You are on page 1of 16

Disusun oleh : Mutiara Amelia s.

Kelas : XI Mipa 6

Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan metode guna mengisolasi salah satu bagian dari
tanaman seperti sekelompok sel ataupun jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi
aseptik, yang dapat menyebabkan bagian tanaman tersebut untuk memperbanyak diri
tumbuh menjadi sebuah tanaman yang lengkap kembali. Adanya teknik kultur jaringan
menjadi salah satu cara untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif. Pengertian
kultur jaringan ialah teknik memperbanyak tanaman dengan menggunakan cara isolasi
salah satu bagian tanaman seperti daun, mata tunas, dan untuk menumbuhkan bagian-
bagian tersebut ke dalam media buatan secara aseptik dimana kaya akan nutrisi dan
zat pengatur tumbuh dalam wadah yang tertutup yang dapat tembus cahaya sehingga
bagian-bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri serta bergenerasi menjadi
sebuah tanaman lengkap.

 Prinsip
Prinsip utama dari kultur jaringan ini adalah perbanyakan tanaman dengan memakai
bagian vegetatif tanaman yang menggunakan media buatan dan dilakukan di tempat
yang steril. Berbeda dari teknik untuk memperbanyak tanaman secara konvensional,
teknik kultur jaringan merupakan teknik yang dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam
sebuah botol kultur dengan medium serta pada kondisi tertentu. Oleh sebab itu, teknik
pengertian kultur jaringan dapat disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro yang
merupakan kata dari bahasa latin yang berarti ”didalam kaca”. Teori dasar dari teknik
kultur in vitro adalah Totipotensi. Totipotensi mempercayai bahwa setiap bagian-bagian
tanaman dapat berkembang biak, hal ini karena seluruh bagian tanaman tersebut terdiri
dari jaringan-jaringan hidup. Oleh sebab itu, semua organisme-organisme baru yang
berhasil tumbuh akan mempunyai sifat yang sama persis dengan induknya tersebut.

 Prasyarat
Kultur jaringan membutuhkan beberapa prasyarat guna mendukung kehidupan
jaringan yang dikembangbiakkan tersebut. Salah satu hal yang penting adalah sebuah
wadah dan media tumbuh yang cukup steril. Media tersebut akan digunakan sebagai
tempat bagi jaringan tanaman untuk dapat tumbuh serta mengambil nutrisi yang dapat
mendukung kehidupan jaringan tersebut. Media tumbuh akan menyediakan bahan-
bahan yang dibutuhkan jaringan tanaman untuk hidup serta memperbanyak diri.

 Syarat-syarat :

- Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar dalam pembentukkan kalus, terdapat


beberapa syarat tumbuhan eksplan :
1) Jaringan tersebut pada saat sedang aktif pertumbuhanya, diharapkan masih terdapat
zat-zat tumbuh yang masih aktif sehingga akan membantu perkembangan jaringan-
jaringan selanjutnya.
2) Eksplan yang diambil berasal dari bagian-bagian tumbuhan, seperti : akar, kuncup,
mata tunas, daun, umbi, dan ujung batang yang dijaga kelestatriannya.
3) Eksplan yang diambil berasal dari bagian-bagian yang masih muda (apabila ditusuk
dengan menggunakan pisau akan terasa lunak sekali).
-Pengaturan udara yang baik terlebih untuk kultur cair.
- Keadaan yang aseptik dan penggunaan medium yang cocok.
- Pilih bagian dari tanaman yang masih muda serta dapat dengan mudah
untuktumbuh yaitu pada bagian meristem, seperti: ujung akar, daun muda,
keping biji, ujung batang, dan sebagainya. Jika memakai menggunakan embrio
pada bagian bji-biji yang lain sebagai eksplan, perlu diperhatikan juga adalah
kemasakan embrio, dormansi, temperatur, dan waktu imbibisi.
 Sejarah Kultur Jaringan
Setelah mengetahui tentang pengertian kultur jaringan, berikut ini sejarah kultur
jaringan tersebut. Perkembangan kultur jaringan dimulai sejak tahun 1838 ketika
Schleiden dan Schwann mengungkapkan mengenai teori totipotensi yang menjelaskan
sel-sel bersifat otonom, serta prinsipnya yang dapat beregenerasi menjadi tanaman
lengkap. Teori yang dikemukakan tersebut menjadi dasar dari spekulasi Haberlandt
pada abad ke-20 awal yang menjelaskan jaringan tanaman yang diisolasi dan dikultur
dapat berkembang menjadi sebuah tanaman normal dengan cara melakukan
manipulasi terhadap nutrisi dan kondisi lingkungan. Walaupun pada awalnya usaha
yang dilakukan oleh Haberlandt pada tahun 1902 mengalami kegagalan, akan tetapi
Carrel, Harrison, dan Burrows pada tahun 1907-1909 berhasil untuk mengkulturkan
jaringan hewan dan manusia dengan cara in vitro.

