You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi yang baik diaantara dokter dan pasien sangat
berpengaruh pada proses pengobatan dan penyembuhan penyakit itu
sendiri. Pasien yang selalu aktif bertanya dan menyampaikan pendapat
serta kekhawatirannya, akan sangat membantu dokter untuk memahami
pasien dan penyakitnya. Selama ini terdapat perbedaan yang besar antara
apa yang diyakini pasien tentang penyakitnya dengan apa yang diketahui
oleh dokter. Komunikasi antara dokter dan pasien adalah komunikasi yang
bersifat intim, interpersonal, serta dua arah, namun sayangnya komunikasi
tersebut seringkali tidak terjalin dalam hubungan dokter-pasien. Pasien
seolah takut untuk bertanya kepada dokter, selain itu masih banyak dokter
yang melihat pasien hanya dari sisi biomediknya saja dan mengabaikan
sisi emosional, biologis, psikologis, sosial, serta spiritualnya.
Di berbagai tempat, mayoritas penyebab masalah antara dokter dan
pasien adalah karena terjadi kesalahan informasi sehingga menyebabkan
salah interprestasi di kedua belah pihak. Efektifitas komunikasi antara
dokter dan pasien masih menjadi masalah tersendiri di bidang pelayanan
kedokteran. Tuntutan atas ketidakpuasan pasien disebabkan karena
komunikasi yang tidak terjalin dengan baik antara kedua belah pihak.
Komunikasi efektif antara dokter dan pasien biasa juga disebut
dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
yang mendorong adanya proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997).
Dalam pengertian ini mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah
proses yang digunakan dengan memakai pendekatan yang direncanakan
secara sadar, bertujuan, dan kegiatannya dipusatkan pada proses
penyembuhan pasien.
Banyak faktor yang menyebabkan kesenjangan komunikasi antara
dokter dengan pasiennya, seperti dokter yang kelelahan sehingga tidak
memiliki waktu banyak untuk berkomunikasi, penjelasan dokter yang

1
menggunakan kalimat yang terlalu ilmiah sehingga sulit dipahami, pasien
yang ditangani oleh dokter terlalu banyak sehingga alokasi waktu
pemeriksaan setiap pasien menjadi sedikit, bahkan ada pula dokter yang
arogan serta tidak ingin mendengarkan pendapat dari pasiennya.
Selain hubungan yang baik antara dokter dengan pasien, dokterpun
juga dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan
kejelasan informasi dengan keluarga pasien. Karena keluarga memiliki
peran penting dalam proses penyembuhan dan pengobatan pasien itu juga.

1.2. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dokter keluarga.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dokter keluarga.
3. Mahasiswa mampu mengetahui proses komunikasi yang baik
sebagai dokter keluarga.
4. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian keluarga dan fungsi
keluarga.
5. Mahasiswa mampu menghubungkan masalah kesehatan
dengan dampak yang diberikan untuk keluarga dan diri pasien
sendiri.
1.3. Manfaat
Dengan adanya studi kasus tentang “Pasienku Tumor Kandungan”,
kita dapat belajar meganalisis bagaimana komunikasi yang seharusnya
diterapkan diantara dokter dengan pasien sehingga dapat membangun
hubungan dokter pasien (building doctor-patient relationship), kita
dapat mengetahui prinsip-prinsip family medicine serta central value of
family medicine dan kaitannya dalam praktek di bidang kedokteran.
Selain itu kita juga dapat mempelajari bentuk-bentuk family, function
of family, family life cycle, family dynamics, levels of physician
involvement in the family dan aplikasinya serta bagaimana pengaruh
kesehatan individu terhadap keluarga serta pengaruh kesehatan
keluarga terhadap kesehatan individu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Skenario Kasus

INFORMASI I
”PASIEN TUMOR KANDUNGAN”
Seorang pasien, wanita, usia 40 tahun, sudah menikah, datang ke praktek Anda
sebagai Primary Care Physician (PCP). Kunjungan ini merupakan yang kedua
kali, setelah masuk ruang periksa, pasien tampak sedih dan langsung menangis.
Pasien didiagnosa oleh dokter kandungan menderita tumor kandungan 1 minggu
yang lalu. Saat kunjungan pertama, pasien menyampaikan keinginannya untuk
mengobati nyeri perut yang dideritanya. Namun kedatangan yang kedua ini pasien
tampak sangat sedih sampai menangis menyampaikan permasalahannya, karena
disarankan oleh dokter kandungan untuk segera dioperasi.
Anda sebagai PCP yang mampu menerapkan prinsip pendekatan pelayanan
Family Medicine, maka mencoba membangun hubungan dokter-pasien agar
pasien lebih percaya dengan Anda. Sehingga pasien akan mau bercerita mengenai
permasalahan yang dialaminya saat ini. (Keadaan seperti ini sering disebut
sebagai ”ticket of entry” yaitu sesuatu yang mempersulit kondisi pasien namun
pasien kesulitan untuk mengekspresikan secara langsung permasalahannya, hal ini
sering disebut juga sebagai hidden agenda).
Komunikasi seperti apakah yang seharusnya PCP tersebut lakukan untuk
membangun hubungan dokter-pasien (building doctor-patient relationship) yang
baik sehingga upaya comprehensive and continuity of care dapat terlaksana
dengan baik?
Bagaimana pentingnya bagi seorang PCP untuk memahami alasan kedatangan
pasien (Reason For Encounter=RFE)?
Bagaimanakah prinsip-prinsip pelayanan Family Medicine?
Sebutkan dan jelaskan central values of Family Medicine?
Sebagai PCP yang handal, maka tidak hanya melihat keluhan dan individu
pasiennya, akan tetapi arti atau makna keluhan tersebut bagi individu pasien

3
dengan tetap mempertimbangkan family as a unit of care. Informasi apa saja yang
akan Anda gali dari pasien tersebut dalam upaya mempertimbangkan family as a
unit of care ?

