You are on page 1of 17

Jurnal Kesehatan Volume VII No.

2/2014

MANAJEMEN MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL


(MAKP) TIM DALAM PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT

Nur Hidayah*
*Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Abstrak

Pelayanan kesehatan menjadi fokus tuntutan masyarakat pada umumnya, baik


pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu, mutu pelayanan kesehatan menjadi alasan per-
tama bagi pasien dan keluarga dalam memilih rumah sakit. Salah satu upaya dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan yakni dengan peningkatan kualitas pelayanan keperawa-
tan dengan memberikan rasa tanggung jawab yang lebih tinggi pada perawat sehingga ter-
jadi peningkatan kinerja kerja dan kepuasan pasien. Pelayanan keperawatan ini diaplikasi-
kan melalui penerapan model asuhan keperawatan profesional atau MAKP karena kepuasan
pasien ditentukan salah satunya dengan pelayanan keperawatan yang optimal.
Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit. Hasil analisis menun-
jukkan bahwa Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) berbanding lurus dengan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta kepuasan pasien di Rumah Sakit.

Kata kunci : Model asuhan keperawatan professional, kepuasan pasien

PENDAHULUAN yanan keperawatan. (Depkes RI, 1994)

R
umah sakit sebagai salah satu Salah satu bentuk pelayanan
bentuk organisasi pelayanan keperawatan dalam rangka meningkatkan
kesehatan yang memberikan kualitas pelayanan adalah memberikan ra-
pelayanan kesehatan yang komprehensif sa tanggung jawab perawat yang lebih
mencakup aspek promotif, preventif, kurat- tinggi sehingga terjadi peningkatan kinerja
if dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan kerja dan kepuasan pasien. Pelayanan
masyarakat, sering kali mengalami perma- keperawatan ini akan lebih memuaskan
salahan yang menyangkut tentang ketid- tentunya dengan penerapan model asuhan
akpuasan masyarakat terhadap mutu pela- keperawatan professional atau MAKP ka-
yanan rumah sakit yang dianggap kurang rena kepuasan pasien ditentukan salah
memadai atau memuaskan. Dalam rangka satunya dengan pelayanan keperawatan
menjaga dan meningkatkan mutu pela- yang optimal (Fisbach, 1991).
yanan, maka salah satu aspek yang perlu Hubungan yang baik antara pasien
mendapat perhatian adalah kualitas pela- dan perawat dapat dilakukan apabila men-

410
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…

erapkan suatu model asuhan keperawatan untuk mengetahui konsep tingkat kepuasan
yang baik. Dengan demikian, maka pela- pasien.
yanan pasien menjadi sempurna sehingga PEMBAHASAN
dapat meningkatkan kepuasan pasien sela- Model Asuhan Keperawatan Profesional
ma di rumah sakit. Asuhan keperawatan Model Asuhan Keperawatan Profe-
yang rendah menyebabkan mutu pelayanan sional adalah sebagai suatu sistem
keperawatan juga menurun dan akhirnya (struktur, proses dan nilai- nilai) yang
memicu ketidakpuasan pasien, hal yang memungkinkan perawat profesional
demikian akan terus menerus berulang jika mengatur pemberian asuhan keperawatan
tidak segera diatasi. termasuk lingkungan untuk menopang
Menurut Azwar (1996) pasien mera- pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
sa kurang puas terhadap pelayanan Woods, 1996 dalam Hamid, 2001).
keperawatan karena pelayanan tersebut Dasar pertimbangan pemilihan Model
tidak optimal. Dalam penerapan model Asuhan Keperawatan Profesional
asuhan keperawatan profesional, apabila (MAKP).
tanggung jawab atau peran perawat baik Katz, Jacquilile (1998) mengidentifi-
dalam hal dokumentasi, timbang terima, kasikan 8 model pemberian asuhan
supervisi, dan sentralisasi obat tidak dijal- keperawatan, tetapi model yang umum dil-
ankan dengan baik, yang berarti menunjuk- akukan di rumah sakit adalah Keperawatan
kan kinerja kerja perawat juga menurun Tim dan Keperawatan Primer. Karena se-
(Nursalam, 2002). Kepuasan pasien akan tiap perubahan akan berdampak terhadap
tercapai bila diperoleh hasil yang optimal suatu stress, maka perlu mempertim-
bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan bangkan 6 unsur utama dalam penentuan
memperhatikan pasien dan keluarganya, pemilihan metode pemberian asuhan
ada perhatian terhadap keluhan, kondisi keperawatan (Tomey,Mariner 1996) yaitu :
lingkungan fisik dan tanggap kepada kebu- 1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
tuhan pasien (Anna, 2001). 2. Dapat diterapkan proses keperawa-
Tujuan dari tulisan ini yaitu untuk tan dalam asuhan keperawatan.
mengetahui manajemen model asuhan 3. Efisien dan efektif penggunaan
keperawatan profesional dalam pening- biaya.
katan kepuasan pasien di rumah sakit. 4. Terpenuhinya kepuasan klien,
Tujuan khususnya yaitu untuk mengetahui keluarga dan masyarakat.
jenis-jenis model asuhan keperawatan 5. Kepuasan kinerja perawat.
profesional yang diterapkan di rumah sakit,

