Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Clove oil is one of the most important essential oil in the world due to the biological activities and
the wide use for medical therapies and fine chemicals raw material. Solvent extraction of essential
oil from clove bud using ethanol and n-hexane has been explored. The objective of this study was
to evaluate the effect of extraction time, ratio of clove bud and solvent, and kind of solvent on the
clove essential yield, density, refractive index and composition. The extraction times were for 3, 6,
and 9 hours using ethanol and n-hexane as solvents. Clove bud and solvent weight ratio were
tested at 1;5, 1:10 and 1:15.It was showed that by using ethanoland n-hexane, extraction time
affect the yield. The ratio of clove bud and ethanol solvent also affectedthe yield at low ratio (1:5
and 1:10), however an increase of ratio increased slightlythe yield. Five compounds in the clove
oil have been identified, showing that the composition of the clove oil extracted was impacted by
kind of solvent. Ethanol extracted more eugenol than n-hexane.
131
The 3 rdUniversty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
tidak melibatkan air dalam proses pengambilan pelarut n-heksa na.Minyak yang dihasilkan lalu
minyaknya. Beberapa jenis pelarut yang sering diukur densitas, indek bias , rendemen,
digunakan yaitu etanol, heksana, benzena, komponen dan komposisinya. Rendemen
aseton, meta nol dan iso propil dihitung se bagai ml minyak per 100 gram
alkohol(Guenther 1987). bunga cengkeh. Densitas ditentukan dengan
menggunakan piknometer, indeks bias
Pada penelitian ini, dilakukan isolas i
menggunakan refraktometer ATAGO NAR–
minyak cengkeh dari bunga cengkeh
3T062230 dan komponen-komposisi
menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut.
menggunakan GCMSShimadzu QP 2010 SE.
Dipilih etanol dan n-heksana sebagai pelarut.
Etanol mempunyai titik didih yang rendah dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
cenderung aman. Etanol juga tidak beracun dan
berbahaya, se lain itu etanol juga mempunyai a. Warna Minyak Cengkeh
kepolaran tinggi se hingga mudah untuk Minyak cengkeh yang dihasilkan dengan
melarutkan senyawa res in, lemak, minyak, ekstraksi menggunakan pelarut etanol berwarna
asam lemak, karbohidrat, dan senyawa organik coklat tua dan yang diekstraksi menggunakan
lainnya. Sedangkan heksana merupakan pelarut pelarut heksana berwarna kuning muda, seperti
non polar yang bersifat stabil dan mudah yang terlihat pada gambar 1. Warna minyak
menguap, se lektif dalam menguapkan zat, sesuai dengan syarat mutu warna pada SNI
mengekstrak zat pewangi dalam jumlah besar No.06-2387-2006 yaitu kuning-coklat tua.
(Munawaroh & Handayani 2010). Dengan Pengujian warna pada penelitian ini dilakukan
demikian sekaligus dapat dibandingan kelarutan dengan pengujian secara visual atau diamati
minyak cengkeh terhadap pelarut yang bersifat secara langsung. Warna minyak yang coklat
polar dan non polar. juga dilaporkan oleh peneliti lain. Warna coklat
mungkin dise babkan oleh terkestraknya lebih
2. METODE PENELITIAN banyak impuritas dalam bunga cengkeh
(Wenqiang & Shufen 2007).
Bunga cengkeh kering yang digunakan
pada penelitian ini didapat dari petani cengkeh
di daerah Solo. Bunga cengkeh yang didapat
dari petani tidak dikeringkan lagi. Etanol dan n-
(a)
heksana absolut teknis se bagai pelarut dibeli
dari Toko Kimia Agung Jaya di Surakarta. Alat
utama untuk ekstraksi adalah peralata n gelas
biasa.
Bunga cengkeh yang telah di haluskan
sampai ukuran 40 mesh dica mpur dengan
pelarut etanol pada perbandingan berat tertentu
(1:5, 1:10 dan 1:15), sedangkan dengan pelarut (b)
n-heksana hanya dipelajari pada perbandingan
1:10. Campuran diaduk menggunakan
menggunakanshaker selama waktu yang Gambar 1. Minyak cengkeh dengan pelarut
ditentukan (3, 6, dan 9 jam). Setelah itu etanol (a) dan dengan pelarut n-heksana (b).
campuran disaring untuk memisahkan ampas
bunga cengkeh dengan pelarutnya. Ekstrak b. Rendemen Minyak Cengkeh
didiamkan dalam lemari pendingin se lama 24 Tabel 2 menunjukkan rendemen minyak
jam untuk mengendapkan lilin yang terekstrak. cengkeh berdasarkan jenis pelarut, lamanya
Minyak cengkeh kemudian dipisahkandengan ekstraksi dan ras io bunga cengkeh pada pelarut
pelarutnya menggunakan a lat rotary evaporator etanol. Ekstraksi dilakukan pada perbandingan
pada tekanan vakum dan suhu se kitar50oC massa bunga cengkeh dan pelarut = 1:10.
