You are on page 1of 38

PERENCANAAN INSTALASI TEGANGAN MENEGAH

“HOTEL BINTANG 4”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Instalasi Tegangan Menengah

Oleh :

KELOMPOK 1

D4 Sistem Kelistrikan 2D

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2018
PENGAMAN DAN PENGHANTAR

1) Perhitungan Arus Nominal Utama dan Cabang


Menggunakan rumus dari EIG Schneider 2016 :

a. Arus Nominal dari JTM ke Kubikel PLN (20kV)


𝑆 690𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = = = 19,91𝐴
𝑉∅𝑥√3 20.000√3
b. Arus Nominal dari Kubikel PLN ke Kubikel Pelanggan (20kV)
𝑆 690𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = = = 19,91𝐴
𝑉∅𝑥√3 20.000√3
c. Arus Nominal Incoming Transformator (20kV)
𝑆 800𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = = = 23,09𝐴
𝑉∅𝑥√3 20.000√3
d. Arus Nominal Secondary Transformator (400V)
𝑆 800𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = = = 1154,7𝐴
𝑉∅𝑥√3 400√3
(CABANG)
e. Arus Nominal Jalur Beban 1 (160 kVA) 380V
𝑆 160𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = = = 243,09𝐴
𝑉∅𝑥√3 380√3
f. Arus Nominal Jalur Beban 2 (230 kVA) 380V
𝑆 230𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = = = 349,44𝐴
𝑉∅𝑥√3 380√3
g. Arus Nominal Jalur Beban 3 (190 kVA) 380V
𝑆 190𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = = = 288,67𝐴
𝑉∅𝑥√3 380√3
h. Arus Nominal Jalur Beban 4 (175 kVA) 380V
𝑆 175𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = = = 265,88𝐴
𝑉∅𝑥√3 380√3
2) Menentukan Kemampuan Hantar Arus Serta Pengaman yang di pakai
Menurut PUIL 2000 Halaman 107 Bab 4, Ayat 4.2.2.2.1
“setiap penghantar harus memppunyai KHA seperti yang ditentukan dalam Bab
7 dan tidak kurang dari arus yang mengalir didalamnya. Untuk maksud ayat ini,
KHA harus dianggap tidak kurang dari kebutuhan maksimum yang
ditentukan untuk sirkit utama konsumen dan sirkit cabang”
Menurut PUIL 2000 Halaman 180 Bab 5, ayat 5.5.3.1
“penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh
mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh. Di
samping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup
ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan. Penghantar sirkit
akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat menyimpang dari ketentuan
diatas asalkan jenis dan penampang penghantar serta pemasangannya
disesuaikan dengan daur kerja tersebut.”
Artinya, KHA untuk penghantar tidak kurang sama dengan 125% sehingga
diperbolehkan memilih diatas 125% atau minimal sebesar 125% tergantung
dari penggunaan serta alasan pemilihan.

a) KHA dan Penghantar umtuk sirkit cabang


 Cabang 1 (160kVA /380V)
𝐾𝐻𝐴 = 125% 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚
= 125% 𝑥 243,09𝐴
= 303,86 𝐴
Dengan Faktor Koreksi Suhu di udara diperkirakan maksimal
50°C dengan berselubung PVC adalah 0,71 ( menurutt PUIL
2011 Tabel A.52-14 halaman 306)
Dengan Faktor Penempatan di udara sesuai PUIL 2011 Tabel
A.52-17 adalah 1,0 (halaman 307)
Maka didapatkan Perhitungan KHA Baru :
𝐾𝐻𝐴 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝐾𝐻𝐴 =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
303,86
𝐾𝐻𝐴 = = 427,97𝐴
0,71 𝑥 1,0
Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan harga KHA baru
dengan pertimbangan derating factor yakni sebesar 427,97A

Dari KHA diatas menggunakan penghantar NYY 1x70 mm2


dengan KHA adalah 270A. maka dapat ditentukan jumlah kabel

𝐾𝐻𝐴 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑛=
𝐾𝐻𝐴 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙

427,97
𝑛= = 2 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙
270

Menggunakan Penghantar NYY 2 (1 x 70mm2 ) untuk tiap


fasanya. ( sesuai dengan katalog kabel Sutrado)

 Cabang 2 (230kVA / 380V)

𝐾𝐻𝐴 = 125% 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚

= 125% 𝑥 349,44𝐴
= 436,80 𝐴

Dengan Faktor Koreksi Suhu di udara diperkirakan maksimal


50°C dengan berselubung PVC adalah 0,71 ( menurutt PUIL 2011
Tabel A.52-14 halaman 306)

Dengan Faktor Penempatan di udara sesuai PUIL 2011 Tabel


A.52-17 adalah 1,0 (halaman 307)

Maka didapatkan Perhitungan KHA Baru :


𝐾𝐻𝐴 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝐾𝐻𝐴 =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

436,80
𝐾𝐻𝐴 = = 615,21 𝐴
0,71 𝑥 1,0

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan harga KHA baru


dengan pertimbangan derating factor yakni sebesar 615,21 A

Dari KHA diatas menggunakan penghantar NYY 1x95 mm2


dengan KHA adalah 335 A. maka dapat ditentukan jumlah kabel

𝐾𝐻𝐴 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑛=
𝐾𝐻𝐴 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙

615,21
𝑛= = 2 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙
335

Menggunakan Penghantar NYY 2 (1 x 95mm2 ) untuk tiap


fasanya. ( sesuai dengan katalog kabel Sutrado)

 Cabang 3 (190kVA /380V)

𝐾𝐻𝐴 = 125% 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚

= 125% 𝑥 288,67 𝐴
= 360,95 𝐴

Dengan Faktor Koreksi Suhu di udara diperkirakan maksimal


50°C dengan berselubung PVC adalah 0,71 ( menurutt PUIL 2011
Tabel A.52-14 halaman 306)

Dengan Faktor Penempatan di udara sesuai PUIL 2011 Tabel


A.52-17 adalah 1,0

Maka didapatkan Perhitungan KHA Baru :


𝐾𝐻𝐴 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝐾𝐻𝐴 =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