411
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

Jenis Model Asuhan Keperawatan Profe- erti isolasi, intensive care.Metode ini ber-
sional ( MAKP) dasarkan pendekatan holistik dari filosofi
Menurut Kron.T & Gray (1997) ada keperawatan. Perawat bertanggung jawab
4 metode pemberian asuhan keperawatan terhadap asuhan dan observasi pada pasien
profesional yang sudah ada dan akan terus tertentu (Nursalam, 2002).
dikembangkan di masa depan dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional
menghadapi tren pelayanan keperawatan, (MAKP) Primer
yaitu: Menurut Gillies (1989) perawat yang
Model Asuhan Keperawatan Profesional menggunakan metode keperawatan primer
(MAKP) Fungsional dalam pemberian asuhan keperawatan
Model fungsional dilaksanakan oleh disebut perawat primer (primary nurse).
perawat dalam pengelolaan asuhan Pada metode keperawatan primer terdapat
keperawatan sebagai pilihan utama pada kontinutas keperawatan dan bersifat kom-
saat perang dunia kedua. Pada saat itu ka- prehensif serta dapat dipertanggung jawab-
rena masih terbatasnya jumlah dan kemam- kan, setiap perawat primer biasanya
puan perawat maka setiap perawat hanya mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung
melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawa- jawab selama 24 jam selama klien dirawat
tan kepada semua pasien di bangsal. Model dirumah sakit. Perawat primer ber-
ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi tanggung jawab untuk mengadakan komu-
keperawatan, perawat melaksanakan tugas nikasi dan koordinasi dalam merencanakan
( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal asuhan keperawatan dan juga akan mem-
kegiatan yang ada (Nursalam, 2002). buat rencana pulang klien jika diperlukan.
Model Asuhan Keperawatan Profesional Jika perawat primer sedang tidak bertu-
(MAKP) Kasus gas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan
Setiap perawat ditugaskan untuk me- kepada perawat lain (associate nurse).
layani seluruh kebutuhan pasien saat ia di- Metode penugasan dimana satu orang
nas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang perawat bertanggung jawab penuh selama
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada 24 jam terhadap asuhan keperawatan
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh pasien mulai dari pasien masuk sampai
orang yang sama pada hari berikutnya. keluar rumah sakit. Mendorong praktik
Metode penugasan kasus biasa diterapkan kemandirian perawat, ada kejelasan antara
satu pasien satu perawat, dan hal ini si pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
umumnya dilaksanakan untuk perawat Metode primer ini ditandai dengan adanya
privat atau untuk keperawatan khusus sep- keterkaitan kuat dan terus menerus antara

412
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…

pasien dan perawat yang ditugaskan untuk gota tim. Sedangkan Kelemahannya yakni
merencanakan, melakukan dan koordinasi komunikasi antar anggota tim terbentuk
keperawatan selama pasien dirawat. terutama dalam bentuk konferensi tim,
Model Asuhan Keperawatan Profesional yang biasanya membutuhkan waktu di-
(MAKP) Tim mana sulit untuk melaksanakan pada wak-
Metode tim merupakan suatu metode tu-waktu sibuk. (Nursalam, 2002)
pemberian asuhan keperawatan dimana Penentuan Model Asuhan Keperawatan
seorang perawat profesional memimpin Profesional (MAKP)
sekelompok tenaga keperawatan dalam Pada penerapan MAKP harus mam-
memberikan asuhan keperawatankelompok pu memberikan asuhan keperawatan profe-
klien melalui upaya kooperatif dan kola- sional dan untuk itu diperlukan penataan 3
buratif ( Potter, Patricia 1993). Model tim komponen utama:
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap Ketenagaan
anggota kelompok mempunyai kontribusi Saat ini jumlah dan jenis tenaga
dalam merencanakan dan memberikan keperawatan kurang mampu untuk mem-
asuhan keperawatan sehingga timbul moti- beri asuhan keperawatan yang profesional.
vasi dan rasa tanggung jawab perawat yang Hal ini terlihat dari komposisi tenaga yang
tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan ada mayoritas lulusan SPK. Disamping itu
keperawatan meningkat. jumlah tenaga keperawatan ruang rawat
Metode ini menggunakan tim yang tidak ditentukan berdasarkan derajat
terdiri dari anggota yang berbeda- beda ketergantungan klien. Pada suatu pela-
dalam memberikan asuhan keperawatan yanan profesional jumlah tenaga yang di-
terhadap sekelompok pasien. Perawat ru- perlukan tergantung pada jumlah klien dan
angan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group derajat ketergantungan klien. Menurut
yang terdiri dari tenaga professional, Douglas (1984) klasifikasi derajat
tehnikal dan pembantu dalam satu grup ketergantungan klien dibagi 3 kategori yai-
kecil yang saling membantu. Dalam pen- tu : perawat minimal memerlukan waktu 1
erapannya ada kelebihan dan kelema- -2 jam/ 24 jam, perawatan intermediet
hannya. Kelebihannya yakni memung- memrlukan waktu 3 – 4 jam/ 24 jam ,
kinkan pelayanan keperawatan yang me- perawatan maksimal atau total memer-
nyeluruh, mendukung pelaksanakaan pros- lukan waktu 5 – 6 jam/ 24 jam. Dalam
es keperawatan, memungkinkan komu- penelitian Douglas (1975) dalam Su-
nikasi antar tim sehingga konflik mudah priyanto (2003) tentang jumlah tenaga
diatasi dan memberi kepuasan kepada ang- perawat di rumah sakit, di dapatkan jumlah

