You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psoriasis merupakan gangguan kronis dengan dasar genetik yang

kuat berupa kakrakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel

epidermis disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh

sistem saraf, dengan predisposisi poligenik dan memicu faktor lingkungan

seperti infeksi bakteri, trauma, atau obat-obatan. Psoriasis memiliki

gambaran khas yang berbeda-beda yaitu Psoriasis vulgaris, psoriasis gutata,

dan psoriasis pustulosa. Psoriasis vulgaris adalah suatu inflamasi kulit

kronis, kadang-kadang melemahkan, dan merupakan penyakit inflamasi

autoimunkulit menahun, kumat-kumatan, yang ditandai dengan makula

yang berukuran bervariasi, batas jelas, kemerahan, kering, berskuama.

(Gudjonsson dan Elder: 2012, Kupetsky dan Keller: 2013)

Sampai saat ini belum diketahui penyebab dari penyakit ini. Namun

gejala klinisnya dapat dilihat berupa lesi di tempat yang mudah terkena

trauma seperti kulit kepala, siku, lutut, dan bokong. Lesi berbentuk makula

dengan skuama kuning, kemerahan atau perak keputihan yang tebal.

(Jacoeb: 2015)

Prevalensi psoriasis bervariasi antara 0,1-11,8% di berbagai

populasi dunia. Insidens di Asia cenderung rendah (0,4%). Tidak ada

perbedaan insidens pada pria ataupun wanita. Variasi klinis psoriasis


vulgaris mencapai (90%). Seperti lazimnya penyakit kronis, mortalitas

psoriasis rendah namun morbiditas tinggi, dengan dampak luas pada

kualitas hidup pasien ataupun kondisi sosioekonominya. Penyakit ini terjadi

pada segala usia, tersering pada usia 15-30 tahun. Puncak usia kedua adalah

57-60 tahun. (Yuliastuti: 2015)

Morbiditas merupakan masalah yang sangat penting bagi pasien

psoriasis. Berbagai faktor psikologis dan sosial sering dijumpai penderita

Psoriasis Vulgaris, antara lain: malu karena kulit yang mengelupas dan

pecah-pecah, tidak nyaman karena gatal atau harga obat yang mahal dengan

berbagai efek samping. Berbagai alasan tersebut menyebabkan menurunnya

kualitas hidup seseorang bahkan depresi berlebihan sampai keinginan

bunuh diri. (Jacoeb: 2015)

Salah satu jenis pengobatan psoriasis ini adalah melaui pengobatan

topikal, tujuan pengobatan ini untuk menurunkan keparahan penyakit

sehingga pasien dapat beraktivitas dalam pekerjaan, kehidupan sosial dan

sejahtera untuk tetap dalam kondisi kualitas hidup yang lebih baik. Tidak

memperpendek masa hidupnya karena efek samping obat. (Jacoeb:2015)

Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012

Psoriasis Vulgaris termasuk kompetensi 3A. Sebagai lulusan dokter haarus

mampu membuat diagnosis klinik dengan memberikan terapi pendahuluan

pada pasien Psoriasis Vulgaris, demi menyelamatkan nyawa, mencegah

kecacatan dan keparahan pada pasien. (SKDI: 2012).

Psoriasis merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang terjadi pada

usia dewasa muda (usia produktif) dengan populasi terbanyak di dunia.


Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan psikologis dan social sehingga

membuat penderita menjadi kurang percaya diri dan merasa tidak nyaman

sehingga penulis merasa sangat penting untuk mengambil pembahasan dari

sumber acuan (buku) maupun jurnal tentang Psoriasis vulgaris.


1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi Psoriasis Vulgaris ?

2. Bagaimanakah epidemiologi Psoriasis Vulgaris ?

3. Bagaimanakah etiologi Psoriasis Vulgaris ?

4. Bagaimanakah mekanisme terjadinya Psoriasis Vulgaris ?

5. Bagaimanakah mendiagnosis Psoriasis Vulgaris ?

6. Apakah diagnosis banding Psoriasis Vulgaris ?

7. Bagaimanakah penatalaksanaan Psoriasis Vulgaris ?

8. Apakah komplikasi Psoriasis Vulgaris ?

9. Bagaimanakah prognosis Psoriasis Vulgaris ?

10. Apakah edukasi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi Psoriasis Vulgaris.

2. Untuk mengetahui epidemiologi Psoriasis Vulgaris.

3. Untuk mengetahui etiologi Psoriasis Vulgaris.

4. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya Psoriasis Vulgaris.

5. Untuk mengetahui diagnosis Psoriasis Vulgaris.

6. Untuk mengetahui diagnosis banding Psoriasis Vulgaris.

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Psoriasis Vulgaris.

8. Untuk mengetahui komplikasi Psoriasis Vulgaris.

9. Untuk mengetahui prognosis Psoriasis Vulgaris.

10. Untuk mengetahui edukasi untuk Psoriasis Vulgaris.


2

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis

Karya tulis ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis untuk

mengembangkan dan menerapkan ilmu karya tulis kedokteran,

sehingga mampu menyusun karya tulis dan menyajikan hasilnya.

