You are on page 1of 14

I.

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Organisasi

Kabupaten Dompu merupakan salah satu dari tujuh kabupaten di Propinsi

Nusa Tenggara Barat terletak antara kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Bima

dengan luas wilayah keseluruhan 5.077,55 km2, luas daratan 2.324.55 km2

(45,78%), luas perairan laut 2.753.00 km2 (54,22%), panjang garis pantai 416

km2 dan Zona Ekslusif (ZEE) 2.0999.1 Km2. Dan dikelilingi oleh 3 Teluk (Teluk

Cempi dibagian selata berbatasan langsung dengan samudra hindia, Teluk Saleh

dibagian Barat dan Teluk Sanggar dibagian Utara).

Secara Administratif Kabupaten Dompu terbagi menjadi 8 (delapan)

Kecamatan dan 60 desa dimana 27 desa diantaranya merupakan desa pantai yang

secara tekhnis adalah peluang pengembangan kegiatan usaha perikanan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu sebagai leading sektor

pembangunan Perikanan mencakup subsektor Penangkapan Ikan, Penguatan

Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan dan Budidaya Perikanan

ditempatkan sebagai perioritas utama untuk meningkatkan hasil tangkapan,

pengolahan dan hasil budidaya kelautan dan perikanan.

Pembangunan perikanan mempunyai peranan yang penting, terutama

dikaitkan dengan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas perikanan,

peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani, mampu menghasilkan protein

hewani dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan gizi dan meningkatkan

1
ekspor. Menyediakan bahan baku industri memperluas lapangan kerja dan

kesempatan berusaha serta mendukung pembangunan wilayah dengan tetap

memperhatikan kelestarian wilayah dan fungsi lingkungan hidup (Departemen

Pertanian RI, 1990).

Pembangunan sektor perikanan sebagai bagian integral dari pembangunan

ekonomi nasional diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan dan cita-cita

luhur bangsa Indonesia dan mewujudkan masyarakat yang adil dan merata,

meterial dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Permintaan ikan di Indonesia khususnya semakin meningkat sebagai akibat

dari meningkatnya pendapatan dan kesadaran untuk mengkonsumsi makan sehat.

Permintaan ikan sebagai subtitusi telur, ayam, dan daging yang harganya

meningkat serta meningkatnya permintaan industri akan ikan. Oleh karena itu,

prospek pengembangan perikanan di Indonesia menjadi suatu kegiatan ekonomi

modern yang sangat cerah (Dirjen Perikanan, 1998).

Kecamatan Woja merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai potensi

yang baik untuk budidaya tambak dan air tawar. Jumlah kelompok pembudidaya

air tawar yang bertambah signifikan setiap tahunnya sehingga peranan Dinas

Kelautan dan Perikanan sangat dibutuhkan untuk menunjang kelompok-

kelompok pembudidaya air tawar tetap eksis. Balai Benih Ikan (BBI) sebagai

sarana teknis Dinas Kelautan dan Perikanan harus terus berkembang dan

mengembangkan inovasi-inovasi baru serta peningkatan tenaga teknis dalam

2
menunjang kebutuhan masyarakat atau kelompok dalam hal teknis budidaya

yang baik dan berdaya saing. Sehingga Balai Benih Ikan (BBI) Matua perlu

mengikuti pelatihan-pelatihan dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia

agar mampu bersaing dengan daerah lain serta dari kelompok-kelompok

masyarakat yang setiap tahun meningkat.

Untuk mendapatkan jawaban yang objektif permasalahan tersebut di atas,

Tugas Observasi Penelitian menganggap perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi pegawai atau karyawan dan juga

untuk mendapatkan solusi atas permasalahan di atas. Dengan maksud tersebut di

atas, untuk melakukan Observasi Pelatihan dan Pengembangan pada Balai Benih

Ikan (BBI) Matua di Kecamatan Woja Kabupaten Dompu.

1.2 Visi

Terwujudnya pengelolaan sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara

berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan antara pemanfaatan dan

tingkat kelestarian.

