You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita hidayah dan
rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat wal’afiat. Serta
salam dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa
ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi
suri tauladan bagi ummat-Nya. Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah
mengenai ”Sholat“ karena sebagai seorang umat Islam maka kita perlu mengetahui seluk
beluk Sholat. Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan-Nya. Saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan
manusia sendiri.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 5

D. Manfaat Penulisan.................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat ..................................................................................... 6

B. Sejarah Sholat .......................................................................................... 6

C. Macam-macam Sholat.............................................................................. 7

D. Sholatnya Orang Beriman dan Orang Fasiq.............................................. 8

E. Manfaat Sholat ......................................................................................... 10

F. Bahaya Meninggalkan Sholat.................................................................... 10

G. Waktu yang Dilarang untuk Sholat........................................................... 14

H. Syarat Wajib Sholat.................................................................................. 15

I . Dalil-dalil yang Menwajibkan Sholat....................................................... 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................

B. Saran........................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 19


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam.
Begitu pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga
takkan mungkin untuk ditinggalkan. Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu:
kehadiran hati, tafahhum (Kefahaman terhadap ma’na pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat),
mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu ditujukan kepada
Allah sebagai Ilaah. Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan
ta’lim yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih
dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci.
Shalat merupakan tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek
politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid menjadi terus
terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat
pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna
dan keteraturan yang indah. Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa salafus
shalih sangat memperhatikan masalah shalat, sampai mereka menempatkan shalat itu
sebagai”mizan” atau standar, yang dengan neraca itu ditimbanglah kadar kebaikan seseorang
dan diukur kedudukan dan derajatnya. Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh
mana istiqamahnya maka mereka bertanya tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara
shalatnya, bagaimana ia melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW:
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka saksikanlah untuknya
dengan iman.” (HR. Tirmidzi). Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu
Tsauban, Ibnu Umar, Salamah, Abu Umamah dan Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist 5 ini
: ” Sholat adalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”. Begitupun
dengan maksud hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu mas’ud dan Anas r.a. Begitulah orang-
orang yang beriman itu bukanlah orang yang melaksanakan ritual dan gerakan-gerakan yang
diperintahkan dalam sholat semata tetapi dapat mengaplikasikannya dalam keseharianya.
Sholat sebagai salah satu penjagaan bagi orang-orang yang beriman yang benar-benar
melaksanakannya.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang


akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah pengertian sholat? 2.
Bagaimanakah sejarah sholat? 3. Sebutkan macam-macam sholat? 4. Apakah manfaat sholat?

C. Tujuan Penulisan Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu: 1. Untuk mengetahui
pengertian sholat. 2. Untuk mengetahui sejarah sholat. 3. Untuk mengetahui macam-macam
sholat. 4. Untuk mengetahui manfaat sholat.

D. Manfaat Manfaat yang bisa didapat dalam makalah ini yaitu:

1. Dapat mengetahui pengertian sholat.

2. Dapat mengetahui sejarah sholat.


3. Dapat mengetahui macam-macam sholat.

4. Dapat mengetahui manfaat sholat.


BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah
adalah pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh
salam. Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran Allah. Yaitu
musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka serempak jiwanya bergerak
menghadap ke Hadirat Allah Yang MahatinggiMahamulia. Sementara musholi
meninggalakan seluruh urusan dunianya dan memusatkan pikirannya untuk menghadap Allah
SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan (makhluk) di bumi, meskipun
jasadiahnya ada di atas hamparan bumi. Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya,
berjamaah dengan keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan
kebersihan dan kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan
waktunya dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaanbacaan dan
perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini
semuanya maka shalat mempunyai nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya berdoa
selamat (mengucap salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan kesejahteraan yang
diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat berawal dengan takbir ihram,
Allahu Akbar dan berakhir dengan salam, ‘Assalamu’alaikum’.

B. Sejarah Sholat Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini tidak
dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah
digambarkan setelah Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga
golongan, yaitu yang secara 7 terang-terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah –
tengahnya, dan yang yakin sekali kebenarannya. Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka
shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal –
amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang
lainnya.

