You are on page 1of 6

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

GEOLOGI STRUKTUR
DASAR KLASIFIKASI KEKAR

TUGAS II

OLEH :
ALDINU AKBAR
D611 12 274

MAKASSAR
2016
Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak

mengalami pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala

tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973).

Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada

batuan. Kekar atau joint adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk

lurus, planar dan tidak terjadi pergeseran.

Joint set adalah kumpulan kekar pada satu tempat atau pada suatu batuan

yang memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan joint set lainnya.

Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu

gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara

umum dicirikan oleh:

a). Pemotongan bidang perlapisan batuan;

b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;

c). Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat

dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut.

Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah, kekar terjadi dalam pola-

pola yang teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus vektor

tegasan (stress). Terkadang beberapa kekar saling berpotongan, membagi sebuah

batuan besar menjadi balok-balok yang saling terpisah. Kekar terjadi pada

lingkungan geologi yang bertekanan rendah.

Kekar memegang peranan penting di geofisika, misalnya sebagai jalur

migrasi minyak bumi atau air tanah. Apabila kekar dilewati larutan hidrotermal,
maka mineral dapat mengendap di sana, membentuk urat mineral. Selain itu,

pemetaan kekar sangat penting dilakukan sebelum membuat desain waduk.

Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak

sejajar bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-

blok yang besarnya bergantung pada kerapatan kekarnya. Dan merupakan bentuk

rekahan paling sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan. Biasanya

terdapat sebagai dua set rekahan, yang perpotongannya membentuk sudut berkisar

antara 45 sampai 90 derajat.

Kekar mungkin berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan

kerak yang luas, dapat tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya

pada batuan yang getas. Kebanyakan kekar merupakan hasil pembubungan kerak

atau dari kompresi atau tarikan (tension) berkaitan dengan sesar atau lipatan. Ada

kekar tensional yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau pemuaian batuan.

Kekar kolom pada batuan volkanik terbentuk oleh tegasan yang terjadi ketika lava

mendingin dan mengkerut.

Kekar juga mempunyai nilai ekonomis. Dapat memperbesar permeabilitas

yang penting bagi migrasi dan menampung air tanah dan minyak bumi.

Analisa kekar sangat diperlukan dalam eksplorasi dan pengembangan

sumber daya alam. Rekahan-rekahan mengontrol endapan mineral, tembaga,

timbal, seng, merkuri,perak,emas dan tungsten. Larutan hidrotermal yang

berasosiasi dengan intrusi batuan beku mengalir sepanjang kekar-kekar dan

mengendapkan mineral-mineral sepanjang dinding kekar, membentuk urat-urat

mineral (mineral veins).


Kekar dapat terjadi pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang

bervariasi dari beberapa millimeter (kekar mikro) hingga ratusan kilometer (kekar

mayor). Sedangkan yang berukuran beberapa meter disebut dengan kekar

minor.Kekar dapat terjadi akibat adanya proses tektonik, proses perlapukan dan

perubahan temperature yang signifikan.

Kekar merupakan jenis struktur batuan yang berbentuk bidang pecah. Sifat

dari bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian yang terpisah. Tetapi

tidak mengalami perubahan posisinya. Sehingga menjadi jalan atau rongga atau

kesarangan batuan yang dapat dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti

air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya.

Klasifikasi kekar berdasarkan kedudukan relatifnya yaitu :

1. Kekar menjurus ( strike joint ) kekar yang arah jurusnya sejajar atau

hampir sajajar dengan jurus perlapisan batuan


2. Kekar kemiringan ( dip joint ) kekar yang arahnya sejajar dengan

arah kemiringan lapisan .


3. Diagonal joint yaitu kekar yang jurusnya terletak di antara arah jurus dan

kemiringan batuan yang berasosiasi dengannya .


4. Kekar perlapisan ( bedding joint ) kekar yang sejajar dengan

bidang perlapisan batuan .

Klasifikasi Kekar berdasarkan bentuknya yaitu :

1. Kekar sistematik yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar

satu dengan yang lainnya .


2. Kekar non sistematik yaitu kekar yang tidak teratur biasanya melengkung

dapat saling bertemu ( bersilangan ) di antara kekar lainnya atau tidak

memotong kekar lainnya dan berakhir pada bidang perlapisan

Klasifikasi kekar berdasarkan genesa dan keaktifan gaya yang membentuknya

yaitu:

1. Kekar orde pertama yaitu sebagai hasil langsung dari gaya

pembentuk Kekar .Umumnya mempunayui bentuk dan pola yang teratur

dan ukurannya relative besar .


2. Kekar orde kedua yaitu kekar sebagai hasil pengaturan kembali

atau pengaruh gaya balik / lanjutan untuk mencapai kesetimbangan

massa batuan .

Klasifikasi berdasrkan cara terbentuknya:


1. Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan)
Srinkage Joint adalah kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan yang

timbul akibat pendinginan (kalau pada batuan beku terlihat dalam bentuk kekar

tiang/kolom) atau akibat pengeringan (seperti pada batuan sedimen). Kekar ini

biasanya berbentuk polygonal yang memanjang.

2. Kekar Lembar (Sheet Joint)

Yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah.

Kekar seperti ini terjadi terutama pada batuan beku. Sheet joint terbentuk akibat

penghilangan beban batuan yang tererosi.

Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :

1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh

2.Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku

3.Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal

You might also like