You are on page 1of 6

BAB 1

SEJARAH PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI SELULER

Tujuan Instruksional :
1. Mahasiswa mengetahui sejarah komunikasi seluler dan
nirkabel
2. Mahasiswa mengetahui teknologi dan layanan yang
digunakan pada masing masing generasi
3. Mahasiswa mampu membandingkan kelemahan dan
keunggulan semua generasi
4. Mahasiswa mampu membedakan sistem komunikasi
selular dengan konvensional dari sisi cakupan, daya
pancar, efisiensi, dan handover

1.1 Pendahuluan
Perkembangan teknologi telekomunikasi sangat pesat. Pertumbuhan
dan perkembangannya yang begitu pesat ini dipengaruhi oleh tiga
faktor utama yaitu ketersediaan spektrum radio dan peraturan yang
diperlukan untuk mendukung munculnya service-service baru,
permintaan pengguna serta peningkatan kemajuan teknologi dalam
pemprosesan isyarat. Dengan pembangunan peralatan frekuensi
radio yang semakin pesat maka wujudlah era komunikasi nirkabel di
sekitar tahun 1970-an.
Untuk memenuhi permintaan pengguna yang meningkat
dengan pesat, maka berbagai rekayasa di bidang telekomunikasi
telah dilakukan. Rekayasa-rekayasa tersebut dengan berhijrah
kepada jalur frekuensi yang baru, beralih dari sistem analog kepada

1
sistem digital, menggunakan teknik akses jamak, melaksanakan
topologi seluler yang beragam, menggunakan pengagihan saluran
dan strategi handover yang baru. Dengan demikian, spektrum
frekuensi yang tersedia dapat digunakan secara maksimum dan
kualitas komunikasi dapat ditingkatkan.

1.2 SEKILAS EVOLUSI TELEKOMUNIKASI BERGERAK


Perubahan teknologi telekomunikasi bergerak dan layanan ditandai
dengan istilah generasi. Generasi pertama (1G) merupakan generasi
yang paling awal di bidang teknologi bergerak. Teknologi ini mulai
diterapkan sekitar tahun 1980-an. Teknologi ini menggunakan
teknologi akses jamak FDMA (Frequency Division Multiple Access).
Pada Teknologi FDMA, pengguna diberi alokasi frekuensi tertentu.
Kelemahan dari teknologi FDMA adalah efisiensi spectrum frekuensi
yang rendah. Hal ini dikarenakan resource frekuensi yang terbatas
dibagikan kepada pengguna. Hal ini mengakibatkan kapasitas pada
Generasi pertama sangat rendah. Contoh-contoh sistem yang
menggunakan teknologi akses generasi pertama adalah
Extended/Total Access Communication System (ETACS/TACS),
Nordic Mobile Telephone (NMT 450 dan 900), Advanced Mobile
Phone System (AMPS) dan Japanese TACS (J-TACS).
Generasi selanjutnya adalah Generasi kedua (2G). Pada generasi
kedua ini sudah menggunakan teknologi digital. Teknologi akses
jamaknya menggunakan FDMA dan TDMA (Time Division
Multiple Access). Pada TDMA, pengguna dibagikan dalam slot
waktu pada frekuensi yang sama. Dengan teknologi ini, maka
kapasitas dapat ditingkatkan. Layanan pada generasi kedua ini
adalah suara dan sms. Contoh sistem komunikasi bergerak dengan
menggunakan teknologi ini adalah GSM (Global System for Mobile

2
Communication) dan Digital Cellular System 1800 MHz (DCS 1800).
Selain menggunakan teknologi TDMA, generasi kedua juga
menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access).
Pada CDMA, Masing-masing pengguna diberikan kode khusus
sehingga tidak terjadi interferensi dengan pengguna lain.
Generasi selanjutnya adalah generasi ketiga (3G). Pada generasi ini,
teknologi yang digunakan adalah WCDMA (Wideband CDMA) dan
CDMA 2000). Layanan dari generasi ketiga adalah layanan suara,
sms, multimedia, live streaming dan akses internet kecepatan tinggi.
Gambar 1.1 menunjukkan teknologi FDMA, TDMA dan CDMA.

Gambar 1.1 Teknologi Akses jamak TDMA, FDMA dan CDMA

1.3 Teknologi Telekomunikasi Bergerak Seluler VS Konvensional


Dilihat dari perkembangannya secara umum, sistem telekomunikasi

bergerak wireless dibagi menjadi dua, yaitu sistem komunikasi

konvensional dan sistem komunikasi seluler. Berikut perbedaan antara

kedua sistem tersebut adalah:

a. Cakupan
Sistem komunikasi konvensional memiliki daerah cakupan

yang sangat luas. Sistem komunikasi seluler memiliki daerah

cakupan yang kecil, yang disebut sel.