360,95
𝐾𝐻𝐴 = = 508,38 𝐴
0,71 𝑥 1,0

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan harga KHA baru


dengan pertimbangan derating factor yakni sebesar 508,38 A

Dari KHA diatas menggunakan penghantar NYY 1x70 mm2


dengan KHA adalah 270A. maka dapat ditentukan jumlah kabel

𝐾𝐻𝐴 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑛=
𝐾𝐻𝐴 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙

508,38
𝑛= = 2 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙
270

Menggunakan Penghantar NYY 2 (1 x 70mm2 ) untuk tiap


fasanya. ( sesuai dengan katalog kabel Sutrado)

 Cabang 4 (175kVA/380V)

𝐾𝐻𝐴 = 125% 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚

= 125% 𝑥 265,88 𝐴
= 332,35 𝐴

Dengan Faktor Koreksi Suhu di udara diperkirakan maksimal


50°C dengan berselubung PVC adalah 0,71 ( menurutt PUIL 2011
Tabel A.52-14 halaman 306)

Dengan Faktor Penempatan di udara sesuai PUIL 2011 Tabel


A.52-17 adalah 1,0 (halaman 307)

Maka didapatkan Perhitungan KHA Baru :


𝐾𝐻𝐴 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝐾𝐻𝐴 =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

332,35
𝐾𝐻𝐴 = = 468,09 𝐴
0,71 𝑥 1,0

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan harga KHA baru


dengan pertimbangan derating factor yakni sebesar 468,09 A

Dari KHA diatas menggunakan penghantar NYY 1x70 mm2


dengan KHA adalah 270A. maka dapat ditentukan jumlah kabel

𝐾𝐻𝐴 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑛=
𝐾𝐻𝐴 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙

468,09
𝑛= = 2 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙
270

Menggunakan Penghantar NYY 2 (1 x 70mm2 ) untuk tiap


fasanya. ( sesuai dengan katalog kabel Sutrado)

b) KHA dan Penghantar untuk Transformator


 Sisi OutGoing Transformer (800kVA/380V)

𝐾𝐻𝐴 = 125% 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚

= 125% 𝑥 1154,7 𝐴
= 1443,37 𝐴

Dengan Faktor Koreksi Suhu di udara diperkirakan maksimal


50°C (Ambient Temperature) dengan berselubung PVC adalah
0,71 ( menurutt PUIL 2011 Tabel A.52-14 halaman 306)
Dengan Faktor Penempatan di udara sesuai PUIL 2011 Tabel
A.52-17 adalah 1,0

Maka didapatkan Perhitungan KHA Baru :

𝐾𝐻𝐴 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝐾𝐻𝐴 =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

1443,37
𝐾𝐻𝐴 = = 2032,91 𝐴
0,71 𝑥 1,0

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan harga KHA baru


dengan pertimbangan derating factor yakni sebesar 2032,91 A

Dari KHA diatas menggunakan penghantar NYY 1x120 mm2


dengan KHA adalah 390 A. maka dapat ditentukan jumlah kabel

𝐾𝐻𝐴 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑛=
𝐾𝐻𝐴 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙

2032,91
𝑛= = 6 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙
390

Menggunakan Penghantar NYY 6 (1 x 120mm2 ) untuk tiap


fasanya. ( sesuai dengan katalog kabel Sutrado)

 Sisi Incoming Transformer (800kVA/20KV)

𝐾𝐻𝐴 = 125% 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚

= 125% 𝑥 23,09𝐴
= 28,86 𝐴
Dengan Faktor Koreksi Suhu di udara diperkirakan maksimal
50°C dengan berselubung XLPE adalah 0,82 ( menurutt PUIL
2011 Tabel A.52-14 halaman 306)

Dengan Faktor Penempatan di udara sesuai PUIL 2011 Tabel


A.52-17 adalah 1,0 (halaman 307)

Maka didapatkan Perhitungan KHA Baru :

𝐾𝐻𝐴 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝐾𝐻𝐴 =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

28,86
𝐾𝐻𝐴 = = 35,19 𝐴
0,82 𝑥 1,0

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan harga KHA baru


dengan pertimbangan derating factor yakni sebesar 35,19 A

Menggunakan Penghantar N2XSY 1 x 35mm2 untuk tiap fasanya.


Dengan pengenal 24kV menggunakan kabel yang dikhususkan
untuk Medium Voltage, yakni 20kV

c) KHA dan Penghantar untuk PLN dan Pelanggan


 Kubikel PLN ke Kubikel Pelanggan (690kVA/20kV)

𝐾𝐻𝐴 = 125% 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚

= 125% 𝑥 19,91 𝐴
= 24,88 𝐴

Dengan Faktor Koreksi Suhu di Tanah diperkirakan maksimal


40°C dengan berselubung XLPE adalah 0,85 ( menurut PUIL
2011 Tabel A.52-15 halaman 306)

Dengan Faktor Penempatan di Tanah maksimal 0,7m atau 70cm


di bawah tanah sesuai katalog Kabel Sutrado untuk isolasi
berselubung XLPE adalah 1,0
Maka didapatkan Perhitungan KHA Baru :

𝐾𝐻𝐴 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝐾𝐻𝐴 =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

24,88
𝐾𝐻𝐴 = = 29,27 𝐴
0,85 𝑥 1,0

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan harga KHA baru


dengan pertimbangan derating factor yakni sebesar 29,27 A

Menggunakan Penghantar NA2XSEFGby 1 x 35mm2 untuk tiap


fasanya, dengan isolasi selubung XLPE ditanah di dalam tanah
sedalam 70cm dari atas permukaan.

