You are on page 1of 32

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

TINDAKAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


PEMERIKSAAN TANDA TANDA VITAL
DI RSUD KABUPATEN BULELENG

OLEH :
KETUT WIDI SARI
XII KEPERAWATAN 2
1213

PROGRAM STUDI KEAHLIAN KEPERAWATAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK NEGERI 1 KUBUTAMBAHAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

i
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
TINDAKAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
PEMERIKSAAN TANDA TANDA VITAL
DI RSUD KABUPATEN BULELENG

Disusunsebagaisalahsatusyarat
UntukmenempuhUjianAkhirSekolahdanNasional

Oleh :
Ketut Widi Sari
Xii Keperawatan 2
1213

PROGRAM STUDI KEAHLIAN KEPERAWATAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK NEGERI 1 KUBUTAMBAHAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang disusun oleh :


Nama : Ketut Widi Sari
NIS : 1213
Kelas : XII KEPERAWATAN 2
Progam Studi Keahlian: KEPERAWATAN
Instansi : SMK Negeri 1 Kubutambahan
Tanggal Pelaksanaan : 29 Mei-25 Agustus
Yang berjudul :“Tindakan Kebutuhan Dasar Manusia
Pemeriksaan Tanda Tanda Vital Di RSUD
Kabupaten Buleleng”
Telah di Setujui dan di Sahkan pada,
Hari :
Tanggal :

PembimbingSekolah, PembimbingRumahSakit,

Ns. Made Sudiarmawan, S.kep Ns. Ketut Sudhiri,S. Kep


NIP :- NIP : 196908131990032006

KetuaPanitiaPrakrin, KabagDiklit RSUD Kab.Buleleng,

GedeSriawan, S.Pd I GustiAyuDewiriani, S.KM.,M.Kes


NIP : 197806152006041020 NIP : 196707131989032008

iii
PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan Laporan Praktek Kerja Industri ini kepada:


1. Kedua orang tua yang telah banyak memberi dorongan dan doa dalam
penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri (PRAKRIN) ini.
2. Seluruh guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Kubutambahan.
3. Seluruhkaryawandanperawat di RSUD KabupatenBuleleng
4. Semua teman di SMK Negeri 1 Kubutambahan yang telah memberikan
semangat, dukungan serta doa sehingga bisa melewati ini semua.

iv
RIWAYAT HIDUP

Nama : Ketut Widi Sari


Tempat Tanggal Lahir : Sangsit,31 Januari 2000
Jeniskelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Alamat : Giri Emas
Riwayat Pendidikan ;
(a) TK : 2005-2006 lulus
(b) SD : 2007-2012 lulus
(c) SMP : 2012-2015 lulus
(d) SMK : 2015 terdaftar sebagai siswa/siswi SMK 1 kubutambahan
Motto : “kegagalan itu selangkah dari keberhasilan.”

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, Karena berkat dan
rakhmat Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri ini
dengan baik. Laporan ini di buat dalam rangka sebagai bukti keterlibatan siswa
dalam kegiatan Praktik Kerja Industri (PRAKRIN) di RSUD Kabupaten Buleleng
serta sebagai acuan bahan evaluasi terkait kompetensi keahlian keperawatan atau
prasat yang telah di peroleh dan di pelajari selama melaksanakan PRAKRIN di
RSUD Kabupaten Buleleng.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada ;
1. Bapak dr. GedeWiartana,M.Kes selaku Direktur RSUD Kabupaten
Buleleng
2. Ibu I Gusti Ayu Dewi Ariani,S.Km,M.Kes Selaku kepala bagian diklit
RSUD Kabupaten Buleleng.
3. Bapak I Gede Sukanaya,S.Pd,M.Pd,Sebagai Kepala SMK Negeri 1
Kubutambahan
4. Bapak Gede Sriawan,S.PD,M.Pd.H Sebagai Ketua Praktik Kerja Industri
5. Bapak I Nyoman Agus Darmawan Bukian,S.Pd Sebagai Wakil Ketua
Panitia Praktik Kerja Industri
6. Ibu Ns. Ketut Sudhiri,S.Kep selaku pembimbing di RSUD Kabupaten
Buleleng
7. Bapak Ns. Made Sudiarmawan.S.Kep selaku pembimbing di Sekolah.
8. Seluruh Chinical Instruktur di masing-masing ruangan
9. Semua pihak yang membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja Indutri.

Penulis menyadari bahwa Laporan PRAKRIN ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

vi
penulis harapkan demi kesempurnaan pembuatan laporan ini khususnya terkait
pemahaman penulisdi bidang keperawatan.

