You are on page 1of 5

 

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS (STUDI KASUS DI PUSKESMAS SUMBERSARI)

Kiswaluyo
Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

ABSTRACT

Public Health Center is a functional organization that organizes health effort that is comprehensive,
integrated, equitable, acceptable and affordable to the public. Performance of health workers in govermment
health care organizations is still low. Coverage of patients in dental clinics that are low performing dentist is not
optimal. The research aims to find the services provided by the dentist at the health center Sumbersari in the period
January to June 2012.

Keywords: Public health center, dental the health center Sumbersari

Korespondensi (Correspondence): Kiswaluyo, Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember 68121.

Tujuan pembangunan kesehatan Kinerja tenaga kesehatan dalam


nasional adalah meningkatkan kesadaran, organisasi pelayanan kesehatan pemerintah
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi adalah masih rendah. Tingkat kinerja tenaga
semua orang agar terwujud derajat diketahui dengan mempelajari beberapa
kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya indikator upaya kesehatan, misalnya
untuk mencapai itu maka diselenggarakan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan.
upaya kesehatan secara menyeluruh, Tingkat kinerja tenaga kesehatan dapat
berjenjang dan terpadu .1 Upaya peningkatan diukur dari cakupan dan aktivitas mereka
derajat kesehatan masyarakat adalah dalam upaya pelayanan kesehatan. Tingkat
dengan meningkatkan kemampuan tenaga kinerja tenaga kesehatan menunjukkan
medis atau dokter dalam pelayanannya, tingkat produktivitas mereka. Cakupan
misalnya pelayanan dokter gigi dalam pelayanan penderita di balai pengobatan
pencegahan penyakit gigi, menemukan gigi dan mulut yang masih rendah
secara dini kasus gigi dan mulut serta menunjukkan kinerja dokter gigi yang belum
melakukan tindakan pengobatan yang optimal. Jumlah penderita yang dilayani
adekuat, pemberantasan penyakit gigi dan perhari merupakan salah satu indikator kinerja
mulut yang menyebabkan cacat.2 yang terukur dari dokter gigi Puskesmas dalam
Puskesmas adalah organisasi menjalankan tugas di wilayah kerjanya.3
fungsional yang menyelenggarakan upaya Penyakit gigi dan mulut yang banyak
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, ditemukan pada masyarakat adalah karies
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh gigi dan penyakit periodontal. Survey
masyarakat serta menggunakan teknologi Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995
tepat guna dan menitikberatkan pada dalam Depkes (2000) menunjukkan bahwa
pelayanan untuk masyarakat luas, guna 63% penduduk Indonesia menderita karies gigi
mencapai derajat kesehatan yang optimal.1 aktif atau kerusakan pada gigi yang belum
Banyak puskesmas yang masih belum ditangani. Lebih dari 50% pengunjung poli gigi
mempunyai fasilitas yang memadai untuk yang datang ke Puskesmas bertujuan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat, mencabutkan gigi, padahal di poli gigi
diantaranya adalah puskesmas Sumbersari. puskesmas tersedia perawatan penambalan
Peralatan kedokteran gigi masih banyak yang dan restorasi, perawatan saluran akar dan
masih belum dimiliki puskesmas, oleh karena perawatan gigi lainnya yang dapat dipilih
puskesmas biasanya hanya memberikan untuk mempertahankan gigi lebih lama di
perawatan - perawatan dasar/ringan, dalam rongga mulut.4
sehingga banyak kasus yang dirujuk atau Data tentang pelayanan di Puskesmas
ditangani secara minimal. Sumbersari Jember bulan Januari sampai Juni
Peningkatan kinerja merupakan salah 2012 menunjukkan bahwa pasien yang
satu upaya untuk mempercepat tercapainya menjalani penambalan gigi tetap
Indonesia Sehat 2010. Kinerja adalah prosentasenya lebih besar daripada jumlah
penampilan hasil karya personal dalam suatu pasien pencabutan gigi tetap. Berdasarkan
organisasi, dapat merupakan penampilan data-data yang diperoleh maka penulis akan
individu maupun kelompok kerja personal. meneliti tentang pelayanan yang diberikan
Kinerja Dokter gigi di Puskesmas merupakan oleh dokter gigi di Puskesmas Sumbersari
karya suatu organisasi dan merupakan salah pada periode Januari-Juni 2012.
satu faktor untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat terutama dibidang kesehatan
gigi dan mulut.

