Professional Documents
Culture Documents
11.1.1. Kemiringan
Ketinggian antara garis-garis kontur yang berurutan disebut selang vertikal
atau selang kontur dan intervalnya pada setiap peta selalu tetap. Pada
gambar 11.2 di atas, irisan/potongan dari selang vertikal diperlihatkan pada
garis AB. Jarak mendatar/horizontal antara garis-garis kontur digambarkan
oleh panjang garis BC berdasarkan skala gambar yang diberikan. Dengan
demikian, untuk mencari kemiringan antara dua garis kontur dapat
diketahui, yaitu:
selang .vertikal
kemiringan
jarak.horizontal
Contoh:
10 1
1. Kemiringan sepanjang BC = 1 : 30
300 30
10 1
2. Kemiringan sepanjang DE = 1:8
80 8
Pada gambar 11.3, diperlihatkan contoh dari tiga bentuk kemiringan. Dengan
selang/interval yang sama, gambar (a) menunjukkan daerah yang
mempunyai kemiringan yang teratur. Pada gambar (b), garis-garis kontur
bagian atas menunjukkan daerah yang curam dan landai dibagian bawah. Hal
ini biasa disebut kelandaian cembung. Sedangkan pada gambar (c), garis-
garis kontur bagian atas menunjukkan daerah yang landai dan curam
dibagian bawah. Hal ini biasa disebut kelandaian cekung.
Contoh:
Gambar 11.5 memperlihatkan garis-garis kontur dengan selang kontur 2m
yang digambarkan dengan skala 1:2500.
a. Berapa ukuran dari lokasi yang digambar tersebut.
b. Terangkan bentuk permukaan sepanjang garis potongan AB
c. Hitung kemiringan antara:
1. Titik D dan C
2. Titik E dan F
Jawab:
a. … x … m
b. Dari titik A tanah turun dan membentuk kemiringan yang cekung ke
tengah dimana daerah tersebut membentuk seperti pelana. Daerah
tersebut berada diantara 2 bukit yang membentang dari Timur ke Barat
dan kecuramannya membentuk cekungan. Ketinggian bukit tersebut kira-
kira 73m di atas datum dan turun ke arah B dan E.
Tabel 11.1 Tabel Tinggi Kontur 94, 92, 90, dan 88,000m
GARIS TINGGI
BS IS FS JARAK CATATAN
BIDIK TITIK
PILAR BETON
94.070
1.630 95.700 (BM)
1.700 94.000 Kontur 94
3.700 92.000 Kontur 92
1.310 4.830 92.180 90.870 CP1
2.180 90.000 Kontur 90
4.180 88.000 Kontur 88
3.820 0.310 95.690 91.870 CP2
PILAR BETON
94.070
1.620 (BM)
6.760 BS 6.760 94.070 BM AWAL
BM
94.070
6.760 FS AKHIR
0.000 0.000
Pematokan
Untuk dapat melakukan penggambaran (Ploting), maka posisi rencana
dari patok-patok harus dipastikan dulu. Pada daerah yang kecil, seperti
pada gambar di atas, patok-patok dipasang dengan system rangkaian
dan Off-Set, seperti pada gambar 11.6. Untuk daerah yang luas,
sebaiknya pengukuran dilakukan dengan cara Polygon Compass atau
Tachymetry. Posisi dari pada kontur digambar langsung pada peta
rencana dengan lengkungan kontur yang baik.
Pada gambar 11.7, patok-patok terakhir terletak pada jarak 60m dari
garis basis.
2. Sipat Datar
Untuk mencari ketinggian dari setiap titik-titik grid dilakukan
pengukuran sipat datar. Gambar 11.8, memperlihatkan sebagian dari
pada Grid dengan ketinggian titik-titiknya.
Cara ini mudah dihitung dan lebih sering digunakan dari beberapa
cara yang ada. Apabila garis kontur yang digambarkan banyak sekali
dan hitungannya dengan 2 desimal dibelakang koma, biasanya
digunakan kalkulator tangan dan dibuatkan tabel 11.2 seperti dibawah
ini.
Tabel 11.2. Penghitungan Harga Garis Kontur
Harga Jarak Perbedaan Perbedaan
Posisi Posisi Jarak Antara
Kontur Antara Tinggi Antara Tinggi Antara
Grid Grid Kolom 1 dan 2
(m) Kolom 1 dan 2 Kolom 1 dan 2 Kolom 1 dan 2
b. Cara Grafis
Gambar 11.9 adalah bagian grid antara sta(20,20) dan sta(20,40)
yang diperbesar dimana kontur 94,000m berada. Ketinggian titik
pada sta(20,20) adalah 94,4 dan ketinggian titik pada sta(20,40)
adalah 92,5. Dengan menggunakan skala penggaris, skala 2,5,
diletakkan pada ketinggian 92,5 sperti terlihat pada gambar 11.9,
sehingga skala penggaris 4,0 menyatakan garis kontur 94,0 dan
skala penggaris 4,4 menyatakan elevasi sta(20,20) sebesar 94,4m.
Kedua titik tersebut ditandai pada peta rencana. Dari titik ini
Contoh:
Jaringan kerangka tinggi (elevasi) titik seperti pada gambar 11.13
telah diamati selama pengukuran pemetaan untuk keperluan
pembangunan. Gambarlah garis kontur dengan interval 0,5m
dengan menggunakan metode interpolasi. Jawaban dari soal ini
diberikan pada gambar 11.14.
tanah tersebut, apakah batuan, pasir, atau lumpur, dan besar sudut ini
biasanya antar 26,5º s/d 45º sehingga akan membentuk suatu lereng dengan
kemiringan 1/1 sampai 1/2. Pada gambar 11.15, galian mempunyai
kemiringan 1/2 dan timbunan dengan kemiringan lereng 1/1.
Apabila timbunan dibentuk pada daerah datar maka garis batas luar dari pada
tanggul akan sejajar dengan permukaan timbunan atau rencana jalan. Garis
ini akan berjarak 15m ke arah kiri dan kanan dari sisi jalan. Untuk diketahui,
jarang sekali permukaan bumi merupakan bidang yang datar.
Panjang tanggul 60m dan lereng tanggul akan mempunyai kontur dengan
selang vertikal 1m pada jarak datar setiap 20m.
Bila tinggi titik A 70m, maka tinggi titik B adalah 70m + (60/20)m = 73m.
Jadi titik-titik dengan ketinggian 70m berada 3m di bawah titik B dan berada
pada jarak mendatar 6m dari titik B. Gambarkan titik C dan D pada jarak 6m
disebelah kiri dan kanan dari sisi-sisi rencana tanggul dan hubungkan dengan
titik E dan F untuk membentuk garis kontur 70m. Demikian juga untuk
kontur-kontur yang lainnya digambarkan dengan selang 1m sejajar dengan
garis EC dan FD pada jarak 2m (1/2).
Contoh:
Gambar 11.21 adalah sebuah peta dengan kontur tanah asli yang mempunyai
selang vertical 2m dan diketahui data gambar rencana posisi pembuatan
tanggul AB:
- lebar tanggul = 6m
- tinggi titik A = 60m
- kemiringan tanggul = 4% (1:25)
- selang vertikal dan horizontal = 1/2
Gambarkan peta perencanaan pekerjaan tanggul tersebut.
Jawaban: Gambar 11.22