You are on page 1of 16

TUGAS MAKALAH PERMODELAN SUMBERDAYA

PESISIR

OLEH:

ANDRIANUS OPE

STK 214006

ILMU KELAUTAN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KELAUTAN BALIK DIWA

MAKASSAR

2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Balakang
Penginderaan jauh didefinisikan sebagai proses perolehan informasi

tentang suatu obyek tanpa adanya kontak fisik secara langsung dengan

obyek tersebut. Informasi diperoleh dengan cara deteksi dan pengukuran

berbagai perubahan yang terdapat pada lahan dimana obyek berada.

Proses tersebut dilakukan dengan cara perabaan atau perekaman energi

yang dipantulkan atau dipancarkan, memproses, menganalisa dan

menerapkan informasi tersebut. Informasi secara potensial tertangkap pada

suatu ketinggian melalui energi yang terbangun dari permukaan bumi, yang

secara detil didapatkan dari variasi-variasi spasial, spektral (Landgrebe,

2003). Penginderaan jauh berasal dari kata “remote sensing” memiliki

pengertian bahwa penginderaan jauh merupakansuatu ilmu dan seni untuk

memperoleh data dan informasi dari objek dipermukaan bumi dengan

menggunaka alat yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang

dikajinya (Lillesand dan Kiefer,1979).

Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru

dalam proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data

yang merepresentasikan dunia nyata dapat disimpan dan diproses

sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih

sederhana dan sesuai kebutuhan. Sesuai dengan perkembangan teknologi,

khususnya komputer grafik, basisdata, teknologi informasi, dan teknologi

satelit inderaja (penginderaan jauh/remote sensing), maka kebutuhan


mengenai penyimpanan, analisis, dan penyajian data yang berstruktur

kompleks dengan jumlah besar makin mendesak. Struktur data kompleks

tersebut mencakup baik jenis data spasial maupun atribut. Dengan

demikian, untuk mengelola data yang kompleks ini, diperlukan suatu sistem

informasi yang secara terintegrasi mampu mengolah baik data spasial

maupun data atribut ini secara efektif dan efisien. Tidak itu saja, sistem

inipun harus mampu menjawab dengan baik pertanyaan spasial maupun

atribut secarasimultan. Dengan demikian, diharapkan keberadaan suatu

sistem informasi yang efisien dan mampu mengelola data dengan struktur

yang kompleks dan dengan jumlah yang besar ini dapat membantu dalam

proses pengambilan keputusan yang tepat. Salah satu sistem yang

menawarkan solusi-solusi untuk masalah ini adalah Sistem Informasi

Geografis (SIG).

Secara umum, terdapat dua jenis data yang dapat digunakan untuk

merepresentasikan atau memodelkan fenomena-fenomena yang terdapat

di dunia nyata. Yang pertama adalah jenis data yang merepresentasikan

aspekaspek keruangan dari fenomena yang bersangkutan. Jenis data ini

sering disebut sebagai data-data posisi, koordinat, ruang, atau spasial.

Sedangkan yang kedua adalah jenis data yang mereprensentasikan aspek-

aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Aspek deskriptif ini

mencakup items atau properties dari fenomena yang bersangkutan hingga

dimensi waktunya. Jenis data ini sering disebut sebagai data atribut atau

data non-spasial (Eddy Prahasta, 2002). Data-data yang begitu banyak


untuk merepresentasikan atau memodelkan fenomena-fenomena yang

terdapat di dunia nyata seringkali membuat kita kesulitan dalam

mengarsipkannya, karena data-data tersebut masih terpisah satu dengan

yang lainnya. Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG), kita dapat

mengarsipkan (penyimpanan) semua data-data yang penting dalam suatu

sistem informasi dan kita juga dapat mengelola, memproses atau

memanipulasi, menganalisis, serta menampilkan kembali data-data

tersebut. Untuk dapat mengoperasikan sistem ini dibutuhkan perangkat

keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak dalam hal ini adalah program

komputer yang sesuai untuk tujuan tersebut di atas, sedangkan perangkat

keras adalah system komputer (Personal Computer) yang sesuai untuk

pengoperasian perangkat lunaknya.

Saat ini di Indonesia, SIG (baik perangkat lunak, perangkat keras,

maupun aplikasi aplikasinya) telah dikenal secara luas sebagai alat bantu

untuk proses pengambilan keputusan. Sebagian besar institusi

(pemerintah, swasta, baik bidang akademis maupun non-akademis)

maupun individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial

telah mengenal dan menggunakan sistem ini. Beberapa contoh aplikasi-

aplikasi SIG di beberapa bidang sebagai ilustrasi (Edy Prahasta, 2002)

seperti di sumberdaya alam, perencanaan, kependudukan atau demografi,

lingkungan. manajemen utility, pertanahan, pariwisata, militer, geologi,

pertambangan, transportasi, dan lain lain.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Arc GIS?