 
Pelayanan Kesehatan Gigi Di Puskesmas (Studi Kasus Di Puskesmas Sumbersari)…. (Kiswaluyo)
 

METODOLOGI PENELITIAN yang sudah tanggal itu tidak segera diganti,


ruang kosong pada gusi lama kelamaan akan
Penelitian ini adalah penelitian mengganggu keseimbangan pengunyahan,
deskriptif.Lokasi penelitian adalah puskesmas misalnya kita terpaksa menyunyah pada satu
di Kabupaten Jember. Penelitian dilakukan sisi. Ini akan berdampak pada kerusakan
pada bulan Januari – Juni 2012. Populasi dan sendi rahang.6 Pengetahuan-pengetahuan
sampel penelitian ini adalah pasien yang seperti itu sudah banyak diketahui oleh
telah mendapat perawatan gigi di puskesmas masyarakat kota dengan pendidikan yang
Sumbersari kabupaten Jember. Penelitian ini tinggi.
menggunakan data sekunder untuk
mengetahui jenis pelayanan yang dilakukan 2. Pengetahuan
yang telah dilakukan dokter gigi. Data yang Pengetahuan merupakan hasil tahu
diperoleh akan dianalisis statistik deskriptif dan terjadi setelah orang melakukan
menggunakan tabel distribusi frekuensi. penginderaan pengetahuan terhadap suatu
obyek. Penginderaan terjadi melalui panca
HASIL DAN PEMBAHASAN indera dan sebagian besar pengetahuan
Laporan Bulanan Kegiatan manusia diperoleh melalui pendengaran dan
Puskesmas Sumbersari, Yan Medik Dasar pengelihatan.
Kesehatan Gigi, diperoleh hasil yang Menurut Sarwono menyatakan
dijabarkan pada Tabel 1. pengetahuan yang dimiliki oleh individu
Tabel diatas menunjukkan bahwa merupakan salah satu faktor yang
distribusi jumlah pasien penambalan lebih menentukan untuk mencari dan meminta
banyak dibandingkan dengan pasien upaya pelayanan kesehatan. Dinyatakan
pencabutan gigi dalam setiap bulannya. pula bahwa semakin tinggi pengetahuan
Pada bulan Januari menunjukkan Rasio individu tentang akibat yang ditimbulkan oleh
jumlah pasien pencabutan gigi dan suatu penyakit, maka semakin tinggi upaya
penambalan pada bulan januari adalah 1:7; pencegahan yang dilakukan. Kesadaran
bulan Februari 1:5: bulan Maret 1:9; bulan Mei masyarakat untuk menerapkan pengetahuan
1:6; dan bulan Juni 1:4. yang dimilikinya menyebabkan penyakit-
Data diatas menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut dapat ditangani
jumlah pasien yang melakukan penambalan sesegara mungkin, sehingga kemungkinan
gigi di puskesmas Sumbersari lebih banyak gigi tersebut untuk dicabut sebagai pilihan
dibandingkan dengan jumlah pasien yang terakhir perawatan dapat diminimalisir, jumlah
melakukan pencabutan gigi dan didapatkan penambalan gigi akan lebih besar
paling banyak pada bulan Maret, yakni dibandingkan dengan jumlah pencabutan.7
mencapai 1:9, atau dari 10 pasien yang
dirawat 9 0rang ditambal/ditumpat dan 1 3. Umur
orang dicabut. Perbandingan tersebut jelas Menurut Kotler dan Clarke, pola umur
terlihat bahwa terdapat perbedaan yang mempengaruhi permintaan fasilitas
mencolok antara jumlah pasien yang perawatan kesehatan. Kebutuhan kesehatan
melakukan penambalan dan pasien yang sebagian besar berkaitan dengan umur.
melakukan pencabutan. Struktur umur di negara berkembang memiliki
Faktor-faktor yang mungkin dapat proporsi penduduk muda yang lebih besar
menjadi penyebab jauhnya angka dan proporsi penduduk usia tua lebih kecil
perbandingan antara jumlah penambalan dibandingkan dengan negara maju.7
dibandingkan dengan angka pencabutan di Menurut Trisnantoro, faktor umur sangat
Puskesmas Sumbersari antara lain mempengaruhi permintaan konsumen
terhadap pelayanan kesehatan preventif dan
1. Pendidikan kuratif. Fenomena ini terlihat pada pola
Sumbersari adalah daerah yang demografi di negara-negara maju yang
memiliki ciri daerah perkotaan, dimana pola permintaan pelayanan kesehatan gigi
tingkat pendidikan masyarakatnya tinggi. yang lebih baik dibandingkan dengan
Permintaan konsumen dalam pemanfaatan kelompok berubah menjadi masyarakat tua.7
pelayanan kesehatan berhubungan dengan Kelompok umur dewasa muda mempunyai
pendidikan dan perilaku masyarakat.5 umur yang lain, disebabkan karena kelompok
Rendahnya pengetahuan dan umur ini mempunyai kebutuhan akan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan perawatan kesehatan gigi yang lebih tinggi,
dan penyakit, dapat mengakibatkan berdasarkan pola kecendrungan menderita
penyakit-penyakit yang terjadi dalam karies gigi tahap awal dan gejala awal dari
masyarakat sering sulit terdeteksi, bahkan kelainan jaringan gingiva, sebaliknya pada
kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak umur tua yang banyak menderita kehilangan
mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini gigi asli ternyata kurang menyadari
akan menyebabkan masyarakat tidak kebutuhan perawatan gigi pada giginya,
memperoleh pelayanan kesehatan yang sehingga mengakibatkan rendahnya
layak. permintaan akan perawatan gigi pada usia
Gigi di sebelah gigi yang dicabut lanjut.
tersebut akan bergeser memenuhi ruang
yang kosong setelah pencabutan. Jika gigi
13