 Kubikel PLN ke JTM Tiang akhir

𝐾𝐻𝐴 = 125% 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚

= 125% 𝑥 19,91 𝐴
= 24,88 𝐴

Dengan Faktor Koreksi Suhu di Tanah diperkirakan maksimal


40°C dengan berselubung XLPE adalah 0,85 ( menurut PUIL
2011 Tabel A.52-15 halaman 306)

Dengan Faktor Penempatan di Tanah maksimal 0,7m atau 70cm


di bawah tanah sesuai katalog Kabel Sutrado untuk isolasi
berselubung XLPE adalah 1,0

Maka didapatkan Perhitungan KHA Baru :

𝐾𝐻𝐴 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝐾𝐻𝐴 =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾. 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
24,88
𝐾𝐻𝐴 = = 29,27 𝐴
0,85 𝑥 1,0

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan harga KHA baru


dengan pertimbangan derating factor yakni sebesar 29,27 A

Menggunakan Penghantar NA2XSEFGby 1 x 50mm2 untuk tiap


fasanya, dengan isolasi selubung XLPE ditanah di dalam tanah
sedalam 70cm dari atas permukaan.

3) Menentukan Drop Voltage / Jatuh Tegangan


Drop voltase antara terminal pelanggan dan sembarang titik dari instalasi
tidak boleh melebihi 4% dari voltase pengenal pada terminal pelanggan
bila semua konduktor dari instalasi dialiri arus …. ( menurut PUIL 2011
Bab 2.2.3 tentang Drop Voltase ayat 2.2.3.1 halaman 48)
a) Drop Voltase untuk Sirkit Cabang (SDP ke LVMDP)
 Cabang 1 ( 380V)
Drop voltase yang di bolehkan :
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 4% 𝑥 380𝑉 = 15,2 𝑉𝑜𝑙𝑡
Voltage Drop : (dengan l = 12m)
√3𝑥 𝑙 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 =
𝑋𝑐𝑢 𝑥 𝐴
√3𝑥 12 𝑥 243,09
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 = = 0,6 𝑉𝑜𝑙𝑡 (𝑀𝐸𝑀𝐸𝑁𝑈𝐻𝐼),
56 𝑥 (2𝑥1𝑥70)
Artinya, luas penampang penghantar dapat dialiri tegangan
pengenal yang telah diperhitungkan voltage drop nya.
 Cabang 2 (380V)
Drop voltase yang di bolehkan :
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 4% 𝑥 380𝑉 = 15,2 𝑉𝑜𝑙𝑡
Voltage Drop : (dengan l = 24m)
√3𝑥 𝑙 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 =
𝑋𝑐𝑢 𝑥 𝐴
√3𝑥 24 𝑥 349,44
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 = = 1,36 𝑉𝑜𝑙𝑡 (𝑀𝐸𝑀𝐸𝑁𝑈𝐻𝐼)
56 𝑥 (2𝑥1𝑥95)
Artinya, luas penampang penghantar dapat dialiri tegangan
pengenal yang telah diperhitungkan voltage drop nya.

 Cabang 3 (380V)
Drop voltase yang di bolehkan :
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 4% 𝑥 380𝑉 = 15,2 𝑉𝑜𝑙𝑡
Voltage Drop : (dengan l = 38m)
√3𝑥 𝑙 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 =
𝑋𝑐𝑢 𝑥 𝐴
√3𝑥 38 𝑥 288,67
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 = = 2,42 𝑉𝑜𝑙𝑡 (𝑀𝐸𝑀𝐸𝑁𝑈𝐻𝐼)
56 𝑥 (2𝑥1𝑥70)
Artinya, luas penampang penghantar dapat dialiri tegangan
pengenal yang telah diperhitungkan voltage drop nya.

 Cabang 4 (380V)
Drop voltase yang di bolehkan :
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 4% 𝑥 380𝑉 = 15,2 𝑉𝑜𝑙𝑡
Voltage Drop : (dengan l = 44m)
√3𝑥 𝑙 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 =
𝑋𝑐𝑢 𝑥 𝐴
√3𝑥 44 𝑥 265,88
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 = = 2,58 𝑉𝑜𝑙𝑡 (𝑀𝐸𝑀𝐸𝑁𝑈𝐻𝐼)
56 𝑥(2𝑥1𝑥70)
Artinya, luas penampang penghantar dapat dialiri tegangan
pengenal yang telah diperhitungkan voltage drop nya.

b) Drop Voltase untuk Transformer


 Drop Voltase untuk sisi Outgoing Transformer ke LVMDP
(400V)
Drop voltase yang di bolehkan :
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 4% 𝑥 400𝑉 = 16 𝑉𝑜𝑙𝑡
Voltage Drop : (dengan l = 10m)
√3𝑥 𝑙 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 =
𝑋𝑐𝑢 𝑥 𝐴
√3𝑥 10 𝑥 1154,7
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 = = 0,49 𝑉𝑜𝑙𝑡 (𝑀𝐸𝑀𝐸𝑁𝑈𝐻𝐼)
56 𝑥 (6𝑥1𝑥120)
Artinya, luas penampang penghantar dapat dialiri tegangan
pengenal yang telah diperhitungkan voltage drop nya.

 Drop Voltase untuk sisi Incoming Transformer (20kV)


Drop voltase yang di bolehkan :
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 4% 𝑥 20.000𝑉 = 800 𝑉𝑜𝑙𝑡
Voltage Drop : (dengan l = 10m)
√3𝑥 𝑙 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 =
𝑋𝑐𝑢 𝑥 𝐴
√3𝑥 10 𝑥 23,09
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 = = 0,2 𝑉𝑜𝑙𝑡 (𝑀𝐸𝑀𝐸𝑁𝑈𝐻𝐼)
56 𝑥 35
Artinya, luas penampang penghantar dapat dialiri tegangan
pengenal yang telah diperhitungkan voltage drop nya.

c) Drop Voltase untuk Jaringan Atas


 Drop Voltase untuk Kubikel PLN ke Kubikel Pelanggan
(20kV)
Drop voltase yang di bolehkan :
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 4% 𝑥20.000𝑉 = 16 𝑉𝑜𝑙𝑡
Voltage Drop : (dengan l = 100m)
√3𝑥 𝑙 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 =
𝑋𝑐𝑢 𝑥 𝐴
√3𝑥 100 𝑥 19,91
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 = = 1,75 𝑉𝑜𝑙𝑡 (𝑀𝐸𝑀𝐸𝑁𝑈𝐻𝐼)
56 𝑥 35
Artinya, luas penampang penghantar dapat dialiri tegangan
pengenal yang telah diperhitungkan voltage drop nya.

