You are on page 1of 6

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

INSTALASI LABORATORIUM
KLINIK

RS BIREUEN MEDICAL CENTER


Jl Bireuen - Takengon km.1,6
Kecamatan Juli Kab.Bireuen
1. PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat cepat berkembangnya. Di US


terdapat 18 juta pekerja terlibat didalamnya, dan wanita merupakan 80% darinya. Bahaya
(Hazard) dan insiden yang terlibat dalam aktifitas ini sangat beragam, seperti needlestick
injuries, back injuries, latex allergy, violence, dan stres. Walaupun hal ini sangat mungkin
dicegah, namun kejadian injury maupun infeksi tetap saja terjadi. Upaya pelayanan
kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan selama bekerja belum banyak dilakukan.
Menurut WHO, dari 35 juta petugas kesehatan, ternyata 3 juta diantaranya terpajan
oleh bloodborne pathogen, dengan 2 juta diantaranya tertular virus hepatitis B, dan
170.000 diantaranya tertular virus HIV/AIDS. Menurut NIOSH, untuk kasus-kasus yang non-
fatal baik injury maupun penyakit akibat kerja, sarana kesehatan sekarang semakin
meningkat, berbanding terbalik dengan sektor konstruksi dan agriculture yang dulu paling
tinggi, sekarang sudah sangat menurun.
Selain itu Infeksi nosokomial masih menjadi isu cukup signifikan dikalangan pelayanan
kesehatan, sehingga pengembangan program patient safety sangat relevan untuk
dilakukan. Karena itu pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sarana
kesehatan seperti rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya harus dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh dalam upaya melindungi baik tenaga kesehatan sendiri maupun pasien.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat sebagai upaya
mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode
pengembangan program kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilaksanakan, seperti
misalnya :
a. perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
b. penanganan limbah medis,
c. penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya.
Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang
masuk kedalam program patient safety. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003
tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang :
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
paling sedikit 10 orang.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS)
termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak
pengelola RS menerapkan upaya-upaya penanganan risiko-risiko di Rumah Sakit.

2. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum Bireuen Medical Center merupakan suatu organisasi yang
memberikan layanan kesehatan pada pasien, dalam hal ini adalah memberikan usaha
jasa kesehatan yang akan berhadapan dengan tantangan yang setara antara pertumbuhan
pendapatan dan pengelolaan risiko, sebab setiap keputusan usaha yang diambil mengandung
elemen risiko didalamnya.
Terdapat risiko yang saling meniadakan satu sama lain, ada juga yang tidak saling
terkait, namun ada yang saling menguatkan. Untuk dapat mengelola risiko secara efektif,
maka kita tidak hanya harus mengenali risiko-risiko yang mendasar, tetapi juga keterkaitan
antar risiko-risiko tersebut. Pada dasarnya risiko (potensi risiko klinik – non klinik) tidak
dapat dihindari dari setiap aktivitas kegiatan perumahsakitan, oleh karenanya
diperlukan suatu manajemen risiko yang cukup komprehensif untuk mengelolanya karena
Rumah Sakit sebagai corporat dan sebagai pengelola pasien, penuh dengan risiko.
Oleh karena itu Rumah Sakit Umum Bireuen Medical Center melaksanakan
program manajemen risiko di tiap unit dilingkup rumah sakit melalui tahapan : Identifikasi
Daftar Risiko, Penyusunan Prioritas Risiko, Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan
evaluasi, Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP dan rapat
koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko di rumah sakit.

3. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Bireuen Medical Center melalui
pendekatan proaktif dan pengendalian risiko-risiko yang ada di lingkungan kerja rumah sakit.

B. Tujuan Khusus
a. Instalasi Laboratorium Klinik mampu melakukan identifikasi risiko unit.
b. Instalasi Laboratroium Klinik mampu melakukan analisis risiko unit.
c. Instalasi Laboratroium Klinik mampu melakukan evaluasi risiko unit.
d. Instalasi Laboratorium Klinik mampu melakukan kelola risiko unit.
e. Instalasi Laboratorium Klinik mampu melakukan pelaporanpelaksanaan program
manajemen risiko unit ke komite PMKP Rumah Sakit Umum Bireuen Medical
Center

4. KEGIATAN
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai
(risk assesment) dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan
atau meminimalkan dampaknya.
Proses identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat
menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara finansial. Identifikasi akan membantu
langkah-langkah yang akan diambil manajemen terhadap risiko tersebut. Identifikasi risiko
bisa diperoleh dari :
a. Laporan Kejadian (KTD, KNC, Kejadian Sentinel, dan lain-lain)
b. Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa dan mencari
penyimpangan-penyimpangan pada praktik dan prosedur)
c. Pengaduan (Complaint) pelanggan
d. Survey atau Self Assesment, dan lain-lain
Penilaian risiko (Risk Assesment) merupakan proses untuk membantu unit di rumah
sakit menilai tentang luasnya risiko yang dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan
dampak dari risiko. Semua risiko yang telah diidentifikasi unit-unit rumah sakit akan
dimasukan oleh komite PMKP RS dalam Program
Risk Assessment tahunan, yakni Risk Register:
a. Risiko yang teridentifikasi dalam 1 tahun
b. Informasi Insiden keselamatan Pasien, klaim litigasi dan komplain, investigasi
eksternal dan internal, asesmen eksternal dan Akreditasi
c. Informasi potensial risiko maupun risiko aktual (menggunakan RCA&FMEA).
Penilaian risiko dilakukan oleh seluruh unit rumah sakit RSU Bireuen Medical
Center. Aspek yang dinilai meliputi :
1. Operasional/kegiatan unit sehari-hari
2. Finansial
3. Sumber daya manusia
4. Strategik
5. Hukum/Regulasi
6. Teknologi
Setelah tahap penilaian risiko, maka tahap berikutnya adalah menyusun prioritas
risiko dengan menggunakan alat bantu risk matrix grading. Dilakukan pendekatan dengan
menentukan prioritas risiko pada proses-proses risiko tinggi, mengutamakan keselamatan
pasien dan staf untuk kemudian secara proaktif melakukan analisis risiko dengan FMEA
(Failure Mode and Effect Analysis).
Dengan mengikuti analisa dan hasil yang didapatkan rumah sakit rancang ulang
proses atau tindakan yang sama untuk mengurangi risiko dalam proses tersebut. Keseluruhan
tahapan manajemen risiko ini dilaksanakan paling sedikit satu kali dalam satu tahun disertai
dengan pendokumentasian kegiatan yang baik.

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Identifikasi Daftar Risiko
2. Penyusunan Prioritas Risiko
3. Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi
4. Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP
5. Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko di rumah sakit

6. SASARAN DAN TARGET


Sasaran kegiatan program managemen risiko meliputi : seluruh unit di lingkup Bireuen
Medical Center tahun 2018. Tercapainya >80% program managemen risiko dalam tiap
waktu 6 bulan.

7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


TAHUN 2018
NO KEGIATAN BULAN PENANGGUNG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JAWAB
8. EVALUASI
Evaluasi program dilaksanakan pada tiap akhir tahun dan rapat koordinasi tiap tribulan
dengan komite PMKP rumah sakit

9. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Hasil program dicatat dan hasilnya dilaporkan kepada komite PMKP Rumah Sakit
Umum Bireuen Medical Center setiap akhir tahun.

Bireuen,
Kepala Instalasi Laboratorium

You might also like