Professional Documents
Culture Documents
F7 – MINI PROJECT
OLEH:
dr. WAHYUNI
dr. NUR INDAH PRATIWI
dr. AMIRAH ZAHIDAH MARDHIYAH
dr. TITAH MAGHFIRAH A.ABDULLAH
PENDAMPING:
PUSKESMAS SIMPONG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Program Perbaikan Gizi Makro menyatakan bahwa Kurang Energi Kronik merupakan
keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik)
yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada
wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil yang disebabkan akibat dari
KEK adalah keadaan kekurangan asupan energi dan protein pada wanita usia
subur (WUS) yang berlangsung secara terus menerus dan mengakibatkan gangguan
adalah keadaan dimana remaja putri/wanita usia subur mengalami kekurangan gizi (kalori
Menurut WHO (2007), angka kejadian KEK pada ibu hamil di Indonesia masih
tergolong tinggi yaitu sebesar 35,5%. Masalah kekurangan gizi pada ibu dalam masa
kehamilan, salah satunya yang masih memerlukan perhatian saat ini antara lain adalah
masalah ibu hamil yang menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK).1Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) diketahui bahwa prevalensi risiko ibu hamil usia
15-49 tahun yang menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK) mencapai 24,2 %.4,5
Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap kesehatan dan
keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang akan dilahirkan. Kurang Energi Kronik
(KEK) pada ibu hamil perlu diwaspadai dikarenakan ibu dapat melahirkan berat bayi
mempengaruhi kecerdasan anak di kemudian hari dan kemungkinan prematur. Ibu hamil
yang berisiko KEK adalah ibu hamil yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Berdasarkan permasalahan dan dampak yang akan timbul akibat kejadian KEK di
atas, dan melihat angka kejadian KEK di wilayah kerja Puskesmas Simpong, sehingga
secara spesifik terhadap ibu hamil yang mengalami KEK agar dapar mempermudah
petugas Pukesmas Simpong untuk melakukan intervensi terhadap ibu hamil dengan KEK.
1. Tujuan Umum
Untuk mengumpulkan data angka kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja
2. Tujuan Khusus
a. Membandingkan angka kejadian KEK pada ibu hamil di tahun 2017 dengan
tahun sebelumnya.
b. Menurunkan jumlah angka kejadian KEK di wilayah kerja Puskesmas
Simpong.
1. Masyarakat
Mengurangi resiko angka kesakitan, kecacatan dan kematian pada bayi baru
2. Puskesmas
3. Dokter Internsip
ibu hamil
A. DEFENISI
penelitian Surasih tentang Program Perbaikan Gizi Makro yang menyatakan bahwa
Kurang Energi Kronik merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan
pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil yang
KEK adalah keadaan kekurangan asupan energi dan protein pada wanita usia
subur (WUS) yang berlangsung secara terus menerus dan mengakibatkan gangguan
kesehatan.2
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita usia subur
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun.3,4
KEK adalah keadaan dimana remaja putri/ wanita hamil mengalami kekurangan
gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun.Resiko KEK adalah
keadaan dimana remaja putri/ wanita hamil mempunyai kecenderungan menderita KEK.
kematian ibu adalah perdarahan (28%) dan infeksi, yang dapat disebabkan anemia dan
Menurut WHO (2007), angka kejadian KEK pada ibu hamil di Indonesia masih
tergolong tinggi yaitu sebesar 35,5%. Masalah kekurangan gizi pada ibu dalam masa
kehamilan, salah satunya yang masih memerlukan perhatian saat ini antara lain adalah
masalah ibu hamil yang menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK).1Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) diketahui bahwa prevalensi risiko ibu hamil usia
15-49 tahun yang menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK) mencapai 24,2 %.4,5
Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang
dikandungnya, sehingga dibutuhkan gizi yang cukup pada ibu untuk pertumbuhan janin
bisa berjalan dengan pesat dan tidak mengalami hambatan. Pada umumnya, pada ibu-ibu
yang hamil dengan kondisi kesehatan yang baik, dengan sistem reproduksi yang normal,
tidak sering menderita sakit, tidak ada gangguan gizi pada masa pra-hamil maupun pada
saat hamil, akan menghasilkan bayi yang lebih sehat disbanding dengan ibu hamil yang
kondisinya buruk.7
energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.Peningkatan energi dan zat gizi