untuk pelarut etanol dan suhu 65oC untuk Ditunjukkan bahwa rendemen dengan pelarut
etanol meningkat se iring dengan meningkatnya
132
The 3 rdUniversty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
133
The 3 rdUniversty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
menggunakan pelarut n-heksana yaitu sekitar minyak tersebut. Semakin banyak kandungan
0,720-0,789 gram/ml. Perubahan ras io bunga air dalam minyak, maka semakin kec il nilai
cengkeh dan etanol hampir tidak mempengaruhi indeks biasnya. Ha l ini disebabkan karena sifat
densitas minyak yang dihas ilkan, yaitu pada dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya
0,97-1,01 gram/ml. Semua nila i densitas yang yang datang. Minyak atsiri dengan harga indeks
didapatkan berada lebih rendah dari yang bias yang besar memiliki kualitas lebih baik
distandarkan SNI, kemungkinan dise babkan dibandingkan minyak dengan indeks bias
oleh belum tere ktraksi fraksi-fraksi berat kecil(Guenther 1987).
komponen minyak bunga cengkeh karena
keterbatasan daya larutnya atau kurang lamanya Tabel 4. Indeks Bias Minyak Cengkeh
proses ekstraksi. Waktu Indeks Bias
Pelarut Rasio*
(jam)
Tabel 3. Densitas Minyak Cengkeh
Etanol 1:10 3 1,47146
Waktu Densitas
Pelarut Rasio* (g/ml) 1:10 6 1,47366
(jam)
Etanol 1:10 3 1,0076 1:10 9 1,45806
1:10 6 1,0080 1:5 6 1,44606
1:10 9 0,9705 1:15 6 1,48706
1:5 6 0.9705
Pengukuran indeks bias dilakukan dengan
1:15 6 0,9672
menggunakan refraktometer. Berdasarkan
n-heksana 1:10 3 0,7898 Standar Nasional Indonesia (SNI 06-2387-
2006) untuk mutu minyak cengkeh yang baik,
1:10 6 0,7882 rentang harga indeks bias yaitu berkisar antara
1:10 9 1,528-1,535 pada suhu 20oC. Tabel 4
0,7204
menunjukkan indeks bias minyak cengkeh pada
variabel yang diujikan. Menurut hasil analisa
Terdapat beberapa has il penelitian mengenai diperoleh harga indeks bias terendah yaitu
densitas minyak cengkeh antara lain densitas 1,3952 pada waktu 6 jam dan tertinggi 1,4714
minyak cengkeh se kitar 1,0420-1,0217 gram/ml pada waktu 3 jam dengan pelarut eta nol.
dengan metode distilas i air(Listyoarti et al. Sedangkan indeks bias terhadap ras io bahan
2013) sedangkan dari hasil penelitian (Prianto baku dengan eta nol diperoleh harga indek bias
et al. 2013) didapatkan nilai densitas minyak terendah yaitu 1,4460 pada ras io 1:5 dan
cengkeh se besar 1,0663 gram/ml dengan tertinggi 1,4870 pada ras io 1:15. Jika
metode distilas i uap selama 8 jam. dibandingkan dengan rentang indeks bias SNI
Pengaruh kenaikan densitas memberikan minyak cengkeh, maka harga indeks bias
kecenderungan peningkata n kelarutan minyak minyak yang dihas ilkan se muanya tidak
cengkeh. Pengaruh bahan baku,waktu dan memenuhi SNI.
pelarut berkorelas i positif pada berat jenis Terdapat beberapa hasil penelitian mengenai
minyak cengkeh,semakin tinggi berat jenis indeks bias minyak cengkeh antara lain pada
menunjukkan minyak memiliki kualitas yang penelitian (Nuryoto et al. 2011) dihasilkan nilai
baik (Guenther, 1987). indeks bias sekitar 1,5195-1,5210 dengan
metode penyulingan uap dengan teknan 1,5 bar
d. Indeks Bias Minyak Cengkeh sedangkan pada percobaan yang telah
Sifat fisika yang juga dianalisa se bagai dilakukan(Prianto et al. 2013) didapatkan nilai
parameter kualitas minyak cengkeh adalah indeks bias sebesar 1,5356.
indeks bias minyak. Faktor yang mempengaruhi Waktu proses yang se makin lama akan
nilai indeks bias yaitu kandungan air dalam meningkatkan nilai indeks bias , hal ini
134
The 3 rdUniversty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
disebabkan karena se makin lama waktu proses tersebut dinyatakan bahwa kandungan eugenol
ekstraksi, maka semakin banyak komponen minimum sa ma dengan 78%.
