Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian
hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya
orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia
menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
[ Fredi Widanarko ]
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing Koordinator TA
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah atas keagungan dan ridho Allah SWT, yang tiada
henti mencurahkan dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan
izin-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang merupakan salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana teknik dari Universitas Mercu
Buana Jakarta.
Tugas akhir dengan judul “ANALISA PERFORMANSI UPGRADING
SISTEM PEMANCAR BROADCAST ANTV UNTUK WILAYAH JAKARTA” ditulis
sebagai rasa ketertarikan penulis terhadap bidang technical broadcast. Sehingga dalam
tahap akhir pendidikan di Universitas Mercu Buana, penulis memberanikan diri untuk
mengambil masalah technical broadcast sebagai tugas akhir.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di universitas
Mercu Buana, khususnya pada saat penyusunan tugas akhir ini kepada bapak
Mudrik Alaydrus yang telah banyak membimbing dan mengkoreksi buku ini.
Sepenuhnya penulis sadar bahwa karya ini jauh dari yang diharapkan, oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis nantikan. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
Penulis
ii
LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH
Pada proses penyelesaian tugas akhir ini, penulis telah banyak dibantu baik
material maupun spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu dengan izin Allah SWT,
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya, kepada :
1. Bapak Dr-Ing Mudrik Alaydrus, selaku pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan
pandangannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Agus Setiawan, selaku atasan dan mentor yang senantiasa memberikan
dan meluangkan waktu untuk membagi ilmunya disela kesibukan kantor
sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
3. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Teknik Industri, Universitas
Mercubuana.
4. Istriku tersayang Ana Syarifah Fauziah. SpdI yang dengan tulus dan ikhlas
memberikan kasih sayang, pengertian, kesabaran dorongan semangat dan
segala do’a. Tidak lupa untuk calon anak pertamaku yang akan segera lahir
yang memberikan semangat dan suasana ceria.
5. Mama & Papa, Bapak & Ibu tersayang atas segala do’a yang tak pernah putus
untuk keberhasilan dan kebahagiaan kami.
6. Kakak-kakak dan adik-adikku tersayang Nanang Variasdianto ST dan Mba
Nur, Kisfamawanti AmdLLAJ dan Fredi Kurniawan SSiT, Dini Mardiana
S.Ag, Syaiful Anwar ST dan teh Nurul, Nurwahdani SPdI dan Agus SPdI,
Nouvan Hidayat Amd, Ilham dan Tamam.
7. Staff Transmisi ANTV Joglo, terima kasih atas dukungannya.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI i
KATA PENGANTAR ii
LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR LAMPIRAN vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR ISTILAH xiii
BAB I PENDAHULUAN
iv
BAB III UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER
3.1. Sistem Transmitter Broadcast ANTV Jakarta 23
3.1.1. Sistem Transmitter Comark 23
3.1.1.1. Inductive Output Tube (IOT) 25
3.1.1.2. Driver dan Excitter 26
3.1.1.3. Bandpass Filter 28
3.1.1.4. Combiner 29
3.1.1.5. Antenna 30
3.1.2. Sistem Transmitter Harris 32
3.1.2.1. Inductive Output Tube (IOT) 33
3.1.2.2. Driver dan Excitter 34
3.1.2.3. Bandpass Filter 37
3.1.2.4. Combiner 39
3.1.2.5. Antenna 40
3.2. Perubahan Letak Ketinggian dan Posisi Antenna 42
3.3. Perubahan Koordinat Lokasi Transmitter 44
3.3.1. Tinjauan Tata Kota 46
3.3.2. Tinjauan Prediksi Propagasi 48
3.4. Metode Prediksi Coverage Area 50
3.4.1. Tinjauan Coverage Area Kedua Transmitter 50
v
4.2.2. Analisis Low Signalstrength Area Jakarta 66
4.2.3. Perbandingan Signal Sebelum &Sesudah 70
Upgrade
4.3. Peningkatan Performansi Non Teknis 72
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan & Saran 73