C. Macam-macam Sholat Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Sholat Fardhu Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-hamba-Nya sesuai
batasan-batasan yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui perintah maupun larangan. Dalam
hal ini adalah sholat 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu:

a. Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai panjang bayangan dua
kali lipat dari panjang benda aslinya

b. 'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya sampai
tenggelamnya matahari.

c. Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya mendung merah dilangit.
d. 'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah di langit sampai munculnya fajar shodiq.
e. Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari.
2. Sholat Tathowwu' Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5 waktu.

a. Sholat Tathowwu' Muthlaq Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak
ditentukan oleh syara'. 8

b. Sholat Tathowwu' Muqoyyad Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan
oleh syara'. Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10 rokaat (sholat) dari
Nabi sholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat
setelah maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum shubuh
disaat Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori: 118,
dan Muslim: 729) Sholat lain yang disyariatkan dalam bagian ini antara lain, sholat-sholat
sunah seperti sholat tahajud, sholat witir dan rowatib, sholat istihoroh, sholat dhuha, sholat
taubat, sholat tahiyyatul masjid, dan sholat tasbih.

D. Sholatnya Orang Beriman dan Orang Fasiq 1. Sholatnya orang beriman

a. Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah
SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana sabdanya:
“Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan agar kamu sekalian
tahu shalatku” (HR. Bukhari-Muslim) “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku
shalat” (HR. Bukhari-Muslim)

b. Orang yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa gerakan dan ucapan yang telah
dicontohkan Rasulullah melainkan menekankan pada esensi shalat yaitu terdapatnya
kekhusuan. “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang
yang khusu’ dalam shalatnya.” (Al Mu’minun: 9).

2. Sholatnya orang fasiq 9

a. Golongan pertama adalah golongan orang yang telah mengetahui ilmu tentang shalat,
yaitu mengenai syarat dan rukunnya, perkara-perkara yang membatalkannya, tentang bersuci
dari hadas, begitu juga bacaannya sudah betul dan lain sebagainya. Akan tetapi golongan ini
tidak mampu melawan nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia mudah memalingkan
mereka daripada menunaikan kewajiban kepada Tuhannya seperti perintah shalat ini. Bila
mereka sedang ada mood maka ditunaikannya juga shalat. Tetapi bila ada urusan pekerjaan,
maka mereka lupakan saja shalat dan mendahulukan apa saja tuntutan pekerjaan mereka
walaupun mereka tahu perbuatan itu berdosa. Dengan kata yang lain, mereka tidak istiqomah
di dalam mengerjakan perintah shalat. Golongan ini dihukumkan sebagai orang fasiq. Seperti
firman Allah di dalam Al Quran: “Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah
Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq”.