INFORMASI II
Anda sebagai PCP mengajukan pertanyaan dengan prinsip openn-ended & open –
closed cone questions untuk menggali Family & Social History lebih lengkap.
Dari hasil anamesis diperoleh bahwa pasien merupakan keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan dua orang anak. Pasien sebagai seorang istri dan ibu dari dua
orang anak, adalah seorang ibu rumah tangga. Suaminya bekerja sebagai buruh
harian lepas, penghasilannya tidak tetap. Anaknya yang pertama berusia 15 tahun,
yang kedua 10 tahun. Keduanya masih membutuhkan biaya untuk sekolah. Suami
dan anak-anaknya memahami penyakit tumor kandungan yang dideritanya harus
segera dioperasi. Pasien maupun keluarganya tidak mempunyai jaminan
kesehatan. Hubungan antar keluarga tersebut harmonis.

4
2.2. Klarifikasi Istilah dan Konsep

INFORMASI 1
1. Pasien
Orang yang mengalami keadaan sakit dan dirawat oleh dokter ataupun
tenaga medis lainnya.
2. Tumor
1. Pembengkakkan jaringan tubuh karena ketidak normalan kondisi 2.
Bengkak sebagai akibat dari radang ; tumbuh ganda
3. Diagnosa
proses pemeriksaa terhadap suatu hal
4. PCP
Generalis definit dokter yang memberikan perawatan pada pasien yang
tidak dibedakan pada titik kontak pertama dan melanjutkan mengambil
tanggung jawab untuk menyediakan perawatan pada pasien.
5. Nyeri
berasa sakit (spt ditusuk-tusuk jarum / spt di jepit pada bagian tubuh)
6. Hidden agenda
cara seorang pasien datang pada dokter dengan alasan kesehatan
ataukeluhan fisik agar si pasien mendapatkan penanganan oleh dokter.
Namunsebenarnya alasan keluhan fisiknya tersebut hanya sebagai tiket
karenasebenarnya pasien ingin mendapatkan pengobatan psikisnya. Hal
yangditutupi oleh pasien ini yang disebut hidden agenda, sehingga
seorangdokter harus menggali secara jelas apa yang sebenarnya menjadi
keluhan pasien.
7. Family
Family adalah unit terkecil dalam masyarakat yang trdiri dari suami isteri,
atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan
anaknya. (uu no 10 tahun 1992 )

5
2.3. Batasan Masalah

INFORMASI I
1. Komunikasi seperti apakah yang seharusnya PCP tersebut lakukan untuk
membangun hubungan dokter-pasien (building docter-patient relationship)
yang baik sehingga upaya comprehensive dan continuity of care dapat
terlaksana dengan baik?
2. Bagaimana pentingnya bagi seorang PCP untuk memahami alasan
kedatangan pasien (Reason For Encounter=RFE)?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pelayanan family medicine?
4. Sebutkan dan jelaskan central values of family medicine!
5. Sebagai PCP yang handal, maka tidak hanya melihat keluhan dan individu
pasiennya, akan tetapi mempertimbangkan family as a unit of care.
Informasi apa saja yang akan anda gali dari pasien tersebut dalam upaya
mempertimbangkan family as a unit of care?

INFORMASI II
1. Bagaimanakah practical tips agar seorang PCP memeroleh informasi sebagai
pertimbangan family as a unit of care?
2. Bagaimanakah anda sebagai PCP menginterpretasikan informasi tersebut
sebagai pertimbangan family as a unit of care?

2.4. Identifikasi Masalah

INFORMASI I
6. Bagaimana cara menjadi PCP yang baik?
7. Pentingnya PCP bagi pasien?
8. Apa yang pasien inginkan dari seorang dokter?

6
2.5. Analisis Masalah
INFORMASI I
1. Komunikasi yang seharusnya PCP lakukan untuk membangun hubungan
dokter-pasien yang baik sehinggacomprehensive and continuity of
care dapat terlaksana dengan baik :
a.Komunikasi yang efektif
b.Menjalin hubungan dengan keluarga pasien
c.Belajar empati
d.Memotivasi pasien
e.Menjelaskan prosedur kesehatan
f.Mendapatkan kepercayaan pasien
g.Komunikasi verbal, non-verbal, dan tertulis
h.Tidak fokus pada penyakitnya saja dan mengeksplorasi dunia pasien
i.Komunikasi yang baik dengan area yang menyeluruh
j.Continuity, yaitu mengarahkan pada keluarga.

