Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
vertebrae sakralis (S), dan 4 vertebrae koksigeus. Struktur kolumna vertebralis ini
fleksibel karena bersegmen dan disusun oleh tulang vertebrae, sendi-sendi, dan
3
4
terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus
anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina,
kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot
penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebrae antara satu
dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (fascet joint) (Nuarta, 2004).
Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior kolumna vertebralis terdiri dari korpus vertebrae yang
dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut diskus
Daerah transisi
5
2) Nucleus Pulposus
Nucleus pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai
sifat sangat higroskopis. Sifat setengah cair dari nucleus pulposus, memungkinkannya
berubah bentuk dan vertebrae dapat mengjungkit kedepan dan kebelakang diatas yang
berkurangnya kadar air dalam nucleus sehingga diskus mengkerut dan menjadi
kurang elastis.
sebagian atau seluruh bagian dari nucleus pulposus atau anulus fibrosus diskus
intervertebralis, yang kemudian dapat menekan arah kanalis spinalis atau radiks saraf
melalui anulus fibrosus yang robek (Dorland, 2007). Hernia nucleus pulposus
mempunyai banyak sinonim antara lain : herniated disc, prolapsed disc, sequestered
disc, protuding disc, bulging disc, ruptured disc, extruded disc, soft disc dan slipped
Hampir 80% dari hernia nucleus pulposus terjadi didaerah lumbal. Sebagian
besar HNP terjadi pada diskus L4-L5 dan L5-S1. Sedangkan HNP servikal hanya
sekitar 20% dari insiden HNP. HNP servikal paling sering terjadi pada diskus C6-C7,
C5-C6, C4-C5. Selain pada daerah servikal dan lumbal, HNP juga dapat terjadi pada
daerah torakal namun sangat jarang ditemukan. Lokasi yang paling sering terjadi
longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya, maka
protusi diskus cenderung terjadi kearah posterolateral, dengan kompresi radiks saraf
(Satyanegara, 2010). Prevalensi tertinggi terjadi antara umur 30-50 tahun, dengan
rasio pria dua kali lebih besar daripada wanita (Jordon,2009). Pada usia 25-55 tahun,
sekitar 95% kejadian HNP terjadi di daerah lumbal. HNP diatas daerah tersebut lebih
Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera dapat terjadi karena
terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang salah. Pada posisi
gerakan tulang belakang yang tidak tepat maka sekat tulang belakang akan
terdorong ke satu sisi dan pada saat itulah bila beban yang mendorong cukup besar
akan terjadi robekan pada annulus fibrosus yaitu cincin yang melingkari nucleus
pulposus. Sebenarnya cincin (annulus) sudah terbuat sangat kuat tetapi pada pasien
tertentu di bagian samping belakang (posterolateral) ada bagian yang lemah (locus
minoris resistentiae).
Jika beban pada diskus bertambah, annulus fibrosus tidak lagi kuat untuk menahan
nucleus pulposus dan keluar ke kanalis vertebralis yang akhirnya menekan radiks
sekian lama tidak dilakukan dengan berlatih berlebih dan berat dalam
Kandungan air diskus berkurang seiring bertambahnya usia (dari 90% pada
masa bayi menjadi 70% pada lanjut usia) dan jumlah kolagen bertambah menjadi
dengan rasio jumlah karatan sulfat yang dibandingkan dengan kondroitin sulfat yang
meningkat. Ukuran molekular proteoglikan menjadi lebih kecil dan lebih dapat
menempel pada serabut kolagen. Elastisitas, viskositas, dan kapasitas untuk berikatan
dengan air pada proteoglikan berkurang serta berperan menyebabkan HNP yang
Pada umumnya HNP didahului oleh gaya traumatik seperti mengangkat benda
berat, aktivitas berlebihan, menegakkan badan waktu terpeleset, dan sebagainya yang
2009). Sobekan tersebut ditandai dengan terbentuknya nodus Schmorl yang dapat
10
menyebabkan inflamasi dan nekrosis tulang vertebra, sehingga terjadinya low back
pain subkronis atau kronis, kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang
vertebralis berarti nukleus pulposus menekan radiks dan arteri radikularis yang
berada pada lapisan dura. Hal ini terjadi apabila penjebolan berada pada sisi lateral,
sedangkan tidak ada radiks yang terkena jika tempat herniasinya berada di tengah
karena tidak adanya kompresi pada kolumna anterior (Sidharta, 1999; Ciatawi, 2015).
Hernia nucleus pulposus paling sering terjadi pada daerah sambungan bagian
yang bergerak (mobile) dengan bagian yang relative tidak bergerak (immobile),
Diskus Servikal
menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun
atau menghilang. Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5
Diskus Thorakal
Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejala-
gejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia
Diskus Lumbal
pada diskus lainnya dan biasanya terjadi pada diskus L4 dan L5. Hernia
diskus lumbal terjadi dibagian punggung bawah, paling sering pada vertebrae
L4, L5 dan S1 serta biasanya unilateral. Gejala yang timbul bisa melibatkan
punggung bawah, bokong, paha, dan bisa menjalar ke kaki dan/atau jari-jari
kaki karena melibatkan nervus skiatrik. Nervus femoral juga bisa terkena dan
menyebabkan kebas pada satu atau kedua kaki serta rasa terbakar dipinggang
dan kaki.
longitudinal posterior.