 Drop Voltase untuk JTM akhir ke Kubikel PLN (20kV)


Drop voltase yang di bolehkan :
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 4% 𝑥20.000𝑉 = 16 𝑉𝑜𝑙𝑡
Voltage Drop : (dengan l = 1000m)
√3𝑥 𝑙 𝑥 𝐼𝑛𝑜𝑚
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 =
𝑋𝑐𝑢 𝑥 𝐴
√3𝑥 1000 𝑥 19,91
𝑉. 𝐷𝑟𝑜𝑝 = = 12,3 𝑉𝑜𝑙𝑡 (𝑀𝐸𝑀𝐸𝑁𝑈𝐻𝐼)
56 𝑥 50
Artinya, luas penampang penghantar dapat dialiri tegangan
pengenal yang telah diperhitungkan voltage drop nya.
4) Menentukan KHA Busbar
 Berdasarkan PUIL 2000 Bab 6 Sub Bab 6.6.4 dan Tabel 6.6-1 dan 6.6-2 ,
halaman 235-236
 Berdasarkan Buku PLN 4 Halaman 9 tentang Standard Gardu Distribusi 20kV
Spesifikasi Teknis PHBTR

𝐼𝑛 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜
𝐼𝑛 𝑏𝑢𝑠𝑏𝑎𝑟 =
√3 × 𝑉𝐿−𝐿
1154,7
𝐼𝑛 𝑏𝑢𝑠𝑏𝑎𝑟 = = 1,66𝐴
√3 × 400

KHA Minimum = 125% X In busbar


= 125% x 1,66 = 2,075A

5) Menentukan Pengaman Melalui Breaking Capacity


 Perhitungan Breaking Capacity Transformator 800kVA ,
20kV/400V (Jaringan Atas)
𝑆 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜
𝐼𝑛 =
𝑉∅ √3
800𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = = 1154,7 𝐴
400√3
Mencari Parameter X1 dan R1
𝐼𝑛 . 100
𝐼𝑠𝑐 =
𝑈𝑠𝑐
1154,7 𝑥 100
𝐼𝑠𝑐 = = 25,66𝑘𝐴
4.5
𝑃𝑠𝑐 = √3 𝑥 𝑉 𝑥 𝐼𝑠𝑐
𝑃𝑠𝑐 = √3𝑥 (20.000)𝑥 (25660)
𝑃𝑠𝑐 = 888,888 𝑀𝑉𝐴
Menurut EIG 2016 G24, maka Psc yang mendekati adalah
500MVA sesuai dengan table G34
Psc Uϕ (V) Ra (mΩ) Xa (mΩ)
250 MVA 420 0.07 0.7
500 MVA 420 0.035 0.351

Menurut EIG 2016 G24 bahwa untuk mencari parameter X1 dan


R1 dapat melalui cara berikut :
X1=0,995 Zs
R1= 0,1 Zs
Dengan,
𝑉∅2
𝑍𝑠 =
𝑃𝑠𝑐
4002
𝑍𝑠 = = 0,32 𝑚𝛺
500𝑀𝑉𝐴

Maka nilai X1 dan R1 adalah :


X1=0,995 Zs
X1=0,995 x 0,32 = 0,318 mΩ
R1= 0,1 Zs

R1= 0,1 x 0,32 = 0.032 mΩ


(X1= 0,318 mΩ dan R1= 0.032 mΩ)

 Breaking Capacity untuk Transformer 20kV/400V 800kVA


Menentukan parameter X2 dan R2
Menurut EIG 2016 G25, untuk mencari parameter X2 dan R2
terlebih dahulu menghitung besarnya Z2

𝑉20 2 𝑈𝑠𝑐
𝑍2 = 𝑥
𝑆 . 100
4002 4.5
𝑍2 = 𝑥 = 9 𝑚𝛺
800𝑘𝑉𝐴 100
Lalu menghitung R2 menggunakan rumus dari EIG 2016 G25 :
𝑃𝑐𝑢 𝑥 103
𝑅2 =
3 𝑥 𝐼𝑛2
6850 𝑥103
𝑅2 = = 1,71 𝑚𝛺
3𝑥1154,72

Maka nilai X2 dapat dihitung menggunakan rumus :

𝑋2 = √𝑍22 − 𝑅22

𝑋2 = √(9)2 − (1,71)2 = 8,83 𝑚𝛺


(R2= 𝟏, 𝟕𝟏 𝒎𝜴 dan X2= 𝟖, 𝟖𝟑 𝒎𝜴)
 Koneksi Kabel dari Outgoing Transformator ke LVMDP
(l=10m)
Mencari nilai R3 dan X3
𝐿
𝑅3 = 𝜌
𝐴
10
𝑅3 = 22,5 = 0,3125 𝑚𝛺
6𝑥120

Mencari nilai X3 untuk tiap 1 fasa nya


𝑋3 = 0.12 𝑥 𝐿
𝑋3 = 0.12 𝑥 10
𝑋3 = 1,2 𝑚𝛺
Sehingga nilai R3 dan X3 adalah
(R3 = 0,3125 mΩ , dan X3 = 1,2 mΩ)
 Menentukan Busbar Utama (R4 dan X4)
KHA Busbar = 125% x In
= 125% x 1154,7 A
=1443,375A
Luas Penampang Busbar yang Digunakan : 8x10 mm2
Menentukan nilai R4
𝐿
𝑅4 = 𝜌
𝐴
2
𝑅4 = 22,5 = 0,056 𝑚𝛺
80𝑥10

Menentukan nilai X4 berdasarkan EIG 2016 G25 bahwa


perhitungan reaktansi untuk busbar adalah :
𝑋 = 0.15 𝑥 𝐿
Sehingga :
𝑋4 = 0.15 𝑥 𝐿
𝑋4 = 0.15 𝑥 2𝑚
𝑋4 = 0.3 𝑚𝛺
Jadi Nilai R4 dan X4 :
(R4 = 0,056 mΩ , dan X4 = 0,3 mΩ)
 Menentukan Busbar untuk Kelompok Beban 1
KHA Busbar = 125% x In
= 125% x 243,09 A
=303,86 A
Luas Penampang Busbar yang Digunakan : 20x5 mm2