2. Bagi Institusi

Karya tulis ini diharapkan sebagai sumber bacaan untuk menambah

informasi tentang ilmu dermatologi khususnya Psoriasis Vulgaris

bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih.

3. Bagi pembaca

Karya tulis ini diharapkan agar dapat menjadi sumber dan bahan

tambahan khususnya dalam ilmu dermatologi


3

BAB II

ISI

2.1 Definisi

Psoriasis merupakan gangguan kronis dengan dasar genetik yang

kuat berupa kakrakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel

epidermis disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh

sistem saraf, dengan predisposisi poligenik dan memicu faktor lingkungan

seperti infeksi bakteri, trauma, atau obat-obatan. Psoriasis memiliki

gambaran khas yang berbeda-beda yaitu Psoriasis vulgaris, psoriasis gutata,

dan psoriasis pustulosa. Psoriasis vulgaris adalah suatu inflamasi kulit

kronis, kadang-kadang melemahkan, dan merupakan penyakit inflamasi

kulit menahun, kumat-kumatan, yang ditandai dengan makula yang

berukuran bervariasi, batas jelas, kemerahan, kering, berskuama.

(Gudjonsson dan Elder: 2012, Kupetsky dan Keller: 2013)

2.2 Epidemilogi

Prevalensi psoriasis bervariasi antara 0,1-11,8% di berbagai populasi

dunia. Insidens di Asia cenderung rendah (0,4%). Tidak ada perbedaan

insidens pada pria ataupun wanita. Variasi klinis psoriasis vulgaris

mencapai (90%). Seperti lazimnya penyakit kronis, mortalitas psoriasis

rendah namun morbiditas tinggi, dengan dampak luas pada kualitas hidup

pasien ataupun kondisi sosioekonominya. Penyakit ini terjadi pada segala

usia, tersering pada usia 15-30 tahun. Puncak usia kedua adalah 57-60

tahun. (Yuliastuti: 2015)


4

Morbiditas merupakan masalah yang sangat penting bagi pasien

psoriasis. Berbagai faktor psikologis dan sosial sering dijumpai penderita

Psoriasis Vulgaris, antara lain: malu karena kulit yang mengelupas dan

pecah-pecah, tidak nyaman karena gatal atau harga obat yang mahal dengan

berbagai efek samping. Berbagai alasan tersebut menyebabkan menurunnya

kualitas hidup seseorang bahkan depresi berlebihan sampai keinginan

bunuh diri. (Jacoeb: 2015)

2.3 Etiologi

Tidak Diketahui

2.4 Mekanisme Terjadinya Psoriasis Vulgaris

Mekanisme peradangan kulit psoriasis cukup kompleks, yang melibatkan

berbagai sitokin, kemokin, maupun factor pertumbuhan yang mengakibatkan

gangguan regulasi keratinosit, sel-sel radang, dan pembuluh darah; sehingga lesi

tampak menebal dan berskuama tebal berlapis. (Jacoeb: 2015) Lesi kulit

psoriasis melibatkan epidermis dan dermis. Terdapat penebalan epidermis,

disorganisasi stratum korneum akibat hiperproliferasi epidermis dan

peningkatan kecepatan mitosis, disertai peningkatan ekspresi intercellular

adhesion molecule 1 (ICAM 1) serta abnormalitas diferensiasi sel

epidermis. (Yuliastuti: 2015)

Aktivasi sel T terutama dipengaruhi oleh sel Langerhans. Sel T serta

keratinosit yang teraktivasi akan melepaskan sitokin dan kemokin, dan

menstimulasi infl amasi lebih lanjut. Selain itu, kedua komponen ini akan
5

memproduksi Tumor Necrosis Factor α (TNF α), yang mempertahankan

proses inflamasi. Oleh karena itu, psoriasis bukan hanya disebabkan oleh

autoimunitas terkait sel limfosit T seperti teori terdahulu, tetapi melibatkan

proses yang lebih kompleks termasuk abnormalitas mikrovaskuler dan

keratinosit. (Yuliastuti: 2015)

2.5. Penegakan Diagnosis

2.5.1 Anamnesis

Salah satu hal yang pertama kali yang penting ditanyakan adalah onset

penyakit dan riwayat keluarga, karena onset dini dan riwayat keluarga

berkaitan dengan tingginya ekstensi dan rekurensi penyakit. Selain itu,

tentukan apakah lesi merupakan bentuk akut atau kronis, serta keluhan pada

persendian, karena kemungkinan artritis psoriatika pada pasien dengan riwayat

pembengkakan sendi sebelum usia 40 tahun.(yuliastuti: 2015)

2.5.2 Pemeriksaan Fisik

Gambaran klasik berupa plak eritematosa diliputi skuama putih disertai

titik-titik perdarahan bila skuama dilepas. Berukuran dari seujung jarum

sampai dengan plakat menutupi sebagian besar tubuh area tubuh, umumnya

simetris.
3
3

You might also like