You are on page 1of 14

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sistem Operasi Kolom C-2

Kolom fraksinasi C-2 di PPSDM merupakan alat yang digunakan untuk

memisahkan Hydrocarbon berdasarkan trayek titik didihnya khususnya pertasol CA

dan Pertasol CB untuk kolom C-2 di pusdiklat. Feed kolom C-2 berasal dari top

produk kolom C-1 yang merupakan destilat. Produk dari kolom C-2 yaitu Pertasol

CA dan Pertasol CB. Produk Pertasol CA dan Pertasol CB akan disimpan pada tanki

penyimpanan. Untuk produk pertasol CA akan ditarik kembali ke kolom C-2 sebagai

refluks cool. Untuk produk bawahnya masih digolongkan sebagai naptha yang

selanjutnya akan digunakan sebagai refluks cool pada kolom C-2.

4.2 Peralatan Utama

1. Kolom Fraksinasi C-2 : adalah tempat pemisahan fraksi destilat dari

kolom C-2.

2. Kondensor : adalah alat yang berfungsi untuk

mengembunkan fase uap menjadi fase cair.

3. Cooler : adalah peralatan yang berfungsi untuk

mendinginkan fase cair tanpa terjadi perubahan fase.

4. Pompa : adalah alat yang berfungsi untuk

memindahkan cairan dari suatu tempat ketempat lain atau dari tempat yang

bertekanan rendah ke tekanan tinggi.

25
5. Tangki : adalah alat yang berfungsi untuk menampung

suatu produk.

4.3 Spesifikasi Alat

Tabel 4.1 Spesifikasi Kolom C-2

No Item Keterangan No Item Keteranga

1 Diameter Dalam 1.800 mm 8 Jarak antar Tray 450 mm

2 Diameter Luar 1.820 mm 9 Jenis Tray Bubble Cup

3 Tinggi Shell 10.000 mm 10 Jumlah Bubble Cup 56/57/58 buah

4 Tebal Shell 10 mm 11 Temperatur Atas 80 oC

5 Tebal Head 10 mm 12 Temperatur Bawah 120 oC

6 Bentuk Head Ellips 13 Desain Temperatur 360 oC

7 Jumlah Tray 16 Buah 14 Tekanan Normal 0,3 Kg/cm2

26
4.4 Data Kondisi Operasi

Tabel 4.2 Suhu dan Tekanan Pada Kolom C-2

Kondisi Operasi Kolom C-2


Tanggal Pengamatan
Bagian\tanggal Satuan 20 21 22 23 24

Temperatur C 93,3 93,6 91,2 92,3 92,7

Tekanan Kg/cm3 0,009 0,006 0,007 0,006 0,009

Level % 20

Refluks
Tekanan Psia 14,7

Tabel 4.3 Kondisi Suhu dan Flow Operasi Kolom C-2

Material Suhu Flow

C F M3/day M3/Jam Ft3/day

Feed dari kolom C-1 130,4 266,72 40,675 1,694 1436,4240

Refluks Naptah 118 244,4 1 0,0416 35,314

Pertasol CA 93,6 200,48 12,673 0,528 447,542

Pertasol CB 114,7 238,46 6,801 0,283 240,175

27
4.5 Pressure Drop

Pressure Drop atau (∆P) pada kolom C-2 adalah :

∆P = 15,754 -14,694
= 1,06 Psia

4.6 Hasil Analisa Feed dan Produk Kolom C-2

Tabel 4.4 Data Distilasi Feed dan Produk

Pertasol Analisa Pertasol


Analisa Feed Feed
CA CA

Density 15oC, Density 15oC,


8466 7472 8466 7472
Kg/m3 Kg/m3

Distilasi (oC) (oC) Distilasi (oC)

