You are on page 1of 5

MILIK tanya-tanya.

com
Dilarang Memperbanyak Dan Menyebarluaskan Tanpa Seijin tanya-tanya.com

KONSENTRASI
 Banyaknya zat terlarut dalam sejumlah zat pelarut.

1. Fraksi mol (X)


Menyatakan perbandingan jumlah mol komponen suatu zat terhadap total mol semua
komponen yang terdapat dalam larutan
Jumlah mol zat A nA
XA  
Jumlah total mol semua komponen nA  nB  ....  nZ

Jika larutan hanya terdiri dari dua komponen, zat A dan zat B, berlaku:

XB = 1 - XA

2. Molalitas (m)
Banyaknya zat terlarut di dalam satu kilogram pelarut.
Jumlah mol zat A nA
mA  
1000 gram pelarut P(kg)
Gr 1 P = berat pelarut
 x
M r P(kg)
Gr 1000
 x
M r P(gram)

3. Molaritas (M)
Banyaknya zat terlarut di dalam satu liter larutan.
Jumlah mol zat A n A
MA  
1 L larutan V(L)
Gr 1
 x
M r V(L)
Gr 1000
 x
M r V(mL)

V = volume larutan
MILIK tanya-tanya.com
Dilarang Memperbanyak Dan Menyebarluaskan Tanpa Seijin tanya-tanya.com

SIFAT KOLIGATIF

 Pengertian
Sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi bergantung pada
konsentrasi/jumlah partikel zat terlarut.
1. Penurunan Tekanan Uap (∆P)
 Tekanan yang ditimbulkan oleh uap yang terbentuk dari zat cair yang berubah
membentuk fasa gas.
 Penambahan zat terlarut non volatile(sukar menguap) dapat menyebabkan
menurunkan tekanan uap. Karena partikel pelarut akan terhalang ketika akan
menguap.

 Jika tekanan uap pelarut (Po) dan tekanan uap larutan (PL). Maka berlaku :
Po > PL
 Besar penurunannya (∆P) adalah :
∆P = Po - PL
 Hubungan penurunan tekanan uap (∆P) dengan fraksi mol (X)
Francois M. Raoult menjelaskan hubungan PL dengan X melalui hukum Raoult
dalam persamaan :
PL = XP . Po
Xp = fraksi mol pelarut
Karena Xp + Xt = 1, maka diperoleh rumusan:
∆P = Xt . Po
Xt = fraksi mol terlarut

2. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)


 Dengan penambahan zat terlarut. Titik didih larutan akan lebih tinggi
dibandingkan titik didih pelarut. Hal ini dapat dijelaskan dengan diagram fasa:
MILIK tanya-tanya.com
Dilarang Memperbanyak Dan Menyebarluaskan Tanpa Seijin tanya-tanya.com

 Akibat tekanan uap larutan mengalami penurunan dari tekanan uap pelarut,
maka titik didih larutan akan lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut.
 Jika titik didih pelarut (Tbo) dan titik didih larutan (Tb L). Maka berlaku :
Tbo < Tb L
Besar kenaikan titik didih (∆Tb) adalah :
∆Tb = Tb L - Tbo

Tbo air = 100oC


Tb L > 100oC
 Hubungan kenaikan titik didih dengan konsentrasi (molalitas):
∆Tb = Kb . m
Kb = Tetapan Kenaikan titik didih molal
(air = 0,52oC/m)

3. Penurunan Titik Beku (∆Tf)


 Dengan penambahan zat terlarut. Titik beku larutan akan lebih rendah
dibandingkan titik beku pelarut. Hal ini dapat dijelaskan dengan diagram fasa.
 Jika titik beku pelarut (Tfo) dan titik beku larutan (Tf L). Maka berlaku :
Tfo > Tf L
Besar penurunan titik beku (∆Tf) adalah :
∆Tf = Tf o – Tf L

Tfo air = 0oC


Tb L < 0oC
 Hubungan penurunan titik beku dengan konsentrasi (molalitas):
∆Tb = Kb . m
Kb = Tetapan Kenaikan titik didih molal
MILIK tanya-tanya.com
Dilarang Memperbanyak Dan Menyebarluaskan Tanpa Seijin tanya-tanya.com

(air = 0,52oC/m)

4. Tekanan osmosis (π)


 Osmosis adalah proses perpindahan larutan yang memiliki konsentrasi rendah
melalui membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki konsentrasi
lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan konsentrasi.

 Tekanan yang diterapkan untuk menghentikan proses osmosis dari larutan encer
atau pelarut murni ke dalam larutan yang lebih pekat disebut tekanan osmotik
larutan.
 Rumusan tekanan osmosis:
π = M.R.T

Keterangan:
π = Tekanan Osmosik
M = Molaritas
R = Tetapan Gas Umum (0,082 L atm/k mol)
MILIK tanya-tanya.com
Dilarang Memperbanyak Dan Menyebarluaskan Tanpa Seijin tanya-tanya.com

 Sifat Koligatif larutan elektrolit


Perbedaan jumlah partikel larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
menyebabkan nilai sifat koligatif menjadi berbeda. Rumusan sifat koligatif untuk
larutan elektrolit harus dikalikan faktor Van Hoff (i)

i = (1 + (n-1)α)

Ket: n = jumlah ion , α= derajat ionisasi


Rumusan Sifat Koligatif Larutan Elektrolit:
∆P ∆Tb ∆Tf π
∆P = Xt . Po

Xt 
n t .i ∆Tb = Kb . m . i ∆Tf = Kf . m . i π = M . R . T. i
nt .i  np

You might also like