You are on page 1of 29

BAB III

MANAJEMEN PROYEK

3.1. Tinjauan Umum


Proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas
dasar permintaan dari seorang pemilik pekerjaan yang ingin mencapai
suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai
dengan keinginan dari pada pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.
Dalam pelaksanaan proyek pemilik proyek dan pelaksana proyek memiliki
hak yang diterima dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan
batasan waktu yang telah disetujui bersama antar pemilik proyek dan
pelaksana proyek.
Adapun yang dimaksud organisasi adalah merupakan suatu
gabungan beberapa orang atau badan hukum yang mempunyai pembagian
kerja dan tanggung jawab yang jelas yang saling bekerjasama satu sama
lain dalam upaya untuk dapat mencapai suatu sasaran yang diinginkan.
Organisasi ini akan berjalan baik jika mempunyai manajemen yang
tepat dan memenuhi sasaran. Proses manajemen sangat berpengaruh dalam
organisasi kerja yang pada hakekatnya berfungsi untuk mengelola dan
mengatur tiap-tiap anggota organisasi kerja sehingga dapat memainkan
peran secara efektif, yang pada akhirnya menentukan keberhasilan proyek.
Hal ini terutama pada proyek berskala besar karena banyak hal yang
terkait dalam pelaksanaan proyek. Sasaran proyek dimaksudkan untuk
menghasilkan suatu bangunan yang dapat dipertanggung jawabkan seperti
yang diharapkan pemilik proyek.
Sedangkan pengertian manajemen proyek adalah suatu penerapan
ilmu pengetahuan, keahlian dan juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik
serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran atau
tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam
hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja.

Sumber mengerjakantugas.blogspot.com/2009/01/tinjauan-umum.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek
13
Dalam manajemen proyek terdapat mekanisme yang saling
mendukung dalam pencapaian sasaran yang telah digariskan yaitu:
3.1.1 Perencanaan (Planning)
Planning adalah tindakan pengambilan keputusan yang
mengandung data / informasi, asumsi maupun fakta kegiatan yang
akan dipilih dan dilakukan pada masa yang akan datang, dan
dengan adanya planning Proyek Pembangunan Gedung Rumah
Sakit dan Jalan Akses RSUD Ungaran akan di laksanakan pada
tanggal awal pelaksanaan 06 Maret 2017 dan waktu pelaksanaan
300 hari kalender dengan masa pemeliharaan 180 hari kalender.
Bentuk planning antara lain:
1. Menetapkan tujuan dan sasaran usaha
2. Menyusun rencana untuk jangka panjang dan jangka pendek
3. Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi
4. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang
diharapkan.

Manfaat dari planning di atas adalah sebagai alat pengawas


maupun pengendali kegiatan atau pedoman pelaksanaan kegiatan,
serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang
diperlukan.
Penyusunan perencanaan yang baik dan sistematis
mempunyai beberapa metode pendekatan, salah satunya adalah 5W
+ H, yaitu :
1. What ( tindakan apa yang harus dilakukan )
Data-data yang mendukung untuk digunakan sebagai
pedoman dalam perencanaan diperoleh, selanjutnya
digunakan untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan, sehingga tindakan tersebut terarah sesuai dengan
permasalahan yang ada.

14
2. Why ( apa sebab tindakan tersebut dilakukan )
Berdasarkan pada data-data yang diperoleh dan masalah
yang ada menurut data tersebut, maka diperlukan suatu
tindakan untuk mengatasinya.
3. Where ( dimana tindakan tersebut dilakukan )
Data dan permasalahan yang ada memerlukan suatu
tindakan penentuan rencana lokasi proyek yang dapat
mengatasi masalah yang ada secara optimal.
4. When ( kapan tindakan tersebut dilakukan )
Dari data-data yang ada dapat diprediksikan masalah yang
akan timbul untuk beberapa waktu mendatang sehingga
perlu adanya penentuan waktu suatu tindakan dilaksanakan
sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi dan lebih
berkembang.
5. Who ( siapa yang melakukan tindakan tersebut )
Proses penunjukan lembaga atau badan yang akan
melakukan tindakan tersebut. Penunjukan tersebut biasanya
dikenal dengan istilah tender.
6. How ( bagaimana cara melakukan tindakan tersebut )
Hal ini berhubungan dengan teknis pelaksanaan suatu
pekerjaan, yang merupakan kesepakatan dari unsur-unsur
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek tersebut, sehingga
diperoleh suatu cara pelaksanaan yang paling sesuai yang
tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.1.2 Organisasi ( Organizing )


Organizing adalah tindakan untuk mempersatukan kumpulan
kegiatan manusia, dengan pekerjaannya masing-masing, yang
saling terkait satu sama lain dengan tata cara tertentu dan
berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung
tercapainya tujuan. Bentuk tindakannya antara lain:

15
1. Menetapkan daftar tugas
2. Menyusun lingkup kegiatan
3. Menyusun struktur kegiatan
Atas dasar tindakan di atas kemudian disusun struktur
organisasi. Adapun manfaat dari fungsi organisasi adalah sebagai
pedoman pelaksanaan fungsi dimana pembagian tugas serta
hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan terlihat jelas.