 
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 1 2013: 12-16

Tabel 1. Distribusi pasien yang mendapatkan penambalan dan Pencabutan Gigi Tetap pada bulan
Januari-Juni 2012 di Puskesmas Sumbersari

Bulan (pada tahun 2012)


Jenis
Januari Februari Maret April Mei Juni
Perawatan
N % N % N % N % N % N %

Penambalan
94 87,85 88 81,48 108 90 74 81,32 92 86,79 78 80,41
Gigi Tetap

Pencabutan
13 12,15 20 18,52 12 10 17 18,68 14 13,21 19 19,59
Gigi Tetap

Jumlah 107 100 108 100 120 100 91 100 106 100 97 100

Keterangan: N= Jumlah Pasien

Hendrartini menganalisis faktor-faktor yang Lane dan Lindquist (1988, dalam Anonim,
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan tanpa tahun) menyimpulkan bahwa faktor
kesehatan gigi di RS Sardjito dan RS Bethesda, kedekatan tempat pelayanan kesehatan
menyimpulkan bahwa faktor umur dengan rumah tempat tinggal menjadi faktor
mempunyai pengaruh bermakna terhadap urutan pertama terhadap permintaan
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.7 konsumen dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Menurut Caroline dan Claire,
4. Fasilitas kesehatan faktor jarak merupakan faktor penting dalam
Banyak puskesmas yang masih pilihan penderita menggunakan sarana
belum mempunyai fasilitas yang memadai pelayanan kesehatan.7
untuk pelayanan kesehatan masyarakat,
diantaranya adalah puskesmas Sumbersari. 6. Pengalaman sebelumnya
banyak peralatan kedokteran gigi yang masih Anggapan yang menyatakan
belum dimiliki puskesmas, oleh karena bahwa penambalan gigi tidak menyelesaikan
puskesmas biasanya hanya memberikan masalah gigi, membuat masyarakat lebih
perawatan - perawatan dasar/ ringan. memilih pencabutan gigi. Banyak masyarakat
sehingga banyak kasus yang dirujuk atau yang mengeluh giginya masih sakit setelah
ditangani secara minimal, oleh karena dilakukan penambalan, sehingga masyarakat
peralatan yang tidak memadai. enggan untuk melakukan penambalan gigi.
Menurut Kotler, penampilan fasilitas Promosi yang baik yang dilakukan
jasa akan mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat sebelumnya yang pernah
konsumen untuk meminta pelayanan jasa. melakukan penambalan dan merasa puas
Oleh karena itu perlu dilakukan dengan penambalan tersebut, maka besar
pengorganisasian fasilitas pelayanan kemungkinan dapat mengubah pandangan
kesehatan yang baik. Pendapat tersebut masyarakat terhadap penambalan gigi
mendukung pendapat Kotler yang sehingga lebih memilih melakukan
menyatakan bahwa kelengkapan fasilitas, penambalan gigi setelah diberikan
tata ruang yang benar dapat mempengaruhi penjelasan. Konsumen/pasien yang puas
sikap dan perilaku pembeli/pasien seperti akan memberikan rekomendasi positif
perasaan aman, nyaman dan rasa puas. kepada konsumen/pasien yang lain dan
Tjiptono, menyatakan fasilitas jasa akan konsumen yang tidak puas akan kembali
berpengaruh terhadap persepsi konsumen. keseleksi awal serta konsumen yang kecewa
Semakin lengkap fasilitas perawatan yang akan membuat rekomendasi negatif
diasuransikan oleh pemerintah dan swasta, terhadap konsumen lain.7
maka permintaan konsumen akan pelayanan
kesehatan di beberapa negara semakin 7. Kelompok Referensi
meningkat.7 Media promosi yang dapat berupa
media cetak dan elektronik juga
5. Keterjangkauan mempengaruhi pola pikir masyarakat
Letak puskesmas Sumbersari yang sehingga masyarakat cenderung mengikuti
berada di tengah kota, memungkinkan apa yang mereka lihat dan dengar. Promosi
masyarakat untuk lebih mudah melakukan yang disiarkan melalui media cetak dan
kunjungan rutin ke puskesmas, sehingga kasus elektronik akan mempengaruhi pola hidup
karies gigi yang ada di masyarakat bisa masyarakat sehingga banyak masyarakat
ditangani dengan cepat, yang berakibat yang lebih sadar akan kesehatan, khususnya
jumlah pasien dengan indikasi pencabutan kesehatan gigi dan mulut. Keadaan tersebut
akan semakin berkurang. Oleh karena itu, dapat mengakibatkan masyarakat tidak
jumlah penambalan gigi lebih besar enggan lagi untuk melakukan pemeriksaan
dibandingkan dengan jumlah pencabutan. kesehatan giginya. Hal tersebut berdampak