𝐿
𝑅5 = 𝜌
𝐴
1
𝑅5 = 22,5 = 0,225 𝑚𝛺
20𝑥5
Menentukan nilai X5 berdasarkan EIG 2016 G25 bahwa
perhitungan reaktansi untuk busbar adalah :
𝑋 = 0.15 𝑥 𝐿
Sehingga :
𝑋5 = 0.15 𝑥 𝐿
𝑋5 = 0.15 𝑥 1𝑚
𝑋5 = 0.15 𝑚𝛺
Jadi Nilai R5 dan X5 :
(R5 = 0,225 mΩ , dan X5 = 0,15 mΩ)
 Menentukan Busbar untuk Kelompok Beban 2
KHA Busbar = 125% x In
= 125% x 349,44 A
=436,8 A
Luas Penampang Busbar yang Digunakan : 30x5 mm2

𝐿
𝑅6 = 𝜌
𝐴
1
𝑅6 = 22,5 = 0,15 𝑚𝛺
30𝑥5
Menentukan nilai X6 berdasarkan EIG 2016 G25 bahwa
perhitungan reaktansi untuk busbar adalah :
𝑋 = 0.15 𝑥 𝐿
Sehingga :
𝑋6 = 0.15 𝑥 𝐿
𝑋6 = 0.15 𝑥 1𝑚
𝑋6 = 0.15 𝑚𝛺
Jadi Nilai R6 dan X6 :
(R6 = 0,15 mΩ , dan X6 = 0,15 mΩ)
 Menentukan Busbar untuk Kelompok Beban 3
KHA Busbar = 125% x In
= 125% x 288,67 A
=360,83 A
Luas Penampang Busbar yang Digunakan : 25x5 mm2

𝐿
𝑅7 = 𝜌
𝐴
1
𝑅7 = 22,5 = 0,18 𝑚𝛺
25𝑥5
Menentukan nilai X7 berdasarkan EIG 2016 G25 bahwa
perhitungan reaktansi untuk busbar adalah :
𝑋 = 0.15 𝑥 𝐿
Sehingga :
𝑋7 = 0.15 𝑥 𝐿
𝑋7 = 0.15 𝑥 1𝑚
𝑋7 = 0.15 𝑚𝛺
Jadi Nilai R4 dan X4 :
(R7 = 0,18 mΩ , dan X7 = 0,15 mΩ)
 Menentukan Busbar untuk Kelompok Beban 4
KHA Busbar = 125% x In
= 125% x 265,88 A
=332,35 A
Luas Penampang Busbar yang Digunakan :30x3 mm2

𝐿
𝑅8 = 𝜌
𝐴
1
𝑅8 = 22,5 = 0,25 𝑚𝛺
30𝑥3
Menentukan nilai X8 berdasarkan EIG 2016 G25 bahwa
perhitungan reaktansi untuk busbar adalah :
𝑋 = 0.15 𝑥 𝐿
Sehingga :
𝑋8 = 0.15 𝑥 𝐿
𝑋8 = 0.15 𝑥 1𝑚
𝑋8 = 0.15 𝑚𝛺
Jadi Nilai R8 dan X8 :
(R8 = 0,25 mΩ , dan X8 = 0,15 mΩ)

NILAI R NILAI X
R1 = 0,032 mΩ X1 = 0,318 mΩ
R2 = 1,71 mΩ X2 = 8,83 mΩ
R3 = 0,3125 mΩ X3 = 1,2 mΩ
R4 = 0,056 mΩ X4 = 0,3 mΩ
R5 = 0,225 mΩ X5 = 0,15 mΩ
R6 = 0,15 mΩ X6 = 0,15 mΩ
R7 = 0,18 mΩ X7 = 0,15 mΩ
R8 = 0,25 mΩ X8 = 0,15 mΩ

6) Arus Hubung Singkat Pengaman Utama

𝑅𝑡1 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4

𝑅𝑡1 = 0,032 + 1,71 + 0.3125 + 0,056


𝑅𝑡1 = 2,110 𝑚𝛺

𝑋𝑡1 = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4

𝑋𝑡1 = 0,318 + 8,83 + 1,2 + 0,3


𝑋𝑡1 = 10,648 𝑚𝛺

Arus Hubung Singkat dapat dihitung menggunakan rumus :

Berdasarkan EIG 2016 G26 untuk menentukan arus hubung singkat (Ihs)
𝑈20
𝐼𝑠𝑐 =
√3√𝑅𝑡 2 + 𝑋𝑡 2

Sehingga nilai Arus Hubung Singkat

400
𝐼𝑠𝑐 =
√3√2,1102 + 10,6482

𝑰𝒔𝒄 = 𝟐𝟏, 𝟐𝟕 𝒌𝑨

Pengaman yang digunakan adalah dengan pertimbangan

I nom  Rating CB  KHA Kabel yang digunakan


1154,7A < Ir: 500-1250A < 2032,91A
Menggunakan MCCB Schneider Type Compact NS1250N/H NS1250N dengan
kurva trip 50kA

7) Arus Hubung Singkat Pengaman Cabang


a. Arus Hubung Singkat Kelompok 1
𝑅𝑡2 = 𝑅𝑡1 + 𝑅5
𝑅𝑡2 = 2,110 + 0,225
𝑅𝑡2 = 2,335 𝑚𝛺

𝑋𝑡2 = 𝑋𝑡1 + 𝑋5
𝑋𝑡2 = 10,648 + 0,15
𝑋𝑡2 = 10,798 𝑚𝛺

Arus Hubung Singkat dapat dihitung menggunakan rumus :

Berdasarkan EIG 2016 G26 untuk menentukan arus hubung singkat (Ihs)
𝑈20
𝐼𝑠𝑐 =
√3√𝑅𝑡 2 + 𝑋𝑡 2