3.1.3 Pelaksanaan ( Actuating )


Tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi
dalam kegiatan pelaksanaan agar dapat bekerja sama dalam
mencapai tujuan bersama, antara lain :
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan
2. Mengatur pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab
3. Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi
Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptanya
keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing bagian
dalam organisasi, dan mendorong tercapainya efisiensi serta
kebersamaan dalam kerja untuk tujuan bersama. Faktor lain yang
perlu diperhatikan adalah sistem kepemimpinan yang akan
diterapkan, karena akan berpengaruh terhadap keberhasilan dalam
proses pencapaian tujuan.

3.1.4 Pengendalian ( Controlling )


Penempatan standart pelaksanaan, penentuan ukuran pada
pelaksanaan untuk dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai kontrol dan
pembanding antara perencanaan dengan realita di lapangan.
Dengan adanya organisasi proyek dan manajemen proyek
terlihat dengan jelas batas tanggung jawab dan wewenang dari
masing-masing pihak yang terlibat. agar dapat merencanakan dan
mengendalikan waktu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

16
sehingga dapat menuju sasaran yang tepat. Dan dapat menghindari
adanya overlapping (rangkap) agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Adapun tujuan akhir manajemen proyek :
1. Tepat waktu, sesuai network planning dan kurva ’S’ yang
ada.
2. Tepat kualitas, sesuai standart mutu yang diinginkan dan
direncanakan.
3. Tepat biaya, sesuai yang direncanakan di dalam Rencana
Anggaran Biaya.
4. Tepat kuantitas (dimensi proyek).
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan, bahwa manajemen
proyek adalah suatu proyek terpadu untuk memelihara,
mengembangkan, mengatur dan menjalankan program-program
agar dapat mencapai target mutu, biaya dan waktu yang efisiensi.

3.2 Dokumen Kontrak


Dalam pelaksanaan suatu proyek, termasuk Proyek Pembangunan
Gedung Rumah Sakit dan Jalan Akses RSUD Ungaran mulai dari
pembuatan akses jalan maupun pembersihan lokasi proyek, pelaksanaan
proyek sampai selesai, terdapat dokumen – dokumen kontrak yang
merupakan ikatan kontrak antara pemilik pekerjaan/ pemberi tugas dengan
konsultan pengawas dan kontraktor. Pada Proyek Pembangunan Gedung
Rumah Sakit dan Jalan Akses RSUD Ungaran, dokumen – dokumen
kontrak ini terdiri dari :
a. Perjanjian Kontrak.
b. Persetujuan Kontraktor Sebagai Pelaksanaan.
c. Ketentuan Umum Proyek.
d. Spesifikasi Teknis.
e. Gambar – Gambar.
f. Volume Pekerjaan.
Dokumen – dokumen kontrak tersebut mempunyai urutan sesuai
dengan kekuatannya masing – masing sehingga tidak dapat dipindah/ diubah
urutannya.

17
3.3 Unsur-Unsur Pengelola Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu oganisasi
pelaksanaan yang merupakan tata kerja untuk menunjang keberhasilan
proyek. Organisasi dalam arti badan dapat didefinisikan sebagai kelompok
orang yang bekerja sama dalam suatu kelompok-kelompok kerja yang
saling terkait, bertanggung jawab dan bekerja sama secara harmonis untuk
mencapai tujuan tertentu.
Organisasi merupakan komponen yang sangat penting dalam
pengendalian dan pelaksanaan proyek. Suatu organisasi proyek yang baik
harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terjadi hubungan yang harmonis dalam kerjasama.
2. Terjadi kerjasama berdasar hak, kewajiban dan tanggung jawab
masing – masingunsur pengelola proyek.
Dalam organisasi proyek diperlukan batasan-batasan tersebut agar
dapat dihindari adanya tumpang tindih tugas maupun pelemparan tanggung
jawab, sehingga permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi secara
menyeluruh, terpadu, dan tuntas.
Adapun organisasinya yang terlibat langsung di dalam Proyek
Pembangunan Gedung Rumah Sakit dan Jalan Akses RSUD Ungaran:
a. Pemilik Proyek
b. Konsultan Perencana
c. Konsultan Pengawas
d. Kontraktor Pelaksana
e. Sub Kontraktor

