Professional Documents
Culture Documents
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
AD
ADITYA BAYU SAMODRA
K. 100 080 108
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITA
SITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ARTA
SURAKARTA
2013
ii
EVALUASI CARA PENGGUNAAN INSULIN INJEKSI PADA PASIEN
DIABETES MELLITUS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
ABSTRAK
ABSTRACT
1
2
mellitus of patient Hospital Dr. Moewardi Surakarta all using insulin Pen with
this type of insulin is the most widely used Novomix 18 respondents (60%), the
frequency of the most frequent morning and evening 21 respondents (70%), with
longer use of insulin> 1 year 14 respondents (46.7%) metformin most use as
hipoglikemic oral drug 15 respondents (50%),12 respondents (40%) plasma
gluskose & 2 hours prospandial are stil high, 20 respondents no fells of side
effects from the use of insulin injections (66.7%), and 24 respondents is correct
injecting insulin (80%).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan sumber daya manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan
suatu negara(Rismayanthi, 2010). Untuk Indonesia, WHO memprediksi kenaikan
jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030 (PERKENI, 2011). Bagi pasien diabetes mellitus tipe I atau beberapa pasien
diabetes mellitus tipe II terapi insulin wajib hukumnya(Rismayanthi, 2010).
Kesalahan terapi insulin cukup sering ditemukan dan menjadi masalah
klinis yang penting. Bahkan terapi insulin termasuk dalam lima besar “pengobatan
berisiko tinggi (high-risk medication)” bagi pasien di rumah sakit. Sebagian besar
kesalahan tersebut terkait dengan kondisi hiperglikemia dan sebagian lagi akibat
hipoglikemia. Jenis kesalahan tersebut antara lain disebabkan keterbatasan dalam
hal keterampilan (skill-based), cara atau protokol (rule-based), dan pengetahuan
(knowledge-based) dalam hal penggunaan insulin (PERKENI, 2008).
Penelitian Pennsylvania Patient Safety Advisory (2010) menunjukkan
bahwa penggunaan insulin dikaitkan dengan kesalahan pengobatan. Dari Januari
2008 sampai dengan 6 Juni 2009, fasilitas kesehatan Pennsylvania menerima
2.685 laporan kesalahan pengobatan yang melibatkan penggunaan produk insulin.
Kesalahan pengobatan yang paling umum yang berhubungan dengan insulin
adalah kelalaian obat (24,7%) diikuti oleh salah obat (13,9%). Lebih dari 52% dari
peristiwa yang dilaporkan adalah pasien menggunakan dosis yang salah atau tidak
ada dosis insulin (misalnya, kelalaian dosis, dosis terlalu besar / overdosis, dosis
terlalu sedikit / underdosage,), yang dapat menyebabkan kesulitan dalam kontrol
glikemik (PPSA, 2010).
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka dapat dirumuskan
suatu permasalahan yaitu “ Bagaimana cara penggunaan insulin injeksi pada
pasien diabetes mellitus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta?”
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menilai penggunaan obat insulin
injeksi pada pasien diabetes mellitus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
3
Tinjauan Pustaka
Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi ketika kadar gula
dalam darah berada di atas kadar normal. Ini terjadi jika pankreas tidak cukup
memproduksi insulin (hormon yang mengatur gula darah) atau ketika tubuh tidak
efektif menggunakan insulin yang diproduksi tersebut (WHO, 2011).
Klasifikasi diabetes mellitus berdasarkan etiologinya menurut PERKENI
(2011) ada 4 yaitu:
1) Diabetes mellitus tipe 1 juga disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes
Mellitus) (Tjay dan Rahardja, 2007). Terjadi karena destruksi sel beta, umumnya
menjurus ke defisiensi insulin absolut. Diabetes mellitus tipe ini disebabkan oleh
autoimun & idiopatik (PERKENI, 2011).
2) Diabetes mellitus Tipe 2 juga disebut NIDDM (Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus) (Tjay dan Rahardja, 2007). Diabetes mellitus tipe ini
bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif
sampai dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin (PERKENI,
2011). Resistensi insulin berarti ketidaksanggupan insulin memberi efek biologik
yang normal pada kadar gula darah tertentu. Dikatakan resisten insulin bila
dibutuhkan kadar insulin yang lebih banyak untuk mencapai kadar glukosa darah
yang normal (ADA, 2004).
3) Diabetes mellitus tipe lain disebabkan kelainan genetik, penyakit pankreas,
obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain (Zein, 2008).
4) Diabetes mellitus pada masa kehamilan (Gestasional Diabetes).
Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Merupakan yang tertua
dari obat saat ini tersedia, dan dengan demikian satu dengan pengalaman yang
paling klinis. Meskipun awalnya dikembangkan untuk mengobati kekurangan
insulin pada diabetes mellitus tipe 1, telah lama digunakan untuk mengobati
resisten insulin diabetes tipe 2. Ini adalah obat yang paling efektif untuk
mengurangi glikemia (BOP, 2010). Insulin merupakan hormon yang diproduksi
oleh pankreas yang berfungsi mengontrol kadar glukosa (gula) di dalam darah.
Pada pasien yang mengidap diabetes, pankreas tidak cukup atau sama sekali tidak
memproduksi insulin, atau tidak mampu berfungsi secara efektif ketika insulin
tersebut diproduksi (CDA, 2001).