 
Pelayanan Kesehatan Gigi Di Puskesmas (Studi Kasus Di Puskesmas Sumbersari)…. (Kiswaluyo)
 

pada pula terdeteksinya masalah kesehatan Masa kerja dan jaminan yang lebih
secara dini, yang memungkinkan gigi tersebut baik pada dokter gigi pegawai negeri sipil,
masih bisa dilakukan perawatan dan diduga berpengaruh terhadap kinerja
penambalan, tanpa harus dilakukan mereka di puskesmas. Menurut Gibson
pencabutan. menyatakan bahwa pengalaman
Dharmmesta dan Handoko, berpengaruh terhadap perilaku dan prestasi
menyatakan bahwa kelompok referensi kerja individu.3
(reference group) adalah kelompok sosial
yang menjadi ukuran seseorang (bukan b) Karakteristik organisasi
anggota kelompok tersebut) untuk 1) Fasilitas kerja
membentuk keperibadian dan perilakunya. Kopelman menyebutkan bahwa
Kelompok referensi ini juga mempengaruhi plant dan equipment adalah bagian dari
perilaku seseorang dalam meminta karakteristik organisasi yang berpengaruh
pelayanan kesehatan.7 terhadap kinerja. Adyatmaka juga
Berbagai bentuk media cetak dan menyebutkan bahwa kebutuhan dokter gigi
elektronik membawa pesan yang berisi di puskesmas adalah tersedianya peralatan
sugesti yang dapat mengarahkan opini kesehatan gigi yang memadai untuk dapat
seseorang. Informasi baru terhadap suatu hal memberikan pelayanan kesehatan gigi yang
dapat memberikan landasan kognitif baru profesional dan berkualitas.3
bagi terbentuknya sikap. Media massa 2) Tipe kepemimpinan
berperan dalam pembentukan dan Kepemimpinan juga berkaitan
perubahan seseorang, sehingga bentuk dengan pengaturan strategi dalam kebijakan
informasi sugesti dalam media massa selalu dan tujuan organisasi yang dijabarkan dari
dimanfaatkan untuk meningkatkan dan misi dan visi. Tipe kepemimpinan yang sesuai
memperkenalkan suatu produk.8 dengan perilaku individu dapat memperbaiki
kinerja individu dalam organisasi.3
8. Kinerja dokter gigi di Puskesmas 3) Sistem reward
Hal lain yang dapat berpengaruh Reward dapat meningkatkan
adalah kinerja Dokter Gigi. Kinerja adalah motivasi, peningkatan kinerja serta
hasil interaksi antara motivasi dan produktivitas. Jenis reward dapat berupa
kemampuan (ability).3 Kinerja dokter gigi di imbalan materi maupun non materi.3
puskesmas dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu: c) Karaketristik kerja
a) Karakteristik individu 1) Umpan balik
1) Umur, Umpan balik memberikan informasi
Umur berpengaruh terhadap sejauh mana kegiatan telah dilaksanakan
produktivitas, semakin tua pekerja semakin dan memberikan kejelasan tentang
merosot produktivitasnya, karena keefektifan kinerja. Umpan balik (feedback)
keterampilan, kecepatan, kecekatan, dapat digunakan sebagai monitor, koreksi
kekuatan dan koordinasi menurun dengan kinerja, dan daya pembangkit diri.3
berjalannya waktu. Semakin tua umur tenaga 2) Jadwal kerja
kesehatan semakin berkurang kinerjanya.3 Jadwal kerja adalah bagian dari
Menurut penelitian Nasihah (2006) usia karakteristik organisasi yang mengatur
produktif yang berpengaruh terhadap kinerja kegiatan waktu kerja karyawan. Jadwal kerja
dokter gigi berkisar 25-30 tahun. Umur yang tertib meningkatkan kinerja dokter gigi.3