Sehingga nilai Arus Hubung Singkat

400
𝐼𝑠𝑐 =
√3√2,3352 + 10,7982

𝑰𝒔𝒄 = 𝟐𝟎, 𝟗𝟎 𝒌𝑨

Pengaman yang digunakan adalah dengan pertimbangan

I nom  Rating CB  KHA Kabel yang digunakan


243,09 A < Ir: 300A < 427,97A
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) Schneider Type
EZC400N3300 3Pole dengan Arus rating 300A serta arus hubung
singkat masimal 36kA

b. Arus Hubung Singkat Kelompok 2


𝑅𝑡3 = 𝑅𝑡1 + 𝑅6
𝑅𝑡3 = 2,110 + 0,15
𝑅𝑡3 = 2,26 𝑚𝛺

𝑋𝑡3 = 𝑋𝑡1 + 𝑋6
𝑋𝑡3 = 10,648 + 0,15
𝑋𝑡3 = 10,798 𝑚𝛺

Arus Hubung Singkat dapat dihitung menggunakan rumus :

Berdasarkan EIG 2016 G26 untuk menentukan arus hubung singkat (Ihs)

𝑈20
𝐼𝑠𝑐 =
√3√𝑅𝑡 2 + 𝑋𝑡 2
Sehingga nilai Arus Hubung Singkat

400
𝐼𝑠𝑐 =
√3√2,262 + 10,7982

𝑰𝒔𝒄 = 𝟐𝟎, 𝟗𝟑 𝒌𝑨

Pengaman yang digunakan adalah dengan pertimbangan

I nom  Rating CB  KHA Kabel yang digunakan


349,44 A < Ir: 400A < 615,21 A

Menggunakan MCCB Schneider Type EZC400N3400 dengan kurva


trip 36kA

c. Arus Hubung Singkat Kelompok 3


𝑅𝑡4 = 𝑅𝑡3 + 𝑅7
𝑅𝑡4 = 2,110 + 0,18
𝑅𝑡4 = 2,29 𝑚𝛺

𝑋𝑡4 = 𝑋𝑡3 + 𝑋7
𝑋𝑡4 = 10,648 + 0,15
𝑋𝑡4 = 10,798 𝑚𝛺

Arus Hubung Singkat dapat dihitung menggunakan rumus :

Berdasarkan EIG 2016 G26 untuk menentukan arus hubung singkat (Ihs)

𝑈20
𝐼𝑠𝑐 =
√3√𝑅𝑡 2 + 𝑋𝑡 2

Sehingga nilai Arus Hubung Singkat


400
𝐼𝑠𝑐 =
√3√2,292 + 10,7982

𝑰𝒔𝒄 = 𝟐𝟎, 𝟗𝟐 𝒌𝑨

Pengaman yang digunakan adalah dengan pertimbangan

I nom  Rating CB  KHA Kabel yang digunakan


288,67A < Ir:320A < 508,38A

Menggunakan MCCB Schneider Type EZC400N3320 dengan Kurva


trip 36kA

d. Arus Hubung Singkat Kelompok 4


𝑅𝑡5 = 𝑅𝑡4 + 𝑅8
𝑅𝑡5 = 2,110 + 0,25
𝑅𝑡5 = 2,36 𝑚𝛺

𝑋𝑡4 = 𝑋𝑡3 + 𝑋7
𝑋𝑡4 = 10,648 + 0,15
𝑋𝑡4 = 10,798 𝑚𝛺

Arus Hubung Singkat dapat dihitung menggunakan rumus :

Berdasarkan EIG 2016 G26 untuk menentukan arus hubung singkat (Ihs)

𝑈20
𝐼𝑠𝑐 =
√3√𝑅𝑡 2 + 𝑋𝑡 2

Sehingga nilai Arus Hubung Singkat

400
𝐼𝑠𝑐 =
√3√2,362 + 10,7982

𝑰𝒔𝒄 = 𝟐𝟎, 𝟖𝟗 𝒌𝑨
Pengaman yang digunakan adalah berdasarkan pertimbangan
I nom  Rating CB  KHA Kabel yang digunakan
265,88 A < Ir: 300A < 468,09A
Menggunakan MCCB Schneider Type EZC400N3300 dengan kurva
trip Isc 36kA

PEMILIHAN KOMPONEN KUBIKEL

Kubikel 20kV adalah komponen peralatan untuk memutuskan dan


menghubungkan, pengukuran, tegangan, arus maupun daya, perlatan proteksi dan
kontrol. Kubikel terdiri dari dua unit, pertama adalah milik PLN ( yang bersegel )
dan kubikel pelanggan. Pada kubikel PLN terdiri dari matering, incoming, dan
outgoing, pada kubikel pelanggan terdiri dari incoming dan outgoing dengan
spesifikasi kubikel :

1. Incoming : IMC
2. Metering : CM2
3. Outgoing : DM1-A
1. INCOMING (IMC)
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT

 LBS
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban,
komponen berbeban terdiri atas beberapa fungsi yaitu:

1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus
beban harus dengan urutan kebalikan (3-2-1).

 Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan
kerja 400 kV. Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka
tegangan tersebut harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling
capasitor

 Current Transformator (CT)

2. METERING (CM2)
Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch,
LV fuse, 3 fuse type UTE atau DIN 6.3 A, heater 150 W (karena daerah dengan
tingkat kelembaban tinggi).

 Load Break Switch type CS


Dioperasikan dengan pengungkit yang terdiri atas :

1. Earth switch
2. Disconnect switch

 Voltage transformator
 Fuse
Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari tegangan
kerja dan transformator yang digunakan. Setelah melihat tabel seleksi fuse
(katalog kubikel),

 Heater 150 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalam kubikel. Sumber listrik heater
ini berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat
embun yang ditimbulkan oleh kelembaban di sekitar kubikel.