Berdasar lama kerja, insulin terbagi menjadi tiga jenis, yakni:
a. Insulin short-acting, insulin ini mempunyai onset pendek dan durasi yang
singkat. Contohnya insulin Lispro, Aspart, dan Glulisine (Kaur & Badyal, 2008).
Sediaan ini terdiri dari insulin tunggal ‘biasa’. Mulai kerjanya dalam 30 menit
(injeksi subkutan) mencapai puncaknya 1-3 jam kemudian dan bertahan 7-8 jam
(Tjay dan Rahardja, 2007).
b. Insulin long-acting, insulin yang mempunyai durasi aksi yang lama dan
menjaga kontrol gula darah kurang lebih 24 jam dengan minimum absorbsi dan
diberikan sekali sehari. Contohnya insulin Gargline dan Detemir (Kaur & Badyal,
2008). Guna memperpanjang kerjanya telah dibuat sediaan long-acting, yang
semuanya berdasarkan mempersulit daya larutnya di cairan jaringan dan
menghambat reabsopsinya dari tempat injeksi ke dalam darah (Tjay dan Rahardja,
2007).
4
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan adalah lembar catatan rekam medik dari pasien
yang terdiagnosa diabetes mellitus yang menjalani rawat jalan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta yang berisi tentang diagnosis, serta terapi yang digunakan
kepada pasien.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner untuk
melakukan wawancara.
Jalannya Penelitian
Untuk pertama kali dilakukan observasi ke RSUD Moewardi kemudian
melihat jumlah pasien yang akan diteliti. Dilanjutkan dengan mengajukan surat
penelitian dari Fakultas Farmasi UMS yang ditujukan kepada RSUD Dr.
Moewardi Surakarta dan disertai proposal penelitian. Pengumpulan data dilakukan
5
Teknik Analisis
Data yang diperoleh dari RSUD Dr. Moewardi dianalisis secara deskriptif
dan dinilai menurut objektifitas data dari kuisioner yang diberikan pada pasien.
Analisis deskriptif tersebut dapat mengungkapkan gambaran karakteristik
responden, profil penggunaan injeksi insulin responden yang meliputi cara
menggunakan insulin, lama pengguanan, waktu penggunaan, kepahaman pasien
menggunakan injeksi insulin, manfaat penggunaan injeksi insulin, maupun efek
samping penggunaan insulin. Data evaluasi penggunaan obat dari hasil
wawancara dengan menggunakan kuisioner.
menderita diabetes mellitus juga ( Riaz, 2009 ). Sementara untuk separuh lainnya
yang tidak memiliki riwayat diabetes mellitus pada keluarga, mungkin dipicu oleh
pola makan yang tidak seimbang dan gaya hidup yang serba instan. Hal tersebut
dapat menyebabkan obesitas yang merupakan salah satu faktor resiko diabetes
mellitus.
c. Kadar gula darah responden
Setiap mau kontrol, pasien diabetes mellitus rawat jalan di RSUD Dr.
Moewardi selalu cek medikal dahulu, untuk mengetahui kadar gula darah puasa
dan kadar gula darah 2 jam postprandial. Hasil lab tersebut kemudian menjadi
acuan dokter untuk memberikan terapi kepada pasien.
Menurut Dipiro et al (2008), sasaran terapi untuk pasien diabetes mellitus
yaitu menurunkan kadar gula darah sampai batas yang dianjurkan. Untuk standar
dari American Diabetes Association (ADA), gula darah puasa 90-130 mg/dl dan
untuk gula darah 2 jam postprandial <180 mg/dl.
DAFTAR PUSTAKA
ADA, 2004, Report of the Expert Committee on the Diagnosis and Classification
of Diabetes Mellitus. Clinical Practice Recommendations 2004. Diabetes
Care, 27 (1), 5-10.
CDA, 2001, Insulin: things you should know, Clinical Practice Guideline, Kanada.
Dipiro, T. J., Talbert. L. R., Yee. C. G., Matzke. R. G., Wells. G. R., and Posey.
M. L., 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 7th
Edition, McGraw Hill, 1213, United States of America.
Gebel, E., 2012, Insulin Pens, Diabetes Foercast, Customer Guide 2012.
Kaur, J., & Badyal. D. K., 2008, Newer Insulins, JK SCIENCE, Vol. 10, No .3, 2-
4.
Merentek, E., 2006, Resistensi Insulin Pada Diabetes Mellitus Tipe 2, Cermin
Dunia Kedokteran, No 150, 39-41, Poliklinik Endrokrin Metabolik,
Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Gowa, Makasar.
NIH, 2009, Alternative Devices for Taking Insulin, U.S. Departement of Health
and Human Service, National Institutes of Health (NIH) Publication No.
09–4643.
PERKENI, 2008, Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Padien Diabetes Mellitus,
Penerbit PERKENI, Jakarta
PPAS, 2010, Medication Errors with the Dosing of Insulin: Problems across the
Continuum, Vol. 7, No. 1—March 2010, Penerbit Pennsylvania Patient
Safety Authority, Pennsylvania
Riaz, S., 2009, Diabetes Mellitus, Scientific Research and Essay Vol. 4 (5) pp.
367-373, Department of Microbiology and Molecular Genetics, Punjab
University, New Campus, Lahore, Pakistan.
Tjay, T. H., and Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan
dan Efek Sampingnya, Edisi 6, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.