You are on page 1of 6

Laporan Mineral Emas

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Rahayuti
Xi Geologi Pertambangan
Smkn 1 Mandau
Tp. 2017/2018

Mineral emas Page 1


BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (aurum) dan
nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek mengkilap,
kuning berat. Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin,
fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di
bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode isonya adalah xau.
Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu 1000 derjat celcius. Emas merupakan logam
yang bersifat lunak dan mudah di tempa kekerasannya berkisar antara 2,5 -3 skala
mohs, serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang
berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan
(gangue minerals). Mineral ikutan tersebut tersebut umumnya kuarsa, karbonat,
turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga
berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas
terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas
dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain
dari emas native, hanya kandungan perak didalamnya > 20%

2. tujuan
- untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang unsur auru (Au) dalam kehidupan
sehari-hari
- untuk mengetahui

Mineral emas Page 2


BAB II
DASAR TEORI

Pengetahuan tentang mineralogi emas sangat diperlukan dalam memahami teknologi


pengolahan emas. Mineralogi dari batuan (bijih) emas perlu diketahui sebelum
menentukan teknologi pengolahan yang akan diterapkan. Sehingga resiko kegagalan
akibat salah memilih suatu teknologi pengolahan yang tidak sesuai dengan kondisi
mineralogi bijih emas yang sedang dikerjakan dapat dihindari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan emas dalam pengolahan emas adalah :


1. Mineral-mineral pembawa emas
2. Mineral-mineral induk
3. Asosiasi mineral pembawa emas dengan mineral induk
4. Ukuran butiran mineral emas
1. Mineral Pembawa Emas

Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals).
Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah
kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum,
emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang,
antimon, dan selenium.

Emas native merupakan mineral emas yang paling umum ditemukan di alam.
Sedangkan elektrum, keberadaannya di alam menempati urutan kedua. Mineral-mineral
pembawa emas lainnya jarang atau bahkan langka.

Emas native mengandung perak antara 8 - 10%, tetapi biasanya kandungan tersebut
lebih tinggi, dan kadang-kadang mengandung sedikit tembaga atau besi. Oleh
karenanya, warna emas native bervariasi dari kuning emas, kuning muda, sampai
keperak-perakan, bahkan berwarna merah oranye. Berat jenis emas native bervariasi

Mineral emas Page 3


antara 19,3 (emas murni) sampai 15,6 tergantung pada kandungan peraknya. Bila berat
jenisnya 17,6 maka kandungan peraknya sebesar 6%, dan bila berat jenisnya 16,9
kandungan peraknya sebesar 13,2%.

Sementara itu elektrum adalah jenis lain dari emas native yang mengandung perak di
atas 18%. Dengan kandungan perak yang lebih tinggi, warna elektrum bervariasi antara
kuning pucat sampai warna perak kekuning-kuningan. Berat jenisnyapun bervariasi
antara 15,5 - 12,5. Bila kandungan emas dan perak berbanding 1 : 1 berarti kandungan
peraknya 36%, dan bila perbandingannya 2,5 : 1 berarti kandungan peraknya 18%.

2. Mineral Induk
Emas berasosiasi dengan kebanyakan mineral-mineral yang biasanya membentuk
batuan. Emas biasanya berasosiasi dengan sulfida (mineral yang mengandung
sulfur/belerang). Pyrite merupakan mineral induk yang paling umum. Emas ditemukan
dalam pyrite sebagai emas nativ dan elektrum dalam berbagai bentuk dan ukuran, yang
tergantung pada kadar emas dalam bijih dan karakteristik lainnya. Urutan selanjutnya
Arsenopyrite, Chalcopyrite mineral sulfida lainnya berpotensi sebagai mineral induk
terhadap emas. Bila mineral sulfida tidak terdapat dalam batuan, maka emas berasosiasi
dengan oksida besi ( magnetit dan oksida besi sekunder), silica dan karbonat, material
berkarbon serta pasir dan kerikil (endapan plaser).
Terkadang sulit mengidentifikasi emas dengan mineral yang menyerupainya, seperti
pyrite, chalcopyrite, pyrrhotite, pentlandite dan mika berwarna emas. Pyrite berwarna
kuning dengan bau khas logam dengan bentuk kristal kubus. Chalcopyrite juga kuning-
kuningan dengan dengan bau khas logam tetapi bentuknya kristal bersegi empat.
Sebuah uji kimia dengan menggunakan acid nitric mungkin diperlukan untuk
membedakan pyrite dan chalcopyrite.
Pyrrhotite mudah diidentifikasi menggunakan batang magnet karena bersifat magnetis.
Arsenopyrite adalah perak putih ke-abu-abu baja dengan kilau logam dan biasanya
kristal berbentuk prisma. Arsenopyrite bila dipukul dengan palu sering tercium aroma
bawang putih. Emas berbentuk butiran sedangkan bentuk mika adalah kepingan.

Mineral emas Page 4


3. Asosiasi Mineral Pembawa Emas
Ditinjau dari kajian metallurgi/pengolahan, ada tiga variasi distribusi emas dalam bijih :
1. Emas didistribusikan dalam retakan-retakan atau di batas di antara butiran-
butiran yang sama (misalnya : retakan dalam butiran mineral pyrite atau di batas
antara dua butiran pyrite)
2. Emas didistribusikan sepanjang batas di antara butiran-butiran dua mineral yang
berbeda (misalnya : di batas antara butiran pyrite dan arsenopyrite atau di batas
antara butiran chalcopyrite dan butiran silica.)
3. Emas yang terselubung dalam mineral induk (misalnya : emas terbungkus ketat
dalam mineral pyrite)
4. Ukuran Butiran

Ukuran butiran mineral-mineral pembawa emas (misalnya emas native atau elektrum)
mulai dari berupa partikel-partikel berukuran fraksi (bagian) dari satu mikron (1 mikron
= 0,001 mm), hingga butiran berukuran beberapa mm yang dapat dilihat dengan mata
telanjang. Ukuran butiran biasanya sebanding dengan kadar bijih, kadar emas yang
rendah dalam batuan (bijih) menunjukkan ukuran butiran yang halus.

Berdasarkan ukuran butirannya, emas dibagi dalam enam kategori :


1. Emas native dengan butiran sebesar > 2mm ukuran yang dikenal sebagai
nuggets.
2. Potongan emas dan gangue (kuarsa, ironstone dll) yang dikenal sebagai
spesimen.
3. Emas native dengan butiran kasar sebesar 2 mm hingga sehalus 150 microns
yang terlihat dengan mata telanjang.
4. Emas Microcrystalline ukuran 150-0,8 microns yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop.
5. Partikel emas submicroscopic yang terdapat di sisi kristal mineral sulfida
tertentu, terutama pyrite, chalcopyrite, arsenopyrite dan pyrrhotite.
6. Dalam compounds dengan tellurium.

Mineral emas Page 5


BAB III
PENUTUP

1. kesimpulan
- emas termasuk logam mulia
- emas termasuk konduktor listrik yang kuat
- emas adalah logam yang berharga dan paling langka di bandingkan dengan logam
lainnya .
- emas digunakan sebagai perhiasan dan juga di gunakan sebagai standar pembayaran
pada zaman dahulu
- jika mengonsumsi emas hingga 50% mengakibatkan kerusakan dan ginjal

Mineral emas Page 6

You might also like