Keberhasilan dari teknik kultur jaringan sebagai sebuah sarana untuk memperbanyak
tanaman secara vegetatif pertama kali pada tahun 1934 dilaporkan oleh White, yaitu
dengan keberhasilannya untuk kultur akar tanaman tomat. Pada tahun berikutnya yakni
tahun 1939, White, Nobecourt, dan Gautheret berhasil untuk menumbuhkan kalus
tembakau dan wortel dengan cara in vitro. Setelah perang dunia II, perkembangan
kultur jaringan menjadi berkembang pesat dan menghasilkan penelitian-penelitian yang
mempunyai arti penting untuk dunia pertanian, hortikultura, dan kehutanan.
Pada awalnya, teknik kultur jaringan tanaman yang berada dibelakang kultur jaringan
manusia. Keterlambatan tersebut disebabkan karena hormon tanaman. Kemudian
ditemukan auksin IAA pada tahun 1934 oleh Haagen-Smith dan Kogl yang membuka
peluang besar untuk kemajuan dari teknik kultur jaringan tanaman. Pada tahun 1955
ditemukan kinetin (suatu sitokinin) yang membuat kemajuan teknik kultur jaringan
menjadi semakin berkembang pesat.

Kemudian oleh Miller mempublikasikan tulisan “kunci” yang menjelaskan bahwa


interaksi kuantitatif yang terjadi antara auksin dan sitokinin memiliki pengaruh untuk
menentukan tipe pertumbuhan dan peristiwa morfogenetik yang ada di dalam tanaman.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh ilmuwan tersebut terhadap tanaman tembakau
yang menyatakan bahwa rasio yang tinggi diantara auksin terhadap sitokinin akan
menginduksi morfogenesis akar, rasio yang rendah akan menginduksi morfogenesis
pucuk. Akan tetapi, pola yang demikian tidak berlaku untuk semua spesies tanaman.

Ditemukannya prosedur perbanyakan dengan cara in vitro terhadap tanaman anggrek


Cymbidum pada tahun 1960 oleh Morel, dan diformulasikannya dengan komposisi
medium konsentrasi garam mineral tinggi oleh Skoog dan Murashige pada tahun 1962,
semakin mempercepat perkembangan teknik kultur jaringan pada berbagai jenis
tanaman yang lainnya.

Perkembangan pesat dimulai di negara Prancis dan Amerika, kemudian dikembangkan


dibanyak negara, salah satunya di Indonesia, dengan prioritas penggunaan tanaman
yang mempunyai arti penting bagi tiap-tiap negara. Dengan berkembangnya penelitian
dalam dua dekade terakhir telah memberikan banyak sumbangan yang sangat besar.
Jumlah penelitian serta penggunaan dari teknik kultur jaringan akan terus meningkat
pada masa mendatang.