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Blok Diagram Common AmplificationTX 4
Excitter Comark
Gambar 3.7 Band Pass Filter Dielectric Type WR 1500 28
viii
Gambar 3.8 Terminal-terminal yang Terdapat pada Combinner 29
Magic-Tee
Gambar 3.9 Pengukuran Return Loss Antenna PHP64U4221 31
pada Ch.47 UHF
Gambar 3.10 Mode RF System pada Transmitter Harris 32
Gambar 3.11 Blok Diagram System Transmitter Harris dengan 2 PA 33
Gambar 3.12 (a) IOT EEV D3130W, (b) IOT EEV D3130W dengan 34
Cavities
Gambar 3.13 Susunan Tata Letak Driver System 35
Gambar 3.14 Blok Diagram Driver System 35
Gambar 3.15 Tata Letak Sigma Plus Cabinet dan PA Driver Cabinet 36
Gambar 3.16 Blok Diagram Excitter Harris 37
Gambar 3.17 Circular Waveguide Bandpass Filter dengan 38
type Dual Mode
Gambar 3.18 Bentuk dan Dimensi Bandpass Filter ERI Type WF series 38
Gambar 3.19 Ilustrasi Koneksi 3 dB Riblet Hybrid dan Magic-Tee 39
Gambar 3.20 Ilustrasi arah Antenna PHP48U2221 Terpasang 41
pada Mounting Tower
Gambar 3.21 Perubahan Letak Ketinggian Antenna Kedua 42
Lokasi Pemancar
Gambar 3.22 Posisi Lower dan Upper Antenna PHP64U4221 43
dan PHP48U2221
Gambar 3.23 Posisi Mounting dan Arah Antenna PHP64U4221 44
dan PHP48U2221
Gambar 3.24 Penentuan Letak Koordinat Lokasi Pemancar Lama 45
dengan foto udara
Gambar 3.25 Penentuan Letak Koordinat Lokasi Pemancar Baru 45
dengan foto udara
Gambar 3.26 Beberapa Lokasi Barrier yang Terdapat di Kota Jakarta 46
Gambar 3.27 Pengaruh Beberapa Barrier Berupa Gedung-gedung 47
di Jakarta
Gambar 3.28 Horizontal Radiation Pattern Antenna PHP64U4221 51
Gambar 3.29 Vertical Radiation Pattern Antenna PHP64U4221 51
Gambar 3.30 Prediction Coverage Map System Transmitter Comark 52
ix
Gambar 3.31 Horizontal Radiation Pattern Antenna PHP48U2221 53
Gambar 3.32 Vertical Radiation Pattern Antenna PHP48U2221 53
Gambar 3.33 Prediction Coverage Map System Transmitter Harris 54
Gambar 4.1. Grafik Kondisi Signalstrength Siaran ANTV 56
Wilayah Jakarta Utara
Gambar 4.2. Grafik Kondisi Signalstrength Siaran ANTV 57
Wilayah Jakarta Selatan
Gambar 4.3. Grafik Kondisi Signalstrength Siaran ANTV 58
Wilayah Jakarta Pusat
Gambar 4.4. Grafik Kondisi Signalstrength Siaran ANTV 59
Wilayah Jakarta Timur
Gambar 4.5. Grafik Kondisi Signalstrength Siaran ANTV 60
Wilayah Jakarta Barat
Gambar 4.6. Grafik Kondisi Signalstrength Siaran ANTV 61
Wilayah Tangerang
Gambar 4.7. Grafik Kondisi Signalstrength Siaran ANTV 62
Wilayah Bekasi
Gambar 4.8. Grafik Kondisi Signalstrength Siaran ANTV 63
Wilayah Bogor
Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Jangkauan Signalstrength 65
terendah dan tertinggi Pemancar Comark dan Harris
Gambar 4.10.Grafik FCC (50,50) sebagai Standard 67
Prediksi Fieldstrength
Gambar 4.11.Grafik FCC (50,50) sebagai Standard 69
Prediksi Fieldstrength
Gambar 4.12. Grafik Perbandingan Signalstrength Wilayah 71
Low Signal Siaran ANTV
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Rekomendasi CCIR Median Fieldstrength diukur 10 m 6
xi
Tabel 4.7. Data Signalstrength Siaran ANTV Wilayah Bekasi 62
Tabel 4.8. Data Signalstrength Siaran ANTV Wilayah Bogor 63
Tabel 4.9. Low Signalstrength siaran ANTV Wilayah Jakarta 66
Tabel 4.10. Perbandingan Signalstrength Wilayah dengan Gangguan 71
Sinyal Sebelum dan Sesudah Upgrade System
xii
DAFTAR ISTILAH
ABU : Asia pacific Broadcast Union
1
PENDAHULUAN 2
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
serta tujuan dari Tugas Akhir ini.
BAB V PENUTUP
Berisi Kesimpulan dan saran
BAB II
TEORI DASAR PEMANCAR
TELEVISI
1. Common Amplification
Carrier video dan audio diperkuat dalam suatu rangkaian penguat, pemancar
tipe ini relatif murah karena hanya memerlukan satu rangkaian penguat dan
tidak memerlukan rangkaian combiner di output rangkaian untuk
menggabungkan carrier video dengan audio, kekurangannya apabila
karakteristik penguatan rangkaian tidak linear akan mengakibatkan distorsi
dan menimbulkan product carrier yang disebabkan oleh intercarrier dan
intermodulasi. Product carrier yang diperbolehkan adalah >-48 dB terhadap
carrier video.