413
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

yang dibutuhkan pada pagi, sore dan mal- oleh keluarga diserahkan kepada perawat
am tergantung pada tingkat ketergantungan dengan menerima lembar serah terima
pasien. obat. Perawat menuliskan nama pasien,
Metode pemberian asuhan keperawatan register, jenis obat, jumlah dan sediaan
Terdapat 4 metode pemberian asuhan dalam kartu kontrol dan diketahui oleh
keperawatan yaitu metode fungisonal, keluarga / klien dalam buku masuk obat.
metode kasus, metode tim dan metode Keluarga atau klien selanjutnya mendapat-
keperawatan primer (Gillies, 1989). Dari kan penjelasan kapan/ bilamana obat terse-
keempat metode ini, metode yang paling but akan habis. Obat yang telah diserahkan
memungkinkan pemberian pelayanan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
profesional adalah metode tim dan primer. kotak obat.
Dalam hal ini adanya sentralisasi obat, tim- Pengelolaan obat tidak penuh ( desentrali-
bang terima, ronde keperawatan dan super- sasi)
visi (Nursalam, 2002) Obat yang telah diambil oleh keluar-
Sentralisasi Obat ga diserahkan pada perawat, Obat yang
Kontroling terhadap penggunaan dan diserahkan dicatat dalam buku masuk obat,
konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat menyerahkan kartu pemberian
perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/ obat kepada keluarga / pasien, lalu
alur yang sistematis sehingga penggunaan melakukan penyuluhan tentang rute pem-
obat benar – benar dapat dikontrol oleh berian obat, waktu pemberian, tujuan, efek
perawat sehingga resiko kerugian baik samping, perawat menyerahkan kembali
secara materiil maupun secara non material obat pada keluarga / pasien dan menan-
dapat dieliminir. datangani lembar penyuluhan.
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh Dalam pemberian obat perawat tetap
( sentralisasi) melakukan kontroling terhadap pemberian
Tehnik pengelolaan obat kontrol obat. dicek apakah ada efek samping, pen-
penuh ( sentralisasi) adalah pengelolaan gecekan setiap pagi hari untuk menentukan
obat dimana seluruh obat yang akan diberi- obat benar – benar diminum sesuai dosis.
kan pada pasien diserahkan sepenuhnya Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan
pada perawat. Pengeluaran dan pembagian perhitungan diklarifikasi dengan keluarga.
obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Dalam penambahan obat dicatat dalam bu-
Keluarga wajib mengetahui dan ikut ku masuk obat. Penyuluhan obat khusus
serta mengontrol penggunaan obat. Obat diberikan oleh perawat primer.
yang telah diresepkan dan telah diambil

414
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…

Timbang Terima Ronde Keperawatan


Suatu cara dalam menyampaikan dan Suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menerima sesuatu ( laporan ) yang berkai- mengatasi masalah keperawatan klien
tan dengan keadaan klien.Tujuannya : yang dilaksanakan oleh perawat,
1. Menyampaikan kondisi atau keadaan disamping pasien dilibatkan untuk memba-
secara umum klien. has dan melaksanakan asuhan keperawatan
2. Menyampaikan hal penting yang per- akan tetapi pada kasus tertentu harus dil-
lu ditindaklanjuti oleh dinas beri- akukan oleh perawat primer atau konselor,
kutnya. kepala ruangan, perawat assosciate yang
3. Tersusun rencana kerja untuk dinas perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
berikutnya. Tujuannya :
Adapun langkah – langkahnya yak- 1. Menumbuhkan cara berpikir secara
ni : kritis.
1. Kedua shif dalam keadaan siap 2. Menumbuhkan pemikiran tentang
2. Shif yang akan menyerahkan perlu tindakan keperawatan yang berasal
mempersiapkan hal apa yang akan dari masalah klien.
disampaikan. 3. Meningkatkan validitas data klien.
3. Perawat primer menaympaikan kepa- 4. Menilai kemampuan justifikasi.
da penanggung jawab shif yang se- 5. Meningkatkan kemampuan dalam
lanjutnya meliputi ; kondisi, tindak menilai hasil kerja.
lanjut, rencana kerja. 6. Meningkatkan kemampuan untuk
4. Dilakukan dengan jelas dan tidak memodifikasi rencana perawatan.
terburu – buru. Pelaksanaan
5. Secara langsung melihat keadaan 1. Penetapan kasus minimal 1 hari
klien. sebelum waktu pelaksanaan ronde.
Hal yang bersifat khusus dan memer- 2. Pemberian inform consent kepada
lukan perincian yang lengkap dicatat klien/ keluarga.
secara khusus untuk kemudian diserahkan 3. Penjelasan tentang klien oleh
kepada perawat jaga berikutnya. perawat primer dalam hal ini pen-
Hal yang perlu diberitahukan dalam jelasan difokuskan pada masalah
timbang terima: identitas dan diagnosa keperawatan dan rencana tindakan
medis, masalah keperawatan, tindakan yang akan atau telah dilaksanakan
yang sudah dan belum dilakukan, interven- dan memilih prioritas yang perlu
si didiskusikan.

415
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

4. Diskusikan antar anggota tim tentang hari (Sudarsono, 2000).


kasus tersebut. Adapun manfaat dan tujuan supervisi
5. Pemberian justifikasi oleh perawat (Nurrachmah , 2008) :
primer atau perawat konselor/ kepala Supervisi dapat meningkatkan efek-
ruangan tentang masalah klien serta tifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja
tindakan yang akan dilakukan. ini erat hubungannya dengan peningkatan
6. Tindakan keperawatan pada masalah pengetahuan dan keterampilan bawahan,
prioritas yang telah dan yang akan serta makin terbinanya hubungan dan sua-
ditetapkan. sana kerja yang lebih harmonis antara ata-
7. Pasca ronde perawat mendiskusikan san dan bawahan.
hasil temuan dan tindakan pada klien Supervisi dapat lebih meningkatkan
tersebut serta menetapkan tindakan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja
yang perlu dilakukan. (Nursalam, ini erat kaitannya dengan makin berku-
2002) rangnya kesalahan yang dilakukan bawa-
Supervisi han, sehingga pemakaian sumber daya
Secara umum yang dimaksud dengan (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia
supervisi adalah melakukan pengamatan akan dapat dicegah.
secara langsung dan berkala oleh atasan Apabila kedua peningkatan ini dapat
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh diwujudkan, sama artinya dengan telah
bawahan untuk kemudian apabila tercapainya tujuan suatu organisasi.
ditemukan masalah, segera diberikan pe- Tujuan pokok dari supervisi ialah menja-
tunjuk atau bantuan yang bersifat langsung min pelaksanaan berbagai kegiatan yang
guna mengatasinya (Azwar, 1996). Wijono telah direncanakan secara benar dan tepat,
(1999) menyatakan bahwa supervisi adalah dalam arti lebih efektif dan efesien, se-
salah satu bagian proses atau kegiatan dari hingga tujuan yang telah ditetapkan organ-
fungsi pengawasan dan pengendalian isasi dapat dicapai dengan memuaskan
(controlling). (Suarli & Bachtiar, 2008).
Berdasarkan beberapa pengertian ter- Dokumentasi Asuhan keperawatan
sebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan Dokumentasi keperawatan merupa-
supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang kan unsur penting dalam sistem pelayanan
terencana seorang manajer melalui aktifitas kesehatan. Karena adanya dokumentasi
bimbingan, pengarahan, observasi, motiva- yang baik informasi mengenai keadaan
si dan evaluasi pada stafnya dalam kesehatan pasien dapat diketahui secara
melaksanakan kegiatan atau tugas sehari- berkesinambungan. Disamping itu doku-