3
b. Daya Pancar
Sistem komunikasi konvensional memiliki daya pancar yang

besar, dikarenakan cakupannya yang luas, sedangkan sistem

komunikasi seluler memiliki daya pancar yang kecil.

c. Efisiensi Spektrum
Sistem komunikasi konvensional memiliki efisiensi spektrum

yang rendah, sedangkan pada sistem komunikasi seluler mempunyai

efisiensi spektrum yang lebih tinggi dikarenakan terdapat teknik

guna semula frekuensi (frequence reuse).

d. Handoff/handover
Handover merupakan proses pindah layanan dari satu Base

Station (BS) ke BS lainnya. Handoff tidak perlu diperlukan pada

sistem konvensional dikarenakan kejadian handoff pada sistem

konvesional adalah jarang, sehingga kalau ada perpindahan layanan

dari satu BS ke BS yang lain maka MS akan mati dan melakukan

reinitiate/recalling. Sedangkan pada sistem seluler sangat diperlukan

karena trafik pengguna yang berpindah dari satu sel ke sel yang lain

sangat diperhitungkan pada sistem seluler. Juga pengalihan layanan

dikarenakan kejenuhan suatu sel dalam sistem seluler.

Gambar 1.2 Sistem komunikasi konvensional

4
Gambar 1.3 Sistem komunikasi seluler

Standar yang digunakan untuk sistem wireless sangat bervariasi dan


bergantung dari kebijakan pemerintah setempat. Indonesia mengikut dua
standard, yaitu Eropa dan Amerika utara. Berikut ini adalah standar-standar
untuk Negara Amerika Utara, Eropa dan Jepang.
Tabel 1.1 Standar teknologi telekomunikasi modern Amerika Utara
STANDAR TYPE TAHUN MULTIPLE BAND MODULASI BW
ACCESS FREKUENSI KANAL
AMPS Seluler 1983 FDMA 824-894 M FM 30 K
NAMPS Seluler 1992 FDMA 824-894 M FM 30 K
USCD Seluler 1991 TDMA 824-894 M 180/4-DQPSK 30 K
CDPD Seluler 1993 FH/Packet 824-894 M GMSK 30 K
IS-95 Seluler/P 1993 CDMA 824-894 M QPSK/ 12.5 K
CS 1.8-2.0 G BPSK
GSC Paging 1970-an Simplex Beberapa FSK 12.5 K
POCSAG Paging 1970-an Simplex Beberapa FSK 12.5 K
FLEX Paging 1993 Simplex Beberapa 4-FSK 15 K
DCS-1900 PCS 1994 TDMA 1.85-1.99 G GMSK 200 K
(GSM)
PACS Cordless 1994 TDMA/ 1.85-1.99 G 180/4-DQPSK 300 K
/ FDMA
PCS
MIRS SMR/PC 1994 TDMA Beberapa 16-QAM 25 K
S

5
Tabel 1.2 Standar teknologi telekomunikasi modern Eropa
STANDAR TYPE TAHUN MULTIPLE BAND MODULASI BW
ACCESS FREKUENSI KANAL
E-TACS Seluler 1985 FDMA 900 M FM 25 K
NMT-450 Seluler 1981 FDMA 450-470 M FM 25 K
NMT-900 Seluler 1986 FDMA 890-960 M FM 12.5 K
GSM Seluler/ 1990 TDMA 890-960 M GMSK 200 K
PCS
C-450 Seluler 1985 FDMA 450-465 M FM 20 K/10 K
ERMES Paging 1993 FDMA Beberapa 4-FSK 25 K
CT2 Cordles 1989 FDMA 864-868 M GFSK 100 K
s
DECT Cordles 1993 TDMA 1880-1900 M GFSK 1.728 K
s
DCS-1800 Cordles 1993 TDMA 1710-1880 M GMSK 200 K
s/
PCS

Tabel 1.3 Standar teknologi telekomunikasi modern Jepang


STANDAR TYPE TAHUN MULTIPLE BAND MODULASI BW
ACCESS FREKUENSI KANAL
JTACS Seluler 1988 FDMA 860-925 M FM 25 K
PDC Seluler 1993 TDMA 810-1501 M 180/4-DQPSK 25 K
NTT Seluler 1979 FDMA 400/800 M FM 25 K
NTACS Seluler 1993 FDMA 843-925 M FM 12.5 K
NTT Paging 1979 FDMA 280 M FSK 12.5 K
NEC Paging 1979 FDMA Beberapa FSK 10 K
PHS Cordless 1993 TDMA 1895-1907 M 180/4-DQPSK 300 K

You might also like