You are on page 1of 12

A.

Konsep Dasar Personal Hygiene


1. Defenisi
- Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya
perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis (Wartonah, 2010).
- Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hiygiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang di lakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis (Dwi Widiarti, 2010)
- Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
perorangan dan hygieneberarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah, 2010).

2. Penyebab ( Etiologi )
a. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri
b. Kurangnya pengetahuan dan informasi
c. Keterbatasan biaya
d. Lingkungan yang tidak mendukung
e. Tidak adanya fasilitas yang memadai
f. Faktor Predisposisi yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Menurut Tarwoto dan Wartinah dalam buku Kebutuhan Dasar Manusia dan
Proses Keperawata, sikap seseorang melakukanpersonal hygiene dipengaruhi oleh
sejumlah faktor antara lain:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangan mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
kebersihannya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga kemungkinan
akan terjadi perubahan personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo dan alat lainnya yang semuanya memerlukan biaya untuk membelinya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti pengguanaan sabun, shampo, dll.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

3. Manifestasi Klinis ( Tanda dan Gejala )


a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor dan mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri
3) Merasa rendah diri
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Tidak mampu berperilaku sesuai dengan norma (misalnya: cara makan
berantakan dan BAB sembarangan).

4. Patofisiologi / Fatoflow ( Pathways )


Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk
memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu
sedang sakit. Selan itu fasilitas yang kurang, kurangnya pengetahuan tentang personal
hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya
individu akan mrngalami defisit personal hygiene.

5. Komplikasi
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan
dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai
6. Klasifikasi Personal Hygiene
a. Perawatan diri berpakaian
b. Perawatan diri eleminasi
c. Perawatan diri makan
d. Perawatan diri mandi

7. Therapy/Tindakan Penanganan Pada Gangguan Personal Hygiene


Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi pasien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah:
a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien, dengan cara:
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
3) Kuatkan kemampuan pasien untuk merawat diri
b. Membimbing dan mendorong klien merawat diri
1) Bantu pasien merawat diri
2) Ajarkan keteraampilan secara bertahap
3) Buat kegiatan harian setiap hari
4) Ingatkan setiap kegiatan
5) Berikan pujian serta kegiatan positif
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung, seperti:
1) Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (sabun, pasta gigi, dll)
2) Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi pasien
d. Sikap keluarga
1) Sabar dan selalu siap membantu
2) Menerima dan memuji setiap upaya pasien saat merawat diri
3) Tidak mencela/menghina pasien saat merawat diri
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Dokumentasi pengkajian merupakan catatan hasil pengkajian yang dilaksanakan
untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar tentang klien dan
membuat catatan tentang respon kesehatan klien ( A.Aziz Alimul h, 2000 )
a. Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register , dan
diagnosa keperawatan.
b. Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat penyakit terdahulu
4) Riwayat kesahatan keluarga
c. Pola pemenuhan KDM
1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
2) Pola nutrisi-metabolik
3) Pola eleminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola kognitif dan persepsi
6) Pola persepsi - konsep diri
7) Pola tidur dan istirahat
8) Pola peran – hubungan
9) Pola seksual – reproduksi
10) Pola toleransi stress – koping
11) Pola nilai – kepercayaan
d. Pengkajian Fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda – tanda vital
3) Pemeriksaan fisik

