You are on page 1of 17

Nama : Erik Dwi Anggara

No. Peserta : 18026018010169

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran

Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)

terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII

SMP Santa Ursula Bandung

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan

manusia. Pendidikan memberikan kontribusi yang amat besar terhadap

perkembangan zaman saat ini. Tanpa pendidikan yang baik dan benar tentu saja

kehidupan manusia pun tidak akan dapat berkembang hingga seperti sekarang

ini. Namun perkembangan zaman yang semakin maju juga menuntut

pendidikan yang ikut berkembang sesuai kebutuhan zaman. Maka dari itu,

pendidikan harus membekali siswa untuk dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat di mana pun ia berada.

Melalui sekolah siswa dibekali agar kelak dapat hidup mandiri. Salah

satu mata pelajaran yang diberikan sebagai bekal adalah matematika. Menurut

salah satu guru Besar Ekologi ITB Prof. Dr. R.E. Soeriaatmaja (Herawati,

2006 : 1), tanpa matematika dunia akan hancur. Oleh karena itu, di Indonesia

matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib di jenjang sekolah dasar

dan menengah.

Kemampuan kognitif yang baik merupakan salah satu hal yang dianggap

sangat penting dalam matematika. Namun pada zaman ini, kemampuan kognitif

yang baik saja tidak lagi dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan
Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

masyarakat. Masyarakat sekarang ini juga membutuhkan siswa yang dapat

menjadi tenaga terlatih dan seorang entrepreneur yang handal. Mengapa

seorang entrepreneur? Di zaman sekarang ini tidak lagi cukup apabila seseorang

memiliki kemampuan kognitif yang baik saja. Tetapi seseorang yang memiliki

daya kreatifitas dan inovatif merupakan yang banyak dibutuhkan dalam

berbagai bidang pekerjaan.

SMP Santa Ursula merupakan salah satu sekolah yang menerapkan

pendidikan entrepreneur di kota Bandung. Melalui sekolah inilah diharapkan

siswa-siswa dengan jiwa entrepreneur sejati dapat dilahirkan. Namun semuanya

itu tentu merupakan hal sulit tanpa didukung dengan adanya guru yang juga

berjiwa entrepreneur.

Guru dengan jiwa entrepreneur merupakan guru yang senantiasa dapat

membawa perubahan di setiap pembelajaran yang dilakukannya. Terutama di

saat pembelajaran yang dilakukannya sudah mulai menjenuhkan dan dirasa

perlu adanya suasana yang baru yang dapat menarik minat dan menambah

semangat belajar anak, yang tentu saja dengan tujuan akhir adalah hasil belajar

anak yang memuaskan. Karena tidak dapat dipungkiri, hasil belajar anak sampai

saat ini masih merupakan tolak ukur keberhasilan suatu sekolah.

Bertolak dari hal tersebut, pembelajaran matematika di SMP Santa

Ursula Bandung, terutama di kelas VII dirasa sudah mulai menjenuhkan siswa

kelas VII. Pembelajaran dengan model konvensional (ceramah) dianggap

membosankan oleh siswa. Selain itu, siswa tidak terlatih untuk menggunakan

seluruh kemampuan dan pemahaman awal materi matematika yang dimilikinya.


Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

Penjelasan dari guru dirasa sulit untuk dipahami oleh para siswa. Dari hasil

refleksi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa guru harus segera melakukan

perubahan dalam model pembelajaran.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC). Model pembelajaran

Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan salah satu

model belajar dengan sistem kelompok atau kooperatif. Pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model

pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara

menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang

penting (Tommy, 2012).

Diharapkan dengan digunakannya model pembelajaran ini dapat

menghilangkan rasa jenuh siswa. Selain itu pula, guru tidak menjelaskan

seluruh materi, tetapi siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam

kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling

mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka

miliki, sehingga dengan metode ini siswa dapat lebih memahami materi

matematika yang sedang dipelajari.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tindakan kelas mengenai efektivitas penerapan model pembelajaran

Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar

siswa kelas VII SMP Santa Ursula Bandung. Selain untuk mengatasi
Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

permasalahan yang dihadapi dalam mengajar, sekaligus untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam mengajar sebagai personal goal yang ingin dicapai.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Dalam penelitian kali ini permasalahan dibatasi pada efektifitas

penerapan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and

Composition (CIRC) terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Santa Ursula

Bandung. Hasil belajar siswa akan dilihat melalui hasil ulangan siswa pada

materi himpunan.

