You are on page 1of 17

SOP CLEANING SERVICE

No. dokumen :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Kepala Puskesmas
Puskesmas Lembah Seulawah
Lembah Seulawah
Dr. Eli Diana
NIP.19790303
201412 2 001
1. Pengertian Jasa yang menyidiakan dan mejalankan sistem kebersihan, meliputi :
Tenaga kerja, metode kerja, semikal dan peralatan kerja dengan tujuan
menjaga nilai dan bangunan serta memperpanjang umur dari bangunan
Atifitas utama Cleaning Service, antara lain : Dusting, Sweeping, Mopping,
Polishing

2. Tujuan - Mewujudkan lingkungan puskesmas yang bersih, sehat dan indah.


- Mewujudkan kenyamanan dan kesehatan seluruh pegawai dalam
melaksanakan aktivitas kerja di Puskesmas.
- Menjadi percontohan Puskesmas bersih, sehat dan indah
- Mengamalkan “kerbersihan adalah sebagian dari iman”.
3. Kebijakan
4. Prosedur A. Membersihkan lantai
a. Menyapu kering (driswiping)
Tujuan : membersihakan permukaan lantai dari kotoran dan debu.
1. Alat-alat yang digunakan untuk membersihkan lantai adalah :
- 1 buah Skoop (untuk mengumpukan kotoran dan debu)
- 1 buah sapu (untuk menyapu)
- Tong sampah
2. Tata cara menyapu
- Menyapu di mulai dari bagian ujung ruangan yang
terjauh dari pintu masuk atau keluar, kemudian
berakhir dari pintu masuk atau pintu keluar.apabila
kotoran dan debu sudah banyak terkumpul, dapat
diambil terlebih dahulu dengan menggunakan serok
(skoop).
3. Setelah selesai
- Periksa pekerjaan sebelum meninggalkan area
- Pindahkan sapu atau tong sampah dengan posisi tegak
lurus
- Cuci dan keringkan tong sampah
- Kembalikan peralatan ke tempat yang ditentukan
b. Membersihkan lantai menggunakan kain pel
Alat-alat dan bahan yang digunakan untuk mengepel lantai adalah
:
- 1 kain pel
- 1 buah ember
- Cleaning agents (pembersih lantai)
1.) Tatacara membersihkan lantai
- Isi air dengan air dan wipol yang diperlukan
- Mulailah mengepel mulai dari bagian ujung yang
terjauh dari pintu masuk atau pintu keluardengan
gerakan mundur dan mengayunkan pel kekiri dan
kekanan.
- Jangan berjalan melalui bagian lantai yang belum
kering sama sekali.
2.) Setelah selesai :
- Periksa hasil kerjaan sebelum meninggalkan area
- Cuci dan keringkan kain pel
- Kembalikan peraltan ke tempat yang ditentukan

c. TOILET CLEANING (pembersih toilet)


Tujuan
- Menjaga toilet tetap bersih dan higenis
- Alat-alat dan bahan yang digunakan untuk membersihkan
toilet:
a) Sikat toilet
b) Sponge
c) Chemical

Tata cara :
- Toilet terdiri dari 2 materialutama yaitu Urinal
- Fush basahi bagian dalam urinal serta sikat menggunakan sikat
toilet.
- Semprotkan wipol dan diamkan selama 3-5 menit agar
chemikal tersebut bereaksi.
- Sambil menunggu kita bersihkan asesoris disekitar urinal
termasuk dinding.
- Kemudia kembali ke urinal.
- Semprotkan apc ke lubang closed dan sekitarnya.
- Keringkan seluruh material yang dibersihkan kecuali lubang
closet
- Untuk pembersihan lantai lakukan pembersihan lantai dari
dinding dibawah urinal terlebih dahulu hingga bersih kemudian
dalam daerah pertisi klosed lakukan hal yang sama, baru
lakukan pembersihan lantai.
Harus di ingat : yakinkan keberadaan tisu dan handshop pada
tempatnya
- Selalu dibersihkan dari atas kebawah
- Setelah selesai periksa area setelah selesai pekerjaan
- Cuci semua peralatan yang sudah digunakan

