You are on page 1of 6

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

PERSEKUTUAN DAN PERLAKUAN AKUNTANSI


PEMBENTUKAN DAN OPERASI (SAP 1)

OLEH:

NAMA KELOMPOK :
1. Nyoman Ratna Candradewi (1607532010/09)
2. Ni Nyoman Ari Widnyani (1607532011/10)
3. Ni Luh Ayu Suarningsih (1607532012/11)

PROGRAM STUDI NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR, BALI
2018
1.1 Definisi dan Sifat – Sifat Persekutuan

Persekutuan adalah gabungan atau asosiasi dari dua orang atau lebih untuk

memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk

memperoleh laba. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu persekutuan

firma (Fa), persekutuan komanditer (cv), dan joint stock company.

 Karakteristik Utama Persekutuan

a) Mutual Agency, yaitu masing-masing sekutu merupakan agen.

b) Limited Life, yaitu umur persekutuan adalah terbatas.

c) Unlimited Liability, yaitu tanggung jawab sekutu tidak terbatas pada modal

yang disetor saja.

d) Ownership of an Interst in a Partnership, yaitu kekayaan yang sudah disetor

bukan lagi milik sekutu penyetor melainkan milik semua sekutu

e) Participation on Partnership Profit, yaitu masing-masing sekutu mempunyai

hak di dalam pembagian laba atau rugi persekutuan.

f) Right to Dispose of a Partnership Interest, yaitu setiap sekutu mempunyai hak

untuk mejual dan memindahkan hak atas modal dan laba kepada orang lain.

g) Mutual Liability, yaitu setiap sekutu bertanggung jawab terhadap hutang

persekutuan.

Pada umumnya hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu

ditampung dalam 3 rekening, yaitu rekening modal, rekening prive, dan rekening

hutang-piutang, yang dapat berupa hutang kepada sekutu dan piutang kepada

sekutu.
1.2 Investasi Awal dalam Persekutuan

Investasi awal pada persekutuan tidak hanya dapat dilakukan dengan

penyetoran modal dalam bentuk kas, tetapi juga dengan jenis aset lainnya. Bila aktiva

berupa non-kas maka penilaian besarnya modal harus dengan persetujuan masing-

masing sekutu agar mendapatkan nilai yang wajar dan memenuhi prinsip keadilan

sehingga biasanya digunakan nilai pasarnya yang wajar. Penurunan nilai aktiva juga

harus ditetapkan secara bersama. Bila terdapat kemampuan lebih dari sekutu maka

perlakuan terhadap kemampuan lebih yang dimiliki sekutu ada 2 metode pengakuan

modal yaitu :

1) Metode Bonus

Bila dalam pendirian persekutuan tidak ada ketentuan proporsi pengakuan

modal di dalam perjanjian, maka proporsi pengakuan modal dengan metode

bonus besarnya dibagi rata (dibagi sama besar). Diasumsikan bahwa jumlah

setoran modal mula-mula = jumlah rata-rata modal mula-mula.

2) Metode Goodwill

Bila menggunakan pendekatan goodwill, untuk menghitung nilai goodwill

menggunakan nilai total persekutuan berdasarkan kepemilikan modal yang lebih

besar. Atau mengasumsikan bahwa jumlah setoran modal mula-mula = jumlah

rata-rata modal mula-mula ditambah goodwill yang diakui.

Metode bonus dan goodwill akan menghasilkan kepentingan yang sama

dalam pembagian laba-rugi.


1.3 Tambahan Investasi dan Pengambilan

Perjanjian persekutuan harus memuat pedoman untuk investasi tambahan

dan penarikan yang dilakukan setelah kegiatan usaha persekutuan dimulai. Investasi

tambahan dikreditkan pada akun modal sekutu yang sudah ada, pada nilai wajar saat

investasi. Penarikan dalam jumlah yang besar dan tidak biasa (irregular) umumnya

dibebankan pada akun modal sekutu yang melakukan penarikan. Jurnal untuk

penarikan yang demikian adalah :

1) Penarikan Dana

Laba persekutuan adalah imbalan usaha bagi para sekutu, karena itu

sekutu tidak perlu digaji seperti halnya karyawan persekutuan. Sebaliknya, sekutu

yang aktif biasanya menarikdana yang jumlahnya tetap secara mingguan atau

bulanan untuk mengambil bagian merekadalam laba persekutuan.

