You are on page 1of 22

MAKALAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

Christy Arum 23:35

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSALINAN

Nama Kelompok :

ANJAR SARI (09.630.009)


AULAANA SAKHIYA ZEN (09.630.016)
BAIQ RANI RUKYANTI (09.630.020)
DWI MUKTI MULUNA (09.630.027)
FIFIT FIDYA W. (09.630.037)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURABAYA
2009-2010

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN”


yang disusun oleh:

1. Anjar Sari NIM: 09.630.009


2. Aulaaana Sakhiyah Zen NIM: 09.630.016
3. Baiq Rani Rukyanti NIM: 09.630.020
4. Dwi Mukti Muluna NIM: 09.630.027
5. Fifit Fidyawati NIM:09.630.037

Telah di setujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Mengetahui
Dosen Pembimbing

Umi Ma’rifah, SST

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSALINAN“ ini dapat terselesaikan.

Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat Ibu Umi Ma’rifah, SST yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami memohon saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya
membangun.

Surabaya, 30 maret 2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................................
1.1 Latar belakang .................................................................................................

1.2 Rumusan masalah............................................................................................

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum .........................................................................................


1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN ..............................................................................................
2.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSALINAN.....................................................................
2.1.1 Power..........................................................................
2.1.2 Passage.......................................................................
2.1.3 Passanger....................................................................
2.1.4 Psikologis...................................................................
2.1.5 Penolong.....................................................................
2.2 KELAINAN PADA POWER,PASSEGE
DAN PASSANGER..............................................................
2.2.1 Kelainan His.................................................................
2.2.2 Kelainan jalan lahir.......................................................
2.2.3 Kelainan genetik...........................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan

3.2 Saran......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tulang panggul………………………………………………….


Gambar 2.2 Bidang panggul………………………………………………….
Gambar 2.3 Bentuk panggul………………………………………………….
Gambar 2.4 Tulang tengkorak…………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian perubahan yang
besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini di definisikan sebagai
pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur
yang terjadi sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik.

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan
ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja membawa
keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada sebagian besar kasus, penanganan
yang terbaik dapat berupa “observasi yang cermat”

Kematian ibu banyak disebabkan oleh infeksi Nifas yaitu infeksi luka jalan lahir. Seperti
Toxemia 19,2%, Hemorrhage 14,4%, infeksi 23,4%, Non Abortus 12,8%, Abortion 10,6%
dan yang lainnya 43,0%. Kebanyakan kematian ibu dapat dicegah,misalnya kematian akibat
perdarahan dengan pertolongan tepat dan cepat dan dengan persediaan darah yang
cukup,Toxaemia dengan prenatal care (perawatan dan pengawasan sebelum melahirkan),
yang teliti,infeksi dengan kebersihan badan, pertolongan aseptis dan dengan antibiotika,dapat
menurunkan angka kematian ibu.

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan sehingga


diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada proses persalinan dapat
memperhatikan faktor-faktor tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH :


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan?
2. Apa saja kelainan-kelainan yang terjadi pada power,passage dan passenger?

1.3 TUJUAN :
1.3.1 Tujuan umum:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi persalinan.
2. Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada kehamilan.
1.3.2 Tujuan khusus:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh power pada persalinan
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh passage pada persalinan.
3. Untuk mengetahui bagaimana pangaruh passenger pada persalinan.
4. Untuk mengetahui pengaruh psikologis pada persalinan.
5. Untuk mengetahui peran penolong dalam persalinan.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

2.1.1 POWER (KEKUATAN HIS DAN MENGEJAN)


Seperti yang telah dikemukakan bahwa kekuatan yang mendorong janin dalam
persalinan ialah: his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament.
Keempat kekuatan tersebut bekerja sama dengan baik dan sempurna.

A. HIS (KONTRAKSI UTERUS)


1. Pengertian His:
His adalah Kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna dengan sifat-sifat:
1. Kontraksi simetris
2. Fundus dominan
3. Relaksasi

Pada waktu kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih
pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion kearah
segmen bawah rahim dan serviks.