Antenn
Video IF IF
Video Video IF RF
Processor Modulator
Video
IF IF
Nicam Audio Audio
Processor Modulator OSCILATOR
4
TEORI DASAR 5
2. Split Amplification
Split Amplification atau disebut juga Separate Amplification yaitu carrier
video dan audio diperkuat oleh masing-masing rangkaian penguat, pemancar
tipe ini relatif lebih mahal karena memerlukan dua rangkaian penguat dan
memerlukan rangkaian combiner di output rangkaian untuk menggabungkan
carrier video dan audio, kelebihannya apabila karakteristik penguatan
rangkaian tidak linear tidak akan mengakibatkan distorsi dan menimbulkan
product carrier.
Antenn
Video IF IF Vision RF
Video IF to RF PA
Processor Converter
BandPass
OSCILATOR DIPLEXER
Filter
Mono
IF IF Sound RF
Nicam Audio IF to RF PA
Processor Converter
Secara garis besar sistem pemancar televisi dapat digambarkan sebagai berikut:
ANTENNA
STL SYSTEM
TRANSMITTER LOW VOLTAGE
POWER
CONTROL EQUIPMENT DISTRIBUTION
BOARD (PDB)
OIL TANK
AIR ENGINE
SATELIT
MI
CR
LIOWAV E
NK
DOWNLINK SYSTEM
RUMAH PENDUDUK
Gambar 2.4 Sistem Penyiaran TV Broadcast untuk wilayah penyiaran pusat & daerah
Tabel 2.1 Rekomendasi CCIR median fieldstrength diukur 10 meter dari permukaan tanah
Band I III IV V
dB (uv/m) + 48 + 55 + 65 + 70
TEORI DASAR 7
NO. CHANNEL FREKWENSI VIDEO (MHz) FREKWENSI AUDIO (MHz) RANGE FREKWENSI (MHz)
BAND I
1 44.25 46.75 43 - 50
2 48.25 53.75 47 - 54
3 55.25 60.75 54 - 61
4 62.25 67.75 61 - 68
BAND III
5 175.25 180.75 174 - 181
6 182.25 187.75 181 - 188
7 189.25 194.75 188 - 195
8 196.25 201.75 195 - 202
9 203.25 208.75 202 - 209
10 210.25 215.75 209 - 216
11 217.25 222.75 216 - 223
12 224.25 229.75 223 - 230
BAND IV
21 471.25 476.75 470 - 478
22 479.25 484.75 478 - 486
23 487.25 492.75 486 - 494
24 495.25 500.75 494 - 502
25 503.25 508.75 502 - 510
26 511.25 516.75 510 - 518
27 519.25 524.75 518 - 526
28 527.25 532.75 526 - 534
29 535.25 540.75 534 - 542
30 543.25 548.75 542 - 550
31 551.25 556.75 550 - 558
32 559.25 564.75 558 - 566
33 567.25 572.75 566 - 574
34 575.25 580.75 574 - 582
35 583.25 588.75 582 - 590
36 591.25 596.75 590 - 598
37 599.25 604.75 598 - 606
BAND V
38 607.25 612.75 606 - 614
39 615.25 620.75 614 - 622
40 623.25 628.75 622 - 630
41 631.25 636.75 630 - 638
42 639.25 644.75 638 - 646
43 647.25 652.75 646 - 654
44 655.25 660.75 654 - 662
45 663.25 668.75 662 - 670
46 671.25 676.75 670 - 678
47 679.25 684.75 678 - 686
48 687.25 692.75 686 - 694
49 695.25 700.75 694 - 702
50 703.25 708.75 702 - 710
51 711.25 716.75 710 - 718
52 719.25 724.75 718 - 726
53 727.25 732.75 726 - 734
54 735.25 740.75 734 - 742
55 743.25 748.75 742 - 750
56 751.25 756.75 750 - 758
57 759.25 764.75 758 - 766
58 767.25 772.75 766 - 774
59 775.25 780.75 774 - 782
60 783.25 788.75 782 - 790
61 791.25 796.75 790 - 798
0
Cacat fase tersebut tidak boleh besar dari 5 , sistem NTSC
memperbaiki cacat fase tersebut dengan umpan balik atau mengkompensirnya
di tempat yang diperkirakan fasenya perlu diperbaiki, semakin banyak tempat
perbaikan fase makin rumit sistem tersebut. Sistem PAL memperbaikinya
0 0
dengan cara merubah fase dari sub carrier yang tegak lurus dari 90 ke 270
secara bergantian menurut garis-garis scanning.
Pada sistem PAL keseluruhan sinyal luminan dengan pulsa sinkronisasi
vertical, horizontal dan frekwensi carrier suara tidak terpengaruh dengan
adanya sinyal warna. Sinyal warna mempunyai dua jalur sisi yang melebar
dari frekwensi sub carrier 4,43361875 Mhz ke 5,5 Mhz untuk jalur sisi atas
dan 3,1 Mhz untuk jalur sisi bawah, terlihat bahwa jalur sisi tidak simetri
tetapi tidak akan berpengaruh pada pesawat penerima.