Penulis

Ketut Widi Sari

DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………..i

vii
Halaman Pengesahan…………………………………………………………..ii
Persembahan…………………………………………………………………...iii
Riwayat Hidup………………………………………………………………….iv
Kata Pengantar…………………………………………………………………v
Daftar isi………………………………………………………………………..vii
Bab I :Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………..……………………………...1
1.2 Rumusan Masalah………….....…….……………………………2
1.3 Tujuan…………………..………………………………………...2
1.4 Manfaat……………………………………………..………….....2
1.5 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit..……………………………......3
1.6 Waktu Pelaksanaan Prakerin………………………………..…....6
1.7 Tampat Pelaksanaan……………………………………..…….....6
Bab II :Hasil Dan Pembahasan
2.1 Hasil
2.1.1 Kajian Teori Tanda Tanda Vital ……………..……………..8
2.2.2 Prosedur kerja sesuai teori…………………………………12
2.2.3 Prosedur kerja sesuai praktek lapangan…....………………16
2.2 Pembahasan
2.2.1 Perbedaan posedur kerja teori dan praktek lapangan………20
2.2.2 Prosedur kerja efektif dan efesien………………………….20
2.2.3 Masalah dan solusi……………………………..………….20
Bab III: Penutup
3.1 Kesimpulan…………………………………………..…………22
3.2 Saran…………………………………………………..………..23
DaftarPustaka
Lampira

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Dalam rangka program sekolah SMK N 1 KUBUTAMBAHAN, sekolah
mengadakan praktek kerja industri yang di ikuti oleh siswa/siswi keperawatan di
RSUD Kabupaten Buleleng.Praktek kerja industri di adakan pada tanggal 29 Mei
sampai 25 Agustus 2017. Siswa mendapatkan 11 periode, pada hari periode
pertama siswa/siswi dari kelompok 7 mendapat Ruang Transit, periode ke 2 di
Ruang Anggrek kelas II, periode ke 3 di Ruang Sandat, periode ke 4 di Ruang
Padma, periode ke 5 di Ruang Lely II, periode ke 6 di Ruang Kamboja, periode ke
7 di Ruang Jempiring, periode ke 8 di Ruang Lely I, periode ke 9 di Ruang
Sakura, periode ke 10 Cempaka, periode ke 11 Melati II. Pada periode bulan
kedua minggu kedua kelompok kita di ruang Kamboja beranggota 5 orang dari
tanggal 8 Juli sampai 15 Juli 2017 siswa mendapatkan tugas membuat laporan
akhir dari sekolah. Laporan yang dibuat mengenai pemeriksaan tanda-tanda vital
(TTV).
Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda – tanda vital
sangat dibutuhkan, karena dengan pemeriksaan tersebut kita dapat membuat
beberapa diagnosa tentang apa yang di alami pasien. Ada beberapa pemeriksaan
fisik diantaranya adalah pemeriksaan pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu dan
nyeri
Pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam
memantau kondisi pasien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi
respons terhadap intervensi yang diberikan. Data ini juga memberikan sebagian
keterangan pokok yang memungkinkan disusunnya rencana keperawatan.
Selanjutnya pengambilan tanda – tanda vital ini dilakukan dengan jarak waktu
pengambilan tergantung pada keadaan umum klien.

1
1.2 RumusanMasalah
1. Bagaiman prosedur pemeriksaan TTV?
2. Berapakah batasan normal setiap tanda – tanda vital (TTV)?

1.3 Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
Setelah mengikuti kegiatan praktek kerja industri, di harapkan mampu
memberikan pelayanan kebutuhan dasar manusia secara komprehensif dan
mampu melakukan komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga.Dan
mengetahui adanya perubahan sistem tubuh dan memantau perkembangan
kesehatan pasien.

1.3.2 TujuanKhusus
1. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan TTV sesuai teori di sekolah
2. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan TTV sesuai dengan
kenyataan di lapangan
3. Untuk mengetahui kesenjangan cara pengukuran TTV
4. Untuk mengetahui masalah dan solusi pemeriksaan TTV
5. Untuk mengetahui prosedur yang efektif dan efisien pemeriksaan TTV
6. Untuk mengetahui batasan normal setiap TTV.

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Sekolah
1. Untuk mengetahui prosedur yang lebih efektif saat melakukan prosedur
pemeriksaan TTV