416
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…

mentasi merupakan dokumen legal tentang Manajemen Asuhan Keperawatan


pemberian asuhan keperawatan. Secara Manajemen pada proses keperawatan
lebih spesifik dokumentasi berfungsi se- mencakup manajemen pada berbagai tahap
bagi sarana komunikasi antar profesi dalam keperawatan. Pengkajian merupa-
kesehatan, sumber data untuk pemberian kan langkah awal dalam keperawatan yang
asuhan keperawatan, sumber data untuk mengharuskan perawat setempat mungkin
penelitian, sebagai bukti pertanggungjawa- mendata pengalaman masa lalu pasien,
ban dan pertanggunggugatan asuhan pengetahuan yang dimilki, perasaan, dan
keperawatan, dan sarana untuk pemantauan harapan kesehatan di masa datang.
asuhan keperawatan. Dokumentasi dibuat Pengkajian
berdasarkan pemecahan masalah pasien. Pengkajian ini meliputi proses
Dokumentasi berdasarkan pemecahan ma- pengumpulan data, memvalidasi, dan
salah terdiri dari format pengkajian, menginterpretasikan informasi tentang
rencana keperawatan, catatan tindakan pasien sebagai individu yang unik.
keperawatan dan catatan perkembangan Diagnosa keperawatan
pasien. Diagnosis merupakan tahap pengam-
Pada model PKP juga terdapat for- bilan keputusan profesional dengan
mat dokumentasi seperti disebutkan diatas, menganalisis data yang telah dikumpulkan.
namun pada model ini dikembangkan Keputusan yang diambil dapat berupa ru-
standar rencana keperawatan berdasarkan musan diagnosis keperawatan, yaitu re-
literatur. Penetapan standar rencana spon biopsikososio spiritual terhadap ma-
keperawatan ini diharapkan dapat membu- salah kesehatan aktual maupun potensial.
at efisiensi waktu bagi perawat. Proses diagnosis mencakup penge-
Catatan tindakan keperawatan juga lompokan data analisis, dan merumuskan
dibuat lebih spesifik untuk memungkinkan diagnosis. Diagnosis keperawatan ada
pendokumentasian semua tindakan yang bersifat aktual, potensial, dan posi-
keperawatan. Catatan perkembangan bel. Perawat yang akan merumuskan diag-
pasien juga dilakukan setiap hari yang ber- nosis keperawatan harus mempunyai
tujuan menilai tingkat perkembangan pengetahuan luas tentang fisiologi-
pasien. Rencana keperawatan dan catatan patologi, area masalah keperawatan, serta
perkembangan pasien dilakukan oleh PP kemampuan secara objektif dan kritis. Di-
dan catatan tindakan dilakukan oleh PP agnosis keperawatan yang telah dirumus-
dan PA atau sesuai perannya masing- mas- kan harus dimasukkan dalam daftar masa-
ing.(Al-Assaf, 2009) lah keperawatan klien dan ditandatangani

417
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

oleh perawat yang bersangkutan. impinan yang meyakinkan bahwa pasien


Intervensi benar-benar menerima asuhan yang diper-
Perencanaan keperawatan yang dibu- lukan setiap waktu, dan dengan cara seper-
at setelah perawat mampu memformu- ti yang diinginkan. Rencana asuhan
lasikan diagnosis keperawatan. Perawat keperawatan adalah daftar instruksi dokter
memilih metode khusus dan memilih dan kegiatan rutin, biasanya mencakup
sekumpulan tindakan alternatif untuk me- pengobatan, obat-obatan, serta instruksi
nolong pasien mempertahankan kesejah- keperawatan. Sedangkan untuk interaksi
traan yang optimal. Semua kegiatan keperawatan, biasanya disebut rencana
keperawatan harus menggunakan sumber- asuhan keperawatan.
sumber yang tersedia melalui penetapan Evaluasi
tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Evaluasi adalah langkah kelima da-
Implementasi lam proses keperawatan. Evaluasi merupa-
Implementasi keperawatan merupa- kan pertimbangan sistematis dan standar
kan langkah berikutnya dalam proses adri tujuan yang dipilih sebenarnya,
keperawatan. Semua kegiatan yang dibandingkan dengan penerapan praktik
digunakan dalam memberikan asuhan yang aktual dan tingkat asuhan yang
keperawatan pada pasien harus direncan- diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan
kan untuk menunjang tujuan pengobatan yang diberikan hanya dapat dibuat jika
medis, dan memenuhi tujuan rencana tujuan yang diidentifikasiakn sebelumnya
keperawatan. cukup realistis dan dapat dicapai oleh
Implementasi rencana asuhan perawat, pasien, dan keluarga.
keperawatan berarti perawat mengarahkan, Kelima langkah dalam proses
menolong, mengobservasi dan mendidik keperawatan ini dilakukan terus-menerus
semua personil keperawatan dan pasien, oleh perawat, melalui metode penugasan
termasuk evaluasi perilaku dan pendidikan, yang telah ditetapkan olehpara manajer
merupakan supervisi keperawatan yang keperawatan sebelumnya. Para manajer
penting. keperawatan (terutama manajer tingkat
Perawat profesional harus bawah) terlibat dalam proses manajerial
menggunakan semua teknik manajemen, yang melibatkan berbagai fungsi mana-
yang salah satunya adalah supervisi.selain jemen, dalam rangka memengaruhi dan
itu, untuk membantu staf memberikan menggerakkan bawahan. Hal itu dilakukan
asuhan keperawatan dengan baik, perawat agar mampu memberikan asuha keperawa-
harus mampu menggunakan sikap kepem- tan yang memadai, dengan kode etik dan