Tipe Kultur Jaringan Teknik kultur jaringan merupakan teknik perkembangbiakan


tanaman dengan cara vegetatif serta bersifat aseptik yang menggunakan botol/wadah
yang dapat tembus cahaya. Untuk menggunakan teknik kultur jaringan, terdapat
beberapa teknik kultur sebagai berikut :

 Kultur Haploid
Kultur haploid adalah kultur yang menggunakan bagian reproduksi suatu tanaman
sebagai eksplannya, seperti : tepung sari, ovule, kepala sari, dan lain sebagainya
sehingga dapat menghasilkan tanaman haploid.
 Kultur Protoplasma
Kultur protoplasma menggunakan sel yang telah dilepas dari bagian dinding selnya, hal
ini karena enzim tersebut sebagai eksplannya. Kultur protoplasma digunakan pada
umumnya untuk keperluan hibridisasi somatik ataupun fusi sel soma.
 Kultur Suspensi
Kultur suspensi yang dijadikan eksplannya pada umumnya yaitu kalus atau jaringan
meristem yang dalam bentuk sel maupun agregat. Pada kultur suspensi pada umumnya
memakai media cair dengan pengocokan secara terus menerus dengan menggunakan
shaker.
 Kultur Kalus
Kultur kalus yang dijadikan eksplannya adalah sekumpulan sel, seperti : jaringan
parenkim.
 Kultur Organ
Kultur organ memakai bagian-bagian tertentu dari sebuah tanaman sebagai eksplan
seperti buku batang, akar, helaian daun, buah muda, tangkai daun, pucuk,bunga, dan
lain sebagainya.
 Kultur Biji
Kultur biji dengan memanfaatkan biji atau seeding sebagai eksplan.
 Metode Kultur Jaringan

Teknik kultur jaringan dapat dilakukan dengan metode-metode yang akan dijelaskan
dibawah ini. Macam –macam metode pada teknik kultur jaringan dapat ditinjau dari
macam media tanam, eksplan yang dipakai atau bahan, dan cara pemeliharaannya.
Berdasarkan dari macam media tanam yang dipakai, metode kultur dibedakan sebagai
berikut :

 Metode Padat (Solid Method)


Metode padat atau solid method adalah teknik kultur jaringan dengan menggunakan
media padat. Media padat ialah media yang didalamnya terkandung semua komponen-
komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut yang kemudian akan
dipadatkan dengan menambahkan suatu zat pemadat. Zat pemadat dapat berupa agar-
agar batangan, bubuk, ataupun sebuah kemasan kaleng yang biasanya dipakai untuk
media padat pada teknik kultur jaringan. Metode padat atau solid method ini banyak
digunakan guna teknik kloning, untuk menumbuhkan protoplasma setelah diisolasikan,
dan kegunaan yang lainnya.
Perlu diketahui juga bahwa penggunaan media yang terlalu padat akibatnya membuat
akar sukar untuk tumbuh karena akar akan sulit menembus ke dalam media sehingga
membuat proses kultur cenderung gagal.
 Metode Cair (Liquid Method)
Metode cair atau liquid method adalah teknik kultur jaringan dengan menggunakan
media cair. Media cair dapat berupa larutan nutrien tanpa harus memerlukan zat
pemadat. Pembuatan media cair ini cenderung lebih cepat, namun kurang praktis
sebab apabila terlalu cair dapat menyulitkan pertumbuhan eksplan menjadi kalus
sehingga keberhasilannya yang sangat minim. Pertumbuhan tersebut tidak akan terjadi
sebab eksplannya tenggelanm. Oleh karena itu, teknik kultur jaringan dengan
menggunakan metode cair pada umumnya digunakan pada eksplan satu diantaranya
yaitu suspensi sel.
Apabila ditinjau berdasarkan eksplan atau bahan yang dipakai, metode kultur
dibedakan menjadi:
1. Kultur Antera
2. Kultur Meristem
3. Kultur Endosperma
4. Kultur protoplasma
5. Kultur spora
6. Kultur Suspensi sel, dan lain sebagainya

 Cara Pemeliharaan
Supaya eksplan yang ditanam tersebut dapat tumbuh hingga menjadi kalus dan
kemudian dapat menjadi planlet, diperlukan pemeliharaan yang tepat dan rutin.
Ketika eksplan sudah waktunya untuk dipindahkan, maka segera dipindahkan
eksplan tersebut ke lingkungan hidup luar, jika tidak pertumbuhan eksplan
tersebut akan terhenti atau mengalami browing (tekontaminasi oleh bakteri atau
jamur).