Secara skematis susunan kewenangan antara pihak yang terkait


dalam menangani proyek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

18
Keterangan:

: Hubungan Kontraktual
: Hubungan Koordinatif

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pengelola Proyek

Proyek Pembangunan Gedung Amartha View Tahap I ini, terdapat


beberapa pihak yang terlibat untuk mewujudkan proyek tersebut. Adapun
pihak – pihak tersebut adalah:
1. Pemilik Proyek : Pemerintah Kabupaten Semarang
2. Konsultan Perencana : CV. Arthar
3. Konsultan Pengawas : PT. Cakra Manggilingan Jaya
4. Kontraktor Pelaksana : KSO PT. Duta Mas Indah -
PT. Chimarder 777
Hubungan antara unsur-unsur diatas dalam pelaksanaannya harus
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah disepakati agar dalam
pelaksanaannya terjadi komunikasi yang baik dan terarah sehingga dapat
mengendalikan mutu, waktu dan biaya pelaksanaan proyek.

3.3.1 Pemilik Proyek


Pemilik proyek disebut juga sebagai pemberi tugas, owner
adalah suatu badan usaha atau perorangan, baik pemerintah

19
maupun swasta yang memiliki, memberikan pekerjaan, serta
membiayai suatu proyek dalam proses pembangunan suatu
bangunan. Dalam hal ini kegiatan Proyek Gedung Rumah Sakit dan
Jalan Akses RSUD Ungaran sebagai pemilik proyek adalah
Pemerintah Kabupaten Semarang.

Menurut Ervianto (2005), tugas dan wewenang pemilik


proyek antara lain :

1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).


2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran
pekerjaan.
4. Meyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak
penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk
mewujudkan sebuah bangunan.
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu
badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai
dengan apa yang dikehendaki.
9. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor.
10. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah
terjadi hal-hal di luar kontrak yang ditetapkan.Menyelesaikan
perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara
bawahannya dengan pihak pemborong.

20
3.3.2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana mempunyai kewajiban atau tugas yang
merencanakan suatu rencana dalam perencanaan struktur,
arsitektur, dan mekanikal/elektrikal, dengan ketentuan yang
diinginkan oleh pemilik proyek. Dalam proyek Pembangunan
Gedung Rumah Sakit dan Jalan Akses RSUD Ungaran ini yang
menjadi konsultan perencana adalah CV. Arthar,
adapun tugasnya adalah :
1. Membuat sketsa dan memberikan suatu gagasan gambaran
pekerjaan, meliputi pembagian ruang, rencana pelaksanaan dan
lainnya.
2. Membuat gambar detail / penjelasan lengkap dengan
perhitungan konstruksinya.
3. Membuat rencanan kerja dan syarat-syarat (RKS) dan rencana
anggaran biaya (RAB).
4. Tempat berkonsultasi jika ada hal-hal yang meragukan
dibidang arsitektural, struktur dan ME.
Adapun tugas dari perencana struktur, arsitektur, dan
mekanikal / elektrikal adalah sebagai berikut;
a. Perencana Struktur
1. Membuat perhitungan keseluruhan proyek berdasarkan
teknis yang telah ditetapkan, dari perhitungan yang bersifat
penunjang yaitu perhitungan struktur misal perhitungan
settlement atau penurunan tanah.
2. Membuat perhitungan ulang apabila terjadi perubahan
perencana awal setelah mengaplikasikannya di lapangan.

b. Perencanaan Arsitektur
1. Membuat gambar desain meliputi bangunan secara
keseluruhan dilengkapi spesifikasi teknis baik fasilitas
pendukung dan konfigurasi penempatan dari ruang.

21
2. Menentukan spesifikasi dari bahan bangunan secara
keseluruhan dari awal hingga finishing.
3. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencana yang
dibuatnya.

c. Perencana Mekanikal dan Elektrikal Manajer ( M&E )


1. Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin
dan listrik serta perlengkapan seperti AC, penerangan,
generator telepon dan lainnya.
2. Ikut serta dalam rapat untuk memberikan penjelasan
mengenai perencanaan M&E.

3.3.3. Konsultan Pengawas


Konsultan Pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik
proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan.
Biasanya konsultan pengawas diadakan pada proyek bangunan
dengan skala besar sehingga diperlukan kerjasama yang baik antara
konsultan pengawas dan kontraktor agar bisa saling melengkapi
dalam pelaksanaan pembangunan sehingga tidak ada pihak yang
dirugikan. Dimana yang bertindak sebagai Konsultan Pengawas
pada proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit dan Jalan Akses
RSUD Ungaran adalah : PT. Cakra Manggilingan Jaya.

