You are on page 1of 13

MAKALAH ORAL BIOLOGY 1

PULPA (Anatomi, Struktur, Fungsi)

Disusun Oleh : KELOMPOK 1

Gabrielda Yosandri (04031181621017)


Indah Pratiwi Bay (04031181621019)
Reni Meilinda (04031181621020)
Anindya Permata Syafira (04031181621021)

Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
Anatomi Pulpa

Manusia memiliki 52 pulpa di gigi mereka, 20 di gigi susu dan 32 pada gigi permanen
(Gambar 9-1). Semua pulpa memiliki karakteristik morfologi yang serupa, yaitu lunak.
Konsistensi seperti gelatin dalam ruangan yang dikelilingi oleh dentin yang berisi ekstensi
perifer dari odontoblas pulpa. Total volume pulpa dari gigi permanent sekitar 0.38 mL, dan
volume rata-rata volume dari satu gigi manusia adalah 0.2 mL, pulpa dari molar tiga sekitar
empat kali lebih besar dari gigi seri.

Koronal pulpa (mahkota pulpa)

Dua bentuk dari jaringan pulpa adalah koronal dan radikuler (gambar.9-2 dan 9-3).
mahkota pulpa terdapat di bagian mahkota gigi. Mahkota gigi lebih besar dari akar pulpa dan
mempunyai struktur berbeda dari jaringan akar. Pada umumnya, mahkota pulpa mengikuti
kontur dari bagian permukaan terluar dari mahkota gigi. Mahkota pulpa memiliki enam
permukaan: labial, mesial, distal, lingual,occlusal dan lantai. Mahkota pulpa memiliki tanduk
pulpa, yang merupakan tonjolan dari pulpa memanjang menuju cups dari gigi. Dua bentuk
jaringan pulpa bersifat koronal dan radikuler (Gambar 9-2 dan 9-3). Koronal pulpa
menempati mahkota gigi. Ini jauh lebih besar dari pada akar pulpa dan memiliki struktur
yang berbeda dengan jaringan akar. Jumlah tanduk pulpa bergantung pada jumlah cups (lihat
Gambar 9-1). Di daerah serviks, mahkota pulpa bergabung dengan akar pulpa. Seiring
bertambahnya usia, mahkota pulpa berkurang karena formasi dentin yang terus berlanjut
(lihat Gambar 9-2).
Jumlah dari tanduk pulpa tergantung pada jumlah dari cusps (lihat gambar 9-1). Di
bagian serviks, mahkota pulpa dengan akar pulpa Sesuai umur, mahkota pulpa bertambah
ukuran karena bentuk dari dentin (lihat gambar.9-2).

Akar pulpa

Kanal pulpa memanjang dari bagian serviks menuju puncak akar. Akar pulpa dari gigi
anterior bersifat singular, dimana gigi posterior memiliki akar pulpa jamak. akar pulpa
runcing atau kerucut dan, mahkota pulpa,menjadi semakin kecil sesuai usia karena
dentinogenesis terus berlanjut. (lihat gambar. 9-2 dan 9-3). foramen apikal bisa menyempit
oleh endapan sementum.

Foramen apikal dan Kanal aksesori

foramen apikal dan kanal aksesori pada foramen apikal adalah penghubung dari akar
pulpa menuju periodonsium. penghubung ini bervariasi dari 0.3 sampai 0.6 mm, sedikit lebih
besar pada gigi di maksila dibandingkan gigi di mandibula. foramen apikal pada umumnya
terletak awalnya pada ujung apikal akar yang menjadi lebih mengecil sesuai dengan usia(lihat
gambar 9-3 dan gambar9-4). jika terdapat beberapa kanal apikal , yang terbesar disebut
foramen apikal, dan yang lateral disebut kanal aksesori (lihat gambar. 9-4). kanal aksesori
mungkin dihasilkn dari adanya pembuluh darah yang menghalangi pembentukan dentin atau
dari pecahnya selubung epitel akar yanga akan menginduksi pembentukan akar awal. insiden
dari kanal aksesori berkisar 33% pada gigi permanen. kanal aksesori terletak pada sisi lateral
dari bagian apikal dan mungkin ditemukan pada cabang dua akar jamak. secara klinis, kanal
aksesori berperan penting karena merupakan kontak dari pulpa dengan jaringan periodontal
dan dapat berisi bakteri dan bakteri endotoksin yang menyebabkan peradangan. jika
peradangan pada pulpa terjadi, hal ini dapat menyebar ke periodonsium atau berakibat buruk.
Struktur Pulpa
Pulpa terdiri dari daerah tengah dan daerah tepi (perifer) Baik pada pulpa koronal maupun
pulpa radikular.