418
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…

standar praktik keperawatan (Yayan dan luas, namun penerapannya tidaklah semu-
Suarli, 2010). dah yang diperkirakan. Masalah pokok
Konsep Dasar Kepuasan Pasien yang ditemukan ialah karena kepuasan ter-
Kepuasan atau ketidakpuasan pelang- sebut bersifat subyektif. Tiap orang, ter-
gan adalah respon pelanggan terhadap gantung dari latar belakang yang dimiliki,
evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirasi dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang
yang dirasakan antara harapan sebelumnya berbeda untuk satu mutu pelayanan
dan kinerja actual yang dirasakan setelah kesehatan yang sama. Di samping itu, ser-
memakainya (Tse dan Wilson,1998). Ko- ing pula ditemukan pelayanan kesehatan
tler (1994) mendasarkan bahwa kepuasan yang sekalipun dinilai telah memuaskan
pelanggan adalah tingkat perasaan pasien, namun ketika ditinjau dari kode
seseorang setelah membandingkan kinerja etik serta standar pelayanan profesi, kiner-
yang dirasakan dibandingkan dengan hara- janya tetap tidak terpenuhi (Supranto,
pannya. (dalam Ali Zaidin, 2001) 2001)
Tingkat kepuasan pasien merupakan Untuk mengukur sejauhmana kinerja
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang itu berjalan dan mencapai hasil yang di-
dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja harapkan , dapat diukur dengan hal- hal
dibawah harapan, maka pelanggan akan berikut ini:
kecewa. Bila kinerja melebihi harapan , Survei kepuasan pasien
pelanggan akan sangat puas. sedangkan Dengan pemberian kuesioner, seperti
mutu pelayanan kesehatan adalah pela- survai kepuasan pasien.
yanan kesehatan yang dapat memuaskan Kesan pasien
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan Kesan yang diterima saat konsultasi
yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata- biaya, konsultasi medik dan pertemuan
rata serata penyelenggaraannya sesuai khusus denga pasien.
dengan standart dan kode etik profesi Laporan
(Azrul Azwar, 1996). Mutu pelayanan Laporan dari pasien, lewat dokter,
kesehatan menunjuk pada tingkat kesem- perawat, Koran, kenalan dan tokoh
purnaan pelayanan kesehatan dalam men- masyarakat. ( Boy S., 2004)
imbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Aspek yang terkait dengan kepuasan
Makin sempurna kepuasan tersebut, makin pasien ada 4 jenis seperti berikut ini:
baik pula mutu pelayanan kesehatan. 1. Aspek kenyamanan
Sekalipun pengertian mutu yang terkait 2. Aspek hubungan pasien dengan staf
dengan kepusan ini telah diterima secara rumah sakit.

419
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

3. Aspek kompetensi 2. Hubungan dokter atau perawat dan


4. Aspek biaya pasien
Tanggung jawab perawat dalam penera- Kenyamanan dan pelayanan yang
pan MAKP Tim menyangkut pada sarana dan prasarana
Menurut Douglas, asuhan keperawa- dari rumah sakit.
tan yang sudah direncanakan dengan baik Kebebasan dalam melakukan pili-
akan menimbulkan motivasi dan rasa han.
tanggung jawab perawat yang tinggi se- Pengetahuan dan kompetisi teknis
hingga akan membuat mutu asuhan yang merupakan prinsip pokok standar pe-
keperawatan meningkat, yang tentunya layanan.
akan membuat pasien merasa mendapatkan Efektifitas pelayanan
kepuasan. Tanggung jawab perawat harus Kepuasan yang mengacu pada pen-
dijalankan dengan maksimal dan teliti, se- erapan semua persaratan pelayanan meli-
hingga perlu adanya motivasi dari atasan puti :
supaya pelaksanaan tanggung jawab 1. Ketersediaan pelayanan
perawat tersebut berjalan dengan baik. Se- 2. Kewajaran pelayanan.
makin baik tanggung jawab perawat se- 3. Kesinambungan pelayanan.
makin tinggi pula asuhan keperawatan 4. Penerimaan pelayanan.
yang diberikan terutama dalam pelaksa- 5. Ketercapaian pelayanan.
naan Model Asuhan Keperawatan Profe- Terkait dengan pemberian pelayanan
sional Tim (Nursalam, 2002) keperawatan untuk meningkatkan kepua-
Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit san pasien di rumah sakit, Allah SWT ber-
Menurut Gerson (2002) bahwa firman dalam Al-Qur’an surat An-Nahl
kepuasan pasien akan tercapai bila di- ayat 90:
ْ ّ ‫إِ َّن‬
peroleh hasil yang optimal bagi setiap ‫اإلحْ َسا ِن‬ ِ ‫ّللاَ ٌَأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َو‬
pasien dan pelayanan kesehatan memper- ‫َوإٌِتَاء ِذي ْالقُرْ بَى َوٌَ ْنهَى َع ِه ْالفَحْ شَاء‬
hatikan pasien dan keluarganya, ada per- َ‫َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغ ًِ ٌَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َر َّكرُون‬
hatian terhadap keluhan, kondisi ling- ﴾٠ٓ﴿
kungan fisik dan tanggap kepada kebu- Terjemahnya :
tuhan pasien. Secara umum, kepuasan ter- “Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) Berlaku adil dan berbuat keba-
hadap mutu pelayanan keperawatan dapat
jikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat : Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia mem-
1. Kepuasan yang mengacu pada kode
beri pengajaran kepadamu agar kamu
etik dan standar pelayanan. dapat mengambil pelajaran”13