2. pentingnya bagi seorang PCP untuk memahami alasan kedatangan pasien


(Reason For Encounter=RFE)
a. Dokter yang bekerja dengan prinsip Family Medicine harus
mengevaluasi tingkat kepuasan pasien, salah satunya adalah dengan cara
memahami reason of encounter dari seorang pasien. Alasan psikologis
lebih rumit dan sulit ditangani oleh dokter. Dalam hal ini pasien yang
memiliki alasan kedatangan dari sisi psikologis menunjukkan kepuasan
yang masih rendah atas pelayanan kesehatan jika dibandingkan dengan
mereka yang memiliki alasan dari sisi lain, contohnya dari alasan fisik
yang sakit. (Hjorthdal, et al: 1992)
3. prinsip-prinsip pelayanan family medicine
a. prinsip pelayanan dokter keluarga yang terdiriatas sembilan butir yaitu:
1. Menyelenggarakan pelayanan komprehensif dengan
pendekatan holistik
2. Menyelengarakan pelayanan yang bersinambung
(kontinu)

7
3. Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan
pencegahan
4. Menyelenggarakan pelayanan yang bersifat koordinatif
dan kolaboratif
5. Menyelenggarakan pelayanan personal (individual)
sebagai bagian integral dari keluarganya
6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan
7. Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum
8. Menyelenggarakan pelayanan yang sadar biaya dan
sadar mutu
9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan
Dipertangungjawabkan

b. Prinsip Family Medicine menurut McWhinney tahun 1997 :


1. Family Physician (FP) berkomitmen pada perseorangan secara
menyeluruh daripada fokus pada bagian dari pengetahuan medis,
jenis penyakit, atau teknik khusus lainnya. Mereka harus bersedia
dalam menangani masalah kesehatan tanpa memandang umur atau
jenis kelamin sehingga mereka tidak mungkin mengatakan,”Maaf,
penyakit Anda bukanlah bidang saya,”
2. FP mengerti konteks penyakit. Penyakit tidak dapat dimengerti
secara penuh kecuali jika mereka ditinjau dari sisi personal,
keluarga, dan konteks sosial.
3. FP memanfaatkan hubungannya dengan pasien sebagai kesempatan
dalam tindakan pencegahan penyakit atau pendidikan kesehatan.
Hal ini ditujukan untuk mempraktikkan pengobatan pencegahan.
4. FP memandang pekerjaannya sebagai “populasi beresiko” karena
mereka harus memikirkan pasien individu dan kelompok
masyarakat. Jika satu sakit, maka memungkinkan suatu penularan
penyakit pada yang lain sehingga hal ini mencerminkan sebuah
komitmen dokter untuk menjaga kesehatan setiap anggota

8
masyarakat walaupun mereka tidak datang ke tempat dokter
bekerja.
5. FP menganggap dirinya sebagai bagian dari jaringan luas suatu
lembaga perawatan dan kesehatan yang suportif. Peran FP dapat
menjadi lebih efektif jika mereka dapat mengerahkan semua
sumber daya masyarakat untuk kepentingan pasien mereka.
6. FP idealnya berbagi habitat yang sama dengan pasien, hal ini
dimaksudkan agar peran dokter semakin efektif dengan
kehadirannya di lingkungan sekitar pasien. Hal ini masih dapat
dilihat di desa, tidak di kota.
7. FP harus mengetahui keadaan pasien mereka di rumah karena
dengan mengetahui hal ini secara diam-diam dokter dapat lebih
memahami konteks penyakit pasien.
8. FP adalah seorang manajer dari sumber daya yang besar dan
mereka harus mampu, dalam batas-batas tertentu, mengontrol
bagaimana pasien masuk rumah sakit, penggunaan penyelidikan,
resep atau pengobatan, dan perujukan pada dokter spesialis

4. Central values of family medicine:


a. Pasien Centered Care
Pada nilai ini dokter tidak menganggap pasien hanya sebagai robot
yang bisa mendengarkan semua apa yang dikatakan dokter tanpa
melihat aspek keinginan pasien untuk mengungkapkan keluhan yang
dia derita. Mengikutsertakan aktif pasien dalam penyembuhan.
b. Hollistic approach
Pendekatan yang dimaksudkan untuk menyembuhkan bukan hanya
dari aspek biologisnya saja, akan tetapi dari aspek psikologinya,
dikarenakan aspek psikologi inilah yang nantinya bisa menentukan
berhasilnya pengobatan yang dilakukan oleh dokter..
c. Emphasis on preventive medicine
“Mencegah lebih baik daripada mengobati” adalah slogan yang
memang harus diterapkan oleh PCP dikarenakan proses pencegahan

9
mempunyai dampak yang lebih baik daripada mengobati dikarenakan
prinsip dari FAMMED itu sendiri adalah efisien dan effective. Jadi
dari segi biaya juga bisa ditekan sampai se-minimal mungkin.
d. Initially unclear in terms of seriousness
Sebagai dokter yang menerapkan personal care, dokter PCP harus bisa
membaca keluhan yang ingin dikatakan pasien. Dengan kemampuan
membaca gerak gerik komunikasi non verbal dari pasien.
e. Spectrum of age groups
Bisa memilah milah usia pasien adalah suatu hal yang penting dalam
berkomunikasi, dikarenakan karakteristik proses komunikasi dari
setiap umur berbeda. Jadi dalam hal ini kita bisa menempatkan diri
sebagai seorang konselor menurut umur si pasien.
f. Not only in the consulting room
Pengobatan yang dilakukan pasien tidak hanya terbatas pada ruang
pemeriksaan, akan tetapi kita sebagai seorang PCP harus bisa
memberikan arahan/nasehat sebagai pengganti kita di rumah pasien.
Kita juga bisa memberikan arahan dan nasehat itu kepada keluarga
pasien karena sebagian besar proses penyembuhan yang berhasil
dipengaruhi oleh factor keluarga.