SOP PEMASANGAN MICROTOISE


No. dokumen :
SOP No. Revisi :0
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Puskesmas Kepala Puskesmas
Lembah Seulawah Lembah Seulawah
Dr. Eli Diana
NIP.19790303
201412 2 001
1. Pengertian Microtoise merupakan alat ukur tinggi badan yang digunakan untuk
seseorang yang dapat berdiri tegak.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemasangan microtoise
3. Kebijakan
4. Referensi Standar pemantauan pertumbuhan balita, Depkes RI, 2006

5. Alat dan Alat : - Microtoise


Bahan Bahan : -Paku dan palu
-Selotipe
6. Langkah – 1. Petugas meletakkan microtoise dilantai yang rata dan menempel pada
Langkah dinding yang tegak lurus
2. Petugas menarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada
jendela baca menunjukkan angka nol dan kemudian petugas
memaku/menempelkan ujung pita meteran pada dinding
3. Petugas mnearik kepala microtoise
7. Diagram
Letakkan mikrtoise di lantai yang rata dan
Alir
dinding tegak lurus

Tarik pita meteran tegak lurus di dinding dengan angka 0 cm


berada tepat di lantai dan angka 150 cm berada di atas

Petugas memaku/menempelkan microtoise menggunakan


paku atau selotipe

Meteran dan bagian bawah dibiarkan


menggantung bebas. Microtoise siap
digunakan

8. Dokumen -Ruang Gizi -Posyandu


Terkait -Ruang MTBS
-Ruang Poli Umum
-Ruang KIA
9. Rekaman No Yang Isi Tanggal Mulai Diberlakukam
historis diubah Perubahan

perubahan

SOP PENGUKURAN TINGGI BADAN DENGAN


MICROTOISE
No. dokumen :
SOP No. Revisi :0
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Ditetapkan oleh
PUSKESMAS Kepala Puskesmas
LEMBAH Lembah Seulawah
SEULAWAH
Dr. Eli Diana
NIP.19790303
201412 2 001
1. Pengertian Pengukuran tinggi badan dengan microtoise adalah mengukur seseorang
dengan posisi berdiri tegak untuk mengetahui tinggi badan dimana tinggi
badan ini menentukan dalam status gizinya, microtoise yang digunakan
ditera dalam satu tahun sekali
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran tinggi badan dengan microtoise
3. Kebijakan
4. Referensi Standar pemantauan pertumbuhan balita, Depkes RI, 2006

5. Alat dan Alat : Microtoise


Bahan Bahan : Kertas dan pensil/pulpen
6. Langkah – 1. Posisikan responden berdiri tepat dibawah microtoise
Langkah 2. Lepaskan sepatu atau sandal yang dipakai responden dan topi atau
ikatan rambut yang akan membuat pengukuran terganggu
3. Respnden berdiri tegak seperti sikap sempurna. Kaki lurus, tumit,
pantat, punggung dan kepala bagian belakang harus menempel pada
dinding dan muka menghadap lurus dengan pandangan ke depan.
4. Turunkan mikrotoise sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-
siku harus lurus menempel pada dinding.
5. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan
mikrotoa, baca skala dari terendah ke skala tertinggi.
7. Diagram alur
Posisikan responden berdiri dibawah
microtoise yang telah terpasang