420
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…

Ayat di atas menunjukkan bahwa se- jawab kepala ruangan yang baik dilakukan
bagai sesame muslim, kita dianjurkan un- dalam hal perencanaan, pengorganisasian,
tuk senantiasa berbuat baik dan adil kepada pengarahan, dan pengawasan. Perencanaan
siapa pun, demikian halnya dalam mem- disini yaitu mengatur dan mengendalikan
berikan asuhan keperawatan terhadap asuhan keperawatan, pengorganisasian
pasien di rumah sakit. Perawat hendaknya disini dalam hal mengendalikan tenaga
memberikan asuhan keperawatan profes- keperawatan, pengarahan dalam hal
sional sehingga dapat meningkatkan meningkatkan kolaburasi antar tim, se-
kepuasan pasien terhadap pelayanan dangkan untuk pengawasan dalam hal su-
keperawatan yang diberikan. pervisi kepada setiap anggota perawatan
Hubungan Tanggung Jawab Perawat da- yang bekerja di ruangan tersebut. Semakin
lam penerapan MAKP baik tanggung jawab kepala ruangan
Hubungan antara tanggung jawab kepala (perencanaan, pengorganisasian, pengara-
ruangan dengan kepuasan pasien. han, dan pengawasan) dijalankan, maka
Tanggung Jawab Kepala Ruangan kepuasan pasien semakin tinggi pula.
mempunyai hubungan yang sangat kuat (Soeroso, 2003)
dengan Kepuasan Pasien. Kepuasan dirasa- Hubungan antara tanggung jawab ketua
kan pasien dari tanggung jawab kepala ru- tim dengan kepuasan pasien
angan dalam hal perencanaan, pengorgan- Semakin baik tanggung jawab ketua
isasian, pengarahan dan pengawasan. Se- tim semakin tinggi kepuasan pasien yang
makin baik tanggung jawab kepala ruangan dirasakan. Menurut Kron & Gray (1987)
semakin tinggi kepuasan pasien yang bahwa peran ketua tim dalam penerapan
dirasakan. model asuhan keperawatan profesional
Menurut Kron & Gray (1987) bahwa Tim ini sangat penting dan besar terutama
peran kepala ruangan dalam penerapan dalam mengunakan tehnik kepemimpinan,
model asuhan keperawatan profesional sehingga melalui rasa tanggung jawab
Tim ini sangat penting artinya, sehingga yang tinggi membuat mutu asuhan
melalui rasa tanggung jawab yang tinggi keperawatan meningkat dan tentunya
membuat mutu asuhan keperawatan mengakibatkan kepuasan pasien tinggi.
meningkat dan tentunya mengakibatkan Mutu asuhan keperawatan yang baik
kepuasan pasien bertambah. apabila semua tugas yang dilimpahkan
Mutu asuhan keperawatan yang baik dapat dijalankan dengan baik Tanggung
apabila semua tugas yang dilimpahkan jawab ketua tim dalam perencanaan, eval-
dapat dijalankan dengan baik Tanggung uasi, mengetahui kondisi pasien, menilai

421
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

tingkat kebutuhan pasien, mengembangkan berkaitan dengan keadaan, sehingga


kemampuan anggota dan menyelengarakan dengan adanya laporan yang secara rutin
konferensi. Semakin baik tanggung jawab membuat pelaksanaan keperawatan men-
ketua tim dijalankan, maka kepuasan jadi maksimal, yang tentunya akan mem-
pasien semakin tinggi pula. buat pasien merasa dilayani dengan baik
Hubungan antara tanggung jawab anggota dan membuat pasien puas
tim dengan kepuasan pasien Saat ini pelaksanaan timbang terima
Semakin baik tanggung jawab ang- di rumah sakit masih kurang optimal. Ku-
gota tim semakin tinggi kepuasan pasien rang optimalnya pelaksanaan timbang
yang dirasakan. Menurut Kron & Gray terima dipengaruhi banyak faktor antara
(1987) bahwa peran anggota tim dalam lain karena pada waktu timbang terima
penerapan model asuhan keperawatan masalah pasien yang disampaikan kurang
profesional Tim ini sangat penting dan be- terfokus, rencana kegiatan yang akan dil-
sar terutama dalam hal pelaksanaan kegitan akukan selanjutnya, belum adanya diskusi
keperawatan dan menghargai kepemimpi- saat akan melaksanakan timbang terima
nan dari ketua tim, sehingga melalui rasa dan juga belum adanya penulisan laporan
tanggung jawab yang tinggi membuat mutu timbang terima. Apabila timbang terima
asuhan keperawatan meningkat dan ten- yang diterapkan kurang terfokus pada ma-
tunya mengakibatkan kepuasan pasien ber- salah pasien maka asuhan keperawatan
tambah. yang diberikan juga tidak maksimal, se-
Mutu asuhan keperawatan yang baik hingga mempengaruhi kepuasan pasien.
apabila semua tugas yang dilimpahkan Karena semakin baik pelaksanaan timbang
dapat dijalankan dengan baik. Tanggung terima semakin tinggi kepuasan pasien
jawab anggota tim disini dalam hal mem- yang dirasakan.
berikan asuhan keperawatan, kerjasama Hubungan antara pelaksanaan sentrali-
dengan anggota tim lain, dan memberikan sasi obat dengan kepuasan pasien
laporan. Semakin baik tanggung jawab Menurut Nursalam (2002) bahwa
anggota tim dijalankan, maka kepuasan kontroling terhadap penggunaan dan kon-
pasien semakin tinggi pula. sumsi obat, sebagai salah satu peran
Hubungan antara pelaksanaan timbang perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/
terima dengan kepuasan pasien. alur yang sistematis sehingga penggunaan
Menurut Nursalam (2002) bahwa obat benar – benar dapat dikontrol oleh
timbang terima merupakan cara menyam- perawat sehingga resiko kerugian baik
paikan dan menerima suatu laporan yang