5. Informasi yang akan digali dari pasien dalam upaya mempertimbangkan


family as a unit of care:
 Tentang asal-usul keluarga pasien (jumlah keluarga, orang tua,
anak, dsb.);
 Tentang keluarga dimana pasien tinggal (komposisi keluarga
apakah masih utuh/tidak, fase keluarga, hubungan dan
komunikasi internal eksternal keluarga);
 Riwayat sosial dan penyakit pasien (penyakit yang pernah
diderita sebelumnya, perilaku sakit dan bagaimana cara
penyembuhan penyakitnya);

10
 Makna kondisi yang ada pada keluarga (konsekuensi terhadap
keluarga, apa yang dilakukan oleh keluarga, dan apakah
keluarga mampu menangani masalah tersebut);
 Memperhatikan pendekatan keluarga karena keluarga
mempunyai peranan penting dalam penyembuhan pasien.
6. Menjadi PCP yang baik
A. Pelayanan personal
 Berfokus pada individu sebagai pasien yang membutuhkan
pertolongan;
 Menghargai masalah pasien sebagai privasinya dengan menjaga
kerahasiaan melalui kepercayaan dokter pasien;
 Komunikasi yang intim dengan menjalin hubungan kekeluargaan
yang harmonis;
 Memberikan waktu yang lebih pada pasien agar pendekatan dokter
pasien dapat terwujud;
 Menghormati hak pasien untuk menentukan keputusannya (
otonomi pasien ).

B. Pelayanan primer
 Merupakan tempat kontak pertama pasien;
 Memberikan pengobatan pada pasien secara cepat dan tepat;
 Menjadi penapis pengobatan sebelum pasien dirujuk ke tingkat
sekunder dan tersier.

C. Komprehensif
 Tidak hanya berfokus pada penyakit pasien secara fisik, namun
melihat sisi psikis dan sosialnya;
 Memberikan pelayanan kesehatan secara komplek dengan
pendekatan biopsikososiospiritual;
 Dalam melakukan pelayanan kesehatan meliputi usaha preventif,
kuratif, rehabilitative;
 Melihat masalah pasien secara komplek dan keseluruhan.

11
D. Kontinu
 Memberikan pengobatan kepada pasien secara berkesinambungan,
agar dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien;
 Menjalin hubungan baik dengan pasien tidak hanya di ruang
praktek, namun juga di luar jam prektek seperti melakukan
kunjungan ke rumah pasien;
 Adanya tim konsultasi untuk tiap anggota keluarga;
 Berfokus pada monitoring faktor resiko;
 Melakukan upaya pencegahan kondisi menjadi memburuk.
7. Pentingnya PCP (Primary Care Physician) bagi Pasien
Primary Care Physician (PCP) adalah Pelayanan kesehatan pokok
yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial
yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga
dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan
biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara
setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri.
Dilihat dari pengertian mengenai Primary Care Physician (PCP)
dapat diambil kesimpulan mengenai pentingnya peranan PCP bagi Pasien
adalah untuk sebagai berikut :

1. Sebagai pelayanan kesehatan pokok yang dapat diterima secara


umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat,
2. Pelayanan kesehatan primer dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat dan negara,
3. Penunjang pemeliharaan tingkat perkembangan pasien dalam
semangat untuk hidup mandiri.

8. Yang diinginkan pasien dari dokter :


- Lokasi yang dekat dengan masyarakat
- Tersedianya dokter ( pasien tidak menunggu dokter )
- Mempunyai dasar komunikasi yang baik

12
- Pengalaman dokter
- Membangun hubungan baik dengan pasien
- Dokter yang menjadi konselor

INFORMASI II
1. practical tips agar seorang PCP memeroleh informasi sebagai pertimbangan
family as a unit of care
Mengeksporasi duniaa pasien yaitu denga mengajukan pertanyaann terbuka,
dan kita harus mengetahui aspek-aspek seperti :
1. Apa yang kita ketahui tentang asal usul keluarga tersebut
2. Apa bentuk dari keluarga terseebut
3. Apa yang ita ketahui mengenai medical and social history dari keluarga
tersebut.
4. Apa yang kita kethui tentang kondisi keluarga tersebut.
5. Mengetahui dmpak atau akibat setelah dilakuan tindakan dokter untuk
selanjutnya.
2. Langkah nyata PCP kepada pasien sebagai pertimbangan family as a unit of
care:
a. Tidak bertanya dengan open-closed question
b. Menerapkan family as a unit of care
c. Membuat suasana hangat sehingga pasien merasa nyaman
d. Menyamaratakan derajat antara dokter-pasien, sehingga pasien tidak
merasa inferior dengan dokter yang superior
e. Dalam menggali informasi tidak seperti menginterograsi sehingga
pasien merasa takut
f. Tidak menjadikan pasien sebagai objek penyakit
g. Melakukan pendekatan religi
h. Menanamkan sikap empati
i. Tidak memaksa keluarga, harus memperhatikan mimik
j. Menyampaikan segala sesuatu dalam bahasa sopan dan bahasa yang
mudah dimengerti oleh pasien