2. Untuk mengetahui tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi klien

1.4.2 Untuk Rumah Sakit


1. Agar mengetahui tekanan darah pasien
2. Agar kita bisa mengetahui tekanan darah klien

1.5 Sejarah Berdirinya RSUD Kabupaten Buleleng

2
Kondisi UmumRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng
adalah rumah sakit pemerintah type B Non Pendidikan yang berdiri pada
lokasi strategis di jalan Ngurah Rai 31 Singaraja, ditengah kota dengan
mudah dijangkau dengan kendaraan umum serta berdekatan dengan
kawasan industri dan perumahan yang potensial. Rumah sakit Umum
Daerah Kabupaten Buleleng berdiri sejak tahun 1955 dan berdasarkan
Keputusan Bupati Buleleng No 445/405/hk/2009 tanggal 1 juli 2009
ditetapkan Status Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buleleng Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Dengan Bentuk BLUD, RSUD Kabupaten Buleleng merupakan rumah
sakit non for profit yang tidak mencari keuntungan dari pelayanan yang
diberikan. RSUD Kabupaten Buleleng berkapasitas 242 tempat tidur
dengan 13 ruang rawat inap. Jumlah tempat tidur akan dikembangkan
secara bertahap hingga memenuhi seluruh kapasitas yang direncanakan
sesuai dengan demand masyarakat. Ketersediaan tempat tidur ditunjang
dengan fasilitas penunjang yang memadai agar pelayanan bisa dilaksakan
secara optimal.RS Umum Daerah Kabupaten Buleleng telah bekerjasama
dengan beberapa BUMN dan Bank milik pemerintah seperti PDAM, BNI,
dan BPD.Kerjasama ini merupakan peluang menarik, karena secara
sigifikan RS Umum Daerah Kabupaten Buleleng memiliki captive market
yang bervariatif. Kondisi keuangan setiap tahunnya telah
memperlihatkan sinyal yang menggembirakan karena mampu
meningkatkan cost recovery, meskipun belum menunjukkan profit yang
diharapkan. Berdasar analisa pembiayaan diharapkan biaya operasional
akan semakin efisien sehingga mampu memperlihatkan profit yang
diharapkan.

Upaya pengembangan manajemen dititikberatkan kepada pembelajaran


dan pengembangan SDM, memperkuat proses bisnis internal, pendekatan
pelanggan dan efektifitas pengelolaan keuangan. Pendekatan ini

3
dimaksudkan agar dengan SDM yang berkompetensi tinggi mampu
meningkatkan kinerja keuangan secara bermakna.

SEJARAH
RSUD. Kab. Buleleng berdiri tahun 1955 di jalan Veteran No.1 Singaraja
(Kini Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng ) pada saat itu
digunakan sebagai RS Tentara dan juga untuk umum. Pada tahun 1959
RSUD Kabupaten Buleleng pindah ke jalan Ngurah Rai No. 30 sekaligus
menandai alih fungsi menjadi RSUD kelas C milik Depkes RI.
Berdasarkan keputusan Bupati Buleleng No. 511, tertanggal 22 September
1996 RSUD difungsikan sebagai uji coba menuju unit swadana.
Pada tanggal 20 Mei 1997, berdasarkan SK MenKes RI No 476/1997,
RSUD Kabupaten Buleleng ditetapkan sebagai RS type B Non
Pendidikan. Kemudian berdasarkan SK Bupati No 524 tanggal 8 Oktober
2003 menetapkan RSUD Kabupaten Buleleng sebagai unit Swadana dan
ditindak lanjuti dengan SK Bupati Buleleng No 61 tanggal 24 Maret 2004
tentang penetapan tarif Kelas II, I, Utama dan Madya Utama.
Berdasarkan Peraturan Bupati No. 589 tanggal 26 Desember 2006
ditetapkan Status Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buleleng Sebagai Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Bertahap. berdasarkan Keputusan Bupati Buleleng No
445/405/hk/2009 tanggal 1 juli 2009 ditetapkan Status Pengelolaan
Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng Sebagai
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

ISUE ISUE STRATEGIS(Strategic Issues)

4
* Dokter spesialis lengkap dari berbagai jenis keahlian, tenaga pendukung
secara kuantitas sudah memenuhi kebutuhan, namun kualitas tenaga
pendukung dan peralatan kedokteran masih belum memadai, merupakan
suatu hambatan yang dapat mempersulit pelayanan yang diberikan oleh
dokter.
* Bangunan RS baru dan berlokasi strategis merupakan peluang besar,
namun sistem manajerial dan pendanaan untuk pemeliharaan sarana
prasarana RS yang belum memadai, bisa menyebabkan terjadinya berbagai
keluhan yang tidak menguntungkan rumah sakit dan dapat memperlambat
pembentukan
* Mindsetmasyarakat pengguna semakin matang dan dewasa dalam hal
pelayanan kesehatan, pada sisi lain mindset karyawan dengan orientasi
terhadap pelanggan belum maksimal, sehingga ada kemungkinan
kemungkinan bisan terjadinya ketidak-puasan pelanggan berkaitan dengan
service yang diberikan berdasarkan mindset karyawan RSUD.
* Kontrak dengan berbagai perusahaan swasta, BUMN dan costumer
maintain belum terpupuk dengan baik dan pemasaran yang belum optimal,
sehinggga rumah sakit akan beresiko kehilangan captive market.
* Program JKBM yang akan dilaksanakan mulai awal tahun 2010, akan
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatanan rumah sakit, pada sisi lain dibutuhkan kesiapan manajemen
rumah sakit untuk penyediaan ruang rawat inap kelas III sehingga demand
masyarakat yang menigkat dapat terakomodasi oleh rumah sakit.
Alasan memberikan produk pelayanan rumah sakit kabupaten buleleng:
1. Menjawab tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan individu
yang sesuai standard pelayanan berdasarkan hasil kajian melalui studi
kelayakan di wilayah kabupaten Buleleng dan sekitarnya yang
memerlukan institusi pelayanan masyarakat dibidang rumah sakit.