Adapun tugas konsultan pengawas sebagai berikut :


1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai
pelaksanaan kontrak kerja,
2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan
pelaksanaan proyek,
3. Menerbitkan laporan presentasi pekerjaan proyek untuk
dapat dilihat oleh pemilik proyek,

22
4. Konsultan pengawas memberikan saran atau
pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor
dalam proyek pelaksanaan pekerjaan,
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang
diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan
pembangunan proyek,
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan
merek yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan
harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan
kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.
Adapun skema dari konsultan pengawas proyek
Pembangunan Gedung Rumah Sakit dan Jalan Akses RSUD
Ungaran adalah sebagai berikut:

23
3.3.4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah perusahaan berbadan hukum
yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pemborongan. Berupa
perorangan maupun badan hukum baik pemerintah maupun swasta.
Yang telah ditetapkan dari pemilik proyek serta telah
menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK). Kontraktor
pelaksana ini bekerja dengan mengacu pada gambar kerja (bestek),
rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) yang telah disusun
sebelumnya. Pada proyek pembangunan ini yang bertindak sebagai
kontraktor pelaksana adalah KSO PT. Duta Mas Indah – PT.
Chimarder 777 Adapun hak dan kewajibannya;

24
1. Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak
kerja, baik dari segi scheduling pelaksanaan maupun masa
pemeliharaan.
2. Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan
oleh Direksi.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus
membuat dan menyerahkan gambar kerja (shop drawing) serta
metode kerja.
4. Menyediakan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa yang
diperlukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang
telah ditentukan dengan memperhatikan;
a. biaya pelaksanaan
b. waktu pelaksanaan
c. kualitas pekerjaan
d. kuantitas pekerjaan
e. keamanan kerja
5. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan yang
diserahka n kepada Direksi.
6. Bertangung jawab atas kualitas dan mutu pekerjaan.
7. Membayar ganti rugi akibat kecelakaan yang terjadi pada
waktu pelaksanaan pekerjaan.
8. Berhak menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaaan yang
telah selesai dari pemberi tugas dengan kesepakatan yang
tercantum dari kontrak kerja.
Kontraktor Pelaksana perlu menyusun sebuah struktur
orgnisasi yang didalamnya tercantum alur-alur pemberian perintah
kerja atau tugas pada masing-masing jabatan untuk bekerja dengan
maksimal dan tidak terjadi overlapping tanggung jawab. Untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor pelaksana dibantu
oleh sub-sub kontraktor yang ditunjuk oleh kontraktor pelaksana
yang berupa perorangan maupun badan hukum.

25
Adapun skema dari unsur-unsur pengelola Proyek
Pembangunan Gedung Rumah Sakit dan Jalan Akses RSUD
Ungaran adalah sebagai berikut:

26
3.3.5. Sub Kontraktor
Sub Kontraktor yaitu melaksanakan pekerjaan khusus dari
proyek sesuai dengan bidang atau keahliaannya. Kontraktor
pelaksana pendukung ini dipilih oleh kontraktor utama setelah
mereka mengajukan penawaran sebelumnya, berdasarkan
pengalamannya dalam bidangnya dan bukti-bukti hasil pekerjaannya.
Kontraktor utama berhak menentukan berapa jumlah sub kontraktor
yang akan diajak bekerjasama dalam proyek. Selaku dari sub
kontraktor pada proyek ini adalah PT. Chimarder 777 yang
menangani seluruh pekerjaan konstruksi struktur bawah proyek
tersebut. Adapun hak dan kewajiban dari sub kontraktor adalah :
1. Bertangung jawab langsung terhadap kontraktor utama tentang
segala hasil dari pekerjaan yang telah dilaksanakannya.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidangnya dan
menyerahkan hasil pekerjaannya pada kontraktor utama sesuai
dengan batas waktu yang disepakati bersama.
3. Menerima sejumlah biaya dari pelaksanaan pekejaan yang
diberikan oleh kontraktor utama sesuai dengan ketetapan
dalam perjanjian kontrak kerja.
4. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara bertahap.

3.4 Unsur-Unsur Pelaksana Proyek

27
Unsur-unsur pelaksana Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit
RSUD Ungaran ini secara umum mempunyai susunan organisasi seperti
pada gambar tugas dan wewenang masing-masing unsur pelaksana
(Kontraktor) adalah sebagai berikut:

3.4.1. Pimpinan Proyek (Project Manager)


Project manager adalah perwakilan dari kontraktor yang
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya pelaksanaan
pekerjaan proyek, sesuai menajemen proyek dan perencanaan
proyek secara menyeluruh. Project manager bertugas untuk
memimpin jalannya suatu pekerjaan, mengevaluasi hasil dari
pekerjaan dan membandingkan dengan pelaksanaan proyek yang
kemudian disusun dalam suatu format laporan pekerjaan dari awal
hingga akhir pelaksanaan proyek.