13
2.6. Sasaran Belajar

1. Langkah dalam komunikasi dokter pasien


GATHER : Greet-Ask-Tell-Help-Explain-Return
a. Greet (memberi salam)
Memberi salam kepada pasien di awal pertemuan akan menciptakan
hubungan yang baik. Beri salam dengan ramah kepada tiap pasien pada saat
dia datang. Katakan kepada pasien hal-hal yang diharapkan selama
pertemuan tersebut dan yakinkan bahwa setiap pasien mempunyai privasi
dan kerahasiaan akan dijaga.
b. Ask (bertanya)
Mengapa dokter perlu bertanya sekaligus mendengar aktif?Karena melalui
pertanyaan, dokter dapat membantu pasien untuk menyatakan keinginan
dan kebutuhannya serta mengekspresikan perasaannya. Bagaimana cara
bertanya yang efektif ?
1) Gunakan nada suara yang menunjukkan minat, perhatian dan
keramahan.
2) Gunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh pasien.
3) Ajukan satu pertanyaan dan tunggu jawabannya dengan penuh
perhatian.
4) Ajukan pertanyaan yang dapat membantu pasien untuk menyampaikan
kebutuhan-kebutuhannya.
5) Gunakan kata-kata seperti “lalu?”, “dan”, “oh?”. Karena kata-kata
tersebut dapat meningkatkan keinginan pasien untuk lebih banyak
bicara.
6) Hindari pertanyaan “Mengapa?” karena dapat menimbulkan kesan
mencari kesalahan.
7) Gunakan pertanyaan2 terbuka, misalnya “ceritakan…”, “bagaimana…”
karena sangat bermanfaat untuk membina hubungan yang baik dengan
pasien dan dapat mengorek hal2 yang terkait dengan penyakitnya.
c. Tell (memberi informasi)

14
Setelah pasien selesai menyatakan keluhan dan kebutuhannya, berikanlah
informasi secara jelas sehinggan dapat dimengerti oleh pasien yang
kemudian dapat membantu pasien untuk mengambil keputusan.
d. Help (memberi bantuan)
Bantuan diberikan ketika pasien mengalami kesulitan dalam mengambil
keputusan atau dalam menentukan sikap.Dalam hal ini dokter memberikan
bantuan agar pasien dapat memecahkan permasalahannya dengan mudah.
e. Explain (memberi penjelasan)
Dokter memberikan penjelasan kepada pasien tentang keputusan yang telah
dipilihnya, termasuk efek samping, sisi positif maupun negatif dari
keputusan yang dipilih.
f. Return (kontrol kembali)
Berikan kesempatan kepada pasien untuk datang kembali bila dirasa perlu.

2. Perbedaan dokter umum dan dokter keluarga


 Perbedaan dokter umum dan dokter keluarga
No Dokter umum Dokter keluarga
1 Konseling hanya di klinik Konseling dimana saja
2 Gelar akademis Gelar profesor
3 Pasien datang sendiri (dokter Tidak menanti pasien, tetapi
tidak aktif mengubungi dokter yang aktif menghubungi
pasien) pasien dan keluarganya
4 Doctor center comunication Patient center comunication style
style
5 Pembelajaran khusus

 Dokter keluarga sebenarnya dokter umum juga, yaitu dokter yang


mempunyai cakupan layanan yang luas sehingga ia dapat menangani
lebih banyak kasus penyakit yang lazim terjadi di dalam anggota
keluarga baik anak, dewasa, remaja maupun lansia.

15
Dokter keluarga bertugas bukan hanya dalam permasalahan
primary care saja, tapi juga semua aspek peran dokter yang meliputi
preventif, promosi-edukatif, kuratif dan rehabilitatif.
Dokter keluarga bukan hanya menangani satu individu pasien saja, tapi
juga seluruh anggota keluarganya. Sehingga dokter keluarga memahami
status kesehatan semua anggota keluarga. Dengan memahami status
kesehatan anggota keluarga maka dokter keluarga dalam lebih aktif dan
efektif dalam upaya deteksi dini dan pencegahan penyakit.
Tidak semua dokter umum mempunyai keahlian sebagai dokter keluarga.

3. Pengungkapan hidden agenda


Hidden Agenda yang akan diungkap oleh sang pasien adalah mengenai,
1. Apa tindakan yang tepat untuk penyakit yang di
deritanya selain dari operasi.
2. Apa yang perlu dilakukan oleh pasien agar bisa
mendapatkan jaminan kesehatan untuk membantu
meringankan beban biaya yang perlu dilakukan.
4. Apa yang dimaksud dengan family dynamics dan bagaimana menilai
family dynamics tersebut?
Family dynamic adalah interaksi yang terjadi dan hubungan antar anggota
keluarga. Hal ini bisa terjadi pada ranah struktural, relationship of the
member atau impact on member.
 Ada 4 bentuk family dynamic, diantaranya
1) Genogram: Biopsycosocial family tree yang mencakup struktur
keluarga, demografi keluarga (etnis,pekerjaan,pendidikan), life
events (pernikahan,perceraian,kelahiran,kematian), dan masalah
sosial dan kesehatan
2) Life cycle: gambaran siklus keluarga berbentuk lingkaran yang
dimulai dari tahap pernikahan sampai manula
3) APGAR
Adaptation ( merasa puas kembali ke keluarga jika ada masalah)
Partnership (puas cara keluarga membahas dan membagi)

16
Growth (puas dengan keluarga menerima dan mendukung)
Affective (ekspresikan kasih saying dan respon emosi)
Resolve (Berbagi waktu dengan kebersamaan)

