You are on page 1of 5

Stigma Journal of science 10 (1): 12-16; April 2017 ISSN: 1412 – 1840

© 2017 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DAN DAUN SIRIH
MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav) TERHADAP ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus

F. E. Afiff 1) dan S. Amilah 2)


1)
Mahasiswa Prodi Biologi F.MIPA Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
2)
Staf Pengajar Prodi Biologi F.MIPA Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

ABSTRACT
Has conducted research on the effectiveness of various concentrations of noni leaf extract (Morinda citrifolia
L.) And red betel leaf (Piper crocatum Ruiz & Pav) the growth inhibition zone of staphylococcus aureus.
Inhibition test using paper disc diffusion method. Paper discs soaked in noni leaf extract and red betel leaf for
30 minutes and placed on media that has been spread bacteria staphylococcus aureus and then incubated for 24
hours. The results showed that noni leaf extract and red betel leaves with a concentration of 40%, 60% and
80% affecting large growth inhibition zone of Staphylococcus aureus.

Keywords: inhibition zone, noni leaf extract, extract of red betel leaf, Staphylococcus aureus

PENDAHULUAN penderita dengan prostesis sendi 40-68


Penyakit akibat infeksi bakteri merupakan kasus/100.000/tahun. Puncak insiden pada
masalah serius dalam kesehatan.Selama beberapa kelompok umur adalah anak-anak usia kurang dari
tahun terakhir, terjadi peningkatan timbulnya 5 tahun (5 per 100.000/tahun) dan dewasa usia
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri lebih dari 64 tahun (8,4 kasus/100.000
seiring dengan bertambahnya populasi manusia penduduk/tahun) (Gupta MNet al. 2001; Kaandorp
(Nwinyi et al., 2009).Mikroorganisme seperti CJEet al, 1997).
bakteri gram positif dan gram negatif dapat Kebanyakan artritis septik terjadi pada satu
menyebabkan infeksi pada manusia.Beberapa sendi, sedangkan keterlibatan poliartikular terjadi
bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi 10-15% kasus. Sendi lutut merupakan sendi yang
antara lain bakteri Staphylococcus aureus. paling sering terkena sekitar 48-56%, diikuti oleh
S. aureus dapat ditemukan pada permukaan sendi panggul 16 - 21%, dan pergelangan kaki 8%
kulit sebagai flora normal, terutama disekitar (Kaandorp CJEet al, 1997;Morgan DS, Fisher D et
hidung, mulut, alat kelamin, dan sekitar anus.Dapat al, 1996). Pengatasan penyakit infeksi yang paling
menyebabkan infeksi pada luka biasanya berupa umum adalah dengan terapi antibiotik. Pemilihan
abses merupakan kumpulan nanah atau cairan antibiotik yang tepat sangat diperlukan dalam
dalam jaringan yang disebabkan oleh infeksi.Jenis- proses penyembuhan infeksi.
jenis abses yang spesifik diantaranya bengkak Seiring perkembangan zaman yang semakin
(boil), radang akar rambut (folliculitis).Infeksi oleh canggih seperti sekarang ini, pemakaian dan
S. aureus bisa menyebabkan sindroma kulit.Infeksi pendayagunaan obat tradisional di Indonesia
S. aureus dapat menular selama ada nanah yang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Obat-
keluar dari lesi atau hidung.Selain itu jari jemari obatan tradisional kembali digunakan masyarakat
juga dapat membawa Infeksi S. aureus dari satu sebagai salah satu alternatif pengobatan, di samping
bagian tubuh yang luka atau robek (Dowshen, et al, obat-obatan modern yang berkembang di
2002).Salah satu penyakit yang disebabkan oleh S. pasar.Berbagai obat tradisional telah diyakini
aureus diantaranya Artritis septik. memiliki khasiat untuk penyakit tertentu.tanaman
Artritis septik karena infeksi bakterial yang berpotensi sebagai obat diantaranya adalah
merupakan penyakit yang serius yang cepat tanaman mengkudu dan sirih merah.
merusak kartilago hyalin artikular dan kehilangan Berdasarkan penelitian Purba (2007 cit.
fungsi sendi yang ireversibel (Hughes LB, 2005; Diassanti 2011) bahwa daun mengkudu memiliki
Gupta MNet al, 2001).Diagnosis awal yang diikuti kandungan saponin, flavonoid, polifenol, tanin, dan
dengan terapi yang tepat dapat menghindari triterpen.Zat aktif tersebut bersifat bakterisidal dan
terjadinya kerusakan sendi dan kecacatan sendi memiliki metode tersendiri dalam menghambat
(Hughes LB, 2005). Insiden septik artritis pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hasil
populasi umum bervariasi 2-10 kasus per 100.000 penelitian Djauharia (2003 cit. Sukandar dkk.
orang per tahun. Insiden ini meningkat pada 2010), telah membuktikan bahwa pada daun
penderita dengan peningkatan risiko seperti artritis mengkudu terdapat senyawa aktif yang berfungsi
rheumatoid 28-38 kasus per 100.000 per tahun, sebagai zat antibakteri.Bakteri yang telah diketahui
F. E. Afiff dan S. Amilah: Efektivitas Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Dan Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Terhadap Zona
Hambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus

Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Pseudomonas saring sari daun mengkudu dan daun sirih merah
airugenosa, dan Staphylococcus aureus. menggunakan kain katun untuk memisahkan
Daun sirih merah mengandung senyawa-
senyawa antibakteri seperti tanin, flavonoid, Pembuatan Media NA (Natrium Agar)
polifenol, dan saponin (Haryadi, 2010). Pada Pembuatan media NA dimulai dengan
penelitian lain, diketahui ekstrak sirih merah menyiapkan NA bubuk sebanyak 11,5 gr
memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500
senyawa polifenolat, tanin, dan minyak atsiri ml dan ditambah aquades 500 ml. Selanjutnya
(Sudewo, 2007). Pada penelitian Suwondo dipanaskan sampai larut sempurna, dan ditutup.
dkk.(1992) ekstrak daun sirih mempunyai aktivitas Kemudian dituangkan ke dalam cawan petri dan
antibakteri terhadap bakteri gram positif dan negatif dibungkus dengan kertas lalu diautoklaf pada
serta menunjukkan aktivitas antifungi terhadap suhu 121 0 C selama 20 menit, media siap
beberapa macam kapang. Berdasarkan uraian digunakan.
diatas, penulis ingin melihat daya hambat ekstrak
daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan Pembuatan larutan phosfat buffer sulfur
daunsirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) (PBS)
terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus Larutan PBS dapat dibuat dari KCl
penyebab infeksi nosokomial secara in vitro. sebanyak 0,1 gram, KH2PO4 sebanyak 0,1 gram,
NaCl sebanyak 4 gram, dan Na2HPO4.H2O
MATERI DAN METODE PENELITIAN Sebanyak 1,08 gram. Bahan-bahan tersebut
Metode Penelitian dilarutkan dalam 250 mL akuades steril dan
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada dihomogenkan dalam gelas kimia 500
bulan januari-maret 2016 bertempat di mL..Kemudian dipindahkan larutan ke dalam labu
Laboratorium mikrobiologi Program Studi Biologi ukur 500 mL dan ditambahkan akuades steril
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam hingga tanda batas.
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Jl. Dukuh
Menanggal XII Surabaya. Pembuatan Larutan Daun Mengkudu dan Daun
Sirih Merah
Bahan Penelitian Membuat larutan daun mengkudu dan sirih
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini merah 40% dengan mengambil 40 ml daun
adalah bakteri Staphylococcus aureus, daun mengkudu dan daun sirih merah kemudian
mengkudu (Morinda citrifolia L.), daun sirih ditambah dengan aquadest hingga mencapai 100
merah (Piper crocatum Ruiz & Pav), aquadest, ml. prosedur tersebut diulang untuk membuat
media NA, larutan PBS, alkohol 70%. larutan daun mengkudu dan daun sirih merah
dengan konsentrasi 60% dan 80%.
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Sterilisasi alat dan bahan Pembiakan Bakteri
Seluruh alat-alat seperti erlenmeyer, gelas Bakteri staphylococcus aureus dari media
ukur, kawat ose dan tabung reaksi rak dicuci agar miring diambil lalu di encerkan sampai
bersih dan dikeringkan. Alat-alat tersebut sesuai standart Max Farland (1,5 × 108 CFU/ml)
dibungkus kertas lalu diikat dengan tali beserta pengenceran 1/1000000 menggunakan phosfat
aquades disterilkan dengan menggunakan buffer sulfur denggan menggunakan spet volume
autoklaf. Autoklaf diset pada suhu 121 0 C dengan sebanyak 0,1 ml.
tekanan 15 psi (per square inchi) selama 20 menit.
Tahap Pengujian Antibakteri
Pembuatan ekstrak daun mengkudu (Morinda Uji daya hambat menggunakan metod difusi
citrifolia L.), daun sirih merah (Piper crocatum cakram kertas.Disiapkan cawan petri yang telah
Ruiz & Pav) dituangi media padat kemudian ditambahkan 0,1
Cuci bersih Daun mengkudu dan daun sirih ml bakteri aktif. Diratakan dengan streak (metode
merah (sample basah) yang akan dikeringkan olesan) sampai mengering.Kemudian cakram disk
kemudian potong kecil-kecil lalu dioven dengan dicelupkan pada masing-masing perlakuan
suhu 800 C atau dikeringkan dengan diangin- konsentrasi daun mengkudu dan daun sirih
anginkan sampai kering (bebas kandungan air). merah.Cakram disk dari hasil celupan tersebut
Setelah kering , haluskan dengan blender didinginkan agar kering dan diletakan pada
kemudian di saring untuk memisahkan serbuk permukaan media NA setelah itu media tersebut
halus dan tulang daun yang habis di blender. diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37
0
Timbang serbuk halus daun mengkudu dan daun C.pengamatan dilakukan dengan melihat zona
sirih merah100 gram dan beri air aquades hambat/ zona bening disekeliling paper disk yang
sebanyak 600 ml. Masak dalam panci infusa menunjukan daerah hambatan pertumbuhan
dengan suhu 800C selama 15 menit, setelah itu bakteri.
13
Stigma Journal of science 10 (1): 12-16; April 2017 ISSN: 1412 – 1840
© 2017 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