2. Macam-Macam His:

a. His pendahuluan

Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai,sudah ada kontraksi
rahim yang disebut His pendahuluan atau his palsu,yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan daripada interaksi dari Braxton Hicks.
His pendahuluan ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri diperut bagian bawah dan lipat
paha tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagina bawah seperti
his persalinan.
His pendahuluan tidak bertambah kuat dengan majunya waktu pertentangan dengan his
persalinan yang makin lama makin kuat yang paling penting ialah bahwa his pendahuluan
tidak mempunyai pengaruh pada serviks.

b. His Persalinan

Walaupun His itu suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis akan tetapi
bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya bersifat nyeri.
Nyeri ini mungkin disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot-otot waktu kontraksi,tekanan pada
ganglia dalam serviks karena kontraksi atau regangan dan tarikan pada peritoneum waktu
kontraksi.

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam:


1. His pembukaan (kala I):
His yang menimbulkan pembukaan dari serviks
2. His pengeluaran (kala II):
His yang mendorong anak keluar. His pengeluaran biasanya disertai dengan keinginan
mengejan.
3. His pelepasan uri (kala III) yang melepaskan uri
4. His pengiring (kala IV):
Kontraksi lemah,masih sedikit nyeri,pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.

Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar catatan tentang his pada
status wanita tersebut. Catatan tersebut memuat tentang:
1. Frekuensi: adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau per 10 menit
2. Amplitudo (intensitas): adalah kekuatan his diukur dalam mmHg. Dalam praktek,kekuatan
his hanya dapat di raba secara palpasi apakah sudah kuat atau masih lemah
3. Aktifitas His: adalah frekuensi x Amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
4. Durasi His: adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,misalnya selama 40
detik.
5. Datangnya His: apakah datangnya sering,teratur, atau tidak
6. Interval: adalah masa relaksasi
Pace Maker adalah pusat koordinasi his yang berada pada uterus di sudut tuba dimana
gelombang his berasal. Dari sini gelombang his bergerak ke dalam dan kebawah dengan
kecepatan 2 cm tiap detik mencakup seluruh otot-otot uterus. His yang sempurna mempunyai
kekuatan paling tinggi di fundus uteri disebut fundus dominan. Oleh karena serviks tidak
mempunyai otot-otot yang banyak,maka pada setiap his terjadi keluhan pada serviks:
 Tertarik dan mendatar (effacement)
 Membuka (dilatasi)

B. TENAGA MENGEJAN
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak
keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang
mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga
mengejan waktu kita BAB tapi jauh lebih kuat lagi. Rupanya waktu kepala sampai pada dasar
panggul,timbul suatu reflex yang mengakibatkan bahwa pasien menutup
glottisnya,mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah.
Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling
efektif sewaktu kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir,misalnya
pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps
Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding lahir

2.1.2 PASSAGE
A. Bagian-Bagian Panggul:
1. Bagian keras panggul wanita terdiri dari dan berfungsi:
a. Panggul besar (pelvis mayor)
1) Menyangga isi abdomen
b. Panggul keci (pelvis minor)
1) Membentuk jalan lahir
2) Tempat alat genitalia
2. Bagian lunak panggul wanita berfungsi:
a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir
b. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun saat kala
nifas
c. Saat persalinan,berperan dalam proses kelahiran dan kala uri.

B. Tulang Panggul

Gambar 2.1 tulang panggul


(http://www.lusa.web.id)

1. Tulang pangkal paha (os Coxae)

Terdiri dari tiga buah tulang yang berhubungan satu sama lainnya pada asetabulum,yaitu
mangkok tempat dari kepala tulang paha (kaput femoris),ketiga tulang tersebut adalah tulang
usus (os ilium),tulang duduk (os ischium),dan tulang kemaluan (os pubis).

a. Tulang usus (os ilium)


1) Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang panggul.
2) Batas atasnya merupakan penebalan tulang yang disebut Crista iliaka
3) Ujung depan dan belakang Crista iliaka menonjol: spina iliaka anterior superior dan spina
iliaka posterior superior.
4) Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam tulang usus yang membagi pelvis mayor dan
minor disebut linea innominata atau linea terminalis
5) Linea terminalis merupakan bagian dari PAP.

b. Tulang duduk (os ischium)


1) Terdapat disebelah bawah tulang usus
2) Pinggir belakangnya menonjol spina ischiadika
3) Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal,yang mendukung badan saat duduk disebut tuber
ischiadikum

c. Tulang kemaluan (os pubis)


1) Terdapat disebelah bawah dan depan tulang usus
2) Dengan tulang duduk dibatasi foramen abturatorium
3) Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus: ramus superior os pubis