Kamel pada tahun 2012 menyatakan bahwa sebagian besar HNP terjadi pada
posterolateral.
Spasme otot
Sakit yang menyebar pada bahu, lengan bagian atas, bawah dan
telapak tangan, sakit pada dada atau jari yang diperberat ketika batuk,
Nyeri radikal
parapresis
1. Anamnesis
mulai timbulnya, lokasi nyeri, sifat nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang
ada riwayat trauma sebelumnya dan apakah ada keluarga penderita penyakit
yang sama.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
lordosis, ada tidak jalur spasme otot para vertebral, kiphosis dan
gibus.
Palpasi
pada palpasi atau adanya spasme otot para vertebral. Palpasi dimulai
dari daerah yang paling ringan rasa nyerinya, kemudian ke arah yang
terasa paling nyeri dan ingatlah struktur apa yang diperiksa. Nyeri
3. Pemeriksaan Neurologis
Tes Laseque
Tes Laseque disebut juga tes Straight Leg Raising (SLR) test. Caranya
diatas pembaringan meja periksa dan satu tungkai diangkat keatas. Pasien
mencapai sudut 70 derajat. Pada keadaan seperti ini dikatakan tes Laseque
positif. Bila tes Lasegue positif maka hampir dapat dikatakan HNP
positif. Bila tungkai kanan diangkat terasa sakit maka disebut tes Lasegue
16
kanan positif berarti lesi HNP di kanan. Sebaliknya bila tes Lasegue kiri
Tes Braggard
Tes Braggard dilakukan dengan posisi sama seperti pada tes Laseque
namun ketika tungkai diangkat maka telapak kaki pasien di dorong kuat
Tes Siccard
Tes Siccard dilakukan dengan posisi sama seperti pada tes Braggard
Tes Refleks
L5– S1 terkena.
Tes Naffziger
Tes Valsava
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Kadar kalsium, fosfat, alkali dan acid phosphatase serta glukosa darah
adanya HNP.
Pada HNP dapat juga dilihat skoliosis vertebra kesisi yang sehat
Kaudigrafi/Mielografi
kontras dibagi atas kontras negatif yaitu udara dimana sekarang sudah
tidak dipakai lagi dan kontras positif yang larut dalam air (misal: Dimer-
dilakukan foto dan akan terlihat pada foto ada bagian yang tidak terisi
MRI merupakan standar baku emas untuk HNP. Pada MRI, dapat
robek) dan dapat mendeteksi dengan baik adanya kompresi akar-akar saraf
Tidak invasive
Electromyography
atau iritasi radiks dengan kompresi radiks. Pada iritasi radiks akan terlihat
potensial yang besar dan polifasik dengan durasi yang melebar pada otot-
temuan seperti diatas juga terlihat adanya fibrilasi dengan atau tanpa
positif sharp waves pada otot-otot segmen yang bersangkutan atau pada
kompresi radiks.
1. Konservatif
Sebagian besar (90%) pasien HNP akan membaik dalam waktu enam minggu
20
dengan atau tanpa terapi, dan hanya sebagian kecil saja yang memerlukan
a. Tirah baring
intradiskal, lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu
b. Terapi farmakologi
kontroversial.
Maliawan, 2009).
c. Terapi Fisik
Maliawan, 2009).
22
2. Pembedahan
Microdiscectomy
Open discectomy
microdiscectomy.
Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nukleus pulposus adalah atrofi otot-
otot ekstremitas inferior. Otot-otot yang mengalami atrofi tergantung dari radix saraf
yang mengalami lesi. Lesi pada radix saraf L4 menyebabkan atrofi pada musculus
quadriceps femoris, lesi pada radix saraf S1 menyebabkan atrofi pada musculus
gastroknemius dan musculus soleus. Atrofi yang tidak mendaptkan rehabilitasi akan
Pada HNP servikalis 75% pasien akan pulih dengan penanganan terapi medis
yang memadai (10-14 hari), walaupun pada beberapa kasus berlanjut dengan
ketidaknyamanan dan parestesis ringan. Pada beberapa pasien, gejala radikular atau
mielopati kambuh setelah kembali beraktivitas penuh. Untuk 25% pasien yang tidak
sekitar 80% pasien yang melakukan terapi operatif pada diskus servikalis. Pada
hernia diskus lumbalis sekitar 10-20% kasus membutuhkan penangan terapi bedah
dan 85% pasien akan pulih sepenuhnya setelah penanganan bedah (Way, 2003;
Ciatawi, 2015).