422
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…

secara materiil maupun secara non material ber data untuk pemberian asuhan
dapat dieliminir. keperawatan, sumber data untuk
Berjalannya sentralisasi obat dengan penelitian, sebagai bukti pertanggungjawa-
optimal memberikan asuhan keperawatan ban dan pertanggunggugatan asuhan
yang diberikan kepada pasien menjadi keperawatan, dan sarana untuk peman-
lebih baik. Mutu asuhan yang baik akan tauan asuhan keperawatan.
memberikan kepuasan pasien menjadi Dokumentasi keperawatan mempu-
meningkat. Penyediaan obat yang di sen- nyai hubungan yang sangat kuat terhadap
tralkan di keperawatan akan membuat kepuasan pasien. Tetapi pelaksanaannya
pasien merasa lebih mudah untuk dalam taraf kurang, masih belum berjalan
mendapatkan obat tanpa harus mencari dengan optimal. Pelaksanaan dokumentasi
sendiri, dan hal ini menurunkan juga biaya keperawatan pada tingkat rendah atau ku-
pengobatan karena obat yang disediakan rang optimal biasanya dipengarahui ban-
sesuai dengan jumlah yang diperlukan. yak faktor diantaranya kurang penge-
Pengecekan obat yang dilakukan secara tahuan perawat terhadap dokumentasi
teliti dan setiap pagi dilakukan oleh keperawatan yang baik, manfaat dokumen-
perawat yang bertugas. Sehingga membuat tasi keperawatan, dan tidak adanya moti-
pelaksanaan sentralisasi obat semakin baik vasi dari atasan. Padahal untuk menerap-
pula pelaksanaan MAKP Tim dan akan kan Model Asuhan Keperawatan Profe-
membuat kepuasan pasien semakin tinggi. sional Tim perlu adanya dokumentasi
Hubungan antara pelaksanaan dokumen- keperawatan yang baik, seperti semakin
tasi keperawatan dengan kepuasan pasien baik pelaksanaan dokumentasi keperawa-
Menurut Ali Zaidin (2001) bahwa tan semakin baik pula pelaksanaan MAKP
dokumentasi keperawatan merupakan un- Tim.
sur penting dalam sistem pelayanan Karena apabila hal ini berlanjut
kesehatan. Karena adanya dokumentasi maka mempengaruhi mutu asuhan
yang baik informasi mengenai keadaan keperawatan menjadi kurang baik, yang
kesehatan pasien dapat diketahui secara berakibat terhadap menurunnya kepuasan
berkesinambungan. pasien rendah. Semakin baik dalam pen-
Disamping itu dokumentasi merupa- gisian dokumentasi keperawatan akan
kan dokumen legal tentang pemberian membuat perencanaan keperawatan men-
asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik jadi lebih baik dan kepuasan pasien
dokumentasi berfungsi sebagai sarana meningkat. (Al-Assaf,2009)
komunikasi antar profesi kesehatan, sum-

423
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

Hubungan antara pelaksanaan supervisi PENUTUP


dengan kepuasan pasien Kesimpulan
Menurut Nursalam (2002) bahwa su- Tanggung jawab perawat dalam pen-
pervisi merupakan suatu proses pemberian erapan MAKP Tim mempunyai hubungan
sumber – sumber yang dibutuhkan perawat yang sangat kuat terhadap kepuasan
untuk menyelesaikan tugas – tugas dalam pasien. Semakin baik tanggung jawab
mencapai tujuan organisasi, dimana staf perawat semakin tinggi pula kepuasan
akan termotivasi apabila mereka menerima pasien. Tanggung jawab kepala ruangan
sebagai suatu tantangan, oleh karena itu berhubungan sangat kuat dengan kepuasan
perlu perhatian dan bimbingan khusus da- pasien. Semakin baik tanggung jawab
lam membantu staf untuk menyelasaikan kepala ruangan semakin tinggi kepuasan
tugas yang dilimpahkan. pasien. Tanggung jawab ketua tim berhub-
Terdapat hubungan yang sangat kuat ungan sangat kuat dengan kepuasan
antara pelaksanaan supervisi dengan pasien. Melalui rasa tanggung jawab ketua
kepuasan pasien, Dengan berjalannya su- tim yang tinggi membuat mutu asuhan
pervisi dengan baik maka memberikan keperawatan meningkat dan tentunya
dampak kepada kepuasan pasien semakin mengakibatkan tingginya kepuasan pasien.
tinggi. Tingginya kepuasan pasien tersebut Tanggung jawab anggota tim berhubungan
dikarenakan setiap permasalahan yang sangat kuat dengan kepuasan pasien.
dihadapi pasien dapat dipecahkan oleh Tanggung jawab anggota tim dijalankan
perawat, sehingga pasien merasa terpuas- dengan baik akan memberikan dampak
kan. Maka itu semakin baik pelaksanaan kepada kepuasan pasien semakin mening-
supervisi semakin tinggi pula kepuasan kat pula. Model Asuhan Keperawatan
pasien. Supervisi yang mustinya sudah dil- Profesional(MAKP) berbanding lurus
akukan adalah pengawasan dilakukan dengan peningkatan mutu pelayanan
secara langsung maupun tidak langsung, kesehatan serta kepuasan pasien di Rumah
mengecek dokumentasi keperawatan, men- Sakit. Dalam pelaksanaan Model Asuhan
cari pemecahan masalah, memantau hasil Keperawatan Profesional Tim kegiatan
solusi, dan memberikan umpan balik kepa- yang mutlak dan harus dilakukan serta dit-
da anggota. Hal ini sebagai upaya untuk erapkan dengan baik di Rumah Sakit yakni
mengoptimalkan penerapan Model Asuhan supervisi, timbang terima, sentralisasi obat
Keperawatan Profesional Tim. dan dokumentasi keperawatan yang baik.
Semakin baik pelaksanaan ke empat
kegiatan tersebut maka akan semakin baik