1. Daerah tengah pulpa berupa inti pulpa (pulp core)


Inti pulpa dibatasi oleh zona kaya sel, mengandung pembuluh darah besar, arteri dan
batang saraf. Sel utamanya adalah fibroblas yang mensintesis kolagen dan substansi dasar.
2. Daerah tepi yang terdiri dari:
a. Odontoblas (sel pembentuk dentin)
Odontoblas letaknya bersebelahan dengan predentin. Kapiler, serabut saraf tidak
bermielin dan sel dendritik dapat ditemukan di sekitar odontoblas di zona ini.
b. Zona tanpa sel (cell free zone / weil’s zone)
Zona tanpa sel terletak di sebelah odontoblas. Zona ini mengandung pleksus kapiler
dan serabut saraf kecil. Daerah ini meskipun disebut bebas sel, tetapi berisi prosesus
sitoplasmik kecil dari fibroblas, sel mesenkim, dan makrofag.
c. Zona kaya akan sel (cell rich zone)
Zona kaya akan sel terletak di sebelah zona tanpa sel. Zona ini mengandung fibroblas,
sel mesenkim yang tidak terdiferensiasi (yang mempertahankan jumlah odontoblas
dengan proliferasi dan diferensiasi), dan substansi dasar.
Kandungan dari pulpa

1. Sel
a. Odontoblas
Odontoblas merupakan sel yang paling utama dari jaringan pulpa. Odontoblas
membentuk suatu lapisan tunggal di daerah perifer dan mensintesis matriks, yang akan
termineralisasi dan disebut dentin. Odontoblas mensintesis terutama kolagen Tipe I,
Proteoglikan.
Odontoblas terdiri dari badan sel dan prosesus odontoblas, dengan badan sel terletak
di pulpa (persis di bawah matriks dentin yang tidak termineralisasi / predentin) dan
membentuk zona odontoblastik sedangkan prosesus odontoblas terletak di tubulus
dentin.
Odontoblas lebih besar pada pulpa koronal daripada di akar pulpa dan berbentuk
kolumnar di tanduk pulpa. Sedangkan pada pulpa radikular odontoblas lebih berbentuk
kuboid, dan sel-sel di daerah apikal tampak pipih.

b. Fibroblas
Fibroblas adalah sel yang paling banyak ditemukan di pulpa karena letaknya di
seluruh pulpa.
Fibroblas dapat mensintesis dan mensekresikan beberapa jenis kolagen, termasuk
kolagen tipe III, proteoglikan dan glikosaminoglikan.

c. Sel mesenkim yang tidak terdiferensiasi


Sel mesenkim yang tidak terdiferensiasi adalah turunan sel-sel yang tidak
terdiferensiasi dari papilla gigi. Sel ini dapat berkembang menjadi odontoblas,
fibroblas, atau makrofag.
Sel ini ditemukan di seluruh area yang kaya sel dan inti pulpa dan seringkali terkait
dengan pembuluh darah.
d. Sel pertahanan
•Makrofag: Jaringan makrofag, atau histiosit, adalah monosit yang meninggalkan
aliran darah, memasuki jaringan, dan berdiferensiasi menjadi makrofag. Sel ini cukup
aktif dalam endositosis dan fagositosis. Selain itu, proporsi makrofag berpartisipasi
dalam respon kekebalan tubuh sebagai sel tambahan dengan memproses dan
menyampaikan antigen ke limfosit.
•Sel Dendritik: Sel dendritik, seperti makrofag, adalah sel aksesori dari sistem
kekebalan tubuh. Sel dendritik terutama ditemukan di jaringan limfoid, tapi Mereka
juga didistribusikan secara luas di jaringan ikat, termasuk pulpa.
•Limfosit: Pada umumnya kandungan limfosit dalam pulpa adalah limfosit T
sementara limfosit B sangat jarang. Ditemukan pada pulpa normal. Berfungsi dalam
kapasitas kekebalan dari pulpa.
•Sel plasma: ditemukan selama pembengkakan pulpa. Sel plasma berfungsi dalam
produksi antibodi.
•Sel mast: Pada stimulasi, degranulasi sel mast melepaskan histamin yang
menyebabkan vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas pembuluh dan dengan
demikian memungkinkan cairan dan leukosit untuk keluar.