fraksi berat yang terekstraksi sehingga indeks Tabel 5 menyajikan data yang diperoleh dari
bias minyak semakin besar (Irawan 2010). has il uji GCMS yaitu komposisi minyak
Indeks bias dipengaruhi oleh panjang rantai cengkeh yang diekstrak menggunakan pelarut
karbon dan jumlah ikata n rangkap. Kenaikan etanol dan n-heksana. Ada lima komponen yang
nilai indeks bias menunjukkan berhasil didentifikas i. Ditunjukkan bahwa
peningkatanpanjang rantai karbon, dan jumlah komposisi kimia minyak cengkeh untuk metode
ikatan rangkap. Dengan demikian peningkatan ekstraksi dengan pelarut etanol pada varias i
nilai indeks bias mengindikas ikan peningkatan waktu 3 dan 9 jam yaitu komponen tertinggi
komponen-komponen senyawa kimia yang adalah eugenol sebesar 87,18%. Penambahan
memiliki susunan rantai karbon panjang atau waktu ekstraksi tidak mempengaruhi persentasi
ikatan rangkap yang banyak (Nuryoto et al. eugenol dalam minyak. Selain eugenol juga
2011). Nilai indeks bias minyak cengkeh yang terdapat beberapa komponen lainnya yaitu β –
diperoleh dari percobaan memiliki nilai indeks caryophyllene, trans-ocimene, eugenol acetate
bias yang lebih rendah dibandingkan dengan dan patchoulane. Namun pada varias i wa ktu 6
indeks bias standar. Ha l ini menunjukkan jam tidak terdapat komponen patchoulane.
bahwa ekstraksi menggunakan pelarut etanol Dengan demikian untuk komponen eugenol
dan n-hekasana belum mampu mengekstrak yang dihas ilkan dalam percobaan ini dengan
komponen-komponen yang lebih berat. Selaras metode ekstraksi pelarut etanol varias i wa ktu 3
dengan nilai densitas yang juga mas ih rendah jam dan 9 jam telah memenuhi SNI No.06-
dengan standarnya. 2387-2006 dengan kandungan eugenol
minimum 78 % dan pada percobaan ini
e. Komponen dan Komposisi Minyak dihasilkan eugenol sebesar 87,18 %.
Cengkeh
Minyak atsiri cengkeh mengandung beberapa Tabel 5. Komposisi minyak Cengkeh
jenis komponen kimia yang menjadi komponen Komponen Kompos isi (%)
penyusun minyak tersebut. Komponen kimia
penyusun minyak akan memberikan sifat khas Etanol n-
yang menjadi ciri suatu minyak atsiri. Aroma heksana
minyak atsiri dibentuk oleh se luruh komponen 3 jam 9 jam 9 jam
kimia penyusunnya, baik komponen utama
maupun komponen minor. Perbedaan Eugenol 87,18 87,18 76,30
komposisi penyusun minyak atsiri menjadikan - 7,97 8,76 14,77
mas ing – mas ing minyak memiliki aroma dan Caryophyllene
warna yang berbeda. Trans-ocimene 1,05 1,21 2,11
Dalam penelitian ini analisa komponen kimia
penyusun minyak atsiri hasil ekstraksi Eugenol 3,21 2,85 5,90
dilakukan dengan metode gas kromatografi Acetate
(GC-MS). Data spektrometri massa dari GC- Patchoulane 0,49 - 1,21
MS menunjukkan massa molekul mas ing- Total 100 100 100
mas ing senyawa beserta pola fragmentasinya.
Senyawa-senyawa penyusun minyak atsiri
tersebut diinterpretasikan berdasarkan pola Dengan menggunakan pelarut n-heksa na,
fragmentas i dan persen kemiripan dengan Data teridentifikas i bahwa komposisi tertinggi
Base (>90%). Untuk mengetahui kualitas komponen dalam minyak cengkeh dengan
minyak cengkeh berdasarkan komposisi kimia adalah eugenol sebesar 76,30%. Selain eugenol
penyusunnya dapat digunakan SNI No. 06- juga terdapat komponen komponen yang sama
2387-2006 sebagai patokan. Da lam standar dengan minyak cengkeh yang diekstrak dengan
etanol. Perbedaan jumlah kandungan
eugenoldalam minyak yang diperoleh dengan
135
The 3 rdUniversty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
jenis pelarut yang berbeda mungkin dise babkan Guenther, E., 1990. Minyak Atsiri Jilid 3,
oleh kemampuan pelarut dalam melarutkan Univers itas Indones ia.
tiap-tiap komponen yang ada dalam bunga
Hadi, S., 2012. Pengambilan Minyak Bunga
cengkeh.
