You are on page 1of 16

Tractus Urogenital

Nama :Antonius

Kelompok :C1

NIM :10-2009-255

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA


Daftar Isi

Pendahuluan 3

Latar Belakang 3

Tujuan 3

Isi 4

Pengertian Sistem Urinaria 4

Ginjal 4

Fungsi Ginjal 7

Peredaran Darah Dan Persyarafan Ginjal 7

Ureter 8

Vesikula Urinaria ( Kandung Kemih ) 9

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih) 11

Uretra 11

Urine (Air Kemih) 12

Penutup 15

Kesimpulan 15

Saran 15

Daftar Pustaka 16
Pendahuluan

Latar Belakang

Ini merupakan tugas dari kegiatan PBL yang mendiskusikan tentang suatu sistem saluran

urogenital pada manusia terutama mengenai mekanisme terjadinya miksi serta beberapa hal yang

berkaitan dengannya.

Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar kita dapat mengetahui serta memahami tentang

tractus urogenital terutama kita juga diharapkan bisa mengetahui banyak tentang ginjal serta

saluran lainnya.
Isi

Sasaran Pembelajaran

1. Mengetahui saluran urin.

2. Memahami mekanisme terjadinya miksi.

3. Memahami struktur makro dan mikro tractus urogenital

Pembahasan

A. Pengertian Sistem Urinaria

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses

penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan

menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh

tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).1

B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria :

1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang

peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen.2

Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan

kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.

Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih

panjang dari pada ginjal wanita.

Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron

terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh –

pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam
komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus

proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada

medula.

Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral

(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip

jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga

celah – celah antara pedikel itu sangat teratur.

Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang

keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang

berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi

tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali

ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.

a. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga

bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis

renalis).

1. Kulit Ginjal (Korteks)

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang

disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah

yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai

bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.

Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai

bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini
maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai

bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.

Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah

ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal.

Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran

paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut

dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan

lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan

hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.

Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks

mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung

menutupi papila renis dari piramid. Kaliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari

papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di

tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).3

b. Fungsi Ginjal:

1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya

amonia.

2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan

berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).


3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.

c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :

1. Tes untuk protein albumin

Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urine.

2. Mengukur konsentrasi urenum darah

Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar

normal (20 – 40) mg%.

3. Tes konsentrasi

Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat

jenisnya naik.

d. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

Peredaran Darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria

renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian

menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler

membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut

dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang

meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal

Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk

mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan

pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal
yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu

hormone adrenalin dan hormn kortison.

2. URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih

(vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak

dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

1. Tunika mukosa : lapisan dari dalam ke luar sebagai berikut :

 Epithelium transisional :

Pada kaliks dua sampai empat lapis, pada ureter empat sampai lima lapis, pada vesica

urinaria 6-8 lapis.

 Tunika submukosa tidak jelas

 Lamina propria beberapa lapisan

 Luar jaringan ikat padat tanpa papila, mengandung serabut elastis dan sedikit noduli

limfatiki kecil, dalam jaringan ikat longgar

 Kedua-dua lapisan ini menyebabkan tunika mukosa ureter dan vesika urinaria dalam

keadaan kosong membentuk lipatan membujur.

2. Tunika muskularis :
Otot polos sangat longgar dan saling dipisahkan oleh jaringan ikat longgar dan anyaman

serabut elastis. Otot membentuk tiga lapisan : stratum longitudinale internum, stratum sirkulare

dan stratum longitudinale eksternum

3. Tunika adventisia : jaringan ikat longgar

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali

yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan

disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi

oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter

meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf

sensorik.

3. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di

belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.

Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan

ligamentum vesika umbikalis medius.4

Bagian vesika urinaria terdiri dari :

1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari

rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis

dan prostate.

2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.


3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika

umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah

luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Struktur histologi :

1. Mukosa, memiliki epithel peralihan (transisional) yang terdiri atas lima sampai sepuluh

lapis sel pada yang kendor, apabila teregang (penuh urine) lapisan nya menjadi tiga

atau empat lapis sel.

2. Propria mukosa terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang terlihat

limfonodulus atau kelenjar. Pada sapi tampak otot polos tersusun longitudinal, mirip

muskularis mukosa.

3. Sub mukosa terdapat dibawahnya, terdiri atas jaringan ikat yang lebih longgar.

4. Tunika muskularis cukup tebal, tersusun oleh lapisan otot longitudinal dan sirkuler

(luar), lapis paling luar sering tersusun secara memanjang, lapisan otot tidak tampak

adanya pemisah yang jelas, sehingga sering tampak saling menjalin. Berkas otot polos

di daerah trigonum vesike membentuk bangunan melingkar, mengelilingi muara ostium

urethrae intertinum. Lingkaran otot itu disebut m.sphinter internus.

5. Lapisan paling luar atau tunika serosa, berupa jaringat ikat longgar (jaringan areoler),

sedikit pembuluh darah dan saraf


Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat

pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih

(proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat

yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya

terjadi pengosongan kandung kemih.5

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus

dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter

bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila

saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin

(kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).

Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari

sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi

spinter interna.

Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung

kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung

kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian

distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju

duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

4. URETRA

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi

menyalurkan air kemih keluar.


Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat

kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ±

20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :

1. Uretra Prostaria

2. Uretra membranosa

3. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan

submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas,

panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar),

lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah

dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan

uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

C. Urine (Air Kemih)

1. Sifat – sifat air kemih

-Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor

lainnya.

- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.

- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

- Baerat jenis 1.015 – 1.020.


- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan

reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih

- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air

- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin

- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

- Pigmen (bilirubin, urobilin)

- Toksin

- Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml

filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L

filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan

sebagian diserap kembali.

4. Tahap – tahap Pembentukan Urine

a. Proses filtrasi

Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari

permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah

bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang

terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.

b. Proses reabsorpsi

Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan

beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi
terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali

penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus

bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan

sisanya dialirkan pada pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada

tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine

sesungguhnya.

Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari

ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat

penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh

melalui uretra.

4. Mikturisi

Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih.,

keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih

dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine.

Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat –

pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang

menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.

5. Ciri – ciri Urine Normal

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah cairan

yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit

asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.6


Penutup

Kesimpulan

Tractus urogenital merupakan suatu sistem yang membentuk urin di ginjal serta

mengeluarkannya melalui saluran-saluran yang akhirnya keluar melalui uretra.Berbagai faktor

berpengaruh pada sistem ini seperti hormon dan saraf.

Saran

Kita harus mengetahui sedikit mengenai saluran urin dan apa-apa saja yang harus

dilakukan untuk menghindari padanya.


Daftar Pustaka

1. Guyton AC,Hall JE.Textbook of Medical Physiology.Edisi 10.Philadelphia :WB Saunders

Company ;2000.h 67-79 dan 80-6

2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis

Company; 2007.

3. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001.

4. Kastowo, Hadi.1984.Anatomi Komparative. Bandung:ALUMNI

5. Sherwood L.Human Physiology From Cells To Systems.Edisi 5.Belmont :Thomson-

Brooks/Cole ;2004.h 256-301

6. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC Penerbit Buku

Kedokteran.2003. 515-518

You might also like