunan hormone
Estrogen menurun, progesterone menurun
Plasenta tua
Rangsangan estrogen
Peningkatan estrogen
Peningkatan kontraksi
Kontraksi (his)
Persepsi nyeri
Nyeri
Keadaan psikologis
Krisis maternal
Ansietas
Mekanisme tubuh
Diaphoresis
perdarahan
Nyeri
Merangsang adrenalin
Diaphoresis
Kelemahan/keletihan
Episiotomy
Reflex meneran
Usaha meneran
Kelelahan
Kala III
Janin keluar
Ibu kelelahan
Kontraksi jelek
Ibu kuat
Mampu meneran
Uterus kontraksi
Plasenta keluar
Resiko HPP
Hipovolemia vaskuler
Perubahan CO
Sirkulasi terganggu
Gangguan perfusi jaringan
Komplit
Kontraksi baik
Inkomplit
Kontraksi buruk
Kala IV
Intake kurang
Kelelahan
Diskontinuitas jaringan
Nyeri
Pertahanan primer inadekuat
Resiko infeksi
Kontusio uteri
HPP
Deficit vol.cairan
CO menurun
Gangguan perfusi jaringan perifer
REFERENSI
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter%20II.pdf