3.4.2. Site Engineer


Site engineer adalah wakil dari site manager, tugasnya adalah
memimpin jalannya pekerjaan dilapangan dengan memanfaatkan
dan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada untuk dapat
memenuhi persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah
ditetapkan. Selain itu juga bertanggung jawab atas permasalahan
yang muncul dalam pelaksanaan suatu proyek serta berkewajiban
untuk memberikan laporan pekerjaan secara berkala.

3.4.3. Administrasi Umum dan Keuangan.


Administrasi umum dan keuangan adalah orang yang
diberi jabatan untuk mengurusi administrasi keuangan proyek
menyangkut penyelenggaraan surat menyurat serta segala
kebutuhan proyek. Adapun tugas-tugas dan kewajiban yang harus
dilakukan oleh bagian administrasi antara lain :
a. Melaksanakan pekerjaan administrasi proyek
b. Membayar upah para pekerja dan menyelesaikan administrasi
keuangan

28
c. Menghitung dan membayar kerja lembur dan uang makan
d. Membuat laporan keuangan proyek.
e. Menyimpan semua bukti pembayaran dan menyiapkan bukti
pembayaran kas untuk keperluan proyek.
f. Membantu meyusun laporan keuangan proyek.
g. Melakukan pembayaran upah harian dan upah borongan serta
melaksanakan pengawasan tagihan hutang dari pemilik
proyek.

3.4.4. Logistik
Yaitu bertugas sebagai pengadaan barang dan pengawasan
material bahan bangunan, termasuk di dalamnya adalah membuat
jadwal pengadaan dan pemakaian bahan dan peralatan proyek.
Bagian ini juga bertugas untuk menyediakan pembelian
bahan dan peralatan yang telah diputuskan oleh koordinator
pelaksana sesuai dengan jadwal pengadaan. Logistik dan peralatan
juga perlu menyusun suatu sistem administrsi tentang penerimaan,
penyimpanan, dan pemakaian barang.

3.4.5. Pelaksana (Supervisor)


Pelaksana mempunyai wewenang dan tanggung jawab
mengenai masalah-masalah teknis dilapangan serta mengkoordinasi
pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagiannya. Pelaksana
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Mengawasi dan mengkoordinasi pekerjaan para pelaksana
dilapangan dan mencatat semua prestasi pekerjaan untuk
dilaporkan kepada site manager
b. Mengawasi metode pelaksanaan dilapangan untuk
menghindarkan kesalahan pelaksanaan
c. Bertanggung jawab kepada site manager terhadap pelaksanaan
pekerjaan diproyek.

3.4.6. Surveyor

29
Tugas surveyor atau pelaksanaan pengukuran adalah
mengadakan pengukuran di lapangan dengan menggunakan alat
theodolit maupun water pass untuk menentukan as-as bangunan
proyek yang akan dikerjakan.

3.4.7 Pelaksanaan M & E


Tugas pelaksanaan mekanikal dan eletrikal adalah dalam hal
pengadaan segala kebutuhan yang berkaitan dengan fasilitas umum
yang nantinya akandigunakan dalam proyek. Termasuk dalam
lingkup kerjanya adalah pengadaan sarana dan prasarana pada
sistem kelistrikanyang digunakan pada saat pekerjaan proyek,
pengadaan air bersih, sistem drainase dan pemasangan ultilitas
umum lainnya.

3.4.8. Drafter
Tugas dan tanggung jawab drafter adalah:
a. Membuat shop drawing yang siap dilaksanakan dengan
dikoordinasi oleh pelaksana
b. Menyiapkan gambar dari revisi desain dan detail desain yang
dibutuhkan untuk kegiatan pelaksanaan dilapangan
c. Menghitung volume berdasarkan data lapangan dan
melaporkan pada administrasi teknik
d. Menjaga peralatan gambar yang digunakan dalam kondisi
bagus
e. Melaksanakan tugas lain atas perintah atasan.

3.4.9. Gudang
Tugas seorang pengawas gudang adalah:
a. Menyimpan dalam gudang dan membukukan bahan bangunan
yang datang.

30
b. Menjaga atau memelihara keawetan bahan yang ada dalam
gudang.
c. Bertanggung jawab keluar masuknya bahan bangunan yang
diminta oleh bos borong setelah diketahui oleh pelaksana
lapangan.
d. Menghitung dengan benar barang yang keluar dan masuk
e. Bertanggung jawab kepada logistik.
3.4.10. Peralatan
Bagian peralatan merupakan bagian yang berperan dalam
persiapan peralatan yang akan digunakan dalam pembangunan
suatu proyek dan bertanggung jawab atas pemeliharaan peralatan
yang ada agar peralatan selalu siap sehingga tidak menghambat
proses pekerjaan.