5
2. Segmen pasar di semua lapisan, yang membutuhkan layanan yang
berkualitas standard nasional dan memenuhi persyaratan persyaratan
tertentu yang sesuai dengan ketentuan sistem asuransi kesehatan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan individu kepada masyakat yang
juga dapat menguntungkan semua stakeholder.

Keunikan Pelayanan pada pasien rumah sakit kabupaten buleleng:


1. Memberikan pelayanan dengan sentuhan budaya lokal.
2. Memberikan pelayanan kesehatan individu dengan pasien.
3. Menyediakan pelayanan rawat inap dengan tingkat privacy.
4. Menyediakan pelayanan CT scan (masih dalam perencanaan)

KEKAYAAN INTELEKTUAL

Hak Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng sampai saat ini
belum mempunyai hak paten kecuali logo Umum, mars dan hymne Rumah Sakit
Daerah Kabupaten BulelengMerek Dagang

1.6 Waktu Pelaksanaan Prakerin


Waktu praktek kerja industri dilaksanakan mulai tanggal 29 Mei 2017
sampai dengan tanggal 25 Agustus 2017. Setiap hari senin, selasa, rabu, kamis,
jumat, sabtu( sesuai jadwal dari pembimbing lapangan).

1.7 Tempat Pelaksanaan Prakerin


Tempat pelaksaan prakrin yaitu di RSUD Kabupaten Buleleng.Praktek
kerja industri di adakan pada tanggal 29 Mei sampai 25 Agustus 2017. Siswa
mendapatkan 11 periode, pada hari periode pertama siswa/siswi dari kelompok 7
mendapat Ruang Transit, periode ke 2 di Ruang Anggrek kelas II,

6
periode ke 3 di Ruang Sandat, periode ke 4 di Ruang Padma, periode ke 5 di
Ruang Lely II, periode ke 6 di Ruang Kamboja, periode ke 7 di Ruang Jempiring,
periode ke 8 di Ruang Lely I, periode ke 9 di Ruang Sakura, periode ke 10
Cempaka, periode ke 11 Melati II.

7
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil
2.1.1 Kajian teori Tanda Tanda Vital
Pemeriksaan Tanda-tanda vital atau Vital Signs merupakan pengukuran
fungsi tubuh yang paling dasar untuk mengetahui tanda klinis dan berguna untuk
menegakkan diagnosis suatu penyakit dan berfungsi dalam menentukan
perencanaan perawatan medis yang sesuai.

Tanda-tanda vital

Ada Empat tanda vital utama secara rutin di pantau oleh para medis dan penyedia
layanan kesehatan adalah Suhu tubuh, Denyut nadi, laju pernafasan dan Tekanan
darah. Vital Signs berguna dalam mendeteksi atau pemantauan masalah
medis.Pemeriksaan tanda vital dilakukan saat pertama kali anda mendapat
perawatan medis, dan apabila anda dicurigai menderita suatu penyakit serius
pemeriksaan vital Signs ini terus dilakukan secara berulang dan terus dievaluasi
untuk mengetahui perkembangan penyakit.

Selain oleh petugas medis mengukur tanda-tanda vital juga bisa anda lakukan di
rumah, asalkan anda memiliki peralatan dan mengetahui metode dan cara
mengukur tanda-tanda vital.

8
apalagi buat anda yang menderita penyakit Hypertensi sebaiknya anda belajar atau
meminta dokter anda untuk mengajari Cara pemeriksaan Vital Signs, sehingga
anda bisa melakukan kontrol tanda vital anda secara mandiri.
Jenis-jenis pengukuran Tanda vital.
1. Mengukur Suhu tubuh
Suhu tubuh normal seseorang bervariasi tergantung pada jenis kelamin, aktivitas
baru-baru ini, makanan atau konsumsi cairan, dan pada wanita, tahap siklus
menstruasi. Suhu tubuh normal dapat berkisar antara 36,5 derajat C - 37,2 derajat
C atau setara dengan 97,8 derajat F - 99 derajat F
Metode pengukuran vital signs Suhu tubuh seseorang dapat dilakukan melalui
salah satu cara berikut:
1. Melalui mulut. Suhu dapat diambil melalui mulut baik menggunakan
termometer kaca klasik, atau termometer digital yang lebih modern untuk
mengukur suhu tubuh.
2. Melalui Dubur. Suhu diukur pada dubur menggunakan termometer kaca /
digital cenderung 0,5-0,7 derajat F lebih tinggi daripada oral.