4) SCREEM merupakan metode dengan melihat keluarga dari


Social, Culture, Religion, Education, Econmic, dan Medical.
SCREEM score dengan rincian sebagai berikut :
1. Social (melihat bagaimana interaksi dengan tetangga sekitar)
2. Culture (melihat bagaimana kepuasan keluarga terhadap
budaya, tata krama, dan perhatian terhadap sopan santun)
3. Religious (melihat ketaatan anggota keluarga dalam
menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya)
4. Economic (melihat status ekonomi anggota keluarga)
5. Educational (melihat tingat pendidikan anggota keluarga)
6. Medical (melihat apakah anggota keluarga ini
mampumendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai)

5. Apakah ada hal lain selain pengobatan saat datang kepada dokter
Dokter yang sebagai konselor
Menceritakan riwayat penyakit
Menceritakan keluhan pasien

6. Family life cycle


Duvall (dalam Lefrancois, 1993) membagi tahap-tahap pernikahan
menjadi 8 (delapan) tahap yang disebut Family Life Cycle, sebagai berikut:
1. Keluarga awal
Pasangan baru menikah dan belum memiliki anak,
berlangsung selama lebih kurang 2 tahun.
2. Childbearing family
Kelahiran anak pertama sampai berusia 30 bulan,
berlangsung sekitar 2.5 tahun.
3. Keluarga dengan anak prasekolah

17
Anak tertua berusia 30 bulan - 6 tahun, berlangsung sekitar
3.5 tahun.
4. Keluarga dengan anak sekolah
Anak tertua berusia 6 - 13 tahun, berlangsung sekitar 7
tahun.
5. Keluarga dengan anak remaja
Anak tertua berusia 13 - 20 tahun, berlangsung sekitar 7
tahun.
6. Keluarga dalam periode launching young adults
Kepergian anak pertama sampai anak terakhir, berlangsung
sekitar 8 tahun.
7. Middle – aged parents
Masa emptynest dan retirement, merupakan periode terlama
yang berlangsung sekitar 15 tahun.
8. Aging family members
Dari masa pensiun hingga meninggalnya salah seorang
pasangan, berlangsung selama lebih kurang 10 - 15 tahun.

Diagram 2.1 Family Life Cycle menurut Duvall

18
Family Crisis/Masalah keluarga yang dihadapi keluarga nenek OP
biasanya masalah kehialngan kontak antara orang tua yang sudah
memasuki masa Aging, dengan anaknya yang baru memasukki masa
Young Adults.Tidak jarang juga kurangnya fungsi keluarga sebagai
pengobatan paling awal pada masa-masa tersebut. Selain itu, mungkin
juga terjadi disfungsi kesehatan baik sistem-sistem tubuh maupun
genitalnya yang diikuti oleh penyakit-penyakit degeneratif.
7. Fungsi keluarga dan cara menilai fungsi keluarga
a. Menurut Allender (1998):
a. Affection (Afeksi)
Fungsi affection yang dilakukan keluarga diantaranya adalah dengan
menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan, mengembangkan
kehidupan seksual dan kebutuhan seksual, serta menambah anggota
keluarga baru.
b. Security and Acceptance (Keamanan dan Penerimaan)
Di dalam keluarga, fungsi keamanan dan penerimaan juga dibutuhkan.
secara umum usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan
mempertahankan kebutuhan fisik, dan menerima individu sebagai
anggota keluarga.
c. Identity and satisfaction (Identitas dan memuaskan)
Keluarga merupakan suatu media yang dipergunakan untuk
mengembangkan diri, yaitu mengembangkan peran dan self image,
mempertahankan motivasi, dan mengidentifikasi tingkat sosial dan
kepuasan aktivitas.
d. Affiliation and companionship (Afiliasi dan pertemanan)
Fungsi ini dilakukan dengan mengembangkan pola komunikasi dan
mempertahankan hubungan yang harmonis.
e. Socialization (Sosialisasi)
f. Controls (Kontrol)
Keluarga juga berfungsi sebagai kontrol, yaitu mempertahankan kontrol
sosial yang ada di keluarga.

19
b. Fungsi keluarga menurut BKKBN
1. “Agama”
yang mempunyai makna bahwa keluarga adalah wahana
pembinaaan kehidupan ber Agama yaitu beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME.. Setiap langkah yang dilakukan oleh setiap
anggota keluarga hendaknya selalu berpijak pada tuntunan agama
yang dianutnya. Dalam menerapkan fungsi Agama, yang tidak boleh
diabaikan salah satunya adalah tolerasai ber-agama, mengingat
bahwa kita hidup di negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa
dan mempunyai kepercayaan dan agama yang sangat beragam
2. “Fungsi Sosial Budaya”
yang mempunyai makna bahwa keluarga adalah menjadi wahana
pembinaan danpersemaian nilai-nilai luhur budaya yang selama ini
menjadi panutan dalam tata kehidupan mereka. sehingga nilai
luhuryang selama ini sudah menjadi panutan dalam kehidupan
bangsa tetap dapat dipertahankan dan dipelihara

