You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bagi seseorang yang ingin melakukan investasi yg menjanjikan atau

paling tidak sekurang-kurangnya untuk mengamankan kekayaannya dari berbagai

resiko yang mungkin akan terjadi, dia memiliki banyak pilihan investasi. Pasar

modal merupakan salah satu alternatif yg dipilih oleh para investor. Maka

investasi itu sendiri adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk

memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut

(Ahmad, 2004: 3). Sama halnya dengan investasi dibidang lain, untuk melakukan

investasi di pasar modal selain diperlukan dana, diperlukan pengetahuan yg cukup

baik, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisa efek atau surat berharga

mana yg akan dibeli, yang akan dijual, dan efek mana yang akan tetap dipegang

(hold).

Bank sendiri adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara

keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

(surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta

sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran.

Bank juga mempunyai peran sebagai pelaksanaan kebijakan moneter dan

pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat,

transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (Booklet Perbankan

Indonesia,2009). Tujuan fundamental bisnis perbankan berdasarkan Mudrajad dan

Suhardjono dalam Ariyanti (2010) adalah memperoleh keuntungan optimal

dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Sedangkan

1
2

bagi pemilik saham atau investor yang menanamkan modalnya pada bank

bertujuan untuk memperoleh penghasilan berupa dividen atau mendapatkan

keuntungan dari peningkatan harga saham yang dimiliki. Penting bagi bank untuk

senantiasa menjaga kinerja dengan baik, terutama menjaga tingkat profitabilitas

yang tinggi, mampu membagikan dividen dengan baik, prospek usaha yang selalu

berkembang, dan dapat memenuhi ketentuan prudential banking regulation

dengan baik, Mudrajad dan Suhardjono dalam Ariyanti (2010). Apabila bank

dapat menjaga kinerjanya dengan baik maka dapat meningkatkan nilai saham di

pasar sekunder dan meningkatkan jumlah dana dari pihak ketiga. Kenaikan nilai

saham dan jumlah dana dari pihak ketiga merupakan salah satu indikator naiknya

kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan. Kepercayaan dan

loyalitas pemilik dana kepada bank merupakan faktor yang sangat membantu dan

mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik.

Salah satu faktor yang dilihat oleh para calon investor untuk memutuskan apakah

membeli atau tidak saham perusahaan adalah kinerja keuangan perusahaan

tersebut. Perusahaan juga harus senantiasa menjaga dan meningkatkan kinerja

keuangan perusahaannya agar tetap diminati oleh investor ataupun calon investor.

Maka dari pada itu bagi para investor, berbicara mengenai keuntungan dari

investasi itu sendiri, salah satunya sangatlah bergantung pada kemampuan atau

strategi dari si investor dalam membaca informasi-informasi dan situasi pasar

yang tidak menentu. Jika investor menginginkan keuntungan yang optimal, maka

investor harus menentukan strategi dengan baik, untuk meminimalkan risiko yang

kemungkinan akan diterimanya. Kesalahan dalam pemilihan saham, akan


3

menyebabkan keuntungan/pengembalian (return) yang dihasilkan tidak akan

sesuai dengan harapan. Adapun return merupakan hasil yang diperoleh dari

investasi, yang terdiri dari : (1) Return realisasi (realized return), yaitu return

yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan berguna sebagai

dasar penentuan expected return dan risiko di masa yang akan datang, (2) Return

ekspektasi (expected return), yaitu return yang diharapkan akan diperoleh

investor di masa yang akan datang. Risiko ini sendiri juga terbagi menjadi dua

yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis sendiri adalah

resiko yang tidak dapat di diversifikasikan yaitu risiko pasar yang berkaitan

dengan perekonomian secara makro misalnya political exchange, foreign

exchange risk, purchasing power risk, dan risiko lainnya. Sedangkan risiko tidak

sistematis atau risiko yang dapat di diversifikasikan adalah risiko khusus yang

terdapat pada masing-masing perusahaan seperti risiko kebangkrutan, risiko

manajemen dan risiko lainnya. Menurut Bawazier dan Sitanggang (1994) salah

satu faktor peran pasar modal bagi investor sebagai wahana alternatif adalah,

tingkat kemampuan investor dalam memilih saham secara rasional. Rasionalitas

investor dapat dilihat dari sebagaimana dia berhasil memilih saham yang memberi

return maksimal dengan risiko tertentu ataupun return tertentu dengan risiko

minimal. Return dan risiko memiliki hubungan yang sangat erat dimana semakin

besar tingkat pengembalian yang diharapkan maka semakin besar pula tingkat

risiko yang dihadapi, jadi antara pengembalian dan risiko tidak dapat dipisahkan.