Berdasarkan hal tersebut dan latar belakang masalah yang telah

diuraikan di muka, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam

pertanyaan “Bagaimana efektifitas penerapan model pembelajaran Cooperatif

Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar siswa kelas

VII?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang

telah dirumuskan, yaitu untuk mengetahui efektifitas penerapan model

pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap

hasil belajar siswa.


Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat sebagai salah satu

alternatif untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran

matematika melalui pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and

Composition (CIRC) dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh

guru dan siswa. Bagi guru sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan dan pemilihan

pendekatan dalam mengajar. Bagi siswa sebagai pemicu minat belajar sehingga

siswa dapat belajar matematika dengan giat.

E. Hipotesa Tindakan

Dalam penelitian kali ini diambil sebuah hipotesa bahwa penerapan

Model Pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)

berefek positif terhadap hasil belajar siswa.

F. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)

Pembelajaran CIRC dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin dan

Farnish. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan

sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu

bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi

bagian-bagian yang penting (Tommy, 2012).


Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

Slavin (2009 : 16) mengungkapkan CIRC merupakan sebuah program

komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah

dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah. CIRC

merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif. Pendekatan

pembelajaran kooperatif menekankan tujuan-tujuan kelompok dan tanggung

jawab individual.

Model pembelajaran CIRC menurut Slavin (Suyitno, 2005: 3-4)

memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain: (1).

Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas empat atau

lima siswa; (2). Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan

harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan

dan kelemahan siswa pada bidang tertentu; (3). Student creative, melaksanakan

tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan

individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4).

Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh

kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang

membutuhkannya; (5). Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor

terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap

kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang

kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6). Teaching group, yakni

memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas

kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta

yang diperoleh siswa; (8). Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman


Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan

masalah.

Model pembelajaran ini, dibagi menjadi beberapa fase (Kantiti, 2010) :

a. Fase pertama, yaitu orientasi.

Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal siswa

tentang materi yang akan diberikan. Selain itu juga memaparkan tujuan

pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa.

b. Fase kedua, yaitu organisasi.

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan memperhatikan

keheterogenan akademik. Membagikan bahan bacaan tentang materi yang

akan dibahas kepada siswa. Selain itu menjelaskan mekanisme diskusi

kelompok dan tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran

berlangsung.

c. Fase ketiga yaitu pengenalan konsep.

Dengan cara mengenalkan tentang suatu konsep baru yang mengacu pada

hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa didapat dari

keterangan guru, buku paket, film, kliping, poster atau media lainnya.

d. Fase keempat, yaitu fase publikasi.

Siswa mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya, membuktikan,

memperagakan tentang materi yang dibahas baik dalam kelompok maupun

di depan kelas.

e. Fase kelima, yaitu fase penguatan dan refleksi.


Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

Pada fase ini guru memberikan penguatan berhubungan dengan materi yang

dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberikan contoh nyata

dalam kehidupan seharihari. Selanjutnya siswa pun diberi kesempatan

untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.

Adapun langkah-langkah menurut Suprijono (2009) dalam

pembelajaran model CIRC ini adalah :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen

2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran

3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan

memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.

4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok

5. Guru membuat kesimpulan bersama

6. Penutup

Cara untuk menentukan anggota kelompok dalam pembelajaran dengan

metode ini diungkapkan oleh Tommy (2012) adalah sebagai berikut :

a. Menentukan peringkat siswa

Dengan cara mencari informasi tentang skor rata-rata nilai siswa pada tes

sebelumnya atau nilai raport. Kemudian diurutkan dengan cara menyusun

peringkat dari yang berkemampuan akademik tinggi sampai terendah.

b. Menentukan jumlah kelompok

Jumlah kelompok ditentukan dengan memperhatikan banyak anggota

setiap kelompok dan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.

c. Penyusunan anggota kelompok


Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

Pengelompokkan ditentukan atas dasar susunan peringkat siswa yang telah

dibuat. Setiap kelompok diusahakan beranggotakan siswa-siswa yang

mempunyai kemampuan beragam, sehingga mempunyai kemampuan rata-

rata yang seimbang.