424
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…

pula pelaksanaan MAKP Tim dan tentunya pelatihan khusus, seminar dokumentasi
akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan untuk perawat dan perlu eval-
kesehatan serta memberikan kepuasan pa- uasi secara berkala mulai dari 1 minggu
da pasien dalam pelayanan keperawatan di sekali sampai 1 bulan sekali.
Rumah Sakit
Saran DAFTAR PUSTAKA
Tanggung jawab kepala ruangan, Al-Assaf, A.F.2009. Mutu Pelayanan
tanggung jawab ketua tim, dan tanggung Kesehatan Perspektif Internasional.
Jakarta : EGC
jawab anggota tim di Rumah sakit terhadap
Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar
pasien perlu ditingkatkan terus menerus Keperawatan Profesional. Jakarta :
dan harus dipertahankan selamanya. Widya Medika
Anna, B. (2001). Seminar Nasional Model
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan
Keperawatan Profesional Mana-
mengadakan penyegaran setiap 6 bulan jemen Ruangan. Malang
sekali. Rawat inap Rumah sakit perlu Azwar, S. (1996). Menjaga Mutu Pela-
yanan Kesehatan. Pustaka Sinar
memperhatikan dan mengevaluasi metode
Harapan. Jakarta
pemberian asuhan keperawatan secara tim Boy, S. (2004). Pemasaran Rumah Sakit.
serta apakah perawat dalam melaksanakan Konsursium Rumah Sakit Islam
sentralisasi obat untuk memenuhi / Jateng – DIY. Yogyakarta
Depkes, RI. (1994). Standar Asuhan
membantu kebutuhan diri pasien terhadap Keperawatan. Direktorat Rumah Sa-
penyediaan obat sudah dapat diandalkan kit Umum dan Pendidikan. Dirjen
sehingga dapat mempertahankan dan terus Pelayanan Medik. Jakarta.
Fiscbach, Documentating Care : Commu-
menerus meningkatkan kualitas pelayanan.
nication, The Nursing Process and
Kegitan tersebut dapat dilakukan setiap 1 Documentation Standards, F A Da-
bulan sekali. Pelaksanaan timbang terima vis Company, Philadelphia, 1991
Gilles, Dee Ann, Manajemen Keperawa-
di Rumah Sakit perlu lebih difokuskan
tan Suatu Pendekatan Sistem, Edisi
kepada masalah pasien. Sehingga untuk Kedua, (Alih Bahasa : Drs. Dika
mencapainya perlu pelatihan timbang Sukmana dkk), W.B. Saunders Com-
pany, Philadelphia, 1989.
terima dan kemudian diadakan evaluasi
Gerson, R.F. (2002). Mengukur Kepuasan
setiap 1 bulan sekali. Pelaksanaan doku- Pelanggan. PPM. Jakarta
mentasi keperawatan di beberapa Rumah Hamid, A.Y.S., 2001. Peran Profesi
Sakit masih jauh dari sempurna banyak Keperawatan Dalam Meningkatkan
Tangung Jawab Perawat Untuk
sekali yang mengisi formulir askep dengan
Memberikan Asuhan Keperawatan
tidak mengacu kepada relevan, lengkap Profesional Sehubungan Dengan
dan valid. Sehingga hal ini perlu adanya Undang-Undang Konsumen. 005/

425
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

BS/PPNI. Soeroso, S., 2003. Manajemen Sumber


Katz, Jacquelile M. “Managing Quality A Daya Manusia Di Rumah Sakit
Guide to System-Wide Performance Sukmarini, L. (1999). Mekanisme
Management in Health Care"Mosby Kerja Tim Keperawatan Di Ruang
Year Book, 1998. Model Praktek keperawatan Profe-
Kron,T. & Gray, A. (1987). The mana- sional (MPKP) Irna B Lt. IV Kanan
jemen of patient care putting leader- RSUPN- Cipto Mangunkusumo.
ship skill to work, sixth edition. Phil- Jurnal Keperawatan Indone-
adelphia : W.B Saunders Company sia.Volume II,6(222-228).
Nurachmah, E. (1998). Program Supriyanto, dkk. (2003). Analisis Kepua-
Evaluasi Model Praktek Keperawa- san dan Harapan Pelanggan Dalam
tan Profesional. Jurnal Keperawatan Rangka Peningkatan Kelas Utama
Indonesia.Volume II Rumah Sakit Panti Rahayu Pur-
Nursalam, 2002. Manajemen Keperawa- wodadi – Grobogan. Jurnal Admin-
tan ; Aplikasi Dalam Praktek istrasi Kebijakan Kesehatan. Vol-
Keperawatan Profesional, Salem- ume 1
ba Medika, Jakarta Susilowati (1999). Makalah seminar Rela-
Potter dan Perry. 2005. Fundamental tionship Marketing untuk Rumah Sa-
Keperawatan. Jakarta : EGC kit. Pusat Manajemen Pelayanan
Potter, Patricia A., RN. MSN et al, Funda- Kesehatan FK-Universitas Gajah
mental of Nursing, Concept, Process Mada. Yogyakarta
& Practice, Third Edition, Mosby Tomey, Ann Marriner,“Guide To Nursing
Year Book, St. Louis, 1993 Management and Leadership" Mos-
Priharjo, R. (2000). Praktik Keperawatan by-Year Book, Inc, 1996
Profesional. EGC. Jakarta Wijono, D. (1999). Manajemen Mutu Pe-
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Mana- layanan Kesehatan. Airlangga Uni-
jemen Keperawatan. Jakarta : Er- versity Press. Surabaya
langga
Sudarsono, R. (2000). Berbagai model
praktek keperawatan professional di
Rumah Sakit. Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Jakarta

426

You might also like