Contohnya, apabila Townsend dan Lee menarik Rp 1.000 dari

persekutuan setiap bulan mereka akan mencatat penarikan bulan tersebut

sebagai berikut:

Penarikan Townsed (-E) Rp. 1.000

Kas (-A) Rp. 1.000

( untuk mencatat tunjangan pengambilan)

Penarikan Lee (-E) Rp. 1.000

Kas (-A) Rp. 1.000

Akun penarikan harus ditutup ke akun modal pada akhir tiap periode

akuntansi. Efek akhir dari ayat jurnal sama saja seolah-olah penarikan dibebankan

langsung ke akun modal. Apabila Townsend mengambil Rp. 1.000 tiap bulan
sepanjang tahun, saldo akun penarikannya pada akhir tahun berjumlah Rp.

12.000, dan akun penarikannya akan ditutup dengan jurnal berikut:

Modal Twinsend (-E) Rp. 12.000

Penarikan Twosend (+E) Rp. 12.000

(Untuk menutup akun penarikan Twonsend)

2) Pinjaman dan Uang Muka

Seorang sekutu bisa saja memberikan pinjaman pribadi kepada

persekutuannya. Ini dimuat dalam pasal 18 c dari undang-undang yang

menyatakan bahwa “seorang sekutu, yang dalam rangka menolong persekutuan

dengan melakukan pembayaran atau memberikan uang muka diluar jumlah modal

yang telah disepakati untuk diberikan, akan menerima bunga terhitung tersebut

dan utang bunganya dianggap sebagai kewajiban persekutuan.

1.4 Kegiatan Usaha Persekutuan

Kegiatan usaha persekutuan sama dengan kegiatan usaha

lainnya, namun dalam pengukuran laba persekutuan selama suatu periode,

biaya-biaya harus diperiksa dengan cermat untuk memastikan bahwa biaya pribadi

para sekutu dikeluarkan dari biaya bisnis persekutuan. Apabila biaya pribadi

seorang sekutu dibayar dengan menggunakan aset persekutuan

pembayaran tersebut dibebankan ke akun penarikan atau modal sekutu yang

bersangkutan. Penarikan dan tunjangan gaji ditutup ke akun modal sekutu tersebut,

dan bukannya ke akun ikhtisar laba rugi. Laporan keuangan umum persekutuan

meliputi laporan laba rugi, neraca, laporan modal persekutuan dan laporan arus kas.
1.5 Perjanjian Pembagian Laba dan Rugi

Jika tidak ada perjanjian pembagian laba dan rugi, laba persekutuan harus

dibagi rata. Akan tetapi, pada umumnya para sekutu setuju membagi laba dalam rasio

tertentu. Walaupun perjanjian untuk membagi laba dan rugi secara merata atau dalam

rasio tertentu merupakan hal umum, perjanjian pembagian laba yang lebih kompleks

juga akan ditemui dalam praktik. Waktu yang dicurahkan sekutu pada bisnis

persekutuan dan modal yang diinvestasikan dalam bisnis oleh setiap sekutu sering

kali dipertimbangkan ketika menentukan perjanjian pembagian laba. Apabila dalam

satu sekutu mengelola persekutuan, perjanjian persekutuan tersebut mungkin saja

akan memperbolehkan sekutu menerima suatu penyisihan gaji yang sama dengan

jumlah yang dia hasilkan jika bekerja di tempat lain sebelum laba yang tersisa

dialokasikan. Demikian halnya seperti, jika satu sekutu menginventasikan dana yang

jauh lebih besar dari sekutu lain, mungkin dari pihak perjanjian akan menyediakan

penyisihan bunga atas investasi modal sebelum laba yang tersisa dialokasikan. Sama

halnya seperti penyisihan gaji, penyisihan bunga merupakan provisi dari perjanjian

persekutuan dan tidak akan mempengaruhi pengukuran laba persekutuan. Perjanjian

persekutuan harus tertulis dan harus meliputi persoalan yang berhubungan dengan

jumlah dan penilaian kontribusi modal, investasi tambahan dengan penarikan,

pinjaman kepada sekutu, pengaturan pembagian laba, serta perubahan kepentingan

persekutuan.

You might also like