3. Melalui ketiak / Suhu aksila. Dapat diambil di bawah lengan


menggunakan termometer. Suhu yang diambil oleh jalur ini cenderung
0,3-0,4 derajat F lebih rendah dibandingkan suhu oral.

4. Di telinga. Sebuah termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu


gendang telinga, yang mencerminkan suhu inti tubuh (suhu organ
internal).

5. Di kulit. Sebuah termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu


kulit di dahi.

9
Perhatian : mengukur suhu tubuh pada anak-anak tidak dianjurkan dilakukan
melalui oral, karena beresiko terjadinya kecelakaan seperti pecahnya termometer
karena digigit oleh anak akibat kurangnya kesadaran anak-anak saat dilakukan
pengukuran suhu tubuh. terutama pada termometer kaca yang mengandung
merkuri, merkuri merupakan zat beracun yang menimbulkan ancaman bagi
kesehatan manusia Karena risiko pecah.

2.Pengukuran Denyut nadi

Denyut nadi adalah pengukuran denyut jantung, atau berapa kali jantung berdetak
per menit.dalam mendorong darah melalui arteri ke seluruh tubuh. Mengukur
denyut nadi tidak hanya berguna untuk mengukur detak jantung saja, tetapi juga
dapat menunjukkan Irama jantung dan Kekuatan pulsa

Denyut Nadi normal untuk orang dewasa sehat berkisar 60-100 denyut per
menit.Denyut nadi dapat meningkat dengan olahraga, penyakit, cedera, dan
emosi. Pemeriksaan tanda vital Denyut nadi yang biasa dilakukan pada arteri
radial pada pergelangan tangan, pada siku ( arteri brakialis ), di leher terhadap
arteri karotis, di belakang lutut ( arteri poplitea ), atau di kaki dorsalis pedis atau
arteri tibialis posterior . Denyut nadi biasanya diukur dengan menggunakan
stetoskop atau secara langsung menggunakan jari dengan menekan nadi
penderita selama 60 detik (atau selama 15 detik dan kemudian kalikan dengan
empat untuk menghitung denyut per menit)

3. Respirasi atau pernafasan

Tingkat Respirasi adalah jumlah pernapasan seseorang per menit.Tingkat biasanya


diukur ketika seseorang beristirahat dengan menghitung berapa kali dada
meningkat selama satu menit.pernafasan dapat meningkat karena demam atau
karena penyakit dan kondisi medis lainnya.

10
Ketika memeriksa pernapasan penting juga diperhatikan apakah seseorang
memiliki kesulitan bernapas. Pernafasan normal untuk orang dewasa sehat antara
12-20 kali per menit.

4. Tekanan darah

Tekanan darah diukur dengan alat pengukur tekanan darah yang disebut dengan
Tensimeter dan stetoskop, tekanan darah merupakan kekuatan darah mendorong
dinding arteri.Setiap kali jantung berdetak memompa darah melalui arteri ke
seluruh tubuh.tekanan darah normal seseorang dipengaruhi oleh usia, dan aktivitas
fisik yang dilakukan. karena itu pemeriksaan tekanan darah dilakukan ketika
beristirahat paling tidak sekitar 15 menit setelah melakukan suatu aktifvitas fisik.

Tekanan darah normal yaitu 120/80 MmHg. ukuran tekanan darah dibagi menjadi
dua yaitu sistolik dan Diastolik.Sistolik mengacu pada tekanan dalam arteri saat
jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh.sedangkan diastolik,
mengacu pada tekanan di dalam arteri saat jantung beristirahat dan mengisi
dengan darah. Pada bayi tekanan darah lebih rendah daripada orang dewasa.

Selain keempat tanda-tanda vitaldiatas, gambaran kondisi umum kesehatan


seseorang juga bisa diukur dengan tanda vital tambahan seperti tingkat nyeri yang
dialami penderita serta kadar gula darah juga bisa dijadikan ukuran untuk
menentukan derajat kesehatan. Artikel sebelumnya Pentingnya imunisasi dasar
pada anak.

11
2.1.2 Prosedur kerja sesuai teori
Pemeriksaan tanda-tanda vital
Persiapan alat :
1. Stetoskop
2. Sphygmomanometer dengan manset
3. Pena, pensil dan lembar kerja atau rekam medic
4. Jam tangan dengan jarum detik
5. Thermometer yg tepat (thermometer digital atau thermometer air raksa)
6. Tissu lembut
7. Kapas alkohol
8. Sarung tangan sekali pakai
Prosedur :
Tahap preinteraksi
1. Mengkaji kondisi klien, periksa catatan keperawatan dan catatan medic
klien (mengetahui ttv, diagnosa medik, terapi, hasil AGD, metode terapi
oksigen yg di gunakan, dan hal lain yg diperlukan)
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat-alat yang di perlukan
4. Mendekatkan alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam, panggilan klien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (jika belum saling kenal)
2. Menanyakan kondisi dan keluhan pasien
3. Menjelaskan tujuan, prosedur, lama prosedur, dan hal yg perlu dilakukan
klien.
4. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Tahap kerja
1. Menjaga privasi klien (minta pengunjung /penunggu untuk mencari posisi
yang sesui atau pasang sampira jika diperlukan)
2. Membawa alat ke dekat pasien kemudian pasang sampira
3. Cuci tangan kemudian kenakan alat pelindung diri (APD)