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA 2013, diagnosa keperawatan umum untuk klien dengan
masalah personal hygiene adalah defisit perawatan diri. Diagnosa tersebut dibagi menjadi
4 yaitu:
a. Defisit perawatan diri : makan
Kemungkinan berhubungan dengan:
1. Gangguan kognitif
2. Penurunan motivasi
3. Kendala lingkungan
4. Ketidaknyamanan
Ditandai dengan:
1. Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan kemulut
2. Ketidakmampuan mengunyah makanan
3. Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4. Ketidakmampuan menelan makanan
b. Defisit perawatan diri : mandi
Kemungkinan berhubungan dengan:
1. Gangguan kognitif
2. Penurunan motivasi
3. Kendala lingkungan
4. Nyeri
Ditandai dengan:
1. Ketidakmampuan untuk mengakses ke kamar mandi
2. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
3. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
4. Ketidakmampuan menjangkau sumber air
c. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias
Kemungkinan berhubungan dengan:
1. Gangguan kognitif
2. Penurunan motivasi
3. Kendala lingkungan
4. Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan:
1. Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
2. Ketidakmampuan mengenakan sepatu
3. Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4. Hambatan memilih pakaian
d. Defisit perawatan diri : eleminasi
Kemungkinan berhubungan dengan:
1. Gangguan kognitif
2. Penurunan motivasi
3. Kendala lingkungan
4. Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan:
1. Ketidakmampuan melakukan hygiene eleminasi yang tepat
2. Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
3. Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode
Diagnosa yang dapat diangkat:
1. Defisit perawatan diri: berpakaian b/d penurunan motivasi ditandai dengan
penampilan tidak rapi
2. Defisit perawatan diri: eleminasi b/d hambatan mobilitas ditandai dengan tidak
mampu ke toilet sendiri
3. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
ditandai dengan badan kotor dan bau
4. Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri ditandai dengan tidak mampu menelan
makanan
3. Rencana Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan personal hygiene
harus meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal – halyang disukai klien, kesehatan klien
serta keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan waktu
yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga yang tersedi
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
dx
1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan  Kaji hambatan partisipasi dalam  Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian
selama ...x 24 jam, px mampu perawatan diri  Px mungkin membutuhkan berbagai bantuan
mempertahankan kebersihan diri dan  Bantu pasien memilih pakaian dalam persiapan memilih pakaian
kerapian, dengan KH:  Jelaskan tentang cara cara personal  Menambah pengetahuan pasien dan keluarga
 Penampilan rapi hygiene yang tepat mengenai perawatan diri yang tepat
 Rambut rapi dan bersih  Libatkan keluarga  Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
 Mampu memakai pakaian dan membantu pasien dan memberikan motivasi
berhias secara mandiri
2 Setelah dilakukan asuhan keperawatan  Kaji budaya pasien ketika  Mengetahui kebiasaan px dalam toileting
selama ...x 24 jam, px mampu mempromosikan aktivitas perawatan diri  Hambatan mobilitas menyebabkan px tidak
melakukan aktivitas eleminasi secara  Bantu pasien ke toilet mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
tepat, dengan KH:  Berikan pengetahuan tentang personal  Mengetahui pentingnya personal hygiene bagi
 Px mampu duduk dan turun dari hygiene pasien
toilet  Libatkan keluarga  Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
 Px mampu membersihkan diri membantu pasien
setelah eleminasi secara
mandiri/dibantu
3 Setelah dilakukan asuhan keperawatan  Pantau integritas kult pasien  Mengetahui kondisi kulit secara umum
selama ...x 24 jam, px merasa nyaman  Bantu pasien mandi  Agar pasien merasa lebih nyaman dan segar
dan bersih dengan KH:  Berikan pendidikan kesehatan tentang  Menambah wawasan pasien dan keluarga tentang
 Kulit pasien tidak kotor perawatan diri pentingnya perawatan diri
 Tidak ada bau badan  Libatkan keluarga  Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
 Kuku pasien tidak panjang dan membantu pasien
kotor
 Rambut bersih
4 Setelah dilakukan asuhan keperawatan  Identifikasi diet yang diresepkan  Makanan disesuaikan dengan kondisi klien
selama ...x 24 jam, px mampu makan  Bantu pasien menyiapkan makanan yang  Pasien mungkin kesulitan mengambil makanan
secara mandiri dan tepat, dengan KH: lunak sendiri
 Px mampu mengambil makanan  Jelaskan tentang personal hygiene  Menambah wawasan pasien dan keluarga tentang
sendiri tentang pola makan persoal hygiene: makan
 Px mampu makan sendiri  Kolaborasikan dengan keluarga  Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
dengan rapi membantu pasien
 Px meampu mengungkapkan
kepuasan makan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan
kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul dikemudian hari.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal hygiene
berdasarkan kriteria hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
a. Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapo secara mandiri
b. Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
c. Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi
dan menyediakan perlengkapan mandi
d. Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Handhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA. Jakarta :
MediAction
Dwi Widiarti. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Ediai 3.
Jakarta: Salemba Medika
LAPORAN PENDAHULUAN
KATARAK

Nama Mahasiswa : Dwi Meilia


NPM : 1714901033

Preseptor Co. Preseptor

( Ns. Andri Kusuma Wijaya S.Kep, M.Kep ) ( Mence Lorentina, Amd Kep )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2017

You might also like