You are on page 1of 2

1.

hubungan antar sekutu (pemegang saham) yang satu dengan lainnya terlalu dipentingkan dalam PT, tetapi yang lebih penting adalah
pemupukan modal sebanyak-banyaknya.
2. 7. Keuntungan memilih badan usaha berupa PT, yaitu kelangsungan berdirinya Perusahaan lebih terjamin dibandingkan dengan bentuk
Persekutuan lainnya, dimana karena alasan salah seorang sekutu meninggal dunia, mengundurkan diri, ataupun dinyatakan pailit dan
dibawah pengampuhan, bisa menyebabkan bubarnya Perusahaan, sedangkan dalam PT semua alasan tersebut tidak dapat terjadi.
Kepengurusan PT dilakukan oleh orang yang berwenang melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama PT. Secara umum dapat
dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : a. Daden Van Beheren, kegiatan Pengurus yaitu sekedar menyangkut hal-hal yang bersifat rutin sehari-
hari; b. Daden Van Eigendom, yaitu kegiatan Pengurus yang bersifat kepemilikan.
3. 8. Namun dalam prakteknya, kita sulit membedakan diantara perbuatan Pengurus Van Beheren dengan Pengurus Van Eigendom, maka
untuk mengetahui jenis Pengurusnya biasanya kita lihat pada Anggaran Dasarnya. Dalam UU-PT telah dinyatakan bahwa Pengurusan
sehari-hari PT dijalankan oleh Dewan Direksi, yang diawasi oleh Dewan Komisaris. Sedangkan untuk Permodalan PT dikenal ada 3 (tiga)
macam, yaitu : a. Modal Dasar; b. Modal Ditempatkan; c. Modal Disetorkan; Modal Dasar PT terdiri atas seluruh nilai nominal saham, dan
saham tersebut dapat dikeluarkan atas nama dan/atau atas tunjuk. Sedangkan Modal yang Ditempatkan minimal 25% pada saat PT
tersebut didirikan harus sudah ditempatkan dan pada setiap penempatan modal harus disetorkan paling sedikit 50% dari nilai nominal
saham yang dikeluarkan.
4. 9. PT ini dapat berbentuk : 1. PT Tertutup, yaitu Perusahaan yang didirikan dengan tidak menjual sahamnya kepada masyarakat umum; 2.
PT Terbuka, yaitu Perusahaan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya wajib memenuhi kriteria tertentu dan/atau perusahaan yang
melakukan penawaran sahamnya kepada masyarakat umum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Pasar
Modal. Selanjutnya terkait dengan permodalan, maka PT dapat dibedakan menjadi : 1. PT Modal dalam negeri (Perusahaan Nasional),
dimana minimal 51% sahamnya dimiliki oleh Negara dan/atau Swasta Nasional; 2. PT Modal Asing, dimana modal dalam negeri milik
Negara dan/atau milik Swasta Nasional kurang dari 51%.
5. 10. Terkait dengan “Penggabungan, Peleburan dan Pengambil Alihan” PT, secara khusus diatur oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
27 Tahun 1998. Penggabungan (Merger), adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan
diri dengan Perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar. Peleburan (Konsolidasi),
adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan
baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar.
6. 11. Pengambil Alihan (Akuisisi), adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil
alih baik seluruhnya ataupun sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan
tersebut. Pembubaran PT, dapat terjadi karena : 1. Keputusan RUPS; 2. Jangka Waktu Pendirian Berakhir; 3. Penetapan Pengadilan
Negeri Setempat. 7. Koperasi : Koperasi berasal dari Cooperation (Inggris), Cooperatie (Belanda), yang berarti kerjasama yang terjadi
antara beberapa orang untuk men- capai tujuan yang sulit dicapai secara perorangan. Tujuan tersebut adalah berupa kesejahteraan
bersama dan berazaskan Kekeluargaan.
7. 12. Tujuan Koperasi berbeda dengan tujuan dengan perseroan-perseroan sebelumnya termasuk PT., maka Tujuan Koperasi adalah untuk
memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Koperasi ini secara
khusus diatur oleh UU-RI Nomor 25 Tahun 1992 dan diganti dengan UU-RI Nomor 17 Tahun 2012. Selanjutnya Prosedur Pendirian : 1.
Rapat pembentukan yang dihadiri oleh minimal 20 (dua puluh) orang yang mempunyai keinginan yang sama mendirikan Koperasi, dibuat
berita acara yang untuk selanjutnya diajukan kepada Pejabat yang diangkat dan ditunjuk oleh serta mendapat kuasa khusus dari Menteri
Koperasi Republik Indonesia;

You might also like