zat gizi tertentu berupa energi, protein, dan beberapa mineral seperti zat besi dan
kalsium.Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000
kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak
Perencanaan gizi untuk ibu hamil sebaiknya mengacu pada RDA (Recommended
Dietary Allowances). Dibandingkan ibu yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan
protein meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50%, dan zat besi 200 –
300%.8
Tambahan asupan gizi pada saat hamil diperlukan untuk ibu maupun
menambah volume darah dan cairan amnion (cairan ketuban).Sedangkan untuk ibu,
diperlukan sebagai cadangan, baik dalam bentuk protein maupun lemak untuk keperluan
sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir
ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta
tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. Dalam hal ini sumber tenaga yaitu
karbohidrat dan lemak, sumber pembangun yaitu protein, serta sumber pengatur dan
pelindung yaitu air, vitamin dan mineral.11 Berikut tabel kebutuhan zat gizi ibu hamil,
yaitu:
protein. Jika ibu kekurangan zat energi maka fungsi protein untuk membentuk glukosa
akan didahulukan. Pemecahan protein tubuh ini pada akhirnya akan menyebabkan
melemahnya otot-otot dan jika hal ini terjadi secara terus menerus, akan terjadi deplesi
masa otot karena salah satu fungsi dari protein adalah untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan sel-sel.1
1. Faktor Langsung3,6,13
a. Infeksi
b. Asupan Makanan
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Karena
pada ibu yang terlalu muda (<20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara
janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya
perubahan hormonal yang terjaid selama kehamilan. Sehingga usia yang paling
baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan
d. Jarak kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup
lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak
yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh
mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi
e. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
Primipara adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan satu kali
Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas
Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau
lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas
didapatkan tidak cukup, praktek kesehatan yang buruk, kurangnya pendidikan dan
pangan di tingkat keluarga.Daya beli keluarga dipengaruhi dua factor yaitu harga
otomatis konsumsi makan dan konsumsi zat gizi per anggota keluarga berkurang
Secara spesifik, penyebab Kurang Energi Kronik (KEK) adalah akibat dari
secara musiman atau secara kronis di tingkat rumah tangga, distribusi ibu di
dalam rumah tangga yang tidak proporsional dan beban kerja yang berat. Faktor
makanan yang harus dibeli dari pasar, apakah mereka mampu membeli atau
baik makanan yang diperoleh, dengan kata lain semakin tinggi penghasilan,
sedangkan jika memiliki uang yang lebih kebutuhan gizi yang dianjurkan
apa yang dibeli, yang mana semakin tinggi pendapatan semakin bertambah
2) Pendidikan Ibu
pendidikan merupakan salah satu ukuran yang digunakan dalam status sosial
ekonomi.
Pendidikan formal dari ibu rumah tangga seringkali memiliki asosiasi yang
nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi daripada yang kurang
bergizi.
disekitar, seperti informasi yang berasal dari media cetak, elektronik, dan
Tingginya tingkat pendidikan ibu hamil atau suami akan menurunkan angka
kejadian KEK pada ibu hamil dengan pendapat bahwa semakin tinggi
pendapatan keluarga termasuk kesehatan atau gizi ibu hamil pada perhatian
Pada ibu dengan pendidikan yang tinggi juga biasanya tidak banyak
dipengaruhi oleh praktik tradisional yang merugikan terhadap ibu hamil dan
Kebutuhan energi untuk kegiatan ringan, sedang, berat dan sangat berat
jam. Untuk kegiatan ringan misalnya ibu rumah tangga yang melakukan
memukul karpet, kerja dipertanian dan untuk kegiatan sangat berat misalnya
pekerja bangunan.
Namun pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-
zat gizi yang dikonsumsi selain untuk aktivitas/kerja zat-zat gizi juga
sebesar 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari, yaitu sekitar
kurang lebih 300 kal/hari. Protein juga diperlukan sekali dalam kehamilan,
yaitu 10-12 gr per hari dan tidak ada perubahan tingkat kegiatan.