Pada umumnya investor adalah risk averse. Risk Averse adalah investor

yang jika dihadapkan pada dua pilihan investasi dengan tingkat pengembalian
4

yang diharapkan sama dan risiko berbeda, maka ia memilih investasi dengan

tingkat risiko lebih rendah; dan jika mempunyai beberapa pilihan portofolio

efisien, maka portofolio yang optimal yang dipilih. Maka dari pada itu, salah satu

strategi yang dilakukan investor untuk meminimalisir risiko investasi tersebut

adalah dengan melakukan diversifikasi yaitu menginvestasikan dana dalam

beberapa saham yang akan membentuk portofolio. Yang dimana diversifikasi itu

upaya yang digunakan untuk mengurangi risiko portofolio, dengan cara

mempelajari pola tingkat return berbagai saham-saham. Markowitz (1952) telah

membuktikan bahwa risiko berinvestasi dapat dikurangi dengan menggabungkan

beberapa aset ke dalam sebuah portofolio. Artinya jika satu porsi saham

mengalami kerugian maka keuntungan dari porsi portofolio lainnya dapat

menutupi (Ahmad, 2004: 101). Sedangkan portofolio optimal merupakan

portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada

kumpulan portofolio yang efisien (Tandelilin, 2001).

Namun diversifikasi portofolio saja tidaklah cukup, diperlukannya juga

diversifikasi waktu dan pola permainan. Jika seorang investor ingin membentuk

portofolio maka investor harus benar-benar dapat menganalisa pasar yang ada

secara tepat. Pemilihan portofolio yang optimal sangat tergantung pada analisa

ketepatan para investor dalam membaca dan mencermati kondisi pasar. Indikator

pasar modal ini dapat berfluktuasi seiring dengan perubahan indikator-indikator

makro yang ada. Namun seiring dengan indikator pasar modal, indikator ekonomi

makro juga lah bersifat fluktuatif. Dan variabel makro ini telah diteliti terlebih

dahulu sebagai faktor yang dimana mempengaruhi pergerakan harga saham.


5

Manurung (1998b) menyatakan bahwa tingkat bunga, nilai tukar US Dollar

terhadap Rupiah, inflasi, dan perubahan uang beredar cukup signifikan

mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tanadi (2003) juga

melakukan penelitian serupa dan menyetujui bahwa tingkat bunga, dan kurs US

Dollar terhadap Rupiah mempengaruhi tingkat pengembalian saham secara

signifikan. Manurung (2003) telah meneliti faktor-faktor makro yang

mempengaruhi kinerja saham perbankan. Kemudian penelitian selanjutnya

Sitompul (2009) yang melihat pengaruh variabel makro terhadap pergerakan

saham-saham perusahaan di bidang jasa keuangan. Manurung dan Saragih (2004)

melakukan penelitian pengaruh variabel makro terhadap saham farmasi. Variabel

yang digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut meliputi jumlah uang

beredar, tingkat bunga SBI, tingkat inflasi, nilai kurs US Dollar terhadap rupiah,

dan tingkat pengembalian pasar ( berdasarkan IHSG ).

Menurut Elton dan Gruber dalam Gede (2006: 4), return saham akan

dipengaruhi oleh indeks pasar dan faktor-faktor makro seperti tingkat inflasi,

tingkat suku bunga, serta pertumbuhan ekonomi, sehingga pemodal perlu

melakukan penelitian terhadap kondisi perekonomian dan implikasinya terhadap

pasar modal. Dengan banyaknya penelitian yang sudah dilakukan terlebih dahulu,

maka tidak menutup kemungkinan bahwa variabel makro juga berpengaruh

terhadap saham-saham perusahaan dalam sektor tertentu. Dan ini sangat menarik

untuk diteliti karna senangtiasa berubah dari waktu ke waktu. Dan sebagai acuan,

penelitian terlebih dahulu banyak yang menggunakan model Markowitz. Model

Markowitz membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang terdiri dari aset
6

berisiko, padahal pada kenyataannya investor bebas memilih portofolio yang juga

terdiri dari aset bebas risiko. Maka dari itu skripsi ini akan mencoba penggunaan

metode Elton-Gruber, yang dimana akrab disebut dengan Model Indeks Tunggal

(Single Indeks Model). Model Indeks Tunggal ini mendasarkan pemikiran bahwa

tingkat keuntungan pasar berkorelasi dengan perubahan pasar (Husnan, 2003).