b. Golongan kedua yaitu orang –orang yang sudah mengerjakan shalat dan sudah tahu
ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam mengerjakannya. Yakni, jiwa dan fikirannya tidak
ditumpukan untuk mengingati Allah dengan menghayati bacaan-bacaan dalam shalat.
Fikirannya melayanglayang memikirkan hal-hal lain di luar shalat, seperti perniagaannya,
kerjanya, istrinya, anaknya, dan lain-lain lagi. Golongan ini tidak menjiwai shalatnya, malah
pekerjaannya di luar shalat itu yang dijiwai sehingga mengganggu ibadah shalatnya. Mereka
diancam oleh Allah SWT dengan firmanNya: “Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi
orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai di dalam shalatnya“ (Qs. Al Ma’un 4-
5) Ciri orang yang munafik juga dapat dilihat dari pelaksanaan sholat itu sendiri:
“Sesungguhnya orang munafik itu menipu Allah dan Allah membalas tipuan mereka dan
apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud
riya(dengan sholat) dihadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah melainkan
dengan sedikit sekali“ 10 (Qs. Annisa ayat 142). E. Manfaat Sholat 1. Sholat dapat
menghapuskan dosa Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Kamu
sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu
membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu melakukan shalat
zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu
melakukan shalat ‘asar maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi,
maka jika kamu melakukan shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian
kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya’, shalat itu akan
membersihkannya, kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga
kamu bangun.” (HR. Thabrani) 2. Manfaat sholat bagi kesehatan Berikut ini beberapa
manfaat dari gerakan sholat yang baik untuk kesehatan: Berdiri lurus adalah pelurusan tulang
belakang, dan menjadi awal dari sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang. Takbir
merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan, Paru kita terlindung
dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan tulang belakang yang
mencembung, dengan begitu kita tidak mudah terserang penyakit, tulang belakang juga akan
lurus. Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga rongga
dada mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya
otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar. Ruku’ berarti
memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena sejajarnya letak bahu
dengan leher. Aliran akan semakin lancar 11 bila ruku’ dilakukan dengan benar yaitu
meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada leher. Sujud juga melancarkan peredaran
darah hingga dapat mencegah wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak
mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di
sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud. Duduk
di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya lipatan paha dan
betis sehingga dapat mencegah terjadinya pengapuran. Gerakan ini menjaga supaya kaki
dapat secara optimal menopang tubuh kita. Gerakan salam yang merupakan penutup sholat,
dengan memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat
leher. Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung. 3.
Mencegah perbuatan keji dan mungkar “….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan
keji dan mungkar…” (Qs. Al-Ankabut ayat 45). Sholat adalah salah satu aplikasi dari
keimanan yang diambil dari konsekuensi rukun islam yang pertama. Sebagai muslim yang
memiliki iltizam terhadap apa yang telah menjadi konsekuensi pengakuannya terhadap
keimanannya pada Allah, maka sholat akan menjadi pencegah kemaksiatan dan kemungkaran
dari dirinya sebagaimana telah disebutkan dalam ayat tadi. 4. Dzikir, tilawah dan doa-doa
dalam sholat sangat baik untuk membersihan jiwa dan melunakkan perasaan, menenangkan
pikiran dan perasaan. Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya,
sementara AL Qur’an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah
memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan,
sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya, lembut perasaannya dan
akalnya pun mendapat gizi. 12 F. Bahaya Meninggalkan Sholat Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj
Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan tentang balasan orang yang beramal baik, tetapi
juga diperlihatkan balasan orang yang berbuat mungkar, diantaranya siksaan bagi yang
meninggalkan Sholat fardhu. Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu:
“Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada
batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada
keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya:
“Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk
menunaikan Sholat fardhu” (Riwayat Tabrani). Orang yang meninggalkan Sholat akan
dimasukkan ke dalam Neraka Saqor. Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-