Video Carrier
Sub Carrier
Audio Carrier
Luminance
N (w) = K x T x B x F
Dimana : N (w) = besarnya noise dalam watt pada input terminal TV translator
23
K = konstanta ( 1.38 x 10 )
T 0 0
= 30 C Calvin = 303
B = bandwidth ( 5 MHz untuk system B&G )
F= Noise figure
N (dBw) = 10 Log ( 1.38 x 1023 x 303 x 5000000) + F
= - 136.8 + F (dBw) ..................................................... (2)
Hubungan antara tegangan (V) dan daya (W) pada impedance 50 Ohm input
terminal adalah:
N (w) = N2 (v) / 50
2
N (dBw) = 10 Log [ N (v) x (1/50) ]
= N dBµV - 137 (dBw) ……………………..............….. (3)
Dari persamaan (2) dan persamaan (3) tegangan input voltage TV translator
adalah :
2
= 20 Log½ E . 20Log (300. 10 /F . π) + 10Log G . (R / 73) + 20 Log (1/L)
= -6 + 20Log E + 39.6 – 20Log F + GdB – 1.64 – LdB
≈ 20 Log E – 20 Log F (MHz) + G dB – LdB + 32
2.2.3 Interferensi
Interferensi adalah signal yang tidak diinginkan (undesired)
mengganggu signal yang diinginkan (desired), gangguan ini akan mengurangi
kualitas reproduksi signal informasi. Pada dasarnya ada empat macam
interference yaitu :
a) Interference saluran yang sama (co-channel) dan saluran bersebelahan
(adjacent channel), pemakaian saluran yang sama atau bersebelahan oleh
TEORI DASAR 12
2 2
P = Pt : 4 π d ( W/m ) ............................................... (9)
Dimana Pt adalah daya pancar dan d adalah jarak
Kuat medan listrik pada titik pengukuran dalam volt per meter, hubungan antara kuat
medan listrik Eo dengan rapat daya adalah :
2
P = Eo / Z.................................................................. (10)
2 (18)
h1 / h2 = (d1 / d2) ..................................................................
Ro
r1
ht
hr
r2
fungsi dari perbedaan panjang jangkauan. Apabila d >> ht dan hr, maka sudut
Ø sangat kecil oleh sebab itu sedikit sekali perubahan amplitudo dan fase dari
gambar 2.9 dapat diuraikan sebagai berikut :
DI R
ECT
W
AVE
REFL
E
CT
ED
W
A
V
E
RX ANTENNA AT
TV TX TV SET
Gambar 2.10 Ilustrasi gelombang langsung dan gelombang pantul pada pemancar tv
Pada permukaan yang berbentuk bola dengan titik pusat sumber S, kita
dapat menggambarkan lingkaran-lingkaran berurutan yang diperoleh oleh
persamaan-persamaan berikut :
r = r1 = r0 + λ / 2 ………………………………………………... (21)
r = r2 = r0 + λ
r = r3 = r0 + 3λ / 2
r = rn = r0 + n / λ
r1 r2 r3
O
r
ro
r1
R
S ro P
d1 d2
Dimana :
E = kuat medan listrik (v/m)
E0 = kuat medan listrik di ruang bebas (v/m)
TEORI DASAR 20
M
Hc
T H1 H R
h2
h1
d1 d2
Dimana :
E0 = Kuat medan diruag bebas
= ( 7 PG) / d
Lt = Faktor pantulan di sisi pemancar
= 2 sin ( 2 h1 H1) / ( d1)
Lr = Faktor pantulan dari sisi penerima
= 2 sin ( 2 h2 H2) / ( d2)
sL = Redaman difraksi
=1/(2 U)
U = Clearence parameter ( Hc / rs )
Hc = Halangan tinggi
rs = daerah fresnel ( d1 d2 ) / (d1 + d2)
0
Bila > 150 , ditentukan 2 sin =1
2. Titik pemancar dan halangan tinggi dan saling berdekatan, titik penerima
rendah.
M
H1 Hc
T H
R
h1 h2
d1 d2
Gambar 2.15 Halangan lebih tinggi dari h1 dan h2, h1 berdekatan dengan penghalang
3. Titik penerima dan halangan tinggi dan saling berdekatan, titik pemancar
rendah.
M
R
H1 Hc h2
h1
d1 d2
Gambar 2.16 Halangan dan titik h2 tinggi dan berdekatan, h1 rendah
h2
d1 d2
Dalam kasus ini faktor pemantulan dapat diabaikan, jika hanya menghitung
redaman difraksi.