Secara khusus, Slavin (Suyitno, 2005 : 6) menyebutkan kelebihan model

pembelajaran CIRC sebagai berikut:

1. CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam

menyelesaikan soal berpikir kritis.

2. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.

3. Peserta didik termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam

kelompok.

4. Para peserta didik dapat memahami makna soal dan saling mengecek

pekerjaannya.

5. Membantu peserta didik yang lemah.

6. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang

berbentuk pemecahan masalah.

2. Hasil Belajar

Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah

proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula.

Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar

usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil

atau produk dari pengajaran itu.


Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana

(Susilowati, 1989 : 50) yang menyebutkan bahwa “Hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah menempuh proses

belajar”. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (atelektual), afektif

(sikap), dan kemampuan psikomotorik (bertindak). Hasil belajar mempunyai

peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil

belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam

upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya

dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan

siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria

ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran.

Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk

bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya

ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama

pelajaran berlangsung, ulangan umum dan sebagainya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut :

1. Faktor faktor yang bersumber dari dalam diri manusia, yang dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

a. Faktor biolgis, yaitu usia, kematangan, kesehatan.

b. Faktor psikologis yaitu kelelahan suasana hati, motivasi, minat, dan

kebiasaan belajar.
Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

2. Faktor faktor yang bersumber dari luar diri manusia, yang dapat

diklasifikasikan menjadi dua juga yaitu :

a. Faktor manusia, yaitu : keluarga, sekolah, masyarakat.

b. Faktor non manusia, yaitu : udara, suara dan bau - bauan.

Sehingga dapat diambil kesimpulan hasil belajar adalah suatu

pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang

dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan

sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumaatmadja

(1997 : 122) bahwa hasil belajar adalah akumulasi kegiatan belajar mengajar

dalam bentuk pemberian ujian oleh guru sehingga akan diketahui hasil belajar

dan mengajar yang dilakukan siswa dan guru. Hasil belajar yang tinggi atau

rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran

dalam proses pembelajaran.

G. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Santa Ursula Bandung, yang dimulai

pada minggu pertama bulan Februari tahun 2018 hingga minggu ketiga pada

bulan yang sama. Hal ini dikarenakan, penulis merupakan tenaga pengajar di

sekolah tersebut dan penelitian kali ini dilakukan untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi dalam mengajar, sekaligus untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam mengajar sebagai personal goal yang ingin dicapai

sesuai yang disampaikan pada bagian latar belakang.


Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Santa

Ursula Bandung. Populasi tersebut diambil karena dalam populasi itulah

masalah yang diambil dalam penelitian tindakan kelas ini muncul. Kemudian

dari populasi tersebut diambil satu kelas sebagai sampel yaitu kelas VIIA yang

terdiri dari 32 orang siswa.

H. Rancangan Penelitian

Menurut Winkel (1993 : 115) keberhasilan siswa dalam belajar sangat

ditentukan oleh kualitas pembelajaran yang dikelola oleh guru, selanjutnya

kualitas pembelajaran tergantung bagaimana guru mendesain pembelajaran

tersebut dalam praktek kegiatan belajar, misal : 1) bagaimana guru menyajikan

materi, 2) bagaimana guru memberikan penguatan, 3) bagaimana guru

melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar dan 4) bagaimana guru

menghargai keberhasilan siswa (reward), yang semuanya itu berada dalam satu

sistem pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas serta tindakan yang diambil dalam penelitian

ini, sebagai upaya untuk mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran

Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar

siswa kelas VII SMP, maka penelitian kali ini dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Tahap orientasi atau penyajian materi.

Pada tahap ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal siswa

tentang materi yang akan diberikan. Selain itu juga memaparkan tujuan
Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa, memotivasi siswa tentang

perlunya mempelajari materi tersebut, dan menyajikan materi-materi pokok

pembelajaran.

b. Tahap organisasi atau kerja kelompok.

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan memperhatikan

keheterogenan akademik, menjelaskan mekanisme diskusi kelompok serta

tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Tahap pengenalan konsep.

Dengan cara mengenalkan tentang suatu konsep baru yang mengacu pada

hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa didapat dari

keterangan guru dan buku paket.

d. Tahap publikasi atau presentasi.