Lepaskan sandal, sepatu, dan topi yang responden gunakan

Turunkan mikrotoise sampai menempel pada kepala bagian


atas, dan bagian siku-siku mikrotoise menempel pada dinding

Baca angka pada skala terendah ke skala


tinggi. Catat hasil pengukuran
8. Unit Terkait -Ruang Gizi -Posyandu
-Ruang MTBS
-Ruang Poli Umum
-Ruang KIA
9. Rekaman No Yang Isi Tanggak Mulai Diberlakukan
historis diubah Perubahan

perubahan
SOP PENGUKURAN PANJANG BADAN
DENGAN INFANTOMETER
No. dokumen :
SOP No. Revisi :0
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Ditetapkan oleh
PUSKESMAS Kepala Puskesmas
LEMBAH Lembah Seulawah
SEULAWAH
Dr. Eli Diana
NIP.19790303
201412 2 001
1. Pengertian Pengukuran panjang badan infantometer adalah mengukur bayi dan atau
balita usia dibawah 24 bulan dengan posisi tidur untuk mengetahui
panjang badan dimana alat panjang badan ini di tera setiap satu tahun
sekali
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran panjang badan dengan infantometer
3. Kebijakan
4. Referensi Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI, 2006

5. Alat dan Alat : infantometer


Bahan Bahan : Kertas dan pensil/pulpen
6. Langkah – 1. Petugas mempersiapkan infatometer
Langkah 2. Petugas memilih meja atau tempat yang rata dan datar kemudian
petugas meletakkan meletakan infatometer
3. Petugas menelentangkan balita di atas infantometer dengan posisi
kepala menempel pada bagian papan yang datar dan tegak lurus
4. Petugas memastikan bagian puncak kepala menempel pada bagian
yang statis
5. Petugas memastikan bagian belakang kepala,punggung, pantat dan
tumit menempel secara tepat pada papan pengukur
6. Petugas membaca dan mencatat panjang badan anak dari skala angka
kecil ke angka besar
Letakkan infantometer pada meja atau
7. Diagram lantai yang datar dan rata
Alir

Posisikan anak diatas infantometer dengan posisi telentang. Bagian


kepala berada di bagian infantometer yang statis/tidak bergerak

Lepaskan sepatu, sandal ataupun topi dan ikatan rambut yang akan
mengalangi proses pengukuran

Petugas memastikan bagian belakang kepala,punggung, pantat dan


tumit menempel secara tepat pada papan pengukur

Petugas menggeserkan bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian


kedua telapak kaki menempel pada bagian papan yang dinamis

Baca angka pada skala terendah ke skala


tinggi. Catat hasil pengukuran

8. Dokumen -Ruang Gizi -Posyandu


Terkait -Ruang MTBS
-Ruang Poli Umum
-Ruang KIA
9. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
historis
perubahan
SOP LINGKARN LENGAN ATAS (LILA)
No. dokumen :
SOP No. Revisi :0
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Ditetapkan oleh
PUSKESMAS Kepala Puskesmas
LEMBAH Lembah Seulawah
SEULAWAH
Dr. Eli Diana
NIP.19790303
201412 2 001
1. Pengertian Pengukuran Lingkar Lengan Atas adalah pengukuran anthropometri
untuk mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) pada Wanita Usia Subur
(WUS)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui ukuran
mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA)
3. Kebijakan
4. Referensi Kepmenkes RI No. 1995/Menkes/SK/XII/2010

5. Alat dan Alat : Pita LILA


bahan Bahan : Kertas dan pensil/pulpen
6. Langkah – 1. Mempersiapkan alat ukur pita LILA dan WUS yang akan diukur
Langkah 2. Memastikan pita LILA tidak dalam keadaan kusut
3. Pengukuran pada lengan kiri apabila orang tidak kidal, sedangkan
pada orang kidal dilakukan pada lengan kanan
4. Menetapkan posisi bahu (acromion) dan siku (olecranon), tangan
harus ditekuk 90 derajat
5. Meletakkan pita pengukur antara bahu dan siku dan menentukan
titik tengahnya
6. Pada saat ingin dilakukan pengukuran lengan dalam posisi bebas
(lengan dijatuhkan kembali kebawah)
7. Melingkarkan pita LILA tepat pada titik tengah lengan, pita tidak
terlalu ketat dan tidak terlalu longgar
8. Membaca skala yang tertera pada pita dalam centi meter
9. Mencatat hasil pengukuran dan menentukan status gizinya
7. Diagram Alir
Siapkan pita lila dan pastikan pita lila
tidak dalam keadaan kusut atau rusak

Posisikan lengan responden, gunakan lengan yang jarang dipakai


beraktivitas.