Analisa Statistika Zona Hambat Pertumbuhan Staphylococcus


Data hasil pengamatan dihitung aureus dengan metode infundasi
menggunakan perangkat lunak SPSS. Metode Dari hasil penelitian menunjukkan
analisa uji F (anova) dengan percobaan rancangan bahwa konsentrasi ekstrak daun mengkudu yang
acak lengkap paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan
bakteri staphylococcus aureus yaitu pada
HASIL PENELITIAN kosentrasi 80% dengan rata-rata hasil zona
hambat (0,76 ± 0,16 %)
Analisis Data Pengaruh Konsentrasi Daun
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Terhadap

Gambar 1. Grafik Rata-rata Hasil Zona Hambat Ekstrak Daun Mengkudu Terhadap
Pertumbuhan Staphyloccus aureus

Dari hasil uji LSD menunjukkan rata-rata Analisis Data Pengaruh Konsentrasi Daun
hasil zona hambat bakteri Staphylococcus aureus Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)
ekstrak daun mengkudu pada konsentrasi 0% Terhadap Zona Hambat Pertumbuhan
berbeda nyata (P<0,05) dengan rata-rata hasil Staphylococcus aureus dengan metode
zona hambat pada konsentrasi 40%. Pada infundasi
konsentrasi 40% berbeda nyata (P<0,05) dengan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata hasil zona hambat bakteri konsentrasi ekstrak daun sirih merah yang paling
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 60%. tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Pada konsentrasi 60% tidak berbeda nyata staphylococcus aureus yaitu pada kosentrasi 80%
(P>0,05) dengan rata-rata hasil zona hambat dengan rata-rata hasil zona hambat (0,70 ± 0,15).
bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi
80%.

Gambar 2. Grafik Rata-rata Hasil Zona Hambat Ekstrak Daun Sirih Merah Terhadap
Pertumbuhan Staphyloccus aureus

Dari hasil uji LSD menunjukkan rata-rata zona hambat pada konsentrasi 40%. Pada
hasil zona hambat bakteri Staphylococcus aureus konsentrasi 40% tidak berbeda nyata (P>0,05)
ekstrak daun sirih merah pada konsentrasi 0% dengan rata-rata hasil zona hambat bakteri
berbeda nyata (P<0,05) dengan rata-rata hasil Staphylococcus aureus pada konsentrasi 60%.
F. E. Afiff dan S. Amilah: Efektivitas Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Dan Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Terhadap Zona
Hambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus

Pada konsentrasi 60% tidak berbeda nyata


(P>0,05) dengan rata-rata hasil zona hambat Analisis Data Perbandingan Hasil Zona
bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi Hambat Ekstrak Daun Mengkudu dan Daun
80%. Sirih Merah