2. Tulang kelangkang (os sacrum)


Berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil bagian bawah. Tulang
kelangkang terletak diantara kedua tulang pangkal paha yang terdiri dari:
1) 5 ruas tulang yang berhubungan erat
2) Permukaan depan licin dengan kelengkungan dari atas kebawah dan dari kanan maupun kiri.
3) Dikanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf foramina sakralia
anterior
4) Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas ke 5
5) Tulang kelangkang paling atas mempunyai tonjolan besar kedepan disebut promontorium
6) Kesamping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui artikulasio
sacro iliaka
7) Kebawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging

3. Tulang tungging (os Coccygis)


1) Bentuk segitiga dengan ruas 3-5 buah dan bersatu
2) Pada saat persalinan tulang tungging dapat didorong kebelakang sehingga memperluas jalan
lahir

(sumber: Ida Bagus Gde Manuaba;67-68)

C. Bidang dan ukuran panggul


Gambar 2.2 bidang panggul
(www.wikipedia.org)

Di bagi menjadi 4 bidang:

1. Pintu atas panggul


Batas-batasnya ialah promontorium,sayap sacrum,linea innominata, ramus superior
ossis pubis dan pinggir atas simpisis:
a. Ukuran muka belakang :11 cm
b. Ukuran melintang: Indonesia 12,5cm. eropa 13,5 cm
c. Ukuran serong: 13 cm
2. Bidang Luas Panggul
Batas-batasnya ialah antar pertengahan simpisis menuju pertemuan tulang belakang ke
dua dan ketiga.
a. Ukuran muka belakang: 12,75 cm
b. Ukuran melintang: 12,5 cm
3. Bidang sempit panggul
Batas-batasnya ialah membentang setinggi tepi bawah simpisis menuju kedua spina
ischiadika dan memotong tulang kelangkang setinggi 1-2 cm diatas ujungnya
a. Ukuran muka belakang: 11,5cm
b. Ukuran melintang: 10 cm
c. Diameter: 5 cm

4. Pintu bawah panggul


Batas-batasnya ialah segitiga depan tuber ischiadika dengan dibatasi arcus
pubis,segitiga belakang tuber ischiadika dibatasi oleh ligamentum sacrotuberosum kanan dan
kiri
a. Ukuran muka belakang: 11,5 cm
b. Ukuran melintang: 10,5 cm
c. Diameter:7,5 cm

(sumber: unversitas pandjajaran Bandung;19-22)

D. Bentuk panggul

Gambar 2.3 bentuk panggul


(www.wikipedia.org)

1. Panggul Gynecoid
a. Bentuk ini adalah yang khas bagi wanita
b. Diameter sagitalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter sagitalis anterior.
c. Batas samping segmen posterior membulat dan segmen anterior juga membulat dan luas.
d. Diameter transversa kira-kira sama panjangnya dengan diameter anterior superior hingga
bentuk P.A.P mendekati bentuk lingkaran (bulat)

2. Panggul android
a. Diameter sagitalis posterior jauh lebih pendek dari diameter sagitalis anterior.
b. Batas samping segmen posterior tidak membulat dan membentuk sudut yang runcing dengan
pinggir samping segmen anterior.
c. Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga.
d. Dinding samping panggul convergen,spina ischiadika menonjol,arcus pubis sempit.
3. Panggul anthropoid
a. Diameter antero posterior darr P.A.P lebih besar dari diameter tranversa hingga bentuk P.A.P
lonjong kedepan.
b. Bentuk segmen anterior sempit dan runcing.
c. Incisura ischiadika major luas.
d. Dinding samping covergen,sacrum letaknya agak ke belakang,hingga ukuran
e. antero posterior besar pada semua bidang panggul

4. Panggul platypelloid
a. Bentuk ini sebetulnya panggul ginecoid yang picak;diameter antero posterior kecil,diameter
tranversa biasa.
b. Segmen anterior lebar
c. Sacrum melengkung
d. Incisura ischiadika lebar.