orang yang bersalah itu, mereka berkata: “Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam
Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah itu menjawab: “kami termasuk dalam kumpulan
orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat” Al-ayat. Saad bin Abi Waqas bertanya kepada
Rasulullah SAW mengenai orang yang melalaikan Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu
mengakhirkan waktu Sholat dari waktu asalnya hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka
telah menyia-nyiakan dan melewatkan waktu sholat, maka mereka diancam dengan Neraka
Wail”. Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas “yaitu orang
yang melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai kepada waktu Sholat lain, maka
bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan mereka Neraka Jahannam
tempat kembalinya”. Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka
sesungguhnya dia telah kafir dengan nyata”. 13 Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar
ulama (termasuk Imam Syafi’i) berfatwa: Tidak wajib memandikan, mengkafankan dan
mensholatkan jenazah seseorang yang meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak
pernah mengerjakan sholat. Bahkan, ada yang mengatakan haram mensholatkanya. Tiga jenis
siksa di dalam kubur yaitu: 1. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga
meremukkan tulang-tulang dada. 2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan
membelit dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti. 3. Akan muncul seekor
ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia akan berkata, kepada si mati dengan suaranya bagai
halilintar: “Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab meninggalkan sholat dari Subuh
hingga Dhuhur, kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan dari Maghrib ke
Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik matahari, kemudian dipukul
dan dibenturkan hingga terjungkal ke perut bumi karena meninggalkan Sholat Dhuhur.
Kemudian dipukul lagi karena meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke
Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi. Demikianlah seterusnya
siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari Qiamat. Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan
solat fardhu lima waktu: Subuh , Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka
Jahannam selama 60 tahun hitungan akhirat. (1 tahun diakhirat=1000 tahun didunia=60,000
tahun). Dhuhur, dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim. Asar, dosa seperti
menghacurkan Ka’bah. Maghrib, dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri. Isya’, Allah
Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang meninggalkan sholat Isya’, bahwa Aku
tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang
digunakan dan dikerjakan adalah berdosa kepada Allah Ta’ala”. Kehinaan bagi yang
meninggalkan sholat : 14 Di dunia 1. Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan
rezekinya. 2. Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada (wajah) nya.
3. Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman. Ketika Sakaratul Maut 1. Ruh dicabut
ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus. 2. Dia akan merasa amat azab/pedih
ketika ruh dicabut keluar. 3. Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah) 4. Ia akan dirisaukan dan
akan hilang imannya Ketika di Alam Barzakh 1. Ia akan merasa susah (untuk menjawab)
terhadap pertanyaan (serta menerima hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang
sangat menakutkan. 2. Kuburnya akan menjadi sangat gelap. 3. Kuburnya akan menghimpit
sehingga semua tulang-tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari). 4. Siksaan oleh
binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan lipan. G. Waktu Yang Dilarang
untuk Sholat 1. Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi tombak. 2. Setelah Shalat
Ashar hingga matahari tenggelam Tidak boleh dilaksanakannya shalat sunnah setelah 2
waktu tersebut berdasarkan haditshadits berikut: a. Hadits Ibnu Abbas, ia berkata “Saya
diajari oleh banyak orang yang kejujuran dan keagamaannya tidak diragukan lagi -termasuk
didalamnya adalah Umar- Sesunguhnya Nabi melarang melaksanakan shalat setelah Subuh
hingga terbit matahari dan setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam“. (HR Bukhari
581 dan Muslim 826) 15 b. Hadits Abu Sa’id, ia berkata bahwa Rasulullah r bersabda: “Tidak
ada pelaksanaan shalat setelah shalat subuh hngga matahari meninggi, dan tidak ada shalat
setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam.” (HR Bukhari 586 dan Muslim 727) 3.
Ketika tengah hari Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir, ia berkata:
“Tiga waktu yang dilarang oleh RAsulullah untuk melaksanakan shalat atau mengubur mayit
kami; Ketika matahari terbit dan bersinar terang hingga meninggi, ketika tengah hari hingga
matahari tergelincir, ketika matahari condong kebarat hingga tengelam“. (HR Muslim 831)
H. Syarat Wajib Sholat