Lepaskan jaket atau angkat lengan baju yang akan menghalangi


posisi lengan pada saat pengukuran

Tentukan titik tengah pengukuran dengan cara menetapkan posisi antara


bahu (acromion) dan siku (olecranon), tangan harus ditekuk 90 derajat

Jatuhkan kembali lengan (menggantung) pada saat akan dilakukan


pengukuran. Ukur lenganMelingkarkan pita LILA tepat pada titik tengah
lengan, pita tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar

Baca angka pada skala terendah ke skala


tinggi. Catat hasil pengukuran

8. Dokumen -Ruang Gizi -Posyandu


Terkait -Ruang MTBS
-Ruang Poli Umum
-Ruang KIA
Rekaman historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
perubahan
SOP PEMBERIAN PMT BALITA GIZI KURANG
No. dokumen :
SOP No. Revisi :0
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Ditetapkan oleh
PUSKESMAS Kepala Puskesmas
LEMBAH Lembah Seulawah
SEULAWAH
Dr. Eli Diana
NIP.19790303
201412 2 001
1. Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untu memberikan makanan tambahan
pada balita gizi kurang berupa makanan ringan padat gizi dengan
kandungan energi 350 – 400 kalori dan protein 10 – 15 gram
2. Tujuan Sebagai acuan untuk meningkatkan kecukupan asupan gizi balita gizi
kurang.
3. Kebijakan
4. Referensi Standart Antropometri, Penilaian Status Gizi Anak, Kemenkes RI No:
1995/MENKES/SK/XII/2010
5. Alat dan - Timbangan Digital Camry
bahan - Pengukur Tinggi Badan
- ATK
6. Langkah – 1. Petugas menentukan sasaran balilta gizi kurang.
Langkah 2. Petugas menimbang berat badan anak balita gizi kurang.
3. Petugas mengukur tinggi badan anak balilta gizi kurang.
4. Petugas mencatat hasil pengukuran BB dan TB anak balita gizi kurang.
5. Petugas melihat riwayat asupan gizi balita dan menjelaskan kepada ibu
balita tentang makanan tammbahan dan berapa lama makanan
tambahan akan diberikan.
6. Petugas memberikan PMT sesuai kebutuhan.
7. Petugas menjelaskan akan dilakukan pengukuran kembali setelah anak
balita gizi kurang mengkonsumsi PMT yang diberikan petugas.
8. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan.
7. Diagram Alir
Petugas memvalidasi status gizi balita
(pengukuran BB dan TB)