Maka E = E0 xsL ................................................................................. (27)
BAB III
UPGRADE DAN RELOKASI
TRANSMITTER
23
UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER 24
Switch
BPF
Tee Frame
RF System
Load
Load
5K 80 K Upper
Magic T
BandPass Filter
Load
3 dB Coupler 3 dB Coupler
5K
TX 1 TX 2
Driver Driver
Video
Video
Downlink Pointing
Audio Mono Audio Mono
to Palapa C2
Receiver A
VDA Audio Limiter Encoder
Receiver B
Demodulator Main Backup
ADA
(a) (b)
Gambar 3.3 (a) IOT EEV 8404, (b) IOT EEV 8404 dengan cavities
UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER 26
Upper
Amplifi
er 100
W
Lower Amplifier
100 W
Panel Meter
I PA 200 W
I P A 200 W
PA 200 W
PA 200 W
P A 200 W
PA 200 W
Excitter
PA 200 W
(a) (b)
Gambar 3.5 (a) Excitter system cabinet, (b) Driver system cabinet
B6 – IF / RF CA Frequency Translation
B4 – FM Sound + Nicam
B2 – Video Processing
Front Panel
Gambar 3.6 Konfigurasi dan tata letak sub blok system pada exciter Comark
3.1.1.4 Combiner
Combiner pada sistem transmitter comark
mempergunakan Magic Tee Phaser / Combiner yang difungsikan
untuk menggabungkan output akhir dari dua amplifier. Pada sistem
magic tee terdapat 4 terminal, yaitu input 1, input 2, port H – plane
dan port E – plane. Pada port E – plane biasanya terhubung pada
reject load dan port H – plane adalah merupakan saluran utama
output dari magic tee.
3.1.1.5 Antenna
Antena pada sistem pemancar Comark 80 kW ini
mempergunakan antena omni-directional skew-fire antenna system
dengan merk RFS type PHP64U4221. System antena ini memiliki
dua input yaitu Upper antenna dan Lower antenna dengan 64 panel
yang terbagi menjadi 4 sisi, dimana satu sisinya terdapat 16 panel
antena. Antena ini dirancang untuk dipasang pada top mounting
dengan ketinggian 200 – 220 meter. Konfigurasi power yang
didistribusikan pada tiap-tiap sisi panel memiliki nilai yang berbeda
yaitu pada sisi panel yang mengarah ke utara memiliki power 1
bagian, sisi panel yang mengarah ke selatan memiliki power 2
bagian, sisi panel yang mengarah ke barat memiliki power 2 bagian,
sisi panel yang mengarah ke timur memiliki power 4 bagian dari
total power yang didistribusikan dari transmitter, hal ini berkaitan
dengan kalkulasi coverage area.
PHP 64 U 4221
Model PHP64U4221
Operating Frequency Range E47 (678 – 686 MHz)
Polarisation Horizontal
Max Power Rating 80 kW peak sync into full antenna
Design Power Rating 1 x 80 kW peak sync analoque TV
Input Connector 2 x 6-1/8” EIA
Main Feeder Cable Pressurisation Test : 100 kPa (max)
Operating : 20 to 35 kPa (50 kPa Max)
Return Loss > 32 dB at vision carrier
Beam Tilt 0.80
Null Fill >25 % E/Emax at 1st Null
Temperature Operating -50 to +450 C
Total Weight of antenna componen 6015 kg approx
Tabel 3.5 Data karakteristik antenaPHP64U4221 dengan sistem
pemancar Comark 80 kW
Channel 47
Vision Carrier Frequency (MHz) 679,25
Horizontal Directivity (dBd) 4,3
Vertical Directivity 14,12
Internal Loss (dB) - 0,10
Antenna Gain (dBd) 18,42
Main Feeder Loss (dB) - 1,05
Switch Frame / Combiner Loss (dB) 0
System Gain (dBd) 17,27
Transmitter Power (KW) 80
Transmitter Power (dBW) 49,03
Maximum ERP (dBW) 66,30
Maximum ERP (KW) 4265,8
Beam Tilt 0.8 0
(a) (b)
Gambar 3.12 (a) IOT EEV D3130W, (b) IOT EEV D3130W dengan cavities
PA Pallet 1-6
Driver Pallet
Controller Board
PA Combiner board
Gambar 3.15 Tata letak Sigma Plus Cabinet dan PA Driver Cabinet
UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER 37
Gambar 3.17 Circular Waveguide bandpass filter dengan type dual modes
Gambar 3.18 Bentuk dan dimensi bandpass filter ERI type WF series
UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER 39
3.1.2.4 Combiner
Combiner pada sistem transmitter Harris juga
mempergunakan Magic Tee Phaser / Combiner seperti pada
transmitter Comark yang difungsikan untuk menggabungkan output
akhir dari dua amplifier. Sinyal pada output 3 dB Riblet Hybrid
adalah merupakan sinyal input pada Magic Tee, sinyal-sinyal
tersebut dapat terlihat dalam vektor-vektor pada gambar 3.19.
Output sinyal pada port 3 dan port 4 Riblet Hybrid terdiri atas
0
setengah power dari E1 (pada 0 ) ditambahkan setengah power dari
0 0
E2 (pada -90 ) sehingga menghasilkan combined signal pada -45 .
Pada system Riblet Hybrid terdapat sistem isolasi yang
mengisolasikan masing-masing port input sebesar 30-40 dB.