3.5 Hubungan Kerja Antar Seluruh Proyek


Hubungan kerja/koordinasi dalam pengelolaan proyek sangatlah
diperlukan adanya suatu ketegasan didalam pembagian kerja sesuai
dengan fungsi dan tugas masing-masing, dimana satu sama lainnya harus
dapat bekerjasama dengan baik. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat teratur
dan berjalan lancar, maka dalam pelaksanaan dilapangan dibuat uraian
pekerjaan (job description) sehingga masing-masing unsur dapat
mengetahui tugasnya dengan jelas dan tidak ada tugas yang tumpang
tindih antar pihak yang terkait.

3.5.1. Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas (MK)


Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan
Pengawas mempunyai ikatan kontrak. Konsultan Pengawas
bertanggung jawab dengan wajib melaporkan kemajuan hasil
pekerjaan kepada pemberi tugas. Pemberi tugas memberi imbalan
berupa fee atas jasa pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan
Pengawas.

3.5.2. Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana

31
Terdapat ikatan kontrak antara keduanya. Kontraktor
berkewajiban melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik dan
hasil yang memuaskan serta harus mampu dipertanggung jawabkan
kepada pemilik proyek. Sebaliknya owner membayar semua biaya
pelaksanaan sesuai dengan yang tertera didalam dokumen kontrak
kepada Kontraktor agar proyek berjalan lancar sesuai dengan
ketentuan yang telah menjadi kesepakatan diantara kedua belah
pihak. Biasanya koordinasi ini dilakukan secara rutin seminggu
sekali, terutama jika terdapat perubahan rencana baik bermula dari
pemilik proyek maupun sebaliknya.

3.5.3. Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana


Konsultan perencana ditunjuk oleh pemilik proyek dan
dipercaya untuk merencanakan dan mendisain bangunan tersebut
secara keseluruhan, sehingga Konsultan Perencana wajib
menunjukkan perencanaan bangunan tersebut kepada owner dan
dapat merencanakan bangunan sesuai yang diinginkan oleh pemilik
proyek.

3.5.4. Kontraktor Pelaksana dengan Konsultan Perencana


Kontraktor wajib melaksanakan pembangunan proyek
tersebut dengan mengacu pada desain rencana yang dibuat oleh
Konsultan Perencana. Jika terjadi hal-hal yang akan merubah
perencanaan, maka dikonsultasikan kepada Konsultan Perencana.

3.5.5. Konsultan Pengawas (MK) dengan Kontraktor Pelaksana


Hubungan antara kedua belah pihak mempunyai ikatan kerja
peraturan pelaksanaan pekerjaan. Konsultan Pengawas mempunyai
tugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan
olek Kontraktor Pelaksana, sedangkan Kontraktor Pelaksana dapat
mengkonsultasi masalah-masalah yang timbul di lapangan dengan
Konsultan Pengawas.

3.6 Manajemen Pelaksana di Lapangan

32
Urutan pelaksanaan di lapangan sangat dibutuhkan, karena dengan
adanya manajemen yang baik akan mendukung kelancaran proyek
sehingga proyek dapat diselesaikan dengan baik. Adapun langkah-langkah
yang diambil sebelum dan pada saat dilaksanakan hingga pembayaran
termin dilaksanakan antara lain :

3.6.1. Perizinan
Merupakan pengajuan atau permintaan ijin untuk melaksanakan
suatu pekerjaan yang sudah siap untuk dikerjakan baik kesiapan
alat, bahan maupun tenaga kerja. Jika kesiapan telah memenuhi
syarat yang telah ditentukan, maka pemilik proyek baru bisa
menyetujui pekerjaan tersebut untuk dapat dilaksanakan.

3.6.2. Pelaksanaan
Menuntut pemahaman terhadap pekerjaan yang akan maupun
yang sedang dilaksanakan agar dapat menghindari kesalahan
pengerjaan. Untuk itu pelaksana diharapkan dapat memahami
gambar-gambar konstruksi perencanaan dengan baik dan
menggunakan metode yang tepat dalam pelaksanaan pekerjaan.

3.6.3. Pengawasan
Di dalam pelaksanaan pekerjaan, pengawasan yang cermat
wajib dilaksanakan guna menjamin keberhasilan suatu proyek.
Dengan pengawasan yang baik dapat dihindari kesalahan-kesalahan
yang merugikan. Pengawasan dalam hal ini dilakukan oleh
konsultan pengawas sebagai pengawas dan pengendali proyek.

