You are on page 1of 2

NAMA : CRISELA DEWI BOLOTA

NIM : 841416010
KELAS : A SEMESTER 4

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MENINGITIS

A. DEFINISI
Meningitis bakterialis adalah suatu infeksi purulen lapisan otak yang pada orang dewasa
biasanya hanya terbatas didalam ruang subaraknoit, namun pada bayi cenderung meluas sampai
ke rongga subdural sebagai suatu efusi atau empiema subdural (lebtomenigitis), atau bahkan
kedalam otak (meningoensefalitis).
B. ETIOLOGI
1. pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah diploceoccus pnemonia dan
neiseria meningitid, stafilokokus, dan gram negative.
2. pada anak-anak bakteri tersering adalah hemofilus influenza, neiseria meningitidis dan
diplococceus pneumonia.
C. POTOFIOLOGI
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak
dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam
sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi
arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid.
Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak
melaui aliran darah merah pada blood brain barrier, masuknya dapat melalui trauma penetrasi,
prosedur pembedahan atau pecahnya abses serebral atau kelainan system saraf pusat. Otorrea
atau rhinhorea akibat fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis, dimana terjadi
hubungan antar CSF dan dunia luar.
Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan serebrospinal yang dapat
menyebabkan obstruksi dan selanjutnya terjadi hedrosefalus dan peningkatan intra cranial. Efek
patologi dari peradangan tersebut adalah Hiperemi pada meningen.
Masuknya mikro organisme ke susunan saraf pusat melelui ruang sub arachnoid dan
menimbulkan respon peradangan pada arachnoid, CSF dan ventrikel.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Neonatus : menolak untuk makan, refleks mengisap kurang, muntah, diare, tonus otot
melemah, menangis lemah.
2. Anak-anak dan remaja : demam tinggi, sakit kepala, muntah, perubahan sensori, kejang,
mudah terstimulasi, fotopobia, delirium, halusinasi, maniak, stupor, koma, kaku kuduk,
tanda kerning dan brutjinski positif, teckial ( menunjukan infeksi meningococal )
3. Ciri khas penderita yang tampak sakit berat, demam akut yang tinggi, kesadaran yang
menurun (lethargi atau gadugelisah) , nyeri kepala, muntah, dan kaku kudu
E. KOMPLIKASI
1. Dapat dikurangi dikurangi dengan diagnosis yang awal dan pemberian terapi
antimicrobial dengan cepat
2. Bila infeksi meluas keventrikel, pus yang banyak (kental), adanya penekatan
pada bagian yang sempit obstruksi cairan cerebrospinal hydrocephalus obstruktif
3. Perubahan yang dekstruktif ada pada kortex serebral dan adanya absesotak infeksi
langsung. Atau melalui penyebaran pembuluh darah
F. PROGNOSA
Usia anak, kecepatan diagnosa setelah timbulnya gejala dan terapi yang adekwat penting
dalam prognosa meningitis bakteri. Mortalitas miningitis neonatus kira-kira 50 % meskipun
gejala yang timbul terlambat, sedangkan meningitis streptokokus β hemolitikus menimbulkan 15
– 20 % kasus fatal. Bila penyebabnya hemofilus influensya dan miningitis meningokokus, angka
mortalitas 5 – 10 % sedangkan meningitis pneumokokus pada bayi dan anak-anak kira-kira 20
%.
G. PENGKAJIAN
1. Identitas klien: Insiden tertinggi pada anak usia 2 bulan sampai 2 tahun (
Nelson:1993:33)Laki-laki lebih banyak dari perempuaan
2. Keluhan Utama : kejang dan sakit kepala
3. Riwayat Penyakit Sekarang
a. pada bayi dan anak-anak ( usia 3 bulan hingga 2 tahun) : kaji adanya demam, malas
makan, muntah, mudah terstimulasi, kejangm enangis dengan merintih, ubun-ubun
menonjol, kaku kuduk dan tanda kernig dan budzinsky positif.
b. pada anak-anak dan remaja : kaji adanya demam tinggi sakit kepala, muntah yang di
ikuti dengan perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi dan teragitasi, fotofobia,
delirium, halusinasi, perilakuagresif, penurunan kesadaran, kaku kuduk, tanda kernig
dan brudzinsky, reflek fisiologis hiperaktif, pruritus.
4. Pemeriksaan
1. pemeriksaan umum
 Suhu : lebih dari 38 ° C
 Nadi : tachicardi, tetapi jika terjadi peningkatan intracranial nadi menjadi
cepat
 Pernapasan : lebih dari 24 x/ menit
2. pemeriksaan fisik
 Kepala dan leher : ubun-ubun besar dan menonjol, strabismus dan stignasmus, pada
wajah terdapat ptichiae, lesi purpura, bibir kering, sianosis dan pada leher terjadi kaku
kuduk.
 torrak/ dada : bentuk simetris, pernapasan tachipnue, bila koma pernapasan chyne
stroke, adanya tarikan otot-otot pernapasan, jantung S1-S2
 abdomen : turgor kulit menurun, peristaltic usus menurun
 eksremitas : pada kulit petiachae, lesipurpura
 getalia : inkontensia urie pada stadium lanjut
3. pemeriksaan penunjang
a. Fungsi Lumbal
b. kultur darah
c. CT scan
d. Kultur swab hidung dan tenggorokan

You might also like