3. OUTGOING (DM1-A)
Terdiri atas:

 SF1 atau SF set circuit breaker (CB with SFG gas)


 Pemutus dari earth switch
 Three phase busbar
 Circuit breaker operating mechanism
 Dissconector operating mechanism CS
 Voltage indicator
 Three ct for SF1 CB
 Aux- contact on CB
 Connections pads for ary-type cables
 Downstream earhting switch.
Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan pada komponen kubikel maka dapat
dihitung :

a. Pemilihan CT
Pada Pengembangan Bisnis ini trafo yang digunakan sebesar 800kVA
800𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = = 23,09 A
20𝑘𝑉 𝑥 √3

Jadi, trafo CT yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai 5A,
sehingga trafo yang dibutuhkan adalah :

1. Transformator ARM2 / N2F


2. Single primary winding
3. Double secondary winding
4. Current rate 50A / 5A
5. Burden 10A
6. Class 0,5
b. Pemilihan PT
Pemilihan Trafo PT harus mempertimbangkan tegangan yang digunakan.
Dari data yang ada, maka transformator PT yang digunakan adalah :
1. Transformator VRQ2 – n / S1 ( phase to earth ) 50 Hz
2. Rate Voltage = 24kV
3. Primary Voltage = 20 / √3 kV
4. Secondary Voltage = 100 / √3 V
c. Pemilihan Fuse
Pemilihan fuse yang digunakan tergantung dari tenaga kerja dan
transformator yang digunakan :
Fuse = 400% x In
= 400% x 1154,7A = 4618,8 A

Jadi, pemilihan rating fuse yang digunakan adalah sebesar 4618,8 A

d. Pemilihan LBS
Komponen pemutus ini harus disesuaikan dengan rating nominal dari
tegangan kerja. Cara pengoprasian LBS bisa secara manual yaitu digunakan
melalui penggerak mekanis yang dibantu sistem pegas dan pneumatic.
Pemilihan LBS ditentukan berdasarkan dengan rating arus dan tegangan
kerjanya :
800𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = 𝑥 1,15 = 26,55 A
20𝑘𝑉 𝑥 √3

e. Pemilihan DS ( Disconnecting Switch )


DS ( Disconnecting Switch ) merupakan peralatan pemutus yang dalam
kerjanya ( menutup dan membuka ) saat keadaan tidak berbeban, dengan
hitungan :
800𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑛 = 𝑥 1,15 = 26,55 A
20𝑘𝑉 𝑥 √3

f. Pemilihan ATS
Pemilihan ATS, rating arusnya disesuaikan dengan pengaman utama,
untuk pengamana utama sebesar 1250A, maka dipilih ATS sebesar 1250A
MENENTUKAN LUASAN GARDU
DISTRIBUSI TIPE BETON

a. Acuan 1 BUKU PLN 4 dan PUIL 2000 Bab 9 hal 448

b. Dasar 2 Surat keputusan GM Distribusi Jawa Timur No.


0013.K/GM.DIST-JATIM/2010 pasal 7 (sesuaikan dengan Daya
Kontrak Pelanggan).
SANGKAR FARADAY

Medan listrik berpengaruh dan berbahaya bagi pekerja yang bekerja pada
atau dekat sekali dengan bagian dari jaringan yang bertegangan. Pekerja
dapat mempergunakan perlindungan untuk hal tersebut seperti sangkar
faraday dimana kuat medan listrik didalam pelindung konduktor ini
merupakan fungsi dari derajat perlindungannya

Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman


dari sisi TR maupun TM pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak
aman sisi tegangan tinggi adalah = 750 mm.( PUIL 2000 Bab 9 Hal. 448 )

Tegangan U (antara fasa dan bumi) Jarak aman minimum (cm)


(kV)
1 50
12 60
20 75
36 100

Dimensi trafo yang digunakan dengan data sebagai berikut :


Panjang (A) : 1530 mm
Lebar (B) : 975 mm
Tinggi (C) : 1775 mm
Sehingga diperoleh dimensi sangkar faraday terpasang sebagai berikut :
Panjang : (jarak aman trafo+panjang tangan manusia) x 2 + panjang
trafo
: ( 750 + 750 ) x 2 + 1530 mm
: 4530 mm
Lebar : (jarak aman trafo+panjang tangan manusia) x 2 + lebar
trafo
: ( 750 + 750 ) x 2 + 975 mm
: 3975 mm
Tinggi : (jarak aman trafo dengan atap) + tinggi trafo
: 1000 mm + 1775 mm
: 2775 mm

 Sehingga Sangkar Faraday yang digunakan memiliki dimensi sebagai berikut :

Panjang : 4530mm

Lebar : 3975mm

Tinggi : 2775mm
PEMILIHAN ARESTER DAN CUT OUT

1) Arester
Arester digunakan sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih,
karena kepekaan arester terhadap tegangan, maka pemakaiannya harus
disesuaikan dengan tegangan sistem, pemilihannya dimaksudkan untuk
mendapat tegaangan isolasi dasar yang sesuai dengan peralatan yang
dilindungi. Langkah memilih arester :
A. Tegangan dasar arester
Pada jaringan tegangan menengah arester ditempatkan pada sisi tegangan
tinggi yaitu 20kV, maka tegangan dasar yang digunakan adalah 20kV sama
seperti tegangan sistem
B. Tegangan tertinggi umumnya diambil harga 110% dan tegangan
nominal sistem , maka :
Vm = 20.000V x 110%

= 22.000 V

C. Koefisien pentanahan
Didefiniskan sebagai perbandingan antar Vrms fasa sehat ke tanah dalam
keadaan gangguan pada letak penangkal petir, untuk menentukan tegangan
puncak antar fasa dan ground digunakan persamaan :

𝑉𝑚 22000
𝑉𝑟𝑚𝑠 = = = 𝟏𝟓, 𝟓𝟔𝒌𝑽
√2 √2

Dari persamaan diatas diperoleh tegangan pada fasa dengan ground sistem 3
fasa:

𝑉𝑚 22000
𝑉𝑚(𝑙 − 𝐺) = = = 𝟏𝟐, 𝟔𝒌𝑽
√3 √3

𝑉𝑚 (𝐿 − 𝐺)
Koefisien Pentanahan = 𝑉𝑟𝑚𝑠
12,6𝑘𝑉
= 15,56𝑘𝑉 = 0,81
D. Rating arester
Rating = 22kV x 0,81 = 17,82kV

Jadi, untuk jaringan 20kV dibutuhkan arester dengan rating sebesar


18kV dengan basic insulation 150kV.