3.6.4. Pengendalian (Controlling)


Pengendalian proyek dilakukan dengan pengawasan dan
pemantauan lansung selama masa pelaksanaan proyek melalui
rapat koordinasi dengan tujuan untuk mengoptimalkan kerja

33
seluruh unsur yang terlibat didalam proyek. Pengendalian dapat
dilakukan dengan cara yaitu:

1. Time Scheduling
Time scheduling merupakan uraian pekerjaan dari awal
hingga akhir pekerjaan secara global. Time scheduling ini
disusun berdasarkan urutan langkah-langkah kerja dengan net
work planning. Masing-masing pekerjaan ini diatur dengan
sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan pekerjaan,
pengaturan waktu, tenaga, peralatan dan material agar dapat
tercapai suatu pekerjaan yang baik dan lancar. Dari time
schedule ini diberi bobot masing-masing, sehingga dapat
diperoleh kurva “S”.

2. Pelaporan
Pelaporan adalah kegiatan yang telah dilaksanakan
yang meliputi jenis pekerjaan yang dilakukan, kuantitas atau
volume pekerjaan, serta hal-hal yang bersifat non teknis seperti
halnya keadaan cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Pelaporan pada Proyek Pembangunan Apartemen
Amartha View Tahap I ini dapat dibedakan menjadi 3 bagian
antara lain :

a. Laporan Harian ( Daily Report )


Laporan harian ini dibuat setiap hari secara tertulis
dengan ditandatangani oleh pihak kontraktor utama dan
pihak dari konsultan pengawas. Laporan harian berisikan
antara lain:
1. Waktu dan jam kerja

34
2. Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada hari yang
bersangkutan
3. Keadaan cuaca
4. Bahan yang masuk kelapangan
5. Peralatan yang tersedia dilapangan
6. Jumlah tenaga kerja
7. Hal-hal yang terjadi dilapangan
Dengan adanya laporan harian ini, maka kegiatan
proyek yang ada dilapangan dapat dipantau dengan baik
setiap harinya.

b. Laporan Mingguan ( Weekly Report )


Laporan mingguan ini bertujuan agar memperoleh
gambaran kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dalam
satu minggu, yang disusun dalam laporan harian selama
satu minggu tersebut. Pada laporan ini pihak kontraktor
diwajibkan melakukan pemotretan yang menggambarkan
tiap tahap kemajuan pekerjaan.
Laporan mingguan berisikan tentang:
1. Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan
2. Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu
3. Catatan lain yang diperlukan, seperti halnya instruksi
dan teguran/evaluasi dari konsultan pengawas dan
catatan mengenai tambah kurangnya pekerjaan.

Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai


dengan minggu yang bersangkutan dapat diketahui dengan
memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah
dibuat, ditambah bobot prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase pekerjaan
yang telah dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan
dengan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada

35
minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui prosentase
keterlambatan atau kemajuan yang diperoleh. Laporan
mingguan ini merupakan realisasi dan time schedule yang
berupa kurva”S”.

c. Laporan Bulanan ( Monthly Report )


Laporan bulanan ini pada prinsipnya sama dengan
laporan mingguan yaitu memberikan gambaran untuk
kemajuan pelaksanaan proyek selama satu bulan itu. Baik
dari segi teknis, dana maupun manajerial. Untuk tujuan itu
dibuatlah rekapitulasi laporan harian maupun laporan
mingguan dengan dilengkapi data-data foto selama
pelaksanaan pekerjaan sebulan itu. Laporan bulanan dibuat
oleh kontraktor utama dan diberikan kepada konsultan
pengawas dan pemilik proyek.

3. Gambar Kerja
Rencana gambar kerja yang telah dibuat masih perlu
dijelaskan dengan gambar dan detail agar memudahkan
pelaksanaannya dan menghindari kesalahan serta
memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Selain untuk memperjelas, gambar kerja terkadang juga
dalam pelaksanaan apabila terjadi perubahan dari rencana
semula, maka perlu perubahan gambar yang lebih lengkap dari
kesalahan semula dan gambar tersebut disetujui oleh perencana
dan pengawas.

4. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi idealnya diadakan tiap minggu sekali.
Pada rapat Proyek Pembangunan Gedung Rumah sakit dan
Jalan Akses RSUD Ungaran ini diadakan tiap hari rabu. Pada
rapat ini dihadiri oleh berbagai perwakilan dari kontraktor

36
pelaksana, konsultan perencana, konsultan pengawas dan
pemilik proyek.