Serabut
Kolagen tipe I merupakan kolagen yang paling dominan di dalam dentin, sedangkan
di dalam pulpa dapat ditemukan baik kolagen tipe I maupun tipe III. Kolagen tipe I disintesa
dan disekresi oleh odontoblas untuk kemudian dimasukkan ke dalam matriks dentin,
sementara fibroblas memproduksi kolagen tipe I dan tipe III di dalam pulpa. Ditemukan pula
kolagen tipe V dalam jumlah yang tidak begitu banyak. Serabut retikulum halus juga dapat
ditemukan di dalam pulpa pada bagian zona bebas sel.. Pada pulpa serabut elastin dapat
ditemukan pada dinding pembuluh darah.

Substansi Dasar
Substansi dasar unsur pokok pulpa, adalah bagian matriks yang mengelilingi dan
menyokong elemen seluler dan vaskuler pulpa. Merupakan suatu substansi gelatinus disusun
oleh protein polisakarida (proteoglikan dan glikosaminoglikan), glikoprotein, dan air.
Glikosaminoglikogen yang bersifat hidrofilik, membentuk gel dan berkontribusi
dalam penentuan tekanan cairan dalam jaringan pulpa. Hyaluroman berperan dalam
pembentukan substansi pulpa yang gelatinus dan juga dalam migrasi sel. Tenascin dan
Fibronectin, yang juga berperan dalam adhesi dan migrasi sel tidak ditemukan pada saat
inflamasi. Syndecan, menempel pada sel dan bertindak sebagai adhesi antara fibrolas dan
kolagen. Laminin melapisi membran sel odontoblas. Integrins, glikoprotein lainnya, berperan
dalam pembentukan reseptor sel adhesi pada pulpa, yaitu untuk melekatkan laminin dan
fibronektin ke matriks ekstraseluler.
Substansi dasar berperan dalam transportasi nutrien dari pembuluh darah ke sel-sel
dan juga transportasi hasil metabolisme dari sel menuju ke pembuluh darah.

Pembuluh Darah
Pulpa matang memiliki vaskularisasi yang luas dan unik yang mencerminkan
keunikan lingkungan sekitar pulpa.
1. Pembuluh Darah Aferen (Arteriola)
Sirkulasi aferen pulpa terdiri dari pemasukan arteriola kedalam foramen apikal. Bila
pembuluh—pembuluh ini melewati pusat pulpa akan bercabang menjadi arteriola
terminal, metarteriola, prekapiler dan akhirnya kapiler. Kapiler berakhir pada daerah
miskin sel dan membentuk suatu pleksus kaya subodontoblastik.
2. Pembuluh Darah Eferen (Venula)
Sirkulasi eferen terdiri dari venula pasca kapiler dan venula penampungan yang
kemudian menjadi dua atau tiga venula yang keluar melalui foramina apikal yang
mengalir kedalam pembuluh pada ligament periodontal.
Fungsi pembuluh darah adalah untuk mengangkut bahan gizi, cairan dan oksigen ke
jaringan untuk mengambil pembuangan metabolic dari jaringan dengan mempertahankan
suatu aliran darah yang memadai melalui kapiler.

Inervasi Pulpa

Pulpa gigi tersusun dari sistem aferen sensorik dan motorik. Sistem aferen menyalurkan
impuls yang dirasakan oleh pulpa dari berbagai rangsangan pada korteks otak, yang
diinterpretasikan sebagai rasa sakit tanpa memperhatikan rangsangannya. Sistem eferen
menyalurkan impuls dari sistem sentral ke otot halus pembuluh arterial untuk mengatur
volume dan kecepatan aliran darah. akson myelinated dan nonmyelinated, dikenal sebagai
lapisan parietal saraf atau pleksus saraf Raschkow. Saraf sensorik terbungkus selubung
myelin. Selubung mielin sebagian besar terdiri dari zat lemak atau lipid dan protein. Myelin
tampaknya merupakan proliferasi internal sel Schwann. Serat unmyelinated dikelilingi oleh
lapisan tunggal sel Schwann, namun spiral myelin ini tidak ada. Saraf unmyelinated biasanya
ditemukan pada sistem saraf otonom. Serabut saraf diklasifikasikan menurut diameter,
kecepatan konduksi dan fungsinya.

Sekitar 80% saraf pulpa adalah serabut tipe-C, dan sisanya adalah serabut A (A-delta).
Batang saraf di susun dari serabut A-delta yang bermielin pada perifer dan serabut C yang
tidak bermielin di pusat pulpa. Pada daerah periapikal, batang saraf bergabung dengan bagian
maksila atau mandibula saraf kranial kelima atau trigeminal, ke pons, ke thalamus, dan
akhirnya ke korteks, dimana diinterpretasikan sebagai rasa sakit.