 Tahapan Kultur Jaringan

Untuk membantu proses replikasi tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan
harus dengan melalui serangkaian proses-proses. Adapun tahapan-tahapan kultur
jaringan tersebut antara lain :

 Pembuatan Media
Media adalah faktor yang sangat penting dalam kultur jaingan. Media tersebut dapat
berupa hormon, vitamin, atau garam mineral. Media yang digunakan harus steril
terlebih dahulu, sehingga sebelum proses kultur jaringan dilakukan, media yang telah
disiapkan tersebut ditempatkan di tabung reaksi dan kemudian dipanaskan dengan
autoklaf. Media yang diambil harus sudah dipersiapkan di greenhouse supaya bebas
kontaminan pada saat dikultur nanti.
Inisiasi
Inisiasi merupakan suatu proses pengambilan eksplan dari bagian pada tanaman yang
akan dikultur. Sumber eksplan yang harus memenuhi kriteria seperti jelas jenisnya,
varietas, bebas dari hama dan penyakit, spesies. Salah satu bagian tanaman yang
sering digunakan adalah tunas. Setelah eksplannya sudah dipersiapkan, eksplan
tersebut akan dikultur dengan harapan dapat menginisasi pertumbuhan baru sehingga
dapat memungkinkan pemilihan salah satu bagian tanaman yang tumbuhnya paling
kuat guna perbanyakan tanaman ke tahap yang berikutnya.
 Sterilisasi
Setiap proses harus dilakukan pada tempat yang steril, yaitu di laminar flow serta
memakai berbagai alat yang steril. Peralatan yang digunakan pada umumnya
disterilisasi terlebih dahulu dengan cara menyemprotkan etanol ke alat tersebut. Selain
itu, orang yang akan melakukan kultur tersebut juga harus dalam keadaan yang steril
pula.
 Multiplikasi
Multiplikasi ialah kegiatan untuk memperbanyak calon tanaman baru dengan cara
menanam eksplan yang telah dipilih ke media. Guna mencegah gagal tumbuh eksplan
tersebut, proses multiplikasi lebih baik dilakukan pada laminar flow.
 Pengakaran
Pengakaran adalah tahapan setelah multiplikasi dan merupakan fase dimana eksplan
akan membentuk pucuk serta akar tanaman baru yang kuat sehingga mampu untuk
bertahan hidup pada saat dipindahkan dari lingkungan hidup in vitro ke lingkungan
hidup luar. Peristiwa pengakaran mengindikasikan bahwa proses kultur jaringan
berjalan dengan lancar.
 Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah tahap untuk memindahkan eksplan dari awalanya di lingkungan in
vitro ke lingkungan luar. Aklimatisasi harus dilakukan secara hati-hati dan juga
bertahap, yaitu dengan cara memberikan sungkup. Sungkup tersebut kemudian akan
dilepaskan apabila tanaman baru yang sudah berhasil kultur sudah mampu untuk
berdaptasi dengan lingkungan luar tersebut. Supaya tanaman baru tersebut tumbuh
dengan baik, harus dilakukan pemeliharaan yang prinsip utamanya hampir serupa
dengan pemiliharaan pada tanaman generatif.

 Manfaat Kultur Jaringan


Manfaat kultur jaringan salah satunya sebagai teknik perbanyakan massal tanaman
yang pada biasanya lambat dengan menggunakan metode konvensional dalam jumlah
yang besar dapat tumbuh dalam waktu singkat, dapat memperoleh tanaman yang
bebas dari virus. Untuk lebih lengkapnya, berikut manfaat kultur jaringan :

1) Kultur jaringan merupakan cara cepat untuk memperbanyak tanaman dibandingkan


dengan cara konvensional.
2) Bibit tanaman yang lebih bermutu.
3) Sifat dari induk yang tidak hilang.
4) Cara untuk mengembangbiakkannya yang mudah serta ekonomis.
5) Untuk memperoleh bibit baru, tidak tergantung musim pada saat itu.
6) Dapat menghasilkan tanaman yang terbebas dari segala macam penyakit.
7) Bibit tanaman yang dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan ditanam di tanah.