3. ”Fungsi Cinta kasih”


yang mempunyai makna bahwa keluarga harus menjadi tempat
untuk menciptakan suasana cinta dan kasih sayang dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
kehidupan keluarga cinta kasih dan kasih sayang antara anggota
keluarga akan dapat menumbuhkan rasa bertanggung jawab yang
besarterhadap keharmonisan keluarga tersebut, Sehingga Setiap
anggota keluarga akan selalu menjaga komitmen yang telah dibuat
bersama, demikian juga dalam kehidupan bermasyarakat, dengan
fungsi ini akan menumbuhkan keharmonisan dalam bertetangga dan
bermasyarakat.
4. “Fungsi Perlindungan”
yang mempunyai makna bahwa keluarga itu merupakan wahana
terciptanya suasana aman, nyaman, damai dan adil bagi seluruh
anggota keluarganya. Sehingga setiap anggota keluarga akan selalu

20
merasa bahwa tempat yang paling baik dan pantas adalah didalam
lingkungan keluarganya sendiri., dan Ini tentu sangat membantu
dalam menghadapi segala tantangan yang muncul dalam
kehidupannya.
5. “Fungsi Pendidikan”
yang mempunyai makna bahwa keluarga adalah wahana terbaik
dalam proses sosialisasi dan pendidikan bagi anak-anaknya.
Pendidikan dalam keluarga ini sebetulnya adalah pendidikan inti
yang menjadi fondasi untuk perkembangan anak. Sedangkan
pendidikan yang diperoleh dari sekolah maupun dari lingkungan
sebetulnya hanya merupakan sebagian dari pendidikan yang
diperlukan,
6. “Fungsi Lingkungan“
yang mempunyai makna , bahwa keluarga adalah wahana untuk
menciptakan warganya yg mampu hidup harmonis dengan
lingkungan masyarakat sekitar dan alam, dalam bentuk
keharmonisan antar anggotakeluarga, keharmonisan dengan
tetangga serta keharmonisan terhadap alam sekitarnya.

c. Fungsi keluarga menurut Horton dan Hunt (1984: 238-242)

1. Fungsi Penyaluran Dorongan Seks.


Keluarga menjadi lembaga untuk menghalalkan pergaulan bebas
berupa dorongan seksualitas antara laki-laki dan perempuan.
2. Fungsi Reproduksi
Keluarga merupakan tempat untuk melegalisasi pengembangan
keturunan. Keluarga menjadi institusi yang menjamin legalitas
seorang anak secara hukum dan agama.
3. Fungsi Sosialisasi
Keluarga memiliki peran pelaku sosialisasi bagi anggota baru
masyarakat untuk memperkenalkan aturan, norma maupun nilai

21
sosial yang dianut sekitarnya. Keluarga disebut sebagai pelaku
sosialisasi primer atau dasar.
4. Fungsi Afeksi
Keluarga berfungsi memberikan cinta kasih pada anak. Anak yang
kekurangan kasih sayang akan tumbuh secara menyimpang, kurang
normal, atau mengalami suatu gangguan baik kesehatan fisik
maupun psikis dalam masyarakat.
5. Pemberian Status
Keluarga akan memberikan status pada seorang anak dalam
masyarakat. Status tersebut berkaitan dengan nama, marga,
kedudukan, dan sebagainya.
6. Fungsi Perlindungan
Keluarga memberikan perlindungan baik secara fisik maupun
kejiwaan bagi anggota keluarga dari hal-hal negatif lingkungan.
7. Fungsi Ekonomi
Keluarga menjalankan fungsi ekonomi meliputi produksi, distribusi,
dan konsumsi.
8. Dalam kasus tersebut harmonis atau tidak keluarga itu dan bertentangan
dengan apa?

 Dalam kasus ke 2 menyatakan bahwa keluarga tersebut merupakan


keluarga yang harmonis. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan factor
social yang ada dalam keluarga tersebut, yaitu ketika Suami dan anak-
anaknya memahami penyakit tumor kandungan yang di derita ibunya
itu harus segera dioperasi.
 Keluarga tersebut harmonis. Karena sesuai kasus disebutkan bahwa
suami dan anak anak nya memahami penyakit tumor kandungan yang
di derita oleh sang ibu. Dan juga dalam kasus menyebutkan bahwa
keluarga tersebut harmonis.

9. Problem apa saja yang terdapat dalam kasus tersebut

22
Dari kasus tersebut keluarga pasien mempunyai masalah yang cukup
banyak, pertama pasien memiliki dua orang anak remaja yang masih
membutuhkan biaya sekolah sedangkan suami pasien hanya bekerja
sebagai buruh harian lepas yang tentunya memiliki ekonomi yang rendah
dan keluarga pasien tidak memiliki jaminan kesehatan untuk membiayai
pengobatan pasien.
10. Apakah PCP sebatas dokter saja apakah ada yang lain
 PCP di katakana hanya sebatas dokter karena dilihat dari
pengertiannya sendiri yaitu “Generalis definit dokter yang
memberikan perawatan pada pasien yang tidak dibedakan pada titik
kontak pertama dan melanjutkan mengambil tanggung jawab untuk
menyediakan perawatan pada pasien.”
 PCP (Primary Care Physician) menurut PCP Acadamy of Australian,
merupakan jasa yang digunakan untuk mengatasi permasalahan
kesehatan primer utamanya dengan metode family medicine. Dalam
mengatasi permasalahan kesehatan tersebut dalam Academy terdapat
langkah Primary Care Practice yang meliputi stuktur primer dan
terdiri dari sebuah tim PCP yaitu orang – orang physicians dan non –
physician yang profesional dalam bidang kesehatan.
Sehingga sebagai PCP (Primary Care Physician) tidak hanya terbatas
dokter saja, namun juga terdiri dari sebuah tim yang termasuk profesi
bukan dokter seperti psikolog ataupun ahli – ahli lain di bidang
kesehatan.