(sumber:universitas pandjajaran Bandung:41-42)

2.1.3 PASSENGER

A. JANIN

1. Kepala Janin dan Ukurannya

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Biasanya apabila
kepala janin sudah lahir,maka bagian-bagian lain dengan mudah menyusul kemudian.
Gambar 2.4 tulang tengkorak
(www.wikipedia.org)

a. Tulang tengkorak

1) Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak.


a) Os nasalis (tulang hidung)
b) Os maksilaris (tulang rahang atas)
c) Os mandibularis (tulang rahang bawah)
d) Os Zygomaticum (tulang pipi)
2) Bagian tengkorak
a) Os frontalis (tulang dahi)
b) Os parietalis (tulang ubun-ubun)
c) Os temporalis (tulang pelipis)
d) Os occipitalis (tulang belakang kepala)
3) Sutura
a) Sutura sagitalis (sela panah)
b) Sutura coronaria (sela mahkota)
c) Sutura Lambdoidea (sela lambda)
d) Sutura frontalis (sela dahi)
4) Ubun-Ubun (fontanel)
a) Ubun-ubun besar (fontanel mayor)=bregma
b) Ubun-ubun kecil (fontanel minor)

5) Daerah-daerah
a) Sinciput (depan kepala)
b) Vertex (puncak kepala)
c) Occiput (belakang kepala)

b. Ukuran kepala

1) Ukuran Diameter
a) Diameter Suboccipito-Bregmatika: 9,5 cm
b) Diameter Suboccipito-Frontalis :11 cm
c) Diameter Occipito-Frontalis : 12cm (letak puncak kepala)
d) Diameter Mento-occipitalis : 13,5 cm (letak dahi)
e) Diameter submento-Bregmatika: 9,5 cm
f) Diameter Biparietalis : 9 cm
g) Diameter bitemporalis : 8 cm

2) Ukuran Lingkaran
a) Circumferensia Fronto-Occipitalis : 34 cm
b) Circumferensia Mento-occipitalis : 35 cm
c) Circumferensia SubOccipito-bregmatika: 32 cm

2. Postur Janin Dalam Lahir

a. Sikap (Habitus)
Sikap menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya
terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi diman kepala,tulang
punggung dan kaki dalam keadaan fleksi,serta lengan bersilang di dada

b. Letak janin (situs)


Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu, misalnya letak
lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu, letak membujur dimana sumbu janin
sejajar dengan sumbu ibu: ini bisa letak kepala,atau letak sungsang
c. Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah rahim yang
dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala,presentasi
bokong,presentasi bahu,dll.
d. Bagian terbawah janin
Sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.
e. Posisi
Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah
sebelah kanan,kiri,depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya pada
letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan,UUK kanan belakang.
(sumber: universitas pandjajaran Bandung;185-192)

B. PLASENTA
1. Pengertian plasenta
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran
zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenata,baik tidaknya
anak tergantung pada baik buruknya faal plasenta.
Pada penampang sebuah plasenta, yang masih melekat pada dinding rahim Nampak bahwa
plasenta terdiri dari 2 bagian,yaitu:
a. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut: piring penutup atau membrane chorii,yang
dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin,chorion dan villi.
b. Bagian yang terbentuk oleh jaringan ibu disebut: piring deciduas atau piring basal yang
terdiri dari decidua compacta dan sebagian dari deciduas spongiosa,yang kelak ikut lepas
dengan plasenta.
2. Faal plasenta
a. Plasenta sebagai tempat pertukaran zat:
Mula-mula makanan bagi janin diambil dengan penghancuran dan absorpsi dari decidua,dan
kemudian dari darah ibu.
Zat yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hydrat arang,zat lemak, zat protein,vitamin dan
mineral diambil dari darah ibu. Ada juga bukti bahwa zat-zat immune ibu dapat masuk ke
dalam darah anak. Sebaliknya zat sampah seperti CO2 dan ureum dibuang kedalam darah ibu
b. Plasenta dapat menghasilkan hormone:
1) Steroid hormone: estrogen dan progesterone
2) Protein hormone: Human Chorionic Gonadotropin Hormone (HCG), Human Plasental
Lactogen Hormone (HPL), Human Chorionic Thyrotropin Hormon (HCT), Human Chorionic
Corticotropin Hormon (HCCT)
3) Releasing Hormon: TSH releasing hormone dan LH/FSH releasing hormone.
c. Plasenta sebagai Barrier
1) Barrier mekanis physis terhadap erythrocyte,kuman dan molekul besar.
Plasenta menghalangi masuknya kuman yang terdapat dalam darah ibu kedalam janin,tapi
virus sedemikian kecilnya hingga tidak dapat terhalang oleh plasenta.
2) Barrier kimiawi
Beberapa zat yang masuk kedalam syncitium dirubah,seperti insulin yang berasal dari ibu.
(sumber:Obstetri Fisiologi;109-119)