Elton dan Gruber (1995) menggunakan Model Indeks Tunggal untuk melakukan

pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas fluktuasi searah dengan indeks

harga pasar.

Model Indeks Tunggal ini sudah banyak digunakan sebagai alat analisis

untuk mendapatkan portofolio yang efisien, dikarenakan model ini

memungkinkan untuk dapat memberikan return yang optimal. Pengujian

portofolio optimal dengan Model Indeks Tunggal telah membuktikan bahwa

model ini mendapatkan kinerja portofolio saham yang optimal juga. Penelitian

yang dilakukan Bayumashudi (2006) terhadap saham-saham LQ45 di BEI,

menghasilkan portofolio optimal dengan nilai kinerja yang baik. Ukuran kinerja

portofolio dalam investasi virtual selama tiga bulan pertama 2006 menunjukkan

kinerja yang sangat efisien dengan menghasilkan return yang lebih tinggi dengan

return pasar.

Maka dari pada itu, metode Indeks Tunggal ini mendasarkan pada

pemikiran bahwa tingkat keuntungan suatu sekuritas dipengaruhi oleh tingkat

portofolio pasar (Suad Husnan, 2003). Jadi dalam penelitian ini akan dianalisis

bagaimana pembentukan portofolio optimum dan portofolio tidak optimum

dengan menggunakan Model Indeks Tunggal pada saham-saham perbankan,


7

ditengah adanya ketidakpastian dari variabel makro seperti jumlah uang beredar,

tingkat inflasi, perkembangan tingkat suku bunga, serta nilai tukar (kurs) dollar

Amerika terhadap Rupiah, maka hal inilah yang menjadi landasan peneliti untuk

mengambil judul penelitian yaitu ”ANALISIS PENGARUH VARIABEL

MAKRO TERHADAP PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMUM DAN

PORTOFOLIO TIDAK OPTIMUM DENGAN METODE INDEKS

TUNGGAL ( STUDI KASUS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA )”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah untuk penelitian ini adalah:

1. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap

pembentukan portofolio optimum dan portofolio tidak optimum?

2. Apakah tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap

pembentukan portofolio optimum dan portofolio tidak optimum?

3. Apakah jumlah uang beredar (M2) berpengaruh secara signifikan terhadap

pembentukan portofolio optimum dan portofolio tidak optimum?

4. Apakah nilai tukar (kurs) dollar Amerika terhadap Rupiah berpengaruh

secara signifikan terhadap pembentukan portofolio optimum dan

portofolio tidak optimum?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sesuai dengan pokok permasalahan yang

telah dikemukakan adalah:


8

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap pembentukan

portofolio optimum dan portofolio tidak optimum.

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap pembentukan

portofolio optimum dan portofolio tidak optimum.

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah uang beredar (M2) terhadap

pembentukan portofolio optimum dan portofolio tidak optimum.

4. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar (kurs) dollar Amerika terhadap

Rupiah terhadap pembentukan portofolio optimum dan portofolio tidak

optimum.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:

1. Bagi Bank

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan nantinya

dalam mengambil kebijakan manajemen, khususnya yang berkaitan dengan

kinerja keuangan bank dan ukuran bank.

2. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih saham

bank yang dapat memberikan keunggulan potensial kedepannya.

3. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian, pertimbangan

dan pengembangan kearah yang lebih baik lagi bagi penelitian selanjutnya.
9

4. Bagi Peneliti

Dilakukan penelitian ini dengan harapan menambah pengetahuan, pemahaman

serta wawasan yang lebih mendalam tentang pembentukan portofolio

optimum dengan menggunakan metode indeks tungga


10

You might also like