IBP (oC) 76 59 70% 102

5% 118 70 80% 114

10% 138 74 90% 129

20% 180 78 95% 140

30% 218 82 FBP 140

40% 260 86 Color - +28

50% 283 90

Max
60% 95
300

28
4.7 Neraca Massa

Tabel 4.5 Neraca Massa Kolom C-2

Material Flow Fraksi Mol

M3/day X

Inlet

Feed dari kolom C-1 40,765 0,9760

Feed Refluks naptha 1 0,0239

Total 41,769 1,000

Outlet

Pertasol CA 12,673 0,3110

Pertasol CB 6,801 0,1662

Naptha (Refluks) 21,432 0,5239

Total 40,906 1,0000

29
4.8 Evaluasi Kolom C-2

Evaluasi terhadap kolom ini akan dilakukan dengan perhitungan persentase

flooding pada setiap section produk pada kolom C-1, adapun tahapan-tahapan

perhitungan adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi Minyak Bumi berdasarkan KUOP

a. °API pada SG 60/60°F

b. Volumetric Average Boiling Point (VABP)

c. Nilai Slope

d. Faktor Koreksi VABP ke Molal Average Boiling Point (MABP)

e. Berat Molekul

2. Perhitungan flooding

a. Density uap campuran

b. Density liquid loading

c. Actual Vapour Loading

d. Flood Vapour Loading

e. Percentage of flooding

4.9 Berat Molekul Berdasarkan Kuop

Berikut ini adalah perhitungan KUOP untuk pengklasifikasian jenis minyak


bumi yang digunakan pada kolom C-2.

30
Tabel 4.6 Data Distilasi Produk

Pertasol CA
Analisa
o o
C F

T10% 74 165,2

T30% 82 179,6

T50% 90 194

T70% 102 215,6

T90% 129 264,2

1. Pertasol CA
SG 60/60°F =

= = 0,748

°API pada SG 60/60°F = =

= 57,671

( ) ( )
VABP = =

= 204,35 °F

Slope =

=0,6875

Dengan menggunakan Grafik hubungan Volumetric Average Boiling Point


dengan Slope ASTM (Lampiran 2) didapat nilai koreksi MABP = -5

31
MABP = VABP + nilai koreksi

= 204,35 °F + (-5)

= 199,35 °F


KUOP =


=

= 11,636

BM = 88 ................... Lampiran 3

4.10 Perhitungan %flooding di Section Pertasol CA

Kondisi Section Pertasol CA


Suhu : 93,6 oC = 366,6 Ra
P : 0,0885 psia

Tabel 4.7 Data Vapour yang Masuk ke Top Kolom C-2

Jumlah BM Mol
Uap
kg/day lb/day lb/jam (lb/lbmol) (lbmol/jam)

Pertasol CA 9469,265 20876,26 869,84 88 9,88

Reflux 747,2 1647,57 68,64 88 0,78

Total 10226,46 22523,83 938,48 10,66

32
- Density Uap Campuran (ρ uap) di section Pertasol CA

Volume uap campuram =

= 473.812,06 ft3/jam = 131,61 ft3/s

ρ uap =

= = 0,00198 lb/ft3

- Density Liquid Loading (ρL)

SG Pada 60/60 °F = 0,748

SG Pada 200,4 °F = 0,65 (Dicari menggunakan Lampiran 4)

SGoil =

ρOil = ρWater x SGOil

Density air pada tekanan 0,0885 Psia dapat dicari dengan menggunakan

lampiran 5, maka didapat density air (ρWater) = 993,2 Kg/m 3  61,99 lb/ft³

ρOil(ρL) =

33
- Actual Vapour Loading (GA)

Diameter Kolom = 5,905 ft

Total Tray Area (AS)

( )

Waste Area (Aw) =

= 4,105 ft2

Total Downcomer Area (ADC) = 2 ft2

Maka Bubble Area (AB) :

Bubble Area (AB) = ( )

= ( )

= 21,265 ft2

( )
Actual Vapour Loading (GA) = ( )

34
- Actual Liquid Loading (GL)

Tabel 4.8 Data Cairan yang masuk di Top Kolom C-2

Jumlah BM Mol
Uap
kg/day lb/day lb/jam (lb/lbmol) (lbmol/jam)

Reflux 747,2 1647,57 68,64 88 0,78

Total 747,2 1647,57 68,64 0,78

( )
Actual Liquid Loading (GL) =

- Flood Vapour Loading (GF)