Sinyal yang terdapat port A pada Magic Tee adalah
merupakan hasil combine sinyal pada port C dan port B dengan
0
resultan phasa -45 . Sedangkan sinyal output pada port D adalah
0
nol (0) karena resultan phasa dari port C dan B menghasilkan 180
sehingga kedua sinyal saling meniadakan.
Tabel 3.8 Data karakteristik combiner Magic Tee pada transmitter Harris
Frequency Range Any UHF TV Channel
Insertion Loss 0.1 dB max
Isolation
Input 1 – Input 2 35 dB nom
Output E – Ouput H 35 dB nom
Power Split 30 dB ± 0.15 dB max
VSWR 1.05 : 1 all ports nom
UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER 40
3.1.2.5 Antenna
Antena pada sistem pemancar Harris 120 kW ini
mempergunakan antena omni-directional skew-fire antenna sistem
dengan merk RFS type PHP48U2221. Sistem antena ini memiliki
dua input yaitu Upper antenna dan Lower antenna dengan 48 panel
yang terbagi menjadi 4 sisi, dimana satu sisinya terdapat 12 panel
antena. Antena ini dirancang untuk dipasang pada side mounting
dengan ketinggian 281.25 – 296.05 meter. Konfigurasi power yang
didistribusikan pada tiap-tiap sisi memiliki nilai yang sama kecuali
pada sisi yang mengarah ke utara, hal ini berkaitan dengan kalkulasi
coverage area.
PHP 48 U 2221 S
Gambar 3.20 Ilustrasi arah antenna PHP48U2221S terpasang pada mounting tower
UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER 42
220 m
20 m
200 m
Dengan demikian maka diperlukan adanya perencanaan yang baru untuk dapat
memperbaiki coverage area, yang tentunya akan mendukung kualitas siaran sehingga
siaran dapat diterima dengan baik oleh audience. Jumlah panel antenna dan juga letak
kedudukan antenna pada tower pemancar adalah juga merupakan faktor yang
mempengaruhi pola pemancaran radiasi antenna.
Upper antenna
Upper antenna
Lower antenna
Lower antenna
(a) (b)
Gambar 3.22 (a) Posisi Lower dan Upper antenna pada sistem antenna PHP64U4221
(b) Posisi Lower dan Upper antenna pada sistem antenna PHP48U2221S
UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER 44
Distributor
Distributor
Frame antenna
Tower Mounting
(a) (b)
Gambar 3.24 Penentuan letak koordinat lokasi pemancar antv lama dengan menggunakan foto track
udara, didapat koordinat LS : 060 12’ 45.00” dan BT : 1060 43’ 52.40”.
Gambar 3.25 Penentuan letak koordinat lokasi pemancar antv baru dengan menggunakan foto track
udara, didapat koordinat LS : 060 13’ 08.86” dan BT : 1060 43’ 49.79”.
UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER 46
Wilayah kompleks
Apartemen Taman Anggrek
& Mall Ciputra
Wilayah kompleks
Gedung perkantoran,
Hotel dan Apartemen
Gambar 3.27 Pengaruh beberapa barrier berupa gedung-gedung bertingkat di kota Jakarta
terhadap fieldstrength.
UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER 48
Tabel 3.11 Data wilayah siaran ANTV yang memiliki gangguan kualitas video ghost dan noise.
Antenna Penerima
Type dan installasi antenna penerima rumahan juga sangat berperan dalam
penerimaan sinyal, installasi system antenna penerima yang salah akan mengakibatkan
penerimaan sinyal menjadi buruk.
UPGRADE DAN RELOKASI TRANSMITTER 50
Propagation Loss
Propagation loss bisa sangat mempengaruhi kualitas pancaran
siaran, gunung, gedung-gedung, pepohonan dll dapat mengurangi sinyal
pancaran sebesar ± 20 dB. Sedangkan redaman ruang bebas (free space
loss) juga berpengaruh terhadap hasil fieldstrength. Lo = 20 log 4π + 20
log d – 20 log λ
1. Free space loss (Lo) pada pemancar lama.
Lo = 20 log 4π + 20 log d – 20 log λ
3
= 20 log 4π + 20 log 70.6 x 10 – 20 log 0.44
= 21.984 dB + 96.97 dB + 7.13dB
= 126.084 dB
2. Free space loss (Lo) pada pemancar baru.
Lo = 20 log 4π + 20 log d – 20 log λ
3
= 20 log 4π + 20 log 81.9 x 10 – 20 log 0.44
= 21.984 dB + 98.26 dB + 7.13dB
= 127.379 dB
Pada bab ini akan dibahas analisa performansi sistem pemancar Harris yang
berkaitan dengan perubahan beberapa parameter yaitu perubahan ketinggian altitude,
ketinggian letak antenna pemancar dan juga perubahan letak koordinat pemancar.
