You are on page 1of 20

SAMBUTAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

NORFA HUSADA

Assalamualaikum Wr,Wb

Pertama marilah kita memanjatkan puji syukur kita kepada allah SWT, atas rahman rahim dan hidayahNya
maka telah selesai disusun pengorganisasian tim SKP rumah sakit ibu dan anak norfa husada telah dapat
diselesaikan pada waktunya

Proses penyusunan pengorganisasian tim SKP rumah sakit ibu dan anak norfa husada melibatkan beberapa
disiplin klinis di rumah sakit. Dengan telah disusunnya buku panduan ini diharapkan dapat menunjang mutu
pelayanan pelayanan pasien dirumah sakit terutama dalam hal ketepatan identifikasi pasien dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien dirumah sakit.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita sekalian dalam
melaksanakan tugas ini. Amin.

Wa’alaikumsalam Wr,Wb

Bangkinang , 1 mei 2018


Direktur

dr . ASMARA FITRA ABADI


NIK : NH.D.19720911.1.1
DAFTAR ISI

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NORFA HUSADA

TENTANG PENGORGANISASIAN SKP


SAMBUTAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NORFA HUSADA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NORFA HUSADA
BAB III VISI, MISI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
BAB IV STRUKTUR RUMAH SAKIT
BAB V STRUKTUT TIM SKP
BAB IV VISI , MISI , TUJUAN UNIT KERJA
BAB VII URAIAN TUGAS
BAB VIII TATA HUBUNGAN KERJA
BAB IX POLA KETENAGAAN DAN KULAIFIKASI PENDIDIKAN
BAB X ORIENTASI
BAB XI PERTEMUAN RAPAT
BAB XII PELAPORAN
DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

KEPUTUSAN NORFA HUSADA


Nomor : NH-PEL/SEK/SK/V/2018/______

TENTANG
PEDOMAN PENETAPAN TIM KESELAMATAN PASIEN
PADA POKJA SKP (SASARAN KESELAMTAN PASIEN)
RSIA NORFA HUSADA

DENGAN MEMOHON TAUFIK DAN HIDAYAH


ALLAH YANG MAHA KUASA

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NORFA HUSADA,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan layananan , perlu
dilaksanakan akreditasi Rumah Sakit;
b. bahwa agar akreditasi dapat terlaksana dengan semestinya , maka dipandang perlu
Pedoman penetapan tim keselamtan pasien di RSIA Norfa Husada Bangkinang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b,perlu
menetapkan keputusan direktur rumah sakit tentang pedoman penetapan tim
keselamatan pasien;

Mengingat : 1. Undang –Undang Republik Indonesia no. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang –Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan lembaran Negara
Republik Indoneisa Nomor 5072);
4. peraturan pemerintah nomor 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
(lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996 Nomor 49, tambahan
lembaran negara republik indonesia;
5. Keputusan Menteri kesehatan nomor 1333/Menkes /SK/XII /1999 terstandar
pelayananan rumah sakit;
6. keputusan menteri kesehatan nomor 129/menkes /SK/II /2008/tentang standar
pelayanan minimal Rumah sakit;
7. peraturan Menteri kesehatan Nomor 269/Menkes/per/III/2008 tentang rekamedis;
8. peraturan Menteri kesehatan Nomor 290 /menkes /per /III tentang persetujuan
tindakan kedokteran;
9. peraturan menteri kesehatan nomor 1144/ MENKES /PER /VIII /2010 tentang
organisasi dan tata kelola organisasi dan Tata kerja kementtrian kesehatan;
10. Peraturan menteri kesehatan no 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
11. Permenkes RI Nomor.755 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik
di Rumah Sakit;
12.Akta pendirian no .......tentang Pendirian PT BUMI DAMAI MANDIRI;
13..Keputusan direktur utama PT...... Tentang Penggangkatan Direktur Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Norfa Husada
14.Keputusan direktur utama PT BUMI DAMAI MANDIRI Tentang struktur organisasi dan
tata kelola (SOTK) Rumah sakit ibu dan anak norfa husada.
.15. keputusa direktur nomor.... tentang penetapan tim keselamatan pasien pada
pokja SKP (sasaran keselamatan pasien ).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NORFA HUSADA TENTANG
PEDOMAN PENETAPAN TIM KESELAMATAN PASIEN DENGAN BENAR DI RSIA
NORFA HUSADA ;
KESATU : Pedoman penetapan tim keselamatan pasien di RSIA Norfa Husada sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini;
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bangkinang
pada tanggal : 8 Mei 2018
DIREKTUR RSIA NORFA HUSADA,