2) Cut Out
Karakteristik utama suatu Cut Out adalah sehubungan dengan kebutuhan
antara waktu dan arus. Pengaman Cut Out tergantung pada arus beban,
tegangan, type – sistem, dan arus gangguan yang mungkin terjadi. Keempat
faktor tersebut ditentukan dari 3 buah rating Cut Out :
 Pemilihan rating arus kontinyu
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya akan samad
engan atau lebih besar arus beban kontinyu maksimum yang
diinginkan akan ditanggung. Dalam menentukan arus beban dari
saluran, pertimbangan arus diberikan pada kondisi normal dan
kondisi over load..
 Pemilihan rating tegangan
Rating tegangan ditentukan dari karakteristik sebagai berikut :
a. Tegangan sistem fasa atau fasa ke tanah maksimum
b. Sitem pentanahan
c. Rangakaian 1 atau 3 fasa

Sesuai dengan sistem Jawa Timur maka rated tegangan


Cut Out dipilih sebesar 20kV dan masuk BIL 150.

 Pemilihan rating pemutus


Setiap transformator berisolasi minyak harus diproteksi
dengan gawai proteksi arus lebih secara tersendiri pada
sambungan primer dengan kemampuan atau setelah tidak lebih
dari 250% dari arus pengenal transformator, dengan perhitungan
Fuse Cut Out : (Berdasarkan PUIL 2000 Halaman 191)
Arus :
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜
𝐼𝑐𝑜 = 𝑥 2,5
20𝑘𝑉 𝑥 √3

800𝑘𝑉
𝐼𝑐𝑜 = 𝑥 2,5
20𝑘𝑉 𝑥 √3

= 57,73 A
PERHITUNGAN GROUNDING

Grounding atau pentanahan adalah sistem pentanahan yang terpasang pada suatu
instalasi listrik yang bekerja jika terjadi gangguan tegangan bocor, maka pekerja
maupun peralatan disekitranya tetap aman, maka dari itu titik – titik yang perlu di
grounding adalah sebagai berikut :

1) Pentanahan Body Transformator, Sangkar Faraday, dan Body Cubicle


Untuk pentanahan pada body trafim sangkara faraday dan body cubicle
harus mempunyai tahanan maksimum 5Ω, maka dari itu hal yang perlu
diperhatikan pada saat melakukan grounding adalah jari – jari, panjang dan
kedalaman elektroda yang akan dipasang. Dalam pentanahan ini menggunakan
sistem pentanahan elektroda batang tunggal, dengan catatan :
1. Elektroda ditanaman pada tanah ladang dengan tahanan jenis ;
ρ = 100 Ω / m
2. Luas penampang elektroda yang digunakan sebesar ¾ in, dengan
konfersi
¾ in = 0.01905 m , r = 0.00952 m
3. Panjang elektroda 8ft = 2, 43 m = 2 m
Maka dari itu :
𝜌 4𝑙
𝑅𝑝𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 = (𝑙𝑛 𝑟
− 1)
2𝜋𝑙
100 4𝑥2
= (𝑙𝑛 0,00952
− 1)
2𝜋2

= 40, 5 ( hasil dari perhitungan ini tidak memenuhi


syarat , karena hasilnya lebih dari 5Ω )

Karena R pentahana lebih dari 5Ω maka menggunakan konfigurasi Double


Straighgt, maka dapat dihitung :
𝑙𝑛 𝑥 𝑙 𝑙𝑛 𝑥 2
K= = 0,00952 = 72, 80
𝑟
1+𝑙 1+ 𝑙
X= = = 1, 5
𝑙 2
𝑙𝑛 𝑋 𝑙𝑛 𝑥 1,5
m= = = 0,0055
𝐾 72,80
1 +2𝑚 1 + 2(0,0055)
Faktor pengali konfigurasi = = = 0,505
2 2

𝜌
Rpt = x faktor pengali
2𝜋𝑙

100
= x 0,505
2𝜋2

= 4,018 ( Hasil hitungan memenuhi syarat, karena kurang dari 5Ω )

Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang


tunggal, dengan sistem double straight sbesar 4,02Ω, sehingga memenuhi syarat
pada PUIL.

2) Pentanahan Arester dan Kabel N2XSEFGBY


Agar bahaya sambaran petir tidak masuk kedalam sistem maka arester
harus ditanahkan. Pada pentanahan ini menggunakan elektroda batang tunggal
dengan spesifikasi :
 Elektroda ditanaman pada tanah ladang dengan tahanan jenis ;
ρ = 100 Ω / m
 Luas penampang elektroda yang digunakan sebesar ¾ in, dengan konfersi
¾ in = 0.01905 m , r = 0.00952 m
 Panjang elektroda 8ft = 2, 43 m = 2 m
Maka dari itu :
𝜌 4𝑙
𝑅𝑝𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 = (𝑙𝑛 𝑟
− 1)
2𝜋𝑙
100 4𝑥2
= (𝑙𝑛 0,00952
− 1)
2𝜋2

= 40, 5 ( hasil dari perhitungan ini tidak memenuhi


syarat , karena hasilnya lebih dari 5Ω )

Karena R pentahana lebih dari 5Ω maka menggunakan konfigurasi Double


Straighgt, maka dapat dihitung :
𝑙𝑛 𝑥 𝑙 𝑙𝑛 𝑥 2
K= = 0,00952 = 72, 80
𝑟
1+𝑙 1+ 𝑙
X= = = 1, 5
𝑙 2
𝑙𝑛 𝑋 𝑙𝑛 𝑥 1,5
m= = = 0,0055
𝐾 72,80

1 +2𝑚 1 + 2(0,0055)
Faktor pengali konfigurasi = = = 0,505
2 2

𝜌
Rpt = x faktor pengali
2𝜋𝑙

100
= x 0,505
2𝜋2

= 4,018 ( Hasil hitungan memenuhi syarat, karena kurang dari 5Ω )

Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang


tunggal, dengan sistem double straight sbesar 4,02Ω, sehingga memenuhi syarat
pada PUIL.

You might also like