Analisa performansi akan dilihat dari hasil akhir perubahan signalstrength yang
didapatkan dari pengukuran sebelum dan sesudah perubahan sistem.
55
ANALISIS UPGRADE SISTEM PEMANCAR 56
Jakarta Utara
OLD NEW
NO LOCATION LOCATION dBuV dBuV Distance
90
85
80
75
68 70 68 67
70 6870 66
65 66 62
64 64
dBuV
65
60 56
55 50 50
50 45
45
40
35
30
Kamal Kapuk / Ancol Cilincing Kelapa Sunter
Pluit Penjaringan
Tj
Dadap Pejagalan / Gading
.
Priok
Location
Gambar 4.1 Grafik kondisi signalstrength siaran ANTV wilayah Jakarta Utara
ANALISIS UPGRADE SISTEM PEMANCAR 57
Jakarta Selatan
OLD NEW
NO LOCATION LOCATION dBuV dBuV Distance
UNDER MEASURE COORDINAT dBuV/m dBuV/m From Station
0
1 CILANDAK BARAT S: 06 17.557' 66 72 6.10
E :1060 47.626' 84 91
2 PONDOK LABU S: 060 18.432' 62 65 7.33
E: 1060 47.607' 80 83
3 LIMO S: 06 20.397' 74 84 8.52
KEL. GANDUL E: 1060 47.608' 92 102
4 JAGAKARSA S: 060 19.619' 57 70 8.52
E: 1060 48.919' 75 88
5 LENTENG AGUNG S: 060 19.661' 62 75 9.23
E: 1060 50.005' 80 93
6 PASAR MINGGU S: 060 71.216' 65 78 7.84
E: 1060 50.362' 83 96
7 KALIBATA S: 060 05.331' 58 68 7.29
E: 1060 50.752' 76 86
8 TEBET S: 060 13.540' 57 61 7.51
E: 1060 51.422' 75 79
9 MANGGARAI S: 060 12.763' 45 64 7.28
E: 1060 51.229' 63 82
10 MAMPANG PRAPATAN S: 060 14.469' 45 66 5.00
E: 1060 48.624' 63 84
11 TAMAN PURING S: 060 14.535' 76 84 3.91
E: 1060 47.392' 94 103
12 KEBAYORAN LAMA S: 060 14.389' 65 78 3.44
E: 1060 46.937' 83 96
13 RAWA SIMPRUG S: 060 13.640' 75 82 3.56
E: 1060 47.376' 93 113
84
90 84 82
85 78 78
80 72 74 75
76
75
70
75
70 68
66 65 65 64 66 65
dBuV 65
62
62
58 61
60 5 5
7 7
55
50 45 45
45
40
35
30
CilandakPondok JagakarsaLenteng Kalibata ManggaraiMampang Kebayoran
Limo Pasar Tebet Taman Rawa
Prapatan Lama
Location
Gambar 4.2 Grafik kondisi signalstrength siaran ANTV wilayah Jakarta Selatan
ANALISIS UPGRADE SISTEM PEMANCAR 58
Jakarta Pusat
OLD NEW
NO LOCATION LOCATION dBuV dBuV Distance
UNDER MEASURE COORDINAT dBuV/m dBuV/m From Station
90
85 80
80 74 73 75
75 70
70 62 65 66 67 65 63 67 62 64
dBuV 65
58 60
60 54 53 54 55 52
55 51
50
45
40
35
30
Kemayoran Cempaka
Baru
Menteng SenenGambir Glodog Sawah Johar Salemba Cikini Senayan
Besar Putih
Location
Gambar 4.3 Grafik kondisi signalstrength siaran ANTV wilayah Jakarta Pusat
ANALISIS UPGRADE SISTEM PEMANCAR 59
Jakarta Timur
OLD NEW
NO LOCATION LOCATION dBuV dBuV Distance
UNDER MEASURE COORDINAT dBuV/m dBuV/m From Station
90
85
80 72 74 72
75
70 70 69 70
68 69 69 69
70 66
67
65 63 62 62
dBuV
64 64 64 64
61
60 60
60
52 54 54
55
50
45
40
35
30
Cibubur Kp Condet Halim Cililitan Cawang Duren Pondok Klender Jatinegara
CiracasCipayung
Rambutan Batu Sawit Kelapa Rawamangun
.