1.3 Misi

1. Meningkatkan peran kegiatan usaha di bidang budidaya Kelautan dan

Perikanan

2. Meningkatkan produktivitas perikanan tangkap

3. Meningkatkan pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan

3
4. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan

perikanan serta ekosistem wilayah peisir dan pulau-pulau kecil

5. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat pesisir, pembudidaya, nelayan dan

masyarakat pesisir serta pertumbuhan ekonomi

1.4 Struktur Organisasi

Dinas Kelutan dan Peikanan mempunyai tugas mengemban tugas


mewujudkn pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan,
untuk mewujudkan kesejahtarean masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan
memperkokoh persatyan bangsa.
Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu
sesuai Peraturan Daerah Nomor : 24 Tahun 2016 tanggal 22 Desember 2016 tentang
Peraturan Bupati Dompu tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Sarta Tata Kerja Dinas Dinas Daerah Kebupaten Dompu.
1. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas
2. Unsur Pembantu : Sekretaris, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Program, Pelaporan dan Keuangan
3. Unsur Pelaksana terdiri dari :
3.1. Kepala Bidang Perikanan Budidaya, terdiri dari :
a. Kepala Seksi Produksi dan Sarana Prasarana Budidaya
b. Kepala Seksi Pembenihan dan Kesehatan Lingkungan
c. Kepala Sesi Usaha Budidya
3.2. Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Pengelolaan Ruang Laut, pesisir
Pantai dan Pulau-Pulau Kecil terdiri dari :
a. Seksi Sarana danPrasarana Penangkapan Ikan danPengelolaan
Sumberdaya Ikan
b. Seksi Tata Ruang Laut dan Pesisir Pulau Pulau Keci dan Konservasi
4
c. Seksi Pemberdyaan Masyarakat Pesisir, Pengembangan Usaha dan
Kelembagaan.
3.3. Bidang Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan terdiri
dari:
a. Seksi Bina Mutu dab Diversivikasi Produk Kelautan dan Perikanan
b. Seksi Pengmbangan Investasi dan Sistim Logistik
c. Seksi Akses Pasar dan Promosi
4. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), dari 8 Kecamatan baru terisi 3 kecamatan
( Dompu, Kilo dan Woja)

5
II. PEMBAHASAN

2.1 Program Pelatihan dan Pengembangan pada Poklahsar dan UMKM

Pelatihan dan pengembangan (training and development) adalah jantung dari

upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja

organisasi. Pelatihan memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan

yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini.

Pengembangan melibatkan pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini

untuk tetap sejalan dengan perubahan dan pertumbuhan organisasi. Aktivitas-

aktivitas pelatihan dan pengembangan memiliki potensi untuk menyelaraskan

para pegawai dengan strategi-strategi organisasi meraka.

Beberapa stratejik yang mungkin diperoleh dari pelatihan dan pengembangan

mencakup kepuasan pegawai, meningkatkankan semangat, tingkat retensi yang

lebih tinggi, turnover yang lebih rendah, perbaikan dalam penarikan pegawai,

hasil akhir yang lebih baik, dan kenyataan bahwa pegawai yang puas akan

menghasilkan pelayanan yang memuaskan.

Peningkatan kinerja, tujuan akhir pelatihan dan pengembangan, adalah tujuan

stratejik bagi organisasi-organisasi. Berkenaan dengan tujuan tersebut, banyak

organisasi telah menjadi atau berusaha menjadi organisasi pembelajar (learning

organization). Organisasi pembelajar adalah suatu organisasi yang menyadari

pentingnya pelatihan dan pengembangan yang terkait dengan kinerja

berkelanjutan dan mau mengambil tindakan yang tepat.

6
2.2 Analisa terhadap Program Pelatihan dan Pengembangan Poklahsar dan

UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah pelaku ekonomi yang

secara nyata berperan strategis dalam pembangunan perekonomian bangsa indonesia,

berdasarkan data pengolahan dan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Dompu

terdapat 1029 unit rumah tangga pengolahan dan pemasaran hasil Perikanan di

Kabupaten Dompu.

Permasalahan yang sering terjadi pada UMKM adalah masih bekerja di rumah

– rumah sehingga sanitasi dan higienis kurang terjamin, selain itu juga lemahnya

dalam mengakses pasar dan pembangunan jaringan usaha, lemah dalam pendanaan,

akses sumber permbiayaan, lemah dalam organisasi dan manajemen usaha, lemah

dalam kapasitas penguasaan tehnologi, kurangnya sarana dan prasarana yang

memadai.

Dalam rangka mengakselerasi dunia usaha perikanan khususnya pengolahan

dan Pemasaran Hasil Perikanan(P2HP) serta untuk mendukung program PIJAR dan

program Gemar Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) untuk mendukung

kegiatan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN)di Kabupaten Dompu yang

tengah berjalanDinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu menselaraskan

berbagai macam program terpadu dan terintegrasi antara pemerintah pusat,

pemerintah provinsi dan pemerintah daerah serta melibatkan unit

pengolahan/pemasaran ikan yang berada di Kabupaten Dompu.