1. Islam Syarat ini sudah pasti harus dipenuhi, karena orang yang tidak islam tidak wajib
mengerjakan Shalat, tetapi Ia pasti akan mendapatkan siksa di Akhirat.

2. Berakal Karena sholat merupakan jalinan hubungan antara manusia dengan ALLAH maka
manusia yang bisa berfikir secara logislah yang diwajibkan menjalankan Shalat, orang-orang
yang tidak berakal atau orang yang tidak sehat akalnya seperti orang gila, orang yang baru
mabuk ( walaupun orang itu normal tapi saat itu sedang dalam keadaan diluar akalnya atau
diluar kesadarannya maka ia tidak bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga termasuk
orang yang tidak berakal ), dan juga orang yang pingsan tidak diwajibkan Shalat karena
dalam kondisi yang tidak sadar.

3. Baligh (Dewasa) Orang yang belum baigh tidak diwajibkan mengerjakan shalat, berikut
adalah beberapa ciri atau tanda-tanda orang yang sudah baligh :

a. Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun

b. Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-laki

c. Mulai keluar darah haid atau sering disebut datang bulan untuk anak 16 perempuan Berikut
adalah salah satu cara/metode untuk melatih anak menjadi terbiasa untuk melaksanakan
Shalat. Bagi orang tua yang memiliki anak sudah berumur sekitar 7 tahun orang tua harus
sudah menyuruh untuk melaksanakan Shalat , apabila anaknya sudah berumur 10 tahun dan
belum mengerjakan Shalat maka orang tua itu wajib untuk menyuruh dengan lebih keras
(maksudnya lebih disiplin) bahkan orang tua diwajibkan memukulnya, semua itu dilakukan
agar tertanam dalam diri anak itu agar tidak meninggal kan shalat.

4. Telah sampainya dakwah kepadanya Orang yang belum pernah mendapatkan


dakwah/seruan agama, tidak wajib mengerjakan Shalat, dan dia tidak mendapat siksa
diakhirat, belum mendapat seruan disini dimaksudkan seperti seorang anak kecil/bayi yang
meninggal, bukan orang yang tidak mau mendapatkan seruan agama, karena belajar Ilmu
agama itu wajib.

5. Suci dari haid dan nifas Seorang wanita yang sedang datang bulan atau habis melahirkan
tidak diwajibkan melaksanakan Shalat karena dalam kondisi yang tidak Suci

6. Jaga Maksudnya orang yang sedang tidur tidak diwajibkan untuk melaksanakan Shalat. (
tanpa disengaja ).

I. Dalil-dalil yang Mewajibkan Sholat

 Al-Baqarah, 43 ‫الرا ِك ِعیْن‬


َّ ‫اركعُ ْو‬ َّ ‫صل وآت ُ ْو امع ا‬
ْ ‫لزكوةو‬ َّ ‫ال‬ԩ‫ واقِ ْی ُم ْو ة‬Artinya: Dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang ruku

 Al-Baqarah 110 ‫صیْر‬ ِ ‫◌ل ِ ِّم ْن ٍ یْر خ هُ ت ِجد ُْو الل ِھط ِع ْند ُ ا َِّن للا ماِ ب ت ْعملُ ْون ب‬
ِ ‫الزكوة وماتُق ِدِّ ُم ْوا ِس ُك ْ ُم ْنف‬
َّ ‫وآت ُ ْو‬
‫صل ْو‬
َّ ‫ واقِ ْی ُم ْو ة ال‬Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu
usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya 17 pada sisi Allah
sesungguhnya Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan

 Al –Ankabut : 45 ‫اء ْح ْالف ُم ْنك ْر وال‬ َّ ‫صلوة ا َِّن ت ْنھىال‬


ِ ‫صلوة ع ِن ش‬ َّ ‫ واقِی ِْم ال‬Artinya: Kerjakanlah shalat
sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.

 An-Nuur: 56 ‫س ْول لعل ُك ْم ت ُ ْرح ُم ْون‬


ُ ‫االر‬ َّ ‫صالة وآت ُ ْو‬
َّ ‫الزكو ة وا ِط ْیعُ ْو‬ َّ ‫ واقِ ْی ُم ْو ال‬Artinya : Dan kerjakanlah
shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat Dari
dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat dengan perkataan
“laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”. Dari unsur kata – kata
melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam dan
melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata
mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila
shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah
kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara
hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut
kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan
kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita
sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya. Orang beriman
melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT,
serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga
mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia, untuk kesehatan manusia itu
sendiri, ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang
pertama dihisab adalah sholat. B. Saran Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu
luar biasa yang mengajarkan kebaikan dalam segala aspek kehidupan, sebagai
pencegah kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai pembeda antara orang yang
beriman dan orang yang kafir, sholat sebagai syariat dari Allah dalam kehidupan,
semoga dapat difahami, diamalkan dan diaplikasikan dengan benar dalam kehidupan
kita. Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari
kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha
untuk menjauhi segala yang menjadi larangannya dan melaksanakan segala
perintahnya, meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.
DAFTAR PUSTAKA

B. http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-terlarang-untuk-shalat/
http://majelisvirtual.com/2010/04/15/dahsyatnya-siksa-bagi-orang-yang
meninggalkan-sholat/ http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-
shalat.html

You might also like