PERBEDAAN ANTARA SERABUT A DAN SERABUT C


SERABUT A SERABUT C
 Bermyelin  Tidak bermyelin
 Diameter ≥ 2-5 µm  Diameter ≤ 0,3-1,2 µm
 Kecepatan 6-30 m/s  Kecepatan 0,4-2 m/s
 Menyalurkan impuls nyeri yang  Menyalurkan impuls nyeri yang
bersifat tajam, menusuk, terlokasi, bersifat tidak terlokasi, visceral, dan
dan jelas terus-menerus.
 Perifer pulpa  Inti pulpa
Fungsi Pulpa

1.Induktif

Jaringan pulpa berpatisipasi dalam memulai pembentukkan dan perkembangan


dentin,yang bila terbentuk akan mengarah ke pembentukkan email. epitel email akan
menginduksi diferensiasi odontoblas dan odontoblas serta dentin menginduksi pembentukkan
email. Interaksi epitel mesenkim merupakan esensi dari pembentukkan gigi.

2.Formative.

Formative adalah fungsi utama pulpa baik secara berurutan maupun penting.Sel
organ pulpa menghasilkan dentin yang mengelilingi dan Melindungi pulpa odontoblas pada
pulpa berkembang menjadi matriks organik dan berfungsi dalam pengapuran. Melalui
pembentukkan proses odontoblast, dentin terbentuk sepanjang Dinding tubulus dan juga di
depan pulpa-predentin. Fungsi formative ini diperankan oleh odontoblast untuk membentuk
dentin primer,dentin sekunder dan dentin tersier.Dentin primer terbentuk ketika gigi dalam
pertumbuhan,dentin sekunder terbentuk setelah erupsi,sedangkan dentin tersier dibentuk
sebagai respon terhadap rangsangan.

3.Nutritif.

Pulpa memberikan nutrisi ke dentin melalui avaskular (pembuluh darah) kemudian


gigi berkembang dan berfungsi. Jaringan pulpa memasok nutrien yang sangat penting bagi
pembentukan dentin (misalnya dentin prestubuler) dan hidrasi melalui tubulus
dentin.Pembuluh darah mentranspor nutrien dari aliran darah ke sel-sel pada pulpa dan
odontoblas.
Pulpa gigi merupakan jaringan hidup dengan suplai darah dan menerima nutrien dari
aliran darah. Nutrien paling banyak masuk dari tubulus dentin melalui prosessus
odontoblastik dan dapat dibawa hingga mencapai dentio-enamel junction dan dentino-
cemental junction.

4.Sensitif

Melalui sistem saraf, pulpa Mentransmisikan sensasi yang dimediasi melalui email
atau dentin ke pusat saraf yang lebih tinggi. Pulpa mentransmisikan rasa sakit dan indera
suhu dan sentuhan. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan email biasanya cepat,dan
tajam, yang ditransmisikan oleh serabut A-delta dan A-Beta(bermielin). Sensasi yang diawali
didalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut c yang lebih kecil biasanya lambat,lebih
tumpul,dan lebih menyebar.

5.Reparatif. Proses regenerasi, yakni pulpa menghasilkan dentin baru ketika dibutuhkan.

Sel mesenkim yang tidak berdiferensiasi berasal dari sel mesenkim papilla gigi. Sel-
sel ini merupakan cadangan sel yang menghasilkan sel-sel jaringan ikat pulpa. Karena
fungsinya dalam perbaikan dan regenerasi, sel tersebut tetap mempunyai ciri pluripotensial
dan dapat berkembang menjadi fibroblas, odontoblas, makrofag atau osteoklas.
Pertama, dentin baru yang terbentuk akan terlokalisir. Dentin baru ini terbentuk lebih
cepat dibandingkan dengan pembentukan dentin primer dan sekunder yang tidak terstimulasi.
Secara mikroskopis, dentin baru ini memiliki struktur yang berbeda dengan dentin sekunder
pada umumnya, sehingga seringkali dikenal sebagai dentin sekunder ireguler, dentin iritasi,
dentin reparatif, dentin tersier, maupun osteodentin.
REFERENSI

1. Essentials of Oral Histology and Embriology A Clinical Approach. 4th Ed. Daniel J.
Chiego, Jr. Elsevier. 2014
2. Orban’s Histology & Embriology. 13th Ed. G. S. Kumar. Elsevier. 2011
3. Seltzer and Bender’s: Dental Pulp. 3th Ed. Kenneth Hargreaves, Harold Goodis.
Quintessence. 2002
4. Ten Cate’s Oral Histology : Development, Structure and Function. 8th Ed. Antonio Nanci.
Mosby. 2012
5. Text Book of Endodontic. 3rd Ed. Nisha Garg dan Amit Garg. Jaypee Brothers Medical
Publsher. 2014

You might also like