You are on page 1of 6

B.

KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
 Pemeriksaan Subjektif Pada Pasien
Kategori Pertanyaan untuk riwayat Rasional
kesehatan
Data Demografi - Berapa umur klien ? pada pasien lansia terjadi pengerasan
tendon tulang sehingga menyebabkan fungsi
tubuh bekerja secara kurang normal dan
dislokasi cenderung terjadi pada orang dewasa
dari pada anak-anak, biasanya klien jatuh
dengan keras dalam keadaan strecthout.
- Apa pekerjaan klien ? pada pasien dislokasi biasanya di
akibatkan oleh kecelakaan yang
mengakibatkan trauma atau ruda paksa,
biasaya terjadi pada klien yang mempunyai
pekrjaan buruh bangunan. Seperti terjatuh ,
atupun kecelakaan di tempat kerja ,kecelakaan
industri dan atlit olahraga, seperti pemain
basket , sepak bola dll
- Apa jenis kelamin klien dislokasi lebih sering di temukan pada
? anak laki-laki dari pada perempuan karna
cenderung dari segi aktivitas yang berbeda.
Riwayat - Riwayat penyakit Berhubungan dengan penyakit dahulu
kesehatan dahulu seperti penyakit tulang merupakan salah satu
faktor predisposisi terjadinya dislokasi,
diabetes, osteoporosis, yang sering terjadi
pada keturunan dan kanker tulang yang
cenderung diturunkan secara genetic yang
dapat memperlambat proses penyembuhan
tulang.
- Riwayat penyakit Pengumpulan data yang dilakukan
sekarang untuk menentukan sebab dari dislokasi, yang
nantinya membantu dalam pmembuat rencana
tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa
kronologi terjadinya penyakit tersebut
sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan
yang terjadi dan bagian tubuh mana yang
terkena. Selain itu, dengan mengetahui
mekanisme kecelakaan yang terjadi bisa
diketahui luka kecelakaan yang lain.

 Pemeriksaan Objektif pada pasien

Kategori Temuan Pada Pengkajian Temuan Abnormal


 Kepala
Wajah Bentuk wajah Dislokasi rahang biasanya terasa
normalnya adalah simetris. sangat sakit. Penderita tidak dapat
Pada sendi rahang secara menutup mulutnya. Mulut penderita
normal bekerja secara akan terlihat setengah terbuka dan
konstan terpakai saat rahang kemungkinan bergeser pada
makan, berbicara dan salah satu sisi. Penderita juga menjadi
menelan. sulit menelan sehingga air liur akan
terlihat menetes dari sudut bibir. Pada
pemeriksaan didapatkan lekukan pada
sendi rahang.
 Ektremitas
Sendi Secara anatomi sendi Bahu pada penderita dislokasi
bahu adalah sendi peluru. sendi bahu mengalami perubahan
pergerakan sendi bahu bentuk. Bahu cenderung terlihat lebih
memungkinkan seseorang menyerupai kotak, bukan bulat seperti
dapat menggerakkan lengan seharusnya, Adanya benjolan atau
secara leluasa dan bagian yang menonjol pada tulang
melaksanakan aktivitas. lengan bagian atas atau pada bawah
kulit di depan bahu, Sendi tidak bisa
Pada pergerakan sendi digerakkan, Bengkak atau memar, Otot
siku, patella dan bahu menjadi tegang (spasme). Ini bisa
pergelangan kaki semakin menambah rasa sakit.
merupakan pergerakan
sendi engsel yang
memungkinkan pergerakan
fleksi dan ektensi yaitu
pergerakan menekuk dan
meluruskan pada arah
panjang tulang.
Siku yang mengalami dislokasi
seluruhnya sangat jelas terlihat. Lengan
akan terlihat berubah bentuk dan
tampak terputar di siku. Bisa ditemukan
cekungan di kulit di atas daerah
dislokasi, nyeri yang dirasakan sangat
hebat. Bila terdapat robekan logamen
atau jaringan lunak lainnya dapat
ditemukan pembengkakan dan memar
disekitar siku.

Jari yang mengalami dislokasi


akan mengalami Rasa sakit yang kuat,
Warping atau jari tikungan yang tidak
wajar, Pembengkakan dan memar di
daerah dislokasi, Mati rasa dan / atau
kesemutan dan Ketidakmampuan untuk
menekuk atau meluruskan jari.

Klien yang mengalami dislokasi


panggul melintir kebelakang akan
mengalami salah satu sisi tulang
panggul lebih tinggi dan berputar
kedalam sehingga kaki menjadi pendek
Pada penderita dislokasi patella
akan mengalami nyeri hebat pada
daerah lutut, terkadang bisa hilangnya
sensasi rasa di bawah lutut. Pada lutut
yang bergeser dapat terjadi
pembengkakan yang berasal dari cairan
di dalam lutut dan biasanya sangat nyeri
bila digerakkan.

 Pengkajian laboratorium
No Tes Definisi/Nilai normal Kelainan yang ditentukan
1. x-rey (ronteng) Sinar-X adalah pancaran Pemeriksaan rontgen
gelombang elektromagnetik yang merupakan pemeriksaan diagnostik
sejenis dengan gelombang radio, noninvasif untuk membantu
cahaya tampak (visible light) dan menegakkan diagnosa medis. pada
sinar ultraviolet, tetapi dengan pasien dislokasi sendi ditemukan
panjang gelombang yang sangat adanya pergeseran sendi dari mangkuk
pendek yaitu hanya 1/10.000 sendi dimana tulang dan sendi
panjang gelombang cahaya yang berwarna putih.
kelihatan. Karena panjang
gelombangnya yang pendek,
maka sinar-X dapat menembus
bahan yang tidak tertem bus sinar
yang terlihat (M. Akhadi, 2001).

2. CT-SCAN Computerised Tomography atau CT-SCAN yaitu pemeriksaan


CT Scan pemeriksaan yang sinar-X yang lebih canggih dengan
menggunakan sistem bantuan komputer, sehingga
penggambaran digital dan sinar-X memperoleh gambar yang lebih detail
untuk memperoleh gambar dan dapat dibuat gambaran secara 3
penampang tubuh. dimensi. pada psien dislokasi
ditemukan gambar 3 dimensi dimana
sendi tidak berada pada tempatnya.

3. MRI MRI (Magnetic resonance pada pemeriksaan MRI


imaging) atau pencitraan ditemukan adanya pergeseran sendi
resonansi magnetik merupakan dari mangkuk sendi.
pemeriksaan yang menggunakan
gelombang magnet dan frekuensi
radio tanpa menggunakan sinar-X
atau bahan radio aktif, sehingga
dapat diperoleh gambaran tubuh
(terutama jaringan lunak) dengan
lebih detail. Seperti halnya CT-
Scan.

You might also like