7
Stimulasi dunia usaha perikanan merupakan rutinitas program yang selalu di

lakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu mulai dari

peningkatan sarana dan prasarana usaha perikanan, penguatan kelembagaan dan

peningkatan sumberdaya manusia dan lain - lain. Bidang Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Perikanan (P2HP) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu

menginisiasi kegiatan Bimbingan Tekhnis bagi pelaku usaha perikanan khususnya

Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) dan Kelompok Pengolah dan pemasar

(POKLAHSAR) Hasil Perikanan, hal ini merupakan Implementasi dari pelaksanaan

program tersebut diatas dengan meningkatkan kapasitas UMKM melalui kebijakan

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Dompu. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai suatu rangkaian dari

kegiatan pembinaan dalam upaya peningkatan kapasitas pelaku usaha perikanan dan

dihajatkanbagi+ 100 (Seratus) orang POKLAHSAR/UMKM di dua kecamatan yaitu

Kecamtan Kilo dan Kecamatan Pekat.

Keterbatasan kemampuan daerah dalam hal pendanaan merupakan salahsatu

faktor kendala dalam pelaksanaan kegiatan di Bidang P2HP sehingga beberapa

kegiatan tidak dapat dilakukan secara menyeluruh, beberapa desa di Kabupaten

Dompubahkan masih minim pembinaan sama sekali.Sebagai contoh Kecamatan Kilo

terdapat + 490 orang nelayan dengan hasil produksi perikanan tangkap Tangkap

sebanyak + 3.138, 68 tonpada tahun 2015 namun tidak didukung oleh pertumbuhan

UMKM maupun Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan, Produk unggulan

8
sektor perikanan Kecamatan Kilo saat ini adalah Tongkol, Tuna dan Cakalang (TTC),

produk olahan yang cukup produktif dari jenis TTC adalah Tuna Loin yang secara

kontinyu dikirim ke Pulau Jawa dan Bali, terdapat 3 (tiga) pelaku usaha perikanan

aktif di Kecamatan Kilo yang mengolah Ikan Tuna menjadi produk Loin Tuna

dimana pengolah ini memiliki Unit Pengolahan Ikan (UPI) sangat sederhana dan

masih terbuka, tentu saja UPI ini harus mandapat perhatian khusus dari Pemerintah

Kabupaten Dompu baik dari peningkatan sarana dan prasarana maupun peningkatan

kualitas Sumberdaya manusianya. Beberapa desa di Kecamatan Pekat juga masih

luput dari perhatian Pemerintah akan pembinanaan untuk pelaku usaha perikanan dan

tentunya hal ini merupakan tugas Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu

pada tahun – tahun mendatang.

Keberadaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) cukup

memberi arti dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia UMKM dan

POKLAHSAR di Kabupaten Dompu terutama bagi penumbuhan kelompok yang

baru dan peningkatan klasifikasi kelompok yang sudah berkembang.

Merevieu pelaksanaan kegiatan bimbingan tekhnis tahun 2015 telah

berdampak kepada pertumbuhan Kelompok baru di Kecamatan Kempo dan

Kecamatan Hu’u dan keragaman produk olahan perikanan sudah merambah pelosok

desa di dua Kecamatan tersebut, selain itu dengan diadakan pelatihan dan bimbingan

tekhnis berikutnya mampu mendekatkan produk olahan perikanan ke pasar (lokal

9
dan interensuler) dan diterima konsumen secara lebih luas lagi dengan mutu dan

kualitas produk yang lebih terjamin.

Dasar Hukum Pelaksaan

Dasar hukum pelaksanaan Bimbingan tekhnik pengolahan dan pemasaran

hasil perikanan adlah antara lain :

1. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor Tentang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Kabupaten Dompu Tahun..

2. Dokumen Pelaksaan Anggaran (DPA) 2.0501250352 Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Dompu Tahun 2016

3. Surat Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu No.

Tanggal Maret 2016 No. 523/ /2016 Tentang Penunjukan Panitia Pelaksana,

Peserta, Materi dan Nara Sumber/Fasilitator Bimbingan Tekhnik (BIMTEK)

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Dompu Tahun 2016.

Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan Bimbingan Tekhnis Peningkatan POKLAHSAR/UMKM ini

dititikberatkan pada motifasi peningkatan kualitas Sumberdaya manusia bagi

POKLAHSAR dengan tujuan untuk :

1. Meningkatkan kualitas, kuantitas dan nilai tambah produk serta keterampilan

berproduksi

2. Membuka wawasan enterpreneurship bagi UMKM dan POKLAHSAR


10
3. Pengelolaan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan juga didukung

oleh tertibnya adminitrasi kelompok/UMKM.

4. Mendukung Program Gemar Memasyarakat makan Ikan (GEMARIKAN) di

Kabupaten Dompu.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan Bimbingan Tekhnis POKLAHSAR/UKM yaitu

bimbingan terhadap para pelaku usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan

dan diberikan materi tentang Pengembangan Kelembagaan dan manajemen Bisnis

POKLAHSAR, Manajemen Pemasaran dan Kemitraan, Manajemen Keuangan, dan

diberikan materi praktek pembuatan produk perikanan dan kemasan produk, lomba -

lomba serta simulasi kegiatan kelompok

Metode Pelaksanaan

Bimbingan tekhnis ini akan diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya :

1. Penyampaian Materi/ceramah oleh narasumber, tekhnik ini dilakukan untuk

menyampaikan informasi bagi perserta mengenai kebijakan pembangunan

perikanan bidang pengolahan dan Pemasaran hasil perikanan dan hal – hal

lain yang berkaitan dengan usaha perikanan.

2. Praktek / Tugas kelompok, adalah impelementasi dari beberapa materi yang

disampaikan agar peserta dapat mampu melakukan diversifikasi usaha

perikanan.

3. Praktek pembuatan dan pengemasan produk perikanan

11
4. Game dan Lomba, kegiatan ini adalah kegiatan selingan berkaitan dengan

bimbingan tekhnis P2HP di pandu langsung oleh nara sumber, Fasilitator dan

moderator serta dibantu oleh panitia pelaksana

Hasil Kegiatan

1. Peserta bimbingan tekhnis didominasi olehUMKM hasil perikanan pemula

dan beberapa pengolah dan pemasar hasil perikanan di di Kecamatan Kilo

dan Kecamatan Pekat.

2. Pengenalan dan pembinaan kelompok difasilitasi oleh tim fasilkitator

3. Aplikasi metode pelaksanaan bimbingan tekhnis oleh tim fasilitator

4. Kunjungan Lapangan ke Rumah Produksi Tuna Loin di Kecamatan Kilo, hal

ini sebagai wujud nyata dari kegiatan bimbingan tekhnis dalam memotivasi

serta menambah pengamalan peserta bimbingan tekhnis.

5. Pemberian bantuan paket Pengolahan Sederhana untuk TP. PKK Kecamatan

Kilo dan Kecamatan Pekat.

12
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM


organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab
organisasi yang bersangkutan. Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program
pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dan organisasi dalam jabatan atau
fungsi saat ini.
Pengembangan lebih cenderung bersifat formal, menyangkut antisipasi
kemampuan dan keahlian inividu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan
yang akan datang.
Pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu solusi terhadap sejumlah
problem penurunan kualitas kinerja organisasi atau lembaga dan instansi yang
disebabkan oleh penurunan kemampuan dan keusangan keahlian yang dimiliki oleh
karyawan atau tenaga kerja. Pelatihan dan pengembangan bukanlah solusi utama
yang dapat menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau sebuah instansi.
Tetapi mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik
dan benar. Dan tujuan pelatihan dan pengembangan adalah untuk merubah sikap,
perilaku, pengalaman dan performansi kinerja.
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan tenaga
kerja dapat memperoleh dan mempejari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan
perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan serangkaian
aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman,
ataupun perubahan sikap seseorang inidividu.
Pengembangan adalah penyiapan individu untuk mengemban tanggung jawab
yang berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi. Pengembangan biasanya berkaitan

13
dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan yang lebih baik.
3.2 Saran

Dalam pelatihan pengembangan terdapat tiga tahapan penting yang harus

dilakukan oleh sebuah organisasi atau instansi. Pertama tahapan penilaian. Kedua

tahapan pelatihan dan pengembangan. Ketiga tahapan evaluasi. Dengan begitu

pelatihan dan pengembangan karyawan akan menghasilkan manfaat yang baik dalam

rangka mencapai tujuan organisasi

14

You might also like