Untuk menentukan Flood Vapour Loading (GF) dapat menggunakan

persamaan :

Flood Vapour Loading = √ ( )

Dengan nilai tray spacing sebesar 45 cm (17,71 in), maka kf dapat ditentukan

dengan melihat grafik tray spacing Vf, ‘K’ Factor, dan didapatkan nilai Kf = 670

(Lampiran 6)

35
Flood Vapour Loading (GF) = √ ( )

= √ ( )

= 189,235 lb/jam.ft2

Maka percentage of flooding pada Top Kolom

( )
= ( )

4.11 Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan

4.11.1 Keselamatan Kerja Umum

Keselamatan kerja menjadi hal yang sangat penting diperhatikan pada unit

pengolahan migas karena beroperasi pada tekanan dan temperatur yang tinggi. Begitu

juga pada kolom C-1, keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting. Sedikit

kesalahan akan berakibat fatal bagi peralatan maupun sumber daya manusia. Oleh

karena itu telah ditetepkan Standard Operating Procedure (SOP) untuk setiap

kegiatan operasi. SOP diberikan menyeluruh baik pada saat start up, shut down

ataupun emergency. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu :

Kondisi berbahaya atau kondisi tidak aman dari :

- Mesin atau peralatan yang rusak atau yang sudah tua

- Lingkungan yang kurang nyaman untuk bekerja seperti bising, kotor,

panas dan sempit.

- Sifat pekerjaannya.

36
- Cara Kerja.

- Kecerobohan manusia atau perbuatan berbahaya dari manusia yang

kemungkinan dilatarbelakangi oleh :

 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan akan pekerjaan yang akan

dilakukan.

 Keletihan dan kelelahan.

 Sikap dan tingkah laku yang tidak sempurna seperti tidak serius dalam

melakukan pekerjaan, bercanda pada saat bekerja dan lain lain.

Kecelakaan kerja akan mengakibatkan kerugian kerugian yang akan

berdampak langsung pada perusahaan dan pekerja seperti korban jiwa, kerusakan

mesin dan peralatan, hilangnya waktu kerja, serta menurunnya kualitas dan kuantitas

produksi.

4.11.2 Keselamatan Kerja Khusus

- Kebakaran

Kolom C-1 merupakan unit pengolahan dengan bahan baku yang mengandung

hydrocarbon yang mudah terbakar juga terdapat gas-gas yang mudah terbakar oleh

karena itu di Kolom C-1 terdapat alat-alat pemadam kebakaran api ringan seperti

APAR jenis tepung kimia, alat pemadam api beroda dan water hydrant. Dan untuk

melakukan pekerjaan perbaikan peralatan seperti pengelasan pipa ataupun yang

menggunakan api wajib di lakukan gas test untuk menyakinkan bahwa area kerja

sudah gas free.

- Kejatuhan Benda

37
Untuk melindungi para pekerja dari kejatuhan benda, para pekerja harus

menggunakan topi keselamatan atau safety helmet dan safety shoes

- Amine

Merupakan katalis yang berfungsi untuk mengikat garam – garam pada crude

oil dan berfungsi untuk filming pipa dengan tujuan untuk menghambat korosi

terhadap pipa. Amine dapat menyebabkan berbagai hal yang membahayakan, seperti

iritasi mata, iritasi kulit, gangguan pernafasan, dan masih banyak lagi. Oleh karena

itu, setiappekerja wajib memakai alat pelindung diri berupa cover all, masker 37

pelingung pernafasan dan eye glass agar terhindar dari segala kemungkinan bahaya

yang dapat diakibatkan dari bahan kimia amine.

4.12 Lindungan Lingkungan

Semua limbah hasil pengolahan di PPSDM Migas akan dikurangi kadar zat

berbahaya sebelum dibuang langsung ke lingkungan. Di PPSDM juga disediakan CPI

agar limbah air yang mengandung sedikit minyak bisa disaring kembalik minyaknya

adagr minyak bisa diolah kembali dan tidak mencemari lingkungan

38

You might also like