You are on page 1of 11

CASE PATOLOGI

EPISKLERITIS NODULER

OLEH : KARINA S A

NIM : 03006135

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

RUMAH SAKIT MARZOEKI MAHDI BOGOR


STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : laki laki

Umur : 52 tahun

Alamat : cilendek

Pendidikan : SD – Tamat

Pekerjaan : kurir

Status : Nikah

Suku Bangsa : Jawa

Tanggal Periksa : 16 juli 2012

No. RM :-

ANAMNESIS

1. Keluhan Utama :
Mata merah dan mengganjal pada mata sebelah kiri.

1. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan mata merah dan mengganjal pada mata sebelah kiri.
Dirasakan sejak ± 4 hari yang lalu, agak cekot- cekot (+), kering (+), agak sedikit
silau jika terkena cahaya langsung (+), gatal (-), perih (+), , kotoran/ belekan (-). Pasin
menyangkal adanya penurunan/ gangguan kemampuan melihat jauh dan dekat.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Reumatoid artritis (disangkal), Lupus (disangkal), (disangkal), colitis (disangkal).


1. Riwayat Penyakit Keluarga :
Penyakit serupa (-), DM (-), HT (-).

1. Riwayat Pengobatan :
(-)
1. Riwayat Kebiasaan :
Sering kucek- kucek mata (+).

STATUS GENERALIS

Kesadaran : compos mentis (GCS 456)

Vital sign :

Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/ menit

Pernafasan : 18 x/ menit Suhu : 36,4 0C

Status Lokalis

OD OS

Palpebra :

Skuama - -

Edema - -

Luka robek - -

Konjungtiva :

Warna Jenih Jernih

Injeksi - episklera

Pigmen - -

Penebalan - -
Benda asing - -

Sekret - -

Edema - -

Kornea :

Jernih + +

Benda asing - -

Infiltrat - -

Sikatriks - -

Arcus senilis - -

Striae - -

COA :

Isi Normal Normal

Volume Normal Normal

Iris :

Warna Coklat Coklat

Kripta + +

Pupil :

Besar ± 3 mm ± 3 mm

Warna Hitam Hitam

RCL / RCTL +/+ +/+

Posisi Ortoposisi Ortoposisi

IOL - -

Lensa : Jernih Jernih

Gerak Bola Mata :


Visus : 1,0 1,0

A. PEMERIKSAAN KOREKSI VISUS

VOD : 1,0

VOS : 1,0

DIAGNOSIS

Working diagnosis : OS Episkleritis noduler

Differential Diagnosis : -

PENATALAKSANAAN

Planning Therapy :

▪ OS tetes mata kortikosteroid.


▪ A non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID), seperti flurbiprofen.
▪ Steroid eye drops, seperti dexamethasone.
▪ Bila curiga adanya penyakit yang mendasari episkleritis maka sebaiknya di
konsultasikan ke bagian masing- masing.

PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad Functionam : dubia ad bonam

Ad Sanationam : dubia ad bonam


BAB II

PENDAHULUAN

Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar. Jaringan ini padat
dan berwarna putih serta bersambungan dengan kornea di sebelah anterior dan
duramater nervus optikus di belakang. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh
sebuah lapisan tipis dari jaringan elastik halus, episklera yang mengandung banyak
pembuluh darah yang memasuk sklera .

Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera. Sklera terdiri dari serat-serat
jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera dibungkus oleh
episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah
untuk memberi makan sklera. Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh
konjungtiva.

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

GAMBARAN KLINIS

Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar. Jaringan ini padat
dan berwarna putih serta bersambungan dengan kornea di sebelah anterior dan
duramater nervus optikus di belakang. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh
sebuah lapisan tipis dari jaringan elastik halus, episklera yang mengandung banyak
pembuluh darah yang memasuk sklera .

Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera. Sklera terdiri dari serat-serat
jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera dibungkus oleh
episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah
untuk memberi makan sklera. Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh
konjungtiva.
DEFINISI DAN KLASIFIKASI EPISKLERITIS

Episkleritis adalah suatu kondisi yang relatif umum yang dapat mempengaruhi pada
satu atau kedua mata. Episcleritis terjadi pada perempuan lebih banyak daripada laki-
laki dan paling sering terjadi antara usia 40 dan 50 tahun.

Ada dua jenis episkleritis.

▪ Episcleritis simple. Ini adalah jenis yang paling umum dari episkleritis. Peradangan
biasanya ringan dan terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung selama sekitar
tujuh sampai 10 hari dan akan hilang sepenuhnya setelah dua sampai tiga
minggu. Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi tersebut, biasanya
setiap satu sampai tiga bulan. Penyebabnya seringkali tidak diketahui.
▪ Episkleritis nodular. Hal ini sering lebih menyakitkan daripada episkleritis simple
dan berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu bagian
mata saja dan mungkin terdapat suatu daerah penonjolan atau benjolan pada
permukaan mata. Ini sering berkaitan dengan kondisi kesehatan, seperti
rheumatoid arthritis, colitis dan lupus.