dr. A. FITRAH ABADI


NIK. NH-D.19720911.1.1

Tembusan:
1. Direktur PT Bumi Damai Mandiri di Bangkinang.
Lampiran : Surat Keputusan Direktur RSIA Norfa Husada
Nomor : NH-PEL/SEK/SK/V/2018/____
Tanggal : 8 Mei 2018
Tentang : Pedoman penetapan keselamatan pasien
dengan benar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit atau yang lebih terkenal dengan istilah Patient Safety mempunyai
(enam) sasaran yaitu: Ketepatan Identifikasi Pasien, Peningkatan Komunikasi yang Efektif, Peningkatan Keamanan obat
yang Perlu di waspadai, Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat pasien operasi, Pengurangan Resiko Infeksi
terkait Pelayanan Kesehatan, Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Ke enam sasaran ini saling terkait satu dengan yang lain, karena semuanya berhubungan dengan keselamatan
pasien. Berdasarkan hal tersebut maka kami tim SKP (sasaran keselamatan pasien )di rumah sakit ibu dan anak norfa
husada akan menyusun tentang pengorganisasian sasaran keselamatan psien. Penyusunan sasaran ini mengacu
kepada nine life saving patient solutions dari WHO Patient safety (2007) yang digunakan juga oleh pemerintah.
Maksud dan tujuan sasaran keselamatan pasien adalah mendorong rumah sakit agar melakukan perbaikan
spesipik dalam keselamtan pasien . sasaran ini menyoroti bagian –bagian yang bermasalah dalam pelayanan rumah
sakit dan menjelaskan bukti serta solusi dari komsensus para ahli atas permasalahan ini. Sistem yang baik akan
berdampak pada peningkatann mutu pelayanan rumah sakit dan keselamtan pasien.
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NORFA HUSADA

Status kesehatan masyarakat Indonesia khususnya angka kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi bila
dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan lain lain. Oleh karenanya pemerintah
memberikan prioritas utama dalam akselerasi penurunan angka kematian ibu dan bayi. Target yang akan dicapai untuk
angka kematian ibu tahun 2015 adalah 125 per 100.000 kelahiran hidup, sedang angka kematian bayi adalah 23 per
1000 kelahiran hidup.
Salah satu upaya guna mewujudkan program pemerintah untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi
adalah dengan didirikannya Rumah Sakit Ibu dan Anak “NORFA HUSADA”.
Rumah Sakit Ibu dan Anak NORFA HUSADA terletak di ibukota Kabupaten Kampar tepatnya di Jalan Mayor
Ali Rasyid No. 5 CDE Bangkinang, dibangun diatas areal tanah seluas + 334 M2 dengan konsep desain kamar yang
menyerupai kamar rumah sendiri (President Suite) sehingga ibu dan anak yang dirawat di RSIA Norfa Husada merasa
nyaman bak dirumah sendiri.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Norfa Husada dikelola oleh PT. Bumi Damai Mandiri yang senantiasa
selalu berusaha memberikan pelayanan yang optimal dengan menyediakan berbagai layanan kesehatan terutama
layanan kesehatan ibu dan anak, yang dilengkapi dengan dokter spesialis berbagai bidang, peralatan penunjang yang
canggih dan memadai serta tarif yang relatif terjangkau oleh masyarakat.
Dalam rangka ikut menyehatkan masyarakat dan meningkatkan pengetahuan kesehatan pada umumnya
serta kesehatan Ibu dan Anak pada khususnya, Rumah Sakit Ibu dan Anak NORFA HUSADA bekerjasama dengan
Instansi Kesehatan milik Pemerintah dan perusahaan – perusahaan yang ada.