tangga seperti wanita karir dan pekerja swasta aktif, kemudian diikuti oleh
wanita yang berperan sebagai orang tua tunggal dan yang terakhir adalah
dan sarana kesehatan yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan,
ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, maka makin kecil risiko
Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil perlu diwaspadai dikarenakan ibu
dapat melahirkan berat bayi lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak janin
prematur.Ibu hamil yang berisiko KEK adalah ibu hamil yang memiliki ukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5cm. Apabila kebutuhan gizi itu tidak terpenuhi
maka akan terjadi berbagai gangguan baik pada ibunya sendiri maupun pada janinnya.6
1. Pada Ibu
Pada setiap masa kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan
kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan
perkembangan janin. Tambahan makanan untuk ibu hamil dapat diberikan dengan cara
meningkatkan baik kuakitas maupun kuantitas makanan ibu hamil sehari-hari, bisa juga
dengan memberikan tambahan formula khusus untuk ibu hamil. Apabila makanan
selama hamil tidak tercukupi maka dapat mengakibatkan kekurangan gizi sehingga ibu
hamil mengalami gangguan. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan
komplikasi pada ibu hamil antara lain anemia, berat badan tidak bertambah secara
normal dan terkena infeksi. Pada saat persalinan gizi kurang dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah
2. Pada Anak
Untuk pertumbuhan janin yang baik diperlukan zat-zat makanan yang adekuat,
makanan ke janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang
mengalir melalui plasenta dan zat-zat makanan yang diangkutnya. Gangguan suplai
makanan dari ibu mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran (abortus), bayi lahir mati (kematian neonatal), cacat bawaan, lahir dengan
Tingginya insidensi BBLR tersebut erat hubungannya dengan status gizi yang
kurang baik sebelum dan selama kehamilan, sehingga Ibu hamil yang mengalami
kurang gizi, dalam hal ini KEK (Kurang Energi Kronik) dapat meningkatkan risiko
Penilaian status gizi adalah interpretasi dari suatu data yang ditemukan dengan
berisiko atau dengan status gizi buruk. Penilaian status gizi bertujuan untuk mengetahui
status gizi, yaitu status gizi buruk, kurang baik dan lebih.17 Metode dalam penilaian status
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi
Relatif murah
Objektif
Gradeable
antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala
Metode penilaian yang digunakan untuk memantau status gizi ibu hamil
Lingkar Lengan Atas (LiLA), metode ini diguanakan untuk mendeteksi adanya
KEK pada wanita usia subur dan ibu hamil. LiLA ini mencerminkan tumbuh
kembang jaringan lemak dan otot yang tidak dipengaruhi oleh cairan tubuh secara
KEK oleh departemen kesehatan yang diperuntukkan untuk ibu hamil. Ambang
batas LiLA pada WUS dengan resiko KEK apabila LiLA kurang dari 23,5
a) Alat
Pita LiLA sepanjang 33 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Pita LiLA adalah
alat yang sederhana dan praktis yang telah digunakan dilapangan untuk
Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek
Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal bahu terlihat
c) Pengukuran
Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan
ke arah perut
Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kearah
yang uji secara laboratorium dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
d. Biofisik. Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
a. Survei konsumsi makanan. Merupakan metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan cara melihat jumlah dan jenis gizi yang dikonsumsi.
b. Statistik vital. Pengukuran dengan menganalisis beberapa data statistik seperti
c. Faktor ekologik. Jumlah dan jenis makanan yang tersedia sangat tergantung dari
Pada Ibu hamil ada 10 T pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi faktor
Care).Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester ketiga menyatakan ibu kurus
memiliki kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Kenaikan
berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
Pengukuran tinggi badan dilakukan pada awal ANC saja. Tinggi badan kurang dari
kurang dari 1,5 meter dapat menjadi alas an untuk direncanakannya proses persalinan
dengan cara operasi, sehingga ibu hamil bersama suaminya dapat menyiapkan biaya
Pengukuran tekanan darah dilakukan secara rutin setiap ANC (Antenatal Care),
diharapkan tekanan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan normal (120/80
dapat terjadinya preeklampsia dan eklampsia (keracunan dalam masa kehamilan) dan
dapat menyebabkan ancaman kematian bagi ibu dan janin/bayinya.Hal yang juga
harus menjadi perhatian adalah tekanan darah rendah (hipotensi), seringkali disertai
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA). Pengukuran LiLA dilakukan pada wanita
usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamil untuk memprediksi adanya kekurangan
energy dan protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam waktu lama.
Secara sederhana, bidan atau dokter saat melaksanakan ANC pada seorang ibu
secara seksama. Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Pemantauan ini bertujuan untuk
melakukan suatu pemeriksaan untuk menentukan posisi janin, terutama saat trimester
III atau menjelang waktu prediksi persalinan. Selain itu, akan dilakukan pula
pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan
ibu dn perkembangan janin, khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Denyut
jantung janin normal permenit adalah 120-160 kali. Pemeriksaan denyut jantung janin
harus dilakukan pada ibu hamil, dan denyut jantung janin baru dapat didengar pada
Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi janin dan denyut jantung
janin saat ini adalah USG (Ultra Sono Grafi). USG adalah suatu alat dalam dunia
frekuensi yang tinggi yaitu 250 kHz – 2.000 kHz) yang kemudian hasilnya
ditampilkan dalam layar monitor. USG ini aman untuk janin dan sang ibu.
kematian bayi dan neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus, maka dilakukan
diantaranya :
Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonates (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi
secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal (pada ibu hamil) dan tetanus
pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau tidak pada ibu hamil. Sebaiknya
pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak trimester I, sehingga apabila ditemukan kondisi
laboratorium lainnya seperti tes fungsi ginjal, kadar protein (albumin dan globulin),
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil saat
lain selama kehamilan. Sehingga ketika waktu persalinan dapat berlangsung dengan
8. Pemberian Tablet Fe
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3 bulan
terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi
untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada
pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu
hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan, dan adanya
kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan
Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap
sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia.
Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD).
9. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
Ibu hamil risiko tinggi terhadap PMS, sehingga dapat mengganggu saluran
untuk rujukan.Hal ini bertujuan untuk melakukan pemantauan terhadap adanya PMS
harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara, antara lain :
tepat.
c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan
proses kelahiran
1. Peningkatan variasi dan jumlah makanan. Oleh karena kandungan zat gizi pada setiap
jenis makanan berbeda-beda dan tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung
zat gizi secara lengkap, maka untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar zat gizi
diperlukan konsumsi makanan yang beragam. Selain itu, karena kebutuhan energy
dan zat gizi lainnya pada ibu hamil dan ibu menyusui meningkat maka jumlah
2. Mengurangi beban kerja pada wanita, terutama pada ibu yang sedang hamil. Pada
beberapa penelitian menunjukkan bahwa beban kerja yang berat pada wanita hamil
A. Pengumpulan Data
B. Metode Penilitian
Pegumpulan data ibu hamil yang menderita KEK di wilayah kerja Puskesmas
Simpong.
D. Metode Pengukuran
Metode penilaian yang digunakan untuk memantau status gizi ibu hamil adalah
Lengan Atas (LiLA). Ambang batas LiLA pada WUS dengan resiko KEK apabila LiLA
A. Data Geografis
Kecamatan Luwuk Selatan pada posisi astronomi 0030’-2°20’ Lintang Selatan dan
122023’124°20’ Bujur Timur dengan luas wilayah 65,80 km2 yang terdiri dari 9
Kelurahan dan 1 Desa sejak pemekaran kecamatan 1 November Tahun 2011. Topografi
wilayah 85,97% dengan ketinggian < 500 mdpl, 7,80% dengan ketinggian 500-700
mdpl dan 6,23% dengan ketinggian > 700 mdpl di atas permukaan laut (mdpl). Adapun
diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga
kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun yang bekerja di sektor swasta
perlu diketahui. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan. Pada tahun 2015 di Kecamatan Luwuk Selatan, jumlah
tenaga kesehatan (medis, perawat dan bidan, farmasi, gizi, teknisi medis, sanitasi serta
termasuk pustu dan polindes. Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Luwuk Selatan
3 Perawat 14 28,58
5 Bidan 10 20,41
6 Apoteker 1 2,04
8 Kesmas 8 16,33
9 Sanitarian 5 1,20
10 Nutrisionis 2 4,08
Jumlah 49 100
1. Puskesmas
telah lebih merata. Tahun 2016 Kecamatan Luwuk Selatan memiliki 1 Puskesmas
Rawat Jalan Konsep wilayah kerja Puskesmas dimana sasaran penduduk yang
di wilayah kerjanya dengan jumlah penduduk 22.552 jiwa. Selain Puskesmas juga
2. Rumah Sakit
antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang diukur dengan
jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk. Di
dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Apotek sebagai salah satu sarana
(Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa) dan sebagainya. Posyandu
merupakan salah satu bentuk UKMB yang paling dikenal masyarakat. Posyandu
buah. Tahun 2016 rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 1,1 atau rata-
pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga
TABEL PERBANDINGAN IBU HAMIL DENGAN KEK TAHUN 2016 DAN 2017
Bumil KEK
No. Kelurahan
2016 2017
1 Hanga-Hanga 14 13
2 Jole 4 7
3 Simpong 20 19
4 Maahas 1 9
5 Kompo 5 4
6 Tombang Permai 3 2
7 Tanjung Tuwis 1 2
8 Bukit Mambual 6 3
9 Bubung 1 -
Total: 56 59
25
20
15
10
2016
5 2017
0
BAB V
DISKUSI
Berdasarkan hasil pengambilan data ibu hamil yang menderita KEK di wilayah
kerja Puskesmas Simpong tahun 2017 dan 2016 dengan metode pemantauan status gizi
ibu hamil dengan cara pengukuran langsung (antropometri) yaitu pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) yang diambil dari kunjungan Puskesmas/ family folder, kunjungan
Pada tahun 2016, dari sembilan kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Simpong
Sedangkan pada tahun 2017, dari sembilan kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Sehingga, dari data-data yang didapatkan di atas dapat disimpulkan bahwa dari
tahun 2016, ibu hamil yang mederita KEK tidak mengalami angka penurunan kejadiandi
tahun 2017.Maka dari itu, dirasakan perlu untuk dilakukan tindakan penanganan dan