Beberapa kelompok mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya,

membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas dalam

kelompok kepada kelompok lain di depan kelas. Guru membimbing selama

jalannya diskusi kelas.

e. Tahap penguatan dan refleksi.

Pada tahap ini guru memberikan penguatan berhubungan dengan materi

yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberikan contoh

nyata dalam kehidupan sehari-hari, selain itu juga guru meluruskan

pemahaman materi yang masih keliru dari hasil kerja siswa tersebut.

Selanjutnya siswa pun diberi kesempatan untuk merefleksikan dan

mengevaluasi hasil pembelajarannya.


Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini akan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan pada penelitian ini terdiri dari:

a. Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Diawali dengan

pengenalan lapangan, yaiu dengan melakukan observasi terhadap

praktek pembelajaran yang dilakukan guru. Berdasarkan data dari

hasil pengamatan terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan

guru, ternyata siswa merasa jenuh dengan pembelajaran matematika

yang selama ini dilakukan oleh guru, dimana guru menjelaskan

seluruh materi. Selain itu, terkadang penjelasan yang diberikan guru

sulit untuk dimengerti siswa.

b. Membuat bahan ajar penelitian yang meliputi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan LKS serta membuat instrumen yang akan

digunakan selama proses penelitian.

c. Memilih kelas sampel penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:
Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

a. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas sampel dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and

Composition (CIRC) pada materi himpunan.

b. Pelaksanaan tes kepada kelas sampel untuk mengetahui hasil belajar

para siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and

Composition (CIRC) pada materi himpunan.

3. Tahap Analisis Data dan Refleksi

Sesuai dengan hasil observasi, maka data yang akan dianalisis adalah

hasil belajar siswa kelas VII pada materi himpunan dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition

(CIRC).

Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu dengan

membandingkan data hasil observasi dengan kriteria yang telah

ditetapkan.

J. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan

melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberikan perlakuan yaitu pembelajaran Cooperatif Integrated

Reading and Composition (CIRC).

b. Mengadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

mendapatkan perlakuan.
Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

K. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan hasil data penelitian dari hasil tes siswa.

2. Membandingkan hasil tes secara deskriptif dengan kriteria kriteria

keefektifan pembelajaran. Efektifitas berarti berusaha untuk dapat mencapai

sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan,

sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun

waktunya atau berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun

non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif

maupun kualitatif.

Kriteria keefektifan menurut ahmadmuhli (2011) mengacu pada

ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-

kurangnya 75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai KKM atau Kriteria

Ketuntasan Minimal (nilai ≥ 60) dalam hasil belajar. Oleh karena itu, untuk

penenelitian kali ini kriteria keefektifan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1
Kriteria Keefektifan
Persen Siswa yang Memperoleh Nilai
Tingkat Keefektifan
≥ 60
75% - 100% Efektifitas Tinggi
50% - 74% Efektifitas Sedang
30% - 49% Efektifitas Rendah
0% - 29% Tidak Efektif
Nama : Erik Dwi Anggara
No. Peserta : 18026018010169

L. Daftar Pustaka

Herawati, C. 2006. Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Reciprocal


Teaching dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
SMP. Skripsi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Kantiti. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperatif Integrated


Reading and Composition) [Online]. Tersedia:
http://kantiti0710.blog.uns.ac.id/2010/11/model-pembelajaran-kooperatif-
tipe-circ-cooperative-integrated-reading-and-composition/. [14 Maret
2012].

Slavin, Robert. E. 2009. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik, Cetakan I.


Terjemahan Marianto Samosir. Jakarta : Indeks

Sumaatmadja, Nursid. 1996. Metodelogi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi


Aksara.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi


PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Susilowati. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi pokok


Kesebangunan Menggunakan Pendekatan Kerja Kelompok Bagi Siswa
Kelas IX A Semester 1 SMP 2 Jati Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007.
Skripsi FMIPA Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan.

Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan


Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F.MIPA
UNNES.

Tommy. 2012. Proposal Penerapan Metode Pembelajaran CIRC (Cooperatif


Integrated Reading and Composition) pada Mata Pelajaran IPS Terpadu
Kelas VIII di MTs Negeri Martapura [Online]. Tersedia:
http://gambarstai.blogspot.com/2012/01/proposalpenerapan-metode
pembelajaran.html. [14 Maret 2012].

You might also like