Petugas melihat riwayat asupan gizi balita

Petugas merencanakan dan mempersiapkan pemberian PMT tambahan


sesuai kebutuhan balita dan sumber daya

Petugas memberikan PMT pemulihan dan menjelaskan PMT yang


diberikan serta pemantauan selanjutnya
Petugas melakukan dokumentasi kegiatan

8. Dokumen -Ruang Gizi -Posyandu


Terkait -Ruang MTBS
-Ruang Poli Umum
-Ruang KIA
9. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
historis
perubahan
SOP PEMBERIAN PMT BUMIL KEK
No. dokumen :
SOP No. Revisi :0
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Ditetapkan oleh
PUSKESMAS Kepala Puskesmas
LEMBAH Lembah Seulawah
SEULAWAH
Dr. Eli Diana
NIP.19790303
201412 2 001
1. Pengertian Pemberian PMT ibu hamil KEK adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk membantu mengatai maalah gizi berupa pemberian makanan
tambahan.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk meningkatkan kecukupan asupan gizi
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenkes No. 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas
5. Alat dan Alat : Antropometri (timbangan, alat ukur BB/TB, Pita LILA)
bahan Bahan : Kertas dan pensil/pulpen
6. Langkah – 1.Petugas menentukan saaran (ibu hamil KEK, LILA di bawah 23,5 cm)
Langkah 2.Petugas meminta data sasaran PMT ibu hamil dari bidan.
3.Petugas melakukan validasi bumil KEK (pengukuran BB, TB dan
LILA)
4.Petugas melihat riwayat gizi ibu, dan menjelaskan kepada ibu tentang
makanan tammbahan dan berapa lama makanan tambahan akan
diberikan.
5.Petugas memberikan PMT sesuai kebutuhan
6.Petugas menjelaskan akan dilakukan pengukuran kembali setelah ibu
hamil KEK mengkonsumsi PMT yang diberikan petugas.
7.Petugas melakukan dokumentasi kegiatan
7. Diagram Alir
Petugas memvalidasi Bumil KEK
(pengukuran BB dan TB dan LILA <23,5
cm )

Petugas melihat riwayat asupan gizi bumil KEK

Petugas merencanakan dan mempersiapkan pemberian PMT tambahan


sesuai kebutuhan bumil KEK dan sumber daya

Petugas memberikan PMT pemulihan dan menjelaskan PMT yang


diberikan serta pemantauan selanjutnya

Petugas melakukan dokumentasi kegiatan


8. Dokumen -Ruang Gizi -Posyandu
Terkait -Ruang MTBS
-Ruang Poli Umum
-Ruang KIA
9. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
historis
perubahan
SOP PEMESANAN, PENYIAPAN, DISTRIBUSI
DAN PEMBERIAN MAKANAN PADA PASIEN
RAWAT INAP
No. dokumen :
SOP No. Revisi :0
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Ditetapkan oleh
PUSKESMAS Kepala UPTD
LEMBAH Puskesmas
Lembah Seulawah
SEULAWAH

Dr. Eli Diana


NIP.19790303
201412 2 001
1. Pengertian Rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan
menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan
makanan, penerimaan dan penyimpanan,
pemasakan bahan makanan, distribusi dan
pencatatan pelaporan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
pemesanan, penyiapan, distribusi dan pemberian
makanan pada pasien rawat inap
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmaas No. Tahun 2017 tentang
kebijakan pelayanan klinis puskesmas
4. Referensi 1. Permenkes No.21 Tahun 2014 tentang upaya
perbaikan gizi
2. Permenkes no.26 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan pekerjaan dan praktik tenaga
gizi
5. Langkah –Langkah Diagram Alur
1. Pemesanan
a. Petugas Gizi melakukan
perencanaan menu
b. Petugas gizi melakukan pengadaan
bahan makanan
c. Petugas gizi memberikan bahan
makanan ke juru masak
2. Penyiapan
a. Petugas Gizi memantau persiapan
bahan makanan yang akan diolah
sesuai dengan menu
b. Petugas gizi merekap jumlah
pasien rawat inap agar sesuai
dengan penyiapan bahan makanan

3. Disitribusi
a. Petugas gizi memonitor menu
makanan sesuai dengan jumlah
pasien
b. Petugas gizi memonitor ketepatan
waktu penyajian makanan ke
pasien
4. Pemberian makanan
a. Petugas gizi melihat ketepatan
menu masakan pasien
b. Petugas gizi memonitor kerapian
dan kebersihan makanan yang
sampai ke pasien rawat inap
c. Petugas gizi menginstruksikan
juru masak untuk membawa
makanan ke pasien rawat inap
UNIT TERKAIT Petugas Gizi
Rekaman historis perubahan No Yang Isi Tanggal Mulai
diubah Perubahan Diberlakukan

You might also like