Ampar
Location
Gambar 4.4 Grafik kondisi signalstrength siaran ANTV wilayah Jakarta Timur
ANALISIS UPGRADE SISTEM PEMANCAR 60
Jakarta Barat
OLD NEW
NO LOCATION LOCATION dBuV dBuV Distance
UNDER MEASURE COORDINAT From Station
dBuV/m dBuV/m
110
105 100 96 98
100
95 89
90 82
85 79
76
80 71 75 75 73
dBuV
75
70 65 63 65 62
65 60
60
55 50 47 48
50
45
40
35
30
Duri Cengkareng Cengkareng GrogolTomang Petamburan KebonMeruya Kembangan
Jeruk
Kosambi Kemanggisan
Kalideres Jelambar
Barat Tanah
Abang
Location
Gambar 4.5 Grafik kondisi signalstrength siaran ANTV wilayah Jakarta Barat
ANALISIS UPGRADE SISTEM PEMANCAR 61
Tangerang
OLD NEW
NO LOCATION LOCATION dBuV dBuV Distance
UNDER MEASURE COORDINAT dBuV/m dBuV/m From Station
115 112
110
105
100 93
95
88
90 84 84 83
82 82
85 80 80 79
80 74 72
77
76
74
dBuV
75 70 71
70
6
8
70
67 67 67
63
65
60
55
50
45
40
35
30
Ciputat CireundeuPamulang BSD Legok Gading Lippo Cikupa Pasar Gembor Jati Ciledug
Location
Bekasi
OLD NEW
NO LOCATION LOCATION dBuV dBuV Distance
UNDER MEASURE COORDINAT From Station
dBuV/m dBuV/m
90
85
80 76
75 71 70 70 70 70 72
70 65 65 65
64 64
65 61 58 61 58 58 58
dBuV 60 55 53
55 51
50
45
40 36
35
30
Cikampek Cibitung Tambun Bantar Bekasi Bekasi Bekasi Bekasi Asih Pondok
Jati Jati
GebangTimur Utara SelatanBarat GedeWaringin
Location
Bogor
OLD NEW
NO LOCATION LOCATION dBuV dBuV Distance
UNDER MEASURE COORDINAT dBuV/m dBuV/m From Station
90
85
80 76
75 70 69
70 67 67
65 63
dBuV 60 54 55 57 54
53
55
48
50
45 43
40 35
35
30
Barat Kota
Pass Putri
Location
120 114
100 82
80
dBuV 60 55 Comark
40 35 Harris
20
0
Diketahui :
Peak ERP = 2666.85 kW ; Altitude = 12 m
Tinggi letak antenna = 220 m
Jarak titik koordinat wilayah dibelakang barrier = ± 8,5 km
ANALISIS UPGRADE SISTEM PEMANCAR 67
2 miles
5 miles
10 miles
20 miles
30 miles
40 miles
50 miles
60 miles
761.2 feet
A : Fieldstrength (dBuV/m)
B : Gain antenna fieldstrength meter (dBi)
C : Frequency Televisi (Mhz)
2 miles
5 miles
10 miles
20 miles
30 miles
40 miles
50 miles
60 miles
1036.9 feet
A : Fieldstrength (dBuV/m)
B : Gain antenna fieldstrength meter (dBi)
C : Frequency Televisi (Mhz)
Tabel 4.10 Perbandingan signalstrength wilayah dengan gangguan sinyal sebelum dan
sesudah upgrade sistem
80
70
dBuV
60
50
40
Tn
Manggarai
Mampang
Pluit/Pejagalan
Cilincing
Gading
Senen
. Prapatan
Abang
Location
Gambar 4.12 Grafik perbandingan signalstrength wilayah low signal siaran ANTV
ANALISIS UPGRADE SISTEM PEMANCAR 72
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, perhitungan dan analisa, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Setelah penggantian sistem pemancar dengan perubahan beberapa parameter
seperti : perubahan ketinggian altitude, ketinggian letak antenna pemancar,
perubahan letak koordinat pemancar dan juga perubahan power pemancar
didapatkan adanya peningkatan signalstrength sebesar 32 dBuV pada
level tertinggi dan 20 dBuV pada level terendah.
2. Barrier berupa gedung-gedung bertingkat pada wilayah perkotaan dapat
mereduksi radiasi sinyal sebesar 10 dBuV hingga 35 dBuV.
3. Wilayah dimana terindikasikan mengalami low signal pada wilayah
kontur tata kota Jakarta dapat terkompensasi dan mengalami peningkatan
4 dBuV – 21 dBuV.
5.2 Saran
Dari tugas akhir ini saran yang dapat saya sampaikan, adalah :
Dengan perubahan sistem pemancar dan parameter-parameternya tentu
diharapkan akan meningkatkan kinerja dan performansi dari sistem
sebelumnya namun spesifikasi pada sistem yang baru pun belum
maksimal, misalnya pada sisi jumlah panel antenna dimana jumlah panel
antenna pada sistem baru hanya berjumlah 48 panel sedangkan pada
sistem lama berjumlah 64 panel. Jika dengan power 120 kW dan
didukung dengan 64 panel antenna maka otomatis performansinya akan
lebih meningkat.
Meningkatkan frekwensi pengukuran signalstrength dari 3 tahun sekali
menjadi 1 tahun sekali, hal ini bertujuan untuk tetap menjaga kualitas
penyiaran dan juga survey lapangan. Hal tersebut dibutuhkan untuk
selalu meng- update data lapangan dan data teknis performansi siaran.
73
DAFTAR PUSTAKA