11. Sebutkan dan jelaskan mengenai LEVELS OF PHYSICIAN


INVOLVEMENT IN THE FAMILY?
Lima level keterlibatan dokter dalam keluarga (Doherty & Baird, 1986):
a. Level 1, Minimal Emphasis on the Family: Interaksi terbatas hanya
kepada pasien
b. Level 2, Providing Medical Information and advice: Memberikan
pengetahuan kepada minimal satu anggota keluarga mengenai penyakit
yang diderita

23
c. Level 3, Providing Feelings and Support : Tugas dokter selain
memperhatikan sisi medis, juga harus selalu memperhatikan sisi
psikologis pasien. Oleh karena itu, pengertian perasaan dan dukungan
perlu diberikan baik kepada keluarga pasien maupun pasien itu sendiri
d. Level 4, Systematic assessment and planned intervention: Dokter
dalam memutuskan sesuatu selalu melibatkan keluarga pasien
e. Level 5, Family terapi: Pada level ini, perlu ahli terapi untuk mengatasi
permasalahan emosional yang terjadi di dalam keluarga.
Sebagai dokter keluarga cakupan level yang dapat dilakukan mulai dari
level satu hingga level empat. Dari kasus ‘Pasienku Tumor Kandungan”
cakupan levelnya adalah level satu. Karena dokter baru sebatas melakukan
pemeriksaan pada pasien dan mengetahui bahwa pasiennya itu mengidap
tumor kandungan.

12. Apa pengaruh kesehatan setiap individu anggota keluarga terhadap


keluarga dan pengaruh keluarga terhadap kesehatan setiap individu
anggota keluarganya?
Pengaruh kesehatan setiap individu anggota keluarga terhadap
keluarga dan pengaruh keluarga terhadap kesehatan setiap individu
anggota keluarganya
Pengaruh kesehatan setiap individu anggota keluarga terhadap keluarga:
 Mempengaruhi fungsi yang dapat dilakukan keluarga tersebut,
secara keseluruhan mempengaruhu fungsi di masyarakat;
 Keluarga bisa ikut tertular;
 Berpengaruh pada pendidikan;
 Keluarga membutuhkan finansial lebih karena penyakit;
 Perlu adaptasi pada kegiatan keluarga;
 Mempengaruhi bentuk keluarga;
 Mempengaruhi siklus kehidupan keluarga.

24
Pengaruh keluarga terhadap kesehatan setiap individu:
 Pengaruh genetik;
 Pengaruh pada perkembangan bayi dan anak;
 Pengaruh pada pola penyakit dan kematian;
 Pengaruh pada penyebab dan proses penyembuhan penyakit;
 Sukungan emosional, apalagi ketika ada anggota yang mengalami
penyakit fatal.
 Dorongan finansial.
 Pengaruh perilaku sehari-hari keluarga.

25
BAB III
KESIMPULAN
.
Seperti prinsip seorang dokter keluarga sebagai PCP yakni personal,
primary, comprehensive, dan continuity, untuk dapat memenuhinya seorang PCP
harus mampu menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan pasien sehingga
seorang PCP dapat memahami alasan kedatangan pasien (Reason for Encounter)
dan kemudian mendiagnosis penyakit pasien dengan baik. Dengan menerapkan
langkah-langkah yang tepat, seorang PCP harus mampu melakukan pendekatan
holistik. Sehingga tidak hanya memandang pasien dari aspek biologisnya saja,
tetapi juga dari aspek aspek lain seperti bio-psiko-sosial.

Seorang dokter keluarga juga harus mampu mengenali individu pasien


sebagai bagian dari keluarga. Segala informasi yang akan digali dengan
pertimbangan family as a unit of care. Oleh karena itu, dokter keluarga perlu
memahami fungsi-fungsi keluarga, bentuk-bentuk keluarga, dinamika keluarga
(family dynamic), dan krisis keluarga (family crisis) sebagai penyebab lain yang
mempengaruhi kesehatan pasien sebagai seorang anggota keluarga.

26
DAFTAR PUSTAKA

soetjiningsih. 2008. Modul Komunikasi Dokter-Pasien: Suatu Pendekatan


Holistik. Jakarta: EGC

Gan, Goh Lee. and Azwar, Azrul. and Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer on
Family Medicine Practice. Singapore International Fundation: Singapore

Abrori, 2010. Perbedaan antara Dokter dan Dokter Keluarga. Diunduh dari :
http://blog.unila.ac.id/hadinata/2010/06/12/perbedaan-antara-dokter-dan-
dokter-keluarga/(Diakses 27 November 2013).

Prasetyawati, A.E. 2011.Kedokteran Keluarga. Surakarta: Rineka Cipta

Perbedaan dokter umum dan keluarga. Diunduh dari :


http://familiamedika.net/dokter-keluarga/apakah-perbedaan-dokter-umum-
dengan-dokter-keluarga.html#.UpYOFMSSAzM (diakses pada 27 November
2013)
Sugito Wonodirekso. 2009. Family Physicians System Increases Good Fellowship and
Professionalism. Diunduh dari :
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/view/615
(diakses pada tanggal 26 November 2013)

Horton, Paul B. dan Chester L Hunt, Sosiologi, edisi terjemahan, Erlangga, 1984.

27

You might also like