2. Apa saja fungsi – fungsi utama dalam aplikasi ini?

3. Apa saja manfaat adanya pemetaan dalam Arc GIS?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai media pembelajaran apa itu aplikasi Arc GIS.

2. Untuk mengetahui pemanfaatan aplikasi ini dalam dalam segala

bidang salah satunya yaitu bidang kelautan dan perikanan.

3. Sebagai pembelajaran dalam mata kuliah Perpetaan dan SIG.


BAB 2

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG)

Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) selalu berkembang,

bertambah, dan bervariasi. SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu

dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang disiplin

ilmu, dan berkembang dengan cepat. SIG adalah sistem komputer yang

digunakan untuk memasukkan (capturing), menyimpan, memeriksa,

mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data

data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi. SIG

dapat didefinisikan sebagai kombinasi perangkat keras dan perangkat

lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola (manage),

menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data

nljdeskriptif) dengan akurasi kartografi (Basic, 2000 dalam Eddy Prahasta,

2002). Dari definisi ini dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem yaitu

data input, dasa otput, data manajemen, dan data manipulasi dan analisis.

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengertian Geographic Information

System atau Sistem Informasi Geografis (SIG) sangatlah beragam, karena

memang definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan sangat bervariasi,

dibawah ini adalah beberapa definisi SIG, diantaranya :


1. Kang-Tsung Chang (2002), mendefinisikan SIG sebagai :is an a

computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and

displaying geographic data. ( Suatu sistem komputer yang berfungsi

untuk merekam, menjelaskan, mengelompokkan, menganalisis dan

menampilkan data geografis).

2. Arronoff (1989), mendefinisiskan SIG sebagai suatu sistem berbasis

komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data

bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data

(penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis

data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output)

dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah

yang berhubungan dengan geografi.

3. Prahasta (2009), SIG merupakan sejenis software yang dapat

digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi,

menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-

atributnya.

4. Burrough (1986) mendefinisikan SIG adalah sistem berbasis

komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan,

mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang

mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang

berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.


Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Informasi adalah data yang diolah menjadi

bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya. Sistem

Informasi Geografis (SIG) merupakan system infomasi berbasis komputer

yang menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan informasinya

tentang peta tersebut (data atribut) yang dirancang untuk mendapatkan,

mengolah, memanipulasi, menganalisa, memperagakan dan menampilkan

data spasial (informasi bereferensi geografis). Sistem Informasi Geografis

dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut :

1) Data Input

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data

spasial dan atribut dari berbagai sumber.

2) Data Output

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau

sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy.

3) Data Management

Subsistem ini mengorganisasi baik data spasial maupun atribut kedalam

sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update,

dan di-edit.

4) Data Manipulation & Analysis

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan

oleh SIG. Subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data

untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.


Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data

spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem

koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian

penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi

(spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan berikut ini :

1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik

koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk

diantaranya informasi datum dan proyeksi.

2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi

yangmemiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya,

contohnya : jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan

sebagainya.

Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari

beberapa sumber antara lain :

a. Peta Analog ; (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya)

yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat

dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi

spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya.

Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog

dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah

menjadi format vector melalui proses dijitasi sehingga dapat

menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.


b. Data Sistem Penginderaan Jauh ; (antara lain citra satelit, foto-udara

dan sebagainya), merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG

karenaketersediaanya secara berkala dan mencakup area tertentu.

Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan

spesifikasinya masing masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis

citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya

direpresentasikan dalam format raster.

c. Data Hasil Pengukuran Lapangan ; yang dihasilkan berdasarkan

teknik perhitungan tersendiri, pada umumnya data ini merupakan

sumber data atribut contohnya: batas administrasi, batas

kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan

lain-lain.

d. Data GPS (Global Positioning System) ; Teknologi GPS memberikan

terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan

pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi.

Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.

Pembahasan mengenai GPS akan diterangkan selanjutnya.

Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk

dan kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan

lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua

format, yaitu:
a. Data Vektor ; merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke

dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang

berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes (merupakan

titik perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan utama dari format

data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan

dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan

ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster.

b. Data Raster ; adalah data yang dihasilkan dari system

Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan

sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada

data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya.

Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di

permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil

ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin

tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-

batas yang berubah secara gradual, seperti

jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya.

Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin

tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat

tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia. Masing-masing

format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data

yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang

tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta


kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal

ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan

dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya

membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi

lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.

2.2 Cara Kerja SIG

SIG dapat merepresentasikan realworld (dunia nyata) di atas monitor

komputer sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia

nyata di atas kertas. Namun SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas

dari pada lembaran peta kertas. Peta merupakan representasi grafis dari

dunia nyata, objekobjek yang direpresentasikan di atas peta disebut unsur

peta atau map features (contohnya adalah sungai, kebun, jalan, dan lain-

lain). Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi-

lokasinya, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi

yang dimiliki oleh unsur-unsurnya.

SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai

atribut-atribut di dalam basisdata. Kemudian SIG membentuk dan

menyimpannya di dalam tabel-tabel (relasional). Setelah itu, SIG

menghubungkan unsur-unsur di atas dengan tabel-tabel yang

bersangkutan. Dengan demikian, atribut-atribut ini dapat diakses melalui

lokasi-lokasi unsur-unsur peta, dan sebaliknya unsur-unsur peta juga dapat


diakses melalui atribut-atributnya. Karena itu, unsur-unsur tersebut dapat

dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.

SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan

atributatributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer. Contoh-contoh

layer seperti bangunan, sungai, jalan, batas-batas administrasi,

perkebunan, dan hutan. Kumpulan-kumpulan dari layer-layer ini akan

membentuk basisdata SIG. Dengan demikian, perancangan basisdata

merupakan hal yang esensial di dalam SIG. rancangan basisdata akan

menentukan efektifitas dan efisiensi proses-proses masukan, pengelolaan,

dan keluaran SIG (Eddy Prahasta, 2002).

2.3 Fungsi Analisis

Kemampuan SIG dapat juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang

dapat dilakukannya. Secara umum terdapat dua jenis fungsi analisis, yaitu

fungsi analisis spasial dan fungsi analisis atribut. Fungsi analisis atribut

terdiri dari operasi dasar basisdata yang mencakup create database, drop

database, create table, drop table, record dan insert, field seek, find, search,

retrieve, edit, update, delete, zap, pack, memmbuat indeks untuk setiap

tabel basisdata, dan perluasan operasi basisdata yang mencakup export

dan import, structured query language, dan operasioperasi atau fungsi

analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basisdata. Fungsi

analisis spasial terdiri dari reclassify, overlay, dan buffering. (Eddy

Prahasta, 2002).
Walaupun produk SIG paling sering disajikan dalam bentuk peta,

kekuatan SIG yang sebenarnya terletak pada kemampuannya dalam

melakukan analisis. SIG dapat mengolah dan mengelola data dengan

volume yang besar. Dengan demikian, pengetahuan mengenai bagaimana

cara mengekstrak data tersebut dan bagaimana menggunakannya

merupakan kunci analisis di dalam SIG.

Salah satu fungsi tools SIG yang paling powerful dan mendasar

adalah integrasi data dengan cara baru. Salah satu contohnya adalah

overlay, yang memadukan layers data yang berbeda. SIG juga dapat

mengintegrasikan data secara matematis dengan melakukan operasi-

operasi terhadap atributatribut tertentu dari datanya (Eddy Prahasta, 2002).


BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Perangkat Lunak ini sangat berguna dan banyak dipakai dalam berbagai

disiplin Ilmu sebagai penunjang suatu kasus atau proyek bahkan

pemecahan masalah.

2. GIS atau Perangkat lunak Arcview GIS merupakan salah satu perangkat

lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) yang terkemuka hingga saat ini

dengan kehandalan ESRI. Dengan perangkat lunak ini, pengguna dapat

melakukan proses-proses seperti visualisasi, meng-explore, membuat

query, dan menganalisa data geografis beserta atributnya.

3.2 Saran

Karena pentingnya Arc GIs dalam segala bidang ilmu pengetahuan

salah satunya yaitu dalam bidang kelautan dan perikana maka dari itu

penerapan tentang arc gis kepada mahasiwa agar dapat mengetahui atau

dapayt mempelajari atau mendalami ilmu tentang arc gis.


DAFTAR PUSTAKA

Puntodewo, Atie, Sonya Dewi, dan Jusupta Tarigan, 2003. Sistem

Informasi Geografis. Center for International Forestry Research,

Bogor.

Prahasta, Eddy, 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.

CV Informatika, Bandung.

Herseno Edy, R T Vickey Igor, 2007. Aplikasi sistem informasi geografis

dalam pemetaan batas administrasi, tanah, geologi, penggunaan

lahan, lereng, daerah istimewa yogyakarta dan daerah aliran

sungai di jawa tengah menggunakan software arcview gis

Wahyutomo Ksatrio Paundra, Suprayogi Andry, Wijaya Putra Arwan, 2016.

Aplikasi sistem informasi geografis berbasis web untuk

persebaran kantor pos di kota semarang dengan google maps

api.

Sulaksono Galih Aditya, 2017. Pemanfaatan Aplikasi Sistem Informasi

Geografis (SIG) untuk Pemetaan SMK Kota Malang

Fathurrohmah, Septiana dkk.2011. Aplikasi Pengindraan Jauh untuk

Pengelolaan Hutan Mangrove sebagai Salah Satu Sumberdaya

wilayah Pesisir. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

You might also like