GEJALA

Gejala episkleritis meliputi:

▪ sakit mata dengan rasa nyeri atau sensasi terbakar


▪ Mata merah pada bagian putih mata
▪ Kepekaan terhadap cahaya
▪ Tidak mempengaruhi visus
Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien mungkin memiliki satu atau lebih
benjolan kecil atau benjolan pada daerah putih mata. Pasien mungkin merasakan
bahwa benjolan tersebut dapat bergerak di permukaan bola mata.

PENYEBAB

Hingga sekarang para dokter masih belum dapat mengetahui penyebab pasti dari
episkleritis. Namun, ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang selalu berhubungan
dengan terjadinya episkleritis. Kondisi- kondisi tersebut adalah penyakit yang
mempengaruhi tulang, tulang rawan, tendon atau jaringan ikat lain dari tubuh, seperti:
▪ rheumatoid arthritis
▪ ankylosing spondylitis
▪ lupus (systemic lupus erythematosus)
▪ inflammatory bowel diseases seperti Crohn’s disease and ulcerative colitis
▪ gout
▪ bacterial atau viral infection seperti Lyme disease, syphilis atau herpes zoster
▪ beberapa penyakit lain yang kurang umum, penyebab episkleritis termasuk jenis
kanker tertentu, penyakit kulit, gangguan defisiensi imun dan, yang pasling
jarang berhubungan adalah gigitan serangga.

PATOFISIOLOGI

Sebuah kondisi peradangan jinak mata eksternal, episkleritis paling sering terjadi pada
orang dewasa muda. Perempuan tampaknya akan terpengaruh sedikit lebih sering
dibandingkan pria. Kelainan ini idiopatik pada sebagian besar kasus, namun dalam
kasus tertentu mungkin ada hubungan dengan beberapa penyakit sistemik yang
mendasari seperti rheumatoid arthritis, poliarteritis nodosa, lupus eritematosus
sistemik, penyakit radang usus, sarkoidosis, granulomatosis Wegener, asam urat,
herpes zoster atau sifilis.

DIAGNOSIS

Dokter umum atau dokter spesialis mata akan menanyakan beberapa gejala-gejala
yang dialami pasien dan akan melakukan pemeriksaan pada mata pasien. Dokter juga
mungkin akan mempertanyakan mengenai riwayat kesehatan pasien.

Para dokter juga dapat melakukan beberapa tes lebih lanjut, seperti tes darah, untuk
mengetahui apakah episkleritis terkait dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Jika kondisi pasien sangat parah atau tidak berespon dengan pengobatan, seorang
dokter umum mungkin akan merujuk pasien ke dokter spesialis mata.
PROGNOSIS

Prognosis akhirnya baik karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2
minggu, dan tidak akan mempengaruhi visus.

TERAPI

Episkleritis biasanya akan hilang sendiri dalam waktu sekitar 10 hari dan biasanya
tidak memerlukan pengobatan apapun.

Air mata buatan (misalnya hypromellose) dapat berguna dalam menghilangkan gejala
mata kering.

Jika gejala semakin parah atau bertahan lama, dokter mungkin akan meresepkan
beberapa obat berikut:

▪ A non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID), seperti flurbiprofen. Obat ini


akan membantu meredakan nyeri dan bengkak dan mengurangi peradangan.
▪ Steroid eye drops, seperti dexamethasone. Obat ini akan membantu untuk
mengurangi peradangan dan mempercepat pemulihan pasien. Namun, ada
beberapa risiko terkait dengan penggunaan tetes mata steroid, sehingga pasien
perlu dipantau ketat oleh dokter.
Setiap penemuan kondisi kesehatan yang mendasari terjadinya episkleritis juga
memerlukan pengobatan. Pasien mungkin akan dirujuk ke spesialis lain seperti
rheumatologist (seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam mengidentifikasi dan
mengobati kondisi yang mempengaruhi sistem muskuloskeletal, terutama sendi dan
jaringan sekitarnya) untuk pengobatan.

KOMPLIKASI

Sebuah komplikasi episkleritis yang mungkin terjadi adalah iritis. Sekitar satu dari 10
orang dengan episkleritis akan berkembang ke arah iritis ringan.
BAB IV

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera. Sklera terdiri dari serat-serat
jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera dibungkus oleh
episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah
untuk memberi makan sklera. Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh
konjungtiva.

Kelainan ini idiopatik pada sebagian besar kasus, namun dalam kasus tertentu
mungkin ada hubungan dengan beberapa penyakit sistemik yang mendasari seperti
rheumatoid arthritis, poliarteritis nodosa, lupus eritematosus sistemik, penyakit radang
usus, sarkoidosis, granulomatosis Wegener, asam urat, herpes zoster atau sifilis.

Prognosis akhirnya baik karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2
minggu, dan tidak akan mempengaruhi visus.

SARAN

Pemberian KIE kepada masyarakat awam mengenai episkleritis dan penanganannya


perlu dilakukan untuk menghindarkan terjadinya komplikasi yang tidak dininginkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S., 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
2. Ilyas S., 2008. Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
3. PERDAMI. 2006. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum & Mahasiswa
Kedokteran, PERDAMI.
4. Doctorologi.net (http://doctorology.net/?p=340)
5. Abu Abdillah Hasyim bin Akbar, STRUKTUR BOLA MATA – EPISKLERA.

You might also like