12
SUHU TUBUH
1. Membantu klien untuk duduk atau posisi terlentang, buka pakaian pada
salah satu lengan pasien
2. Membersihkan ketiak pasien dengan menggunakan tissu
3. Membersihkan thermometer, kemudian turunkan suhunya
4. Masukkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan
lengan ke bawah klien
5. Diamkan thermometer
a. Air raksa 5-10 menit
b. Digital sampai signal terdengar
6. Ambil thermometer dari ketiak pasien, kemudian baca hasilnya
7. Ambil thermometer dan lap memakai kassa dengan gerakan memutar dari
atas kearah reservoir dan buang kassanya
8. Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan ke skala awal
9. Bersihkan ketiak pasien dengan tisu atau kassa kering
10. Membantu klien merapikan bajunya

TEKANAN DARAH
1. Bantu klien pada posisi yg nyaman
a. Duduk dengan agak fleksi, lengan bawah disangga setinggi jantung
dan telapak tangan menghadap ke atas
b. Berbaring dengan posisi supine
2. Pastikan daerah fossa cubiti tidak tertutupi oleh lengan baju klien

3. Pasang manset sphygmomanometer


a. Manset dipasang setinggi letak jantung
b. Letakkan tepi bawah manset 2-3 cm (3jari ) di atas fossa cubiti
4. Pastikan menometer terlatak setinggi titik pandang mata. Pengamat harus
berada kurang dari 1 meter
5. Naikkan tekanan dalam manset sambil meraba arteri radialis sampai
denyut hilang, dan turunkan tekanan manset perlahan lahan sehingga
diperoleh tekanan darah systole
6. Turunkan kembali tekanan manset ke titik nol
7. Letakkan stetoskop pada arteri brachialis pada fossa cubiti dengan cermat
8. Naikkan tekanan manset 30 mmHg diatas tekanan systole
9. Turunkan tekanan dalam manset dengan kecepatan perhalan-lahan sambil
tentukan darah systole dan diastole
10. Ulangi pengukuran sekali lagi untuk mamastikan hasil yg di peroleh
11. Lepaskan manset dari lengan, lalu lipat manset dan simpan dengan benar

13
DENYUT NADI
1. Atur posisi yg nyaman pada pasien, duduk atau berbaring , bila berbaring,
letakkan tangan pasien menyilang dada. Bila duduk, tekuk sikunya
90derajat dan sangga lengan bawahnya di atas kursi atau tangan anda
2. Letakkan ujung dua jari pertama atau tiga jari tengah anda menetak
sepanjang searah radial
3. Beri tekanan ringan dan rileks di atas radius sehingga denyutan mudah di
palpasi
4. Bila nadi dapat diraba dengan teratur, hitung frekuensi nadi mulai dari nol
selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan dua. Bila ritme nadi tidak
teratur, hitung selama satu menit penuh.
5. Kaji keteraturan frekuensi distrimia
6. Tentukan kekuatan nadi. Perhatikan apakah nadi di raba dengan jari
menonjol,kuat,lemah atau cepat

RESPIRATION RATE
1. Letakkan lengan pasien pada posisi rileks menyilang abdomen atau dada
bagian bawahnya
2. Observasi siklus pernapasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali ekspirasi)
3. Sekali siklus pernapasan lengkap, perhatikan jarum jam penunjuk detik
dan mulai hitung frekuensi pernapasan selama satu menit ( untuk
bayi/anak hitung parnapasan selama satu menit penuh)
4. Selama menghitung, perhatikan apakan irama pernapasan dangkal,normal,
atau terjadi perubahan pola.