Cengkeh ( Clove Oil ) Menggunakan
Wenqiang dkk. melaporkan bahwa metode
Pelarut n-He ksana dan Bnezena. Jurnal
isolas i minyak atsiri mempengaruhi jumlah
Bahan Alam Terbarukan, 1(2), pp.25–30.
komponen yang ada dalam minyak cengkeh,
sedangkan jumlah kandungan eugenol dan - Huang, Y. et al., 2002. Insecticidal properties of
Caryophyllene dalam minyak cengkeh tidak eugenol , isoeugenol and methyleugenol
begitu signifikan perbedaannya (Wenqiang & and their effects on nutrition of
Shufen 2007). Dengan metode distilas i uap Sitophilus zeamais Motsch . (Coleoptera :
diperoleh persentasi tertinggi eugenol (61,2%), Curculionidae) and Tribolium castaneum
disusul dengan metode ekstraksi super kr itis (Herbst) (Coleoptera : Tenebrionidae).
(SFE) menggunakan CO2 ( 58,8%), lalu distilas i Journal of Stored Product Research, 38,
air (50,3%) dan terakhir ekstraksi dengan pp.403–412.
pelarut eta nol (30,8%). Kandungan eugenol Irawan, T.A.B., 2010. Peningkatan Mutu
acetate tertinggi diperoleh dengan metode SFE, Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan
sekitar 20%, se dangkan metode lainnya pada Destilasi pada Berbagai Komposisi
kisaran kurang dari 10%. Pelarut. Univers itas Diponegoro.
4. SIMPULAN Kim, H.M. et al., 1998. Effect of Syzygium
Ekstraksi minyak bunga cengkeh dengan aromaticum extract on immediate
menggunakan pelarut etanol dan n-heksana hypersensitivity in rats. Journal of
telah dilakukan. Pengaruh waktu ekstraksi dan Ethnopharmacology, 60(4), pp.125–131.
juga perbandingan jumlah bunga cengkeh dan Listyoarti, F.A., Nilatari, L.L. & Prihatini, P.,
jumlah pelarut juga dipelajari. Dengan 2013. pemanfaatan Microwave terhadap
menggunakan eta nol sebagai pelarut, besarnya Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak
rendemen minyak bunga cengkeh dipengaruhi Daun Cengkeh. Jurnal Teknik Pomits,
oleh lamanya ekstraksi dan perbandingan massa 2(1), pp.39–43.
bunga cengkeh dan pelarut. Sementara itu
kinerja n-heksa na sebagai pelarut juga Munawaroh, S. & Handayani, P.A., 2010.
dipengaruhioleh wa ktu ekstraksi. Karakteristik Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut
bobot jenis ata u densitas dan indeks bias (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut
minyak yang dihas ilkan lebih rendah dari Etanol dan N-He ksana. Jurnal
standar mutu yag ditetapkan, se hingga menjadi Kompetensi Tek nik, 2(1), pp.73–78.
tantangan yang perlu ditentukan solusinya. Nuryoto, Jayanudin & Hartono, R., 2011.
Kadar eugenol dalam minyak cengkeh hasil Karakterisasi Minyak Atsiri dari Limbah
ekstraksi dengan eta nol lebih tinggi Daun Cengkeh. In Prosiding Seminar
dibandingkan dengan n-heksana, sebaliknya Nasional Teknik Kimia “Kejuangan.” pp.
kandungan -Caryophyllene lebih rendah. C07– 1.
Etanol dan n-heksana menunjukkan pelarut
yang baik untuk ekstraksi minyak bunga Porta, G. Della et al., 1998. Isolation of Clove
cengkeh, meskipun variabel proses yang lain Bud and Star Anise Essential Oil by
mas ih perlu diinvestigas i kondisi terbaiknya. Supercritica l CO 2 Extraction. Lebensm.-
Wiss. u-Technol., 31, pp.454–460.
5. REFERENSI Prianto, H., Retnowati, R. & Juswono, U.P.,
Guenther, E., 1987. Minyak Atsiri Jilid 1, 2013. Isolas i dan karakterisasi dari
Univers itas Indones ia. minyak bunga cengkeh (. Kimia Student
Journal, 1(2), pp.269– 275.
136
The 3 rdUniversty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
Velluti, A. et al., 2003. Inhibitory effect of Wenqiang, G. & Shufen, L., 2007. Food
cinnamon , clove , lemongrass , oregano Chemistry Comparison of essential oils
and palmarose essential oils on growth of clove buds extracted with supercritica l
and fumonisin B 1 production by carbon dioxide and other three tra ditional
Fusarium proliferatum in maize grain ´ n. extraction methods. Food Chemistry,
International Journal of Food 101, pp.1558–1564.
Microbiology, 89, pp.145–154.
137