Hal - hal yang dibahas dalam rapat koordinasi :


1. Hal - hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta
terdapat masalah teknis yang timbul tak terduga
dilokasi proyek
2. Alternatif - alternatif pekerjaan dan solusi dari masalah-
masalah yang muncul.baik dari segi teknis, administrasi
maupun dana.
3. Prestasi fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan
yang dibuat.
4. Koordinasi masing - masing pihak yang terlibat lansung
dalam pelaksanaan.
5. Sebagai laporan Konsultan Pengawas untuk melakukan
Controlling.
3.7 Tenaga kerja
3.7.1 Tenaga Ahli
Tenaga Ahli adalah tenaga yang mempunyai keahlian khusus
dan mempunyai latar belakang pendidikan untuk suatu bidang
tertentu. Pada proyek ini contohnya adalah Pimpinan Proyek,
Manajer Lapangan, Manajer Teknik dan Manajer Keuangan.

3.7.2 Tenaga Menengah


Tenaga Menengah adalah tenaga yang mempunyai keahlian
menengah, terdiri dari tenaga teknik dan administrasi. Dalam
proyek ini, contohnya logistik, administasi, operator mesin,
pelaksana.

3.7.3 Tenaga Pekerja


Tenaga Pekerja adalah tenaga yang terlibat secara langsung
di dalam lapangan. Tenaga Pekerja biasanya tidak memiliki latar

37
belakang pendidikan. Mereka biasanya berada di bawah seorang
mandor.

Adapun tingkatan dalam tenaga pekerja adalah:


a. Kepala Tukang atau Mandor
Mandor adalah tenaga yang mengawasi langsung dan
mengkoordinir para pekerja di lapangan sesuai dengan
bidangnya.
b. Tukang
Tukang adalah tenaga yang mempunyai ketrampilan dalam
bidang tertentu pula. Misalnya tukang besi, tukang kayu.
c. Kenek atau Pembantu Tukang
Tugas pembantu tukang adalah membantu tukang dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Tenaga kerja yang dibutuhkan disesuaikan dengan macam
dan besarnya pekerjaan, serta waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Apabila waktu yang dibutuhkan kurang karena adanya
hambatan, maka untuk mengejar target penyelesaian pekerjaan
tersebut dapat ditambahkan beberapa tenaga pekerja bangunan
yang semuanya ditentukan oleh pemborong dan kontraktor.

3.7.4 Waktu Kerja


Waktu kerja adalah dalam hitungan hari kerja sehingga
perhitungannya adalah 7 hari dalam 1 (satu) minggunya, di mana
pekerjaan di lapangan dimulai pada pukul 08.00 – 17.00 WIB
dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB.

Untuk mengejar prestasi yang kurang, maka diterapkan


sistem kerja lembur, yang merupakan tambahan jam kerja di luar

38
jam kerja yang biasanya. Jam lembur terhitung dimulai pada pukul
17.00 – 22.00 WIB.

3.7.5 Upah kerja


Pembayaran upah pada karyawan yang bekerja pada proyek
ini adalah sebagai berikut :

1. Upah karyawan tetap dibayarkan setiap bulan.


2. Upah tenaga harian lepas dibayarkan setiap hari Sabtu
3. Upah tenaga borongan dibayarkan kepada mandor yang
ditetapkan berdasar prestasi pekerjaan yang kemudian oleh
mandor akan dibayarkan kepada anak buahnya sesuai dengan
ketrampilannya masing-masing. Pembayaran upah ini
dilakukan pada setiap minggu, pada hari Sabtu.

3.8 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Kesehatan dan keselamatan kerja di proyek, sangat penting artinya
bagi kelangsungan pelaksanaan pekerjaan. Jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari
segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, ada pun kesehatan dan
keselamatan antara lain helm proyek, sepatu, masker, sarung tangan dan
obat-obatan kesehatan yang digunakan untuk kecelakaan ringan, jika
terjadi kecelakaan kerja yang fatal pihak yang bertanggung jawab wajib
memberikan perawatan yang maksimal.
Berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, Kontraktor harus melaksanakan syarat-syarat
keselamatan kerja seperti tercantum dalam pasal 3, yaitu sebagai berikut:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran

39
3. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian yang membahayakan
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas. Hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara, dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
11. Menyelenggarakan penyegaran yang cukup
12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kejanya
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

3.9 Pembayaran Termin


Pembayaran termin dilaksanakan setelah hasil opname direkap,
yang merupakan suatu berkas yang tertuang dalam berita acara. Semua
pembayaran dalam kontrak dilaksanakan dengan cara angsuran,
berdasarkan berita acara bulanan yang diajukan oleh kontraktor dan telah

40
disetujui oleh konsultan pengawas maupun pemilik proyek sesuai dengan
kemajuan pekerjaan yang telah dicapai.
Selambat-lambatnya setelah akhir bulan, kontraktor harus
mengajukan pembayaran dengan mengirimkan berita acara bulanan
kepada direksi untuk memperoleh persetujuan.

41

You might also like