NYERI
1. Kaji skala nyeri pasien dengan menggunakan metode PQRST
2. Catat skala nyeri pasien
3. Jelaskan hasil pengukuran yg diperoleh kepada klien
4. Kembalikan posisi pasien ke posisi semula dan pastikan pasien dalam
posisi nyaman
5. Merapikan alat-alat
6. Cuci tangan

Tahap terminasi

14
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan balik positif
3. Berikan penjelasan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaporkan oleh
klien atau keluarga
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Bereskan alat-alat
6. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

2.1.3 Prosedur kerja sesuai praktik lapangan


Pemeriksaan tanda-tanda vital

Persiapan alat :

1. Stetoskop
2. Sphygmomanometer dengan manset
3. Pena, pensil dan lembar kerja atau rekam medic
4. Jam tangan dengan jarum detik
5. Thermometer yang tepat (thermometer digital atau thermometer air raksa)
6. Sarung tangan, masker
7. Kassa

Prosedur :
Tahap preinteraksi
1. Mengkaji kondisi pasien, periksa catatan keperawatan dan catatan medic
pasien (mengetahui ttv, diagnosa medic, terapi, hasil AGD, metode terapi
oksigen yg di gunakan, dan hal lain yg diperlukan)
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat yang di perlukan
4. Mendekatkan alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam panggilan pasien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (jika belum saling kenal)
2. Menanyakan kondisi dan keluhan pasien
3. Menjelaskan tujuan, prosedur, lama prosedur, dan hal yang perlu
dilakukan pasien

15
4. Berikan kesempatan pasien atau keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan.

Tahap kerja
1. Menjaga privasi pasien (minta pengunjung atau penunggu untuk mencari
posisi yang sesuai atau pasang sampira jika diperlukan )
2. Membawa alat kedekat pasien kemudian pasang sampira
3. Cuci tangan kemudian kenakan alat pelindung diri (APD)

SUHU
1. Membantu pasien untuk duduk atau posisi terlentang ,buka pakaian pada
salah satu lengan pasien
2. Membersihkan ketiak pasien dengan menggunakan kassa
3. Membersihkan thermometer, kemudian turunkan suhunya
4. Masukkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan
lengan ke bawah pasien
5. Diamkan thermometer
a. air raksa 5-10 menit
b. digital sampai signal terdengar
6. Ambil thermometer dari ketiak pasien kemudian baca hasilnya
7. Ambil thermometer dan lap memakai kassa dengan gerakan memutar dari
atas kearah reservoir dan buang kassa
8. Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan ke skala awal
9. Bersihkan ketiak pasien dengan tissu atau kassa kering
10. Membantu pasien merapikan bajunya
TEKANAN DARAH
1. Bantu pasien pada posisi yang nyaman
a. Duduk dengan agak fleksi, lengan bawah disangga setinggi jantung
dan telapak tangan menghadap ke atas
b. Berbaring dengan posisi supine
2. Pastikan daerah fossa cubiti tidak tertutupi oleh lengan baju klien

3. Pasang manset sphygmomanometer


a. Manset dipasang setinggi letak jantung

16
b. Letakkan tepi bawah manset 2-3 cm (3jari) di atas fossa cubiti
4. Pastikan menometer terletak setinggi titik pandang mata. Pengamat harus
berada kurang dari 1 meter
5. Letakkan stetoskop pada arteri brachialis pada fossa cubiti dengan cermat
6. Turunkan tekanan dalam manset dengan kecepatan perhalan-lahan sambil
tentukan darah systole dan diastole
7. Ulangi pengukuran sekali lagi untuk mamastikan hasil yang di peroleh
8. Lepaskan manset dari lengan, lalu lipat manset dan simpan dengan benar

DENYUT NADI
1. Atur posisi yang nyaman pada pasien, duduk atau berbaring, bila
berbaring, letakkan tangan pasien menyilang dada. Bila duduk, tekuk
sikunya 90 derajat dan sangga lengan bawahnya di atas kursi atau tangan
anda
2. Letakkan ujung dua jari pertama atau tiga jari tengah anda menetak
sepanjang searah radial
3. Beri tekanan ringan dan rileks di atas radius sehingga denyutan mudah di
palpasi
4. Bila nadi dapat diraba dengan teratur, hitung frekuensi nadi mulai dari nol
selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan 2. Bila ritme nadi tidak
teratur, hitung selama satu menit penuh.
RESPIRATION RATE
1. Letakkan lengan pasien pada posisi rileks menyilang abdomen atau dada
bagian bawahnya
2. Observasi siklus pernapasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali ekspirasi)

3. Sekali siklus pernapasan lengkap, perhatikan jarum jam penunjuk detik


dan mulai hitung frekuensi pernapasan selama satu menit (untuk bayi atau
anak hitung parnapasan selama satu menit penuh)
4. Selama menghitung, perhatikan apakan irama pernapasan dangkal,normal,
atau terjadi perubahan pola.
NYERI
1. Kaji skala nyeri pasien dengan menggunakan metode PQRST

17
2. Catat skala nyeri pasien
3. Jelaskan hasil pengukuran yang diperoleh kepada pasien
4. Kembalikan posisi pasien ke posisi semula dan pastikan pasien dalam
posisi nyaman
5. Merapikan alat-alat
6. Cuci tangan
Tahap terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien
2. Simpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan balik positif
3. Berikan penjelasan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaporkan oleh
klien atau keluarga
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Bereskan alat-alat
6. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