berpengaruh terhadap kinerja individu pada
usia 40-54 tahun individu memasuki tahap KESIMPULAN
perawatan yang ditandai dengan usaha
stabilisasi dari usaha masa lampaunya. Pada Pasien penambalan gigi tetap lebih
tahap ini individu membutuhkan besar dibandingkan dengan jumlah pasien
penghargaan, sebagian individu merasa pencabutan gigi di Puskesmas Sumbersari
tidak nyaman secara psikologis pada masa bulan Januari-Juni 2012 , faktor-faktor yang
itu yang diakibatkan oleh pengalaman kritis di dapat mempengaruhi kemungkinan adalah :
masa karirnya dimana individu tidak pendidikan, pengetahuan, umur, fasilitas
mencapai kepuasan dalam masa kerjanya, kesehatan, keterjangkauan, pengalaman
kesehatan yang memburuk dan perasaan sebelumnya, kelompok referensi, dan kinerja
khawatir akan masa kerjanya. Sehingga dokter gigi di Puskesmas.
sebagian individu merasa tidak
membutuhkan peningkatan kinerja sampai DAFTAR PUSTAKA
dengan masa penarikan (55-65 tahun) 1. Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri
(Gibson dalam Lubis, 2009). Kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/II/2004
2) Status kepegawaian Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Tenaga kesehatan yang lebih baik Masyarakat. Jakarta: Departemen
memberikan rasa aman dalam bekerja Status Kesehatan Republik Indonesia.
pegawai tidak tetap kurang memiliki rasa
aman dibanding dengan PNS, karena PNS 2. Budiharto. Kemampuan Dokter Gigi
memiliki keterikatan dengan aturan dan Dalam Pelayanan Kesehatan Gigi Di
mendapat jaminan kerja.3 Puskesmas Dan Rumah Sakit. Jurnal
15

 
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 1 2013: 12-16

Kedokteran Gigi Indonesia 2004. Jakarta:


FKG UI.

3. Nasihah, K. dkk. Analisis Faktor Yang


Berpengaruh Terhadap Kinerja Dokter Gigi
Dalam Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut di Puskesmas Kabupaten Jember. J.
Adm Kebijak Kesehatan 2006. Surabaya:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga.
isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4306138143.
pdf [serial online]. [8 Agustus 2012]: 138-
143.

4. Oktarina, dkk. Upaya Meningkatkan


Pemanfaatan Pelayanan Perawatan
Penambalan Gigi Tetap Pada 7 Puskesmas
Di Kota Surabaya Berdasarkan Oral Health
Impact Profile (OHI-P). Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan 2007. Surabaya: Fakutas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga.
isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/101071624_
1410-2935.pdf [serial online]. [7 Agustus
2012]: 1.

5. Notoatmodjo, S. 2003. Promosi Kesehatan


dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

6. Djamil, M. S. 2010. Jangan Cabut Gigi


Yang Berlubang, Mengapa?.
http://www.republika.co.id/berita/gaya-
hidup/info-sehat/10/12/01/149866-jangan-
cabut-gigi-yang-berlubang-mengapa-
[serial online]. [7 Agustus 2012]: 1.

7. Anonim. Tanpa Tahun.


http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_the
sis/unud-281-1629410444-bab%20ii.pdf
[serial online]. [7 Agustus 2012]: 14-19.

8. Azwar, A. 2000. Pengantar Pendidikan


Kesehatan. Jakarta: Sasta Hudaya.

You might also like