You are on page 1of 2

BAB IV

PEMBAHASAN
Pasien datang ke IGD RSUD Kanjuruhan Kepanjen dengan keluhan nyeri di
perut kanan bawah sejak 3 hari yang lalu. Awal muncul nyeri dirasakan tiba-tiba
saat pasien sholat. Nyeri lama kelamaan menjalar ke pinggang dan kemaluan.
Nyeri terasa seperti di remas-remas, semakin lama semakin berat. Nyeri memberat
saat pasien kebelet BAK, makan dan minum. Pasien juga mengeluh tidak bias
BAB selama 3 hari, sulit makan, mual dan muntah (+). Demam (-), Kentut (+),
BAK (+).
Pemeriksaan fisik didapatkan KU tampak sakit sedang, TD 130/80 mmHg,
N 70x/menit P 20x/menit T 37oC. Status lokalis regio abdominal, nyeri tekan titik
Mc Burney (+), Rovsing’s sign (+), Psoas sign (+), dan Obturator sign (+). Pada
pemeriksaan USG pada Mc Burney didapatkan hasil tampak appendix edematous
(diameter 2,18 cm), nyeri tekan transducer (+), effusion (-). Berdasarkan
anamnesa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, Tn. J didiagnosis
Appendicitis akut.
Appendisitis adalah peradangan yang terjadi pada appendiks vermiformis
dan penyebab tersering abdomen akut 7. Penegakkan diagnosis berdasarkan
anamnesis yaitu adanya riwayat nyeri perut kanan bawah, dan sulit buang air
besar 12. Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah Rovsing’s sign dikatakan positif
jika tekanan yang diberikan pada LLQ abdomen menghasilkan sakit di sebelah
kanan (RLQ). Blumberg (+) apabila dilakukan pelepasan penekanan abdomen kiri
12
bawah dan nyeri dirasakan pada abdomen kanan bawah . Psoas Sign dilakukan
dengan posisi pasien berbaring pada sisi sebelah kiri sendi pangkal kanan
diekstensikan. Nyeri pada cara ini menggambarkan iritasi pada otot psoas kanan
12
dan indikasi iritasi retrocaecal dan retroperitoneal dari phlegmon atau abscess .
Obturator sign dilakukan dengan posisi pasien terlentang, kemudian gerakan
endorotasi tungkai kanan dari lateral ke medial. Nyeri pada cara ini menunjukkan
peradangan pada M. obturatorius di rongga pelvis 12
. Baldwin’s test manuver ini
dikatakan positif bila pasien merasakan nyeri di flank saat tungkai kanannya
ditekuk 12. Dunphy’s sign nyeri ketika batuk.7,12

28
29

Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan


laboratorium dan pemeriksaan USG. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
jumlah leukosit pada penderita appendisitis berkisar antara 12.000-18.000/mm.
Peningkatan persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah leukosit
normal menunjang diagnosis klinis appendisitis. Pemeriksaan urinalisis membantu
12
untuk membedakan appendisitis dengan pyelonephritis atau batu ginjal . Pada
pemeriksaan ultrasonografi didaptakan gambaran appendix dengan diameter
anteroposterior 7 mm atau lebih, didapatkan suatu appendicolith, adanya cairan
atau massa periappendix. False positif dapat muncul dikarenakan infeksi sekunder
appendix sebagai hasil dari salphingitis atau inflammatory bowel disease. False
negatif juga dapat muncul karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga
usus yang terisi banyak udara yang menghalangi appendix 12.
Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah
apendiktomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang baik. Penundaan tindakan
bedah sambil pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi.
Apendiktomi bisa dilakukan secara terbuka atau pun dengan cara laporoskopi.
Pada apendisitis tanpa komplikasi biasanya tidak perlu diberikan antibiotik,
kecuali pada apendisitis gangrenosa atau apendisitis perforata 7.

You might also like