2.2 Pembahasan
2.2.1 Perbedaan prosedur kerja teori dan praktek lapangan
Perbedaannya antara lain:
1. Kenyataan di lapangan saat pemeriksaan TTV di ruang kamboja
pemeriksaan skala nyeri dilakukan tapi jarang menanyakan
penyebab nyeri, kualitas nyeri,waktu nyeri.
2. Kenyataan di lapangan saat mengukur suhu, thermometer dan
ketiak klien jarang di bersihkan menggunakan tissue.
3. Saat melakukan pemeriksaan tekanan darah jarang melakukan
palpasi (menaikkan tekanan dalam manset sambil meraba arteri

18
radialis sampai denyut hilang, turunkan tekanan manset dan
hasilnya di tambah 30 mmHg di atas tekanan darah systole)
4. Saat melakukan pemeriksaan denyut nadi jarang melakukan
pengkajian keteraturan frekuensi distritmia dan menentukan
kekuatan nadi

2.2.2 Prosedur kerja efektif dan efesien


Menurut penulis prosedur kerja yang paling efektif dan efisien
adalah prosedur kerja sesuai dengan kenyataan di lapangan.Karena
prosedur kerja sesuai kenyataan di lapangan lebih menghemat
waktu.Tetapi prosedur kerja sesuai dengan teori juga penting untuk
mengetahui kondisi atau keadaan pasien lebih jelas dan lengkap.

2.2.3 Masalah dan solusi


A. Masalah
Bagaimana solusi saat kedua tangan pasien tidak bisa di periksa
ttvnya karena fraktur ?

B. Solusi
Solusinya tensi pada bagian kaki, pasang manset pada bagian betis
lalu raba atau gunakan stetoskop pada nadi dorsalis pedis (di
punggung kaki)

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi, selama melaksanakan praktek kerja industri di RSUD Kab. Buleleng,
penulis bisa melakukan dan melaksanakan PRAKERIN dengan baik, tujuan yang
di inginkan atau yang di harapkan untuk mencapai 6 dasar keperawatan yang
tertera dalam buku panduan praktek kerja industri dari sekolah bisa di capai
seluruhnya, penulis dapat melaksanakan prakerin dengan baik sesuai dengan tertib
yang telah di tentukan. Prakerin yang di laksanakan oleh SMK NEGERI 1
KUBUTAMBAHAN memiliki tujuan khusus yaitu :
1. Melakukan tindakan kebutuhan dasar manusia mengkaji Tanda Tanda
Vital (TTV) kepada pasien yang efektif dan efisien dengan mengikuti

20
prosedur SPO sesuai di lapangan namun tidak lupa juga mengikuti
prosedur yang ada di sekolah.
2. Mengetahui tindakan dan solusi dari tindakan kebutuhan dasar
manusia mengkaji Tanda Tanda Vital (TTV), masalah dari tindakan
Tanda Tanda Vital (TTV) yaitu jika pasien tidak mengikuti praktek
gangguan rasa aman (TTV) yang teratur maka pasien akan tidak
nyaman dan kondisi pasien tidak sesuai dengan kondisi yang di
harapkan. Dan solusi dari mengkaji Tanda Tanda Vital yaitu,
memberikan kenyamanan kepada pasien yang dengan mengukur
Tanda Tanda Vital yang di dapat. Tindakan yang tepat untuk pasien
yang sesuai dengam tujuan keperawatan dapat tercapai sehingga
mendapat kepuasan kepada pasien.

3.2 Saran
3.2.1 Untuk Sekolah
Dalam melakukan prakrin selanjutnya laporan kegiatan harian atau
setiap prasat di isi target pencapaian agar siswa lebih bersemangat untuk mengejar
target pencapaian.

3.2.2 Untuk Rumah Sakit


Saran saya untuk RSUD Kab.Buleleng, sebaiknya pada saat
melakukan Tanda Tanda Vital kita selalu memastikan apakah tekanan darah, suhu,
nadi, dan respirasi pasien normal apa tidak dan slalu menyesuaikan dengan
kondisi pasien.

3.2.3 Untuk Pembimbing

21
Untuk pembimbing mohon datang lebih sering dan kontrak waktu
sebelum datang agar siswa dapat menyiapkan laporan – laporan yang harus di
periksa oleh ibu bapak pembimbing.

3.2.4 Untuk Siswa


Semoga siswa/siswi tetap disiplin dalam melakukan praktik kerja
industri dengan baik dan sopan

DAFTAR PUSTAKA

Buku pedoman praktik kerja industri tahun pelajaran 2016-2017


Depkes RI.1994. Prosedur Perawatan Dasar. Jakarta
Kuliah iskandar.blogspot.co.id/2014/01/pemeriksaan-tanda-tanda-vital.html
Yuni Kusmiati. 2010. Keterampilan dasar praktik klinik keperawatan.
Yogyakarta. Fitramaya

22
LAMPIRAN-LAMPIRAN

23
24

You might also like