Gambar 3. Grafik Perbandingan Ekstrak Daun Mengkudu Dan Daun Sirih Merah

Berdasarkan grafik perbandingan antara maupun non enzim. Flavonoid merupakan


pengaruh dari ekstrak daun Mengkudu dan daun golongan terbesar senyawa fenol (Sjahid, 2008).
Sirih Merah terhadap zona hambat bakteri Mekanisme kerjanya dengan cara mendenaturasi
Staphylococcus aureus yang terbaik adalah protein sel bakteri dan merusak membran sel
ekstrak daun Mengkudu pada konsentrasi 80% tanpa dapat diperbaiki lagi (Juliantina 2008).
dengan rata-rata hasil zona hambat 0,76 mm. Polifenol merupakan senyawa yang tersusun dari
banyak senyawa fenol. mekanisme kerjanya
PEMBAHASAN sebagai antibakteri dengan cara mendenaturasi
Dari hasil penelitian keempat jenis dan koagulasi protein (Cowan, 1999). Tanin
perlakuan ekstrak daun mengkudu (Morinda merupakan salah satu jenis senyawa yang
citrifolia L.) dan ekstrak daun sirih merah (Piper termasuk ke dalam golongan polifenol. Senyawa
crocatum Ruiz & Pav) yaitu 0%, 40%, 60%, dan tanin ini banyak dijumpai pada tumbuhan.
80% dapat mempengaruhi pertumbuhan besar Mekanisme kerja tanin diduga dapat
zona hambat bakteri Staphylococcus aureus dan mengkerutkan dinding sel atau membran sel
konsentrasi daun mengkudu yang paling efektif sehingga mengganggu permeabilitas sel itu
dalam menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel
adalah pada 80% . hal ini menunjukan bahwa tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga
ekstrak daun mengkudu dan daun sirih merah pertumbuhannya terhambat dan mati (Ajizah,
efektif sebagai antibakteri Staphylococcus aureus. 2004).
zat yang mempengaruhi adanya pertumbuhan Triterpenoid merupakan komponen
besar zona hambat dalam ekstrak daun mengkudu tumbuhan yang mempunyai bau dan dapat
antara lain saponin, flavonoid, polifenol, tanin, diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan
dan triterpen. Sedangkan, senyawa kimia yang sebagai minyak atsiri. Mekanisme triterpenoid
terkandung dalam ekstrak daun sirih merah yaitu sebagai antibakteri adalah bereaksi dengan porin
antara lain tanin, flavonoid, polifenol, saponin, (protein transmembran) pada membran luar
alkaloid, dan minyak atsiri dinding sel bakteri, membentuk ikatan polimer
Saponin berasal dari bahasa latin Sapo yang yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya
berarti sabun, karena sifatnya menyerupai sabun. porin. Rusaknya porin yang merupakan pintu
Saponin merupakan glikosida triterpenoid dan keluar masuknya senyawa akan mengurangi
sterol (Robinson, 1995). Mekanisme kerja permeabilitas membran sel bakteri yang akan
saponin termasuk dalam kelompok antibakteri mengakibatkan sel bakteri akan kekurangan
yang mengganggu permeabilitas membran sel nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat
bakteri yang mengakibatkan kerusakan membran atau mati (Rachmawati, 2009). Alkaloid
sel dan menyebabkan keluarnya berbagai merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang
komponen penting dari dalam sel bakteri yaitu terbesar. Mekanisme yang diduga adalah dengan
protein, asam nukleat dan nukleotida cara mengganggu komponen penyusun
(Ganiswarna, 1995). Flavonoid merupakan peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan
senyawa pereduksi yang baik, menghambat dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson,
15
Stigma Journal of science 10 (1): 12-16; April 2017 ISSN: 1412 – 1840
© 2017 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