C. AIR KETUBAN

1. Pengertian air ketuban


Air ketuban berada dalam ruangan amnion. banyaknya kadang-kadang sangat
berbeda. Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban,kalau banyaknya lebih dari 2 liter
dinamakan Polyhydramnion atau Hydramnion. kalau terlalu sedikit,kurang dari 500cc
disebut oligohidramnion.
Air ketuban untuk sebagaian besar terdiri dari air tapi mengandung juga sedikit
ureum, protein, asam urine, gula, garam-garam malahan juga enzim-enzim. Sifat-sifat air
ketuban seperti jernih atau keruhnya,banyaknya dan susunannya dapat dipergunakan untuk
pengenalan keadaan janin dengan cara amnioskopi.
2. Faal air ketuban adalah:
a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan bebas kesegala jurusan
karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya. Hal ini sangat penting karena
seandainya anak tertekan oleh alat sekitarnya maka pertumbuhan tentu terganggu.
b. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap gerakan-
gerakan anak. Kalau air ketuban berkurang,pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu.
c. Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.
d. Waktu persalinan membuka serviks dengan mendorong selaput janinke dalam ostium uteri.
Bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban, dan
ketuban inilah yang membuka serviks.
(sumber:Obstetri Fisiologi;120-121)

2.1.4 PSIKIS (PSIKOLOGIS)


Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa
kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati,
seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya
rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu
berlangsung bila kehamilannya mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan
yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :
 Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
 Pengalaman bayi sebelumnya
 Kebiasaan adat
 Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

2.1.5 PENOLONG
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi
yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan
skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

2.2 KELAINAN-KELAINAN PADA POWER,PASSENGER DAN PASSAGE

2.2.1 Kelainan His


1. Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi
menjadi :
a. Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah
b. Inertia uteri sekunder: His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah
terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah
His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter
spesialis.

2. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi
otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
Persalinan Presipitatus yaitu Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat
mungkin fatal :
a. Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
b. Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan
c. Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri
d. Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam rahim

3. Inkoordinasi otot rahim


Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot
rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim.

2.2.2 Kelainan pada jalan lahir


1. Serviks
a. Serviks yang kaku
Terdapat pada primi tua primer atau sekunder. Serviks yang mengalami banyak cacat
perlukaan atau (sikatrik)
b. Serviks gantung
Ostium uteri eksternum terbuka lebar, namun ostium uteri internum tidak terbuka. Ostium
uteri internum terbuka, namun ostium uteri eksternum tidak terbuka
c. Edema serviks
Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir sehingga
terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema serviks

2. Vagina
Kelainan vagina yang dapat menggangu perjalanan persalinan yaitu:
agina septum: trans vaginal septum vagina,longitudinal septum vagina tumor pada vagina
3. Himen dan Perineum
Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada perineum terjadi kekakuan
sehingga memerlukan episiotomi yang luas.

2.2.3 Kelainan genetik


a. Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus, janin makrosomia
b. Kelainan pada letak kepala : presentasi puncak, presentasi muka, presentasi dahi dan
kelainan oksiput
c. Kelainan letak janin : letak sungsang, letak lintang, letak mengolak, presentasi rangkap (
kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat )

BAB 3
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
5 P sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat diprediksi
akan berjalan lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama adalah : power,
passage, passanger. Tetapi bukan berarti bahwa psykologis ibu hamil dan faktor penolong
tidak ikut menentukan.

3.2 SARAN
Bagi Penolong persalinan lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil dengan
mengutamakan 4 P (power,passenger,passage,psykis) , terutama pada persalinan, dan dapat
melakukan pendekatan dengan baik agar dapat menjaga hubungan baik antara ibu dan
petugas kesehatan, selain itu bidan harus memantau dan mengantisipasi kejadian atau
kelainan yang bisa terjadi pada ibu dan bayi pada saat persalinan
Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah mengatakan “tiada gading
yang tak retak”. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Daftar pustaka

Prawiroharjo Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka


Manuaba, Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
Padjajaran Universitas,Obstetric Fisiologi,Bandung

You might also like