A. Sejarah
Rumah Sakit Ibu dan Anak Norfa Husada dikelola oleh Persekutuan Terbatas (PT) Bumi Damai Mandiri.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Norfa Husada yang diawali dari sebuah Obsesi Owner untuk mempersembahkan ungkapan
terimakasih kepada kedua orang tua yang berlatar belakang medis, Norfa yang berarti “ Norman adalah almarhum
ayahanda dan Fauziah adalah Ibunda”, selanjutnya diwujudkan dengan dibangunnya sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak
yang diberi nama Norfa Husada.
Atas dukungan dan kepercayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya
ibu dan anak sesuai dengan program pemerintah dibidang kesehatan, sebagai wujud dari upaya menurunkan angka
kematian ibu dan anak, akhirnya pada tanggal 8 Februari 2010 Rumah Sakit Ibu dan Anak Norfa Husada telah
beroperasional dengan tahap awal pengoperasionalan poliklinik Kebidanan dan Poliklinik Anak serta telah dapat
menerima pasien Rawat Inap dan tindakan operasi mulai tanggal 27 September 2010,
Rumah Sakit Ibu dan Anak Norfa Husada yang memiliki 11 kamar berkapasitas 25 tempat tidur, berusaha
memberikan pelayanan yang optimal dengan menyediakan berbagai layanan kesehatan terutama layanan kesehatan
Ibu dan anak, yang dilengkapi dengan dokter spesialis dibidangnya, peralatan penunjang yang canggih dan memadai
serta tarif yang relatif terjangkau oleh masyarakat, yang diharapkan mampu menciptakan kepuasan tersendiri.
BAB III

VISI , MISI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. VISI DAN MISI

1. Visi
Menciptakan kualitas standar pelayanan yang baik, memperhatikan kepuasan dan kedekatan pada pasien
dan masyarakat sebagai prioritas utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, berupaya dan
berperan dalam mengangkat tingkat ekonomi dan sosial serta budaya dalam persaingan global secara
sehat dan terbuka.

2. Misi
Membentuk sumber daya manusia yang unggul dalam mengembangkan kemampuan dasar
manusia yang seimbang, Kemampuan profesionalisme dengan memperhatikan Kode etik profesi, guna ;
 Memberikan pelayanan yang terbaik
 Memberi kemudahan pelayanan
 Menciptakan kepuasan dan citra yang terbaik
 Senantiasa meningkatkan mutu pelayanan

3. Motto
“Setulus Hati, untuk si buah Hati ”

B. Tujuan
1. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit ibu dan anak norfa husada maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan keselamatan pasien yang bermutu tingi;
2. Terwujudnya profesional dan komitmen karyawan melalui pembinaan dan pemberdayaann yang
berkesinambunga.
3. Meningkatkan produktifitas kerja melalui manajemen yang efektif dan efisien sehingga terselenggara
pelayanan kesehatan bermutu tinggi dengan tarif yang terjangkau
4. Berperan dalam menigkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotiv dan preventif serta
mewujudkan pelayanan prima melebihi harapan pelanggan.
5. Kinerja keuaangan yang sehat dab berjangka panjang sehingga memberikan manfaat bagi semua
stakholder.
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

IBU DAN ANAK NORFA HUSADA


BAB V

STRUKTUR TIM SKP


BAB VI

URAIAN TUGAS

A. Ketua
1. Nama jabatan : ketua
2. Pengertia : seorang profesional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin
dalam menjalankan pelaksnaan kegiatan SKP (sasaran keselamatan pasien)rumah sakit ibu dan anak
norfa husada bangkinang.
3. Tanggung jawab : secara adminitratif dan fungsional bertanggung jawab seluruhnya terhadap
pelaksanaan kegiatan SKP rumah sakit ibu dan anak norfa bangkinang
4. Tugas pokok : mengkoordinasikan semua pelaksanaan kegiatan SKP rumah sakit ibu dan anak norfa
husada bangkinang.
5. Uraian tugas :

1. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana)


2. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit terkait dengan sasaran
keselamtan pasien
3. Membuat program kerja SKP
4. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas tim SKP
5. Melakukan evaluasi kegiatan pemberian informasi dan edukasi
6. Merencanakan kegiatan sosial meliputi penyuluhan , seminar , pendidikan dan pelatihan untuk
masyarakat baik didalam rumah sakit maupun diluar rumah sakit
7. Menyusun konsep perjanjian kerja sama pelayanan
8. Menyusun jadwal penyuluhan rutin di rumah sakit
9. Menyusun jadwal penyulihan rutin dan insidental didaerah binaan.
10. Mengatur jadwal kegiatan
11. Mengatur jadwal penggunaan media audio /audio visual rumah sakit
12. Memberikan arahan kepada tim SKP pelaksanaan
13. Memberikan bimbingan dan motivasi untuk pencapaian target kegiatan
14. Melakukan supervisi rutin
15. Membagi tugas dilingkup SKP
16. Membuat analisis pekerjaan dan beban kerja dilingkungan SKP
17. Menyusun uraian tugas berdasarkan posisi dilingkup SKP
18. Menyusun laporan berdasarkan objektifitas hasil kerja yang telah dicapai sebagai pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas
19. Mengkoordinir pertemuan berkala tim SKP minimal satu bulan sekali
20. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit , lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang
kesehatan atau pun puskesmas untuk memfasisilitasi pengobatan , dan perawatan setelah dari rumah
sakit.
21. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
6. Wewenang
a. Memberikan penilaian kinerja anggota SKP
b. Membuat dan menetapkan program kerja SKP
7. Hasil kerja
a. Daftar tugas untuk anggota
b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan SKP
c. Program kerja SKP
d. Bahan materi edukasi
B. Sekretaris
1. Tanggung jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua SKP
2. Tugas pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program SKP
3. Urain tugas
1. Mengatur rapat dan jadwal rapat SKP
2. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat
3. Melakukan surat menyurat dan administrassi terkait
4. Melakukan tatalaksana dokumen, pengarsipan, melakukan pengumpulan , pengolahan dan analisa
data
5. Mengusulkan kebutuhan administrasi
6. Membuat laporaN bulanan kegiatan SKP
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oelh atasan
4. Uraian tugas : meminta informasi dan arahan dari ketua SKP
5. Hasil kerja : dokumentasi administrasi pelaksanaan kegiatan SKP
C. Anggota
1. Tanggung jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua SKP
2. Tugas pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program SKP
3. Urain tugas
1. Menyusun perencanaan kebutuhan operastional (sarana dan prasarana)
2. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal dirumah sakit terkait dengan kegiatan SKP
3. Membuat usulan materi kegiatan SKP
4. Melakukan evaluasi kegiatan SKP
5. Bertanggung jawab tentang pelaporan dan pencatatan SKP
6. Membantu memantapkan sistem atau mekanisme monitoring dan evaluasi SKP yang tepat
7. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan kepada ketua tim SKP untuk
pelaporan ke direktur
8. Menyelenggarakan promosi dan membangun dukungan kegiatan SKP
9. Menyediakan logistik dan bahan lainnya yang dibutuhkan untuk kegiatan SKP
10. Berkerjasama dengan divis-divisi yang ada di tim SKP agar terbentuk kerjasama yang sinergis
11. Mengusulkan kebutuhan terkait pelayanan SKP
12. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan
4. Uraian tugas : meminta informasi dan arahan dari ketua SKP, memberikan masukan tentang pelaksanaan
SKP kepada ketua tim.
5. Hasil kerja : hasil –hasil dalam pelaksanaan kegiatan SKP, laporan pelaksanaan program SKP kepada
ketua tim.
BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA


BAB IX

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN

NO jabatan Pendidikan formal Masa kerja pelatihan


1. Ketua D III KEBIDANAN
2. sekretaris D III KEBIDANAN
3. anggota D III KEBIDANAN
4. Anngota D III KEBIDANAN

Kemampuan yang dimiliki :


1. Kerjasama tim
2. Komunikatif
3. Mampu mengoperasikan komputer
4. Kreatif
5. Paham tekhnologi
6. Kemampuan memimpin , mengawasi, merencanakan dan mengevaluasi.
BAB X

ORIENTASI

A. Pengertian
Pengenalan dan pembekalan (orientasi ) adalah kegiatan yang bertujuan memperkenalkan tentag
kehidupan sosial , budaya , dan lingkungan kerja disekitar tempat kerja. Proses pengenalan dan pembekalan
ini melibatkan bagian SDM dan bagian terkait dimana calon staf tersebut ditempatkan. Bagian SDM akan
menjelaskan tentang aturan kekaryawanan sebelum calon staf bergabung bersama di rumah sakit ibu dan
anak norfa husada dan ditempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
Aturan kekaryawanan yang dijelaskan kepada calon staf adalah :
1. Menjalani mas percobaan kerja
Calon staf akan menjalani masa percobaan kerja selama 3 (tiga) bulan dengan ketentuan
a. Menjalani masa orientasi selama 1 tahun
Dalam masa orientasi ini calon staf akan didampingi oleh kepala ruangan terkait (atau yang diberi
wewenang untuk mendampingi) dalam melakukan tindakan pelayanan kepada pasien. Calon staf
harus mempelajari alur dan sistem kerja, tugas , dan kewenananganny serta mempelajari dan
memahami SPO yang berlaku dibagian tersebut. Setelah 1 (satu) bulan masa orientasi , aka
diadakan proses untuk mengevaluasi staf baru sesuai kuaifikasi setelah masa orientasi berlangsung.
Apabila hasilnya baik maka calon staf bisa melanjutkan ke masa magang. Apabila hasil nya tidak
bagus, akan diberikan kesempatan untuk mengulang masa orientasi selama 1 (satu) kali.
b. Menjalani masa magang selama 2 (dua ) bulan
Dalam masa magang ini calon staf sudah dpat dijadwalkan mandiri. Kepala ruangan unit terkait (atau
yang diberi wewenang untuk mendampingi ) diharapkan untuk selalu mengawasi dan mengingatkann
kepala calon staf untuk selalu bekerja sesuai dengan tugas dan kewenangannya dan selalu mentaati
SPO setiap tindakan yang akan dilakukann . setelah 2 (dua ) bulan masa magang , akan diadakan
ujian evaluasi masa magang. Apabila hasilnya baik maka calon staf bisa langsung dikontrak., apabila
hasil tidak baik akan diberika kesempatan untuk mengulang masa magang selama 1 (satu) kali.
Dnegan demikian staf baru akan menjaalani masa percobaan selama 6 bulan.
2. Gaji
Calon staf selama menajalani masa percobaan akan mendapatkan upah/gaji sesuai dengan ketentuan
berikut : staf magang / masa percobaan : gaji diterima sebesar .... % dari yang seharusnya
3. Seragam
Calon staf belom mendapatkan seragam rumah sakit sebelum menyelesaikan masa percobaan selama 3
(tiga) bulan . selama masa percobaa tersebut calon staf diharuskan memakai pakaian
4. Jam kerja
5. Ijin kerja
Calon staf berhk mendapat ijin kerja maksimal 3 hari dengan ijin surat sakit.
6. Kedisiplinan
Presensi staf menggunakan lat fingger print scan,
7. Pengetahuan umum tentang rumah sakit ibu dan anak norfa husada yaitu;
a. Visi, misi, dan Motto RS
b. Nilai dasar
c. Arti logo rs
d. Denah rs
e. Struktur organisasi RS
8. Bagian terkait menyampaikan tentang :
a. Alur dan sistem kerja dibagian
b. Tugas dan wewenang dibagian
c. SPO yang berlaku dibagian
BAB XI

PERTEMUAN RAPAT

A. Rapat rutin
Rapat rutin diseleggrakan pada bulanan , triwulan, enam bulanan atau tahunan secara berjenjang. Hasil
kegitan dijadikan masukan dalam evaluasi kegiatan SKP. Pembinaan dilakukan terhadap perkembangan
dari masukan (input), proses dan keluaran (output).

B. Rapat koordinasi
Rapat koordinasi diselenggara akan mengundang unit kerja lain untuk pelaksanaan koordinasi kegiatan
yang berhubungan dengan kegiatan SKP. Rapat koordinasi diselenggarakan setiap 3 bulan sekali.

C. Rapat insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan pada sewaktu-waktunya bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera.
BAB XII

PELAPORAN

A. Laporan harian unit SKP meliputi


1. Laporan kegiatan masing SKP bagian media meliputi
a. Distribusi leaflet, brosur, dan stiker pelabelan , lokasi identifikasi pasien
b. Pendokumentasian kegiatan SKP
c. Pengelolaan dan inventaris leafflet
2. Laporan kegiatan SKP bagian jejaring
a. Kusioner pasien rawat inap
b. Register dan pengelolaan kotak pesan kesan
3. Laporan kegiatan SKP bagian ansuransi
a. Pembuatan alur penggunaan keselamatan pasien
b. Pemberian infromasi terhadap
4. Laporan jumlah kunjungan pasien rawat jalan
5. Laporan jumlah pemeriksaan penunjang
6. Laporan rekam medis yang keluar per hari
B. Laporan bulanan
1. Laporan jumlah pasien
2. Laporan kegiatan layanan sosial
3. Laporan kusioner pasien rawat inap
4. Laporan kritik dan saran
5. Laporan rujukan masukan
C. Laporan tahunan
1. Laporan kinerja bagian standar – standar SKP
2. Laporan kegaitan layanan sosial

You might also like