1995). Minyak atsiri merupakan senyawa volatil Dwijoseputro. 1985. Dasar-dasar mikrobiologi.
yang dihasilkan oleh jaringan tertentu suatu Jakarta : djambatan
tanaman, baik berasal dari akar, batang, daun, Ganiswarna, S.G. 1995. Farmakologi Dan
kulit, bunga, biji-bijian.bahkan putik bunga Terapi. Jakarta: Gaya Baru.
(Rahmawati, 2000). Pada umumnya minyak atsiri Guenther, E. 1987. Minyak atsiri. Jakarta:
mempunyai ciri-ciri mudah menguap pada suhu penerbit UI.
kamar, mudah mengalami dekomposisi, memiliki Gupta MN, Sturrock RD, Field M. A prospective
bau harum sesuai dengan bau tanaman 2-year study of 75 patients with adult-
penghasilnya, larut dalam pelarut organik dan onset septic arthritis. J Rheumatology
tidak larut dalam air (Guenther, 1987). Ajizah 2001;40:24-30.
(2004) menjelaskan, minyak atsiri berperan Hughes LB. Infectious Arthritis. In: Koopman
sebagai antibakteri dengan cara menggangu WJ, Moreland LW, Ed. Arthritis and
proses terbentuknya membran atau dinding sel allied conditionsa text book of
sehingga tidak terbentuk atau terbentuk tidak rheumatology. 15th ed. Philadelpia:
sempurna. Lippincott William & Wilkins,
2005.p.2577-2601.
SIMPULAN Juliantina, F., D.A. Citra, B. Nirwani. 2008.
1. Ada pengaruh pemberian Ekstrak Daun Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum)
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap
DaunSirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Bakteri Gram Positif dan Gram
Pav) terhadap zona hambat pertumbuhan Negatif. UII. Yogyakarta
bakteri Staphylococcus aureus. (http://journal.uii.ac.id) diakses pada
2. Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda tanggal 30 November 2015.
citrifolia L.) yang efektif terhadap zona Kaandorp CJE, Dinant HJ, van de Laar MAFJ,
hambat pertumbuhan bakteri Moens HJB, Prins APA, Dijkmans
Staphylococcus aureus pada konsentrasi BAC. Incidence and source of native
80%. and prosthetic joint infection: a
3. Ekstrak DaunSirih Merah (Piper crocatum community based prospective survey.
Ruiz & Pav) yang efektif terhadap zona Ann Rheum Dis 1997;56:470-5.
hambat pertumbuhan bakteri Kusmiyati dan N.W.S. Agustini. Uji aktivitas
Staphylococcus aureus pada konsentrasi senyawa antibakteri dari mikroalga
80%. Porphyridium cruentum. Pusat
4. Perbandingan ekstrak daun Mengkudu dan Penelitian Bioteknologi. Lembaga Ilmu
ekstrak daun Sirih Merah yang terbaik Pengetahuan Indonesia (LIPI).
adalah ekstrak daun mengkudu dengan Cibinong. Biodiversitas. 8:48-53. 2006
konsentrasi 80% dengan hasil zona hambat Lingga, M.A., M.M. Rustama. 2005. Uji
0,76 mm, sedangkan pada daun Sirih Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Air
Merah pada konsentrasi 80% dengan hasil dan Etanol Bawang Putih (Allium
zona hambat 0,70 mm. sativum L.) terhadap Bakteri Gram
Negatif dan Gram Positif yang Diisolasi
dari Udang Dogol (Metapenaeus
DAFTAR PUSTAKA monoceros), Udang Lobster (Panulirus
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella sp.), dan Udang Rebon (Mysis Acetes).
Typhimorium Terhadap Ekstrak Daun Jurusan Biologi FMPA Universitas
Psidium Guajavo L. Bio Selective, vol Padjajaran. Bandung.
1 No. 1:31-8. Morgan DS, Fisher D, Merianos A,Currie BJ. An
Cowan, M.M., 1999, Plant Products as 18 year clinical review of septic
Antimicrobial Agents, Clinical arthritis from tropical Australia.
Microbiology Review, 12, 4, 564-582. Epidemiol Infect 1996;117 (3):423-8.
Diassanti, A. 2011, Uji Ekstrak Etanol Daun Robinson, T., 1995, Kandungan Organik
Mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai Tumbuhan Tinggi, ITB, Bandung, hal
Antimikroba terhadap Methicillin 71, 153-156, 191 dan 281.
Resistant Staphylococcus aureus Sudewo, B. 2005. Basmi Penyakit dengan Sirih
(MRSA) Secara In Vitro, Skripsi, Merah. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Universitas Brawiijaya, Malang.
Dowsen , et al, 2002. Staphylococcus aureus.
http:ud/primahapsa /files/ 2012
/06/jtptunimus-gdl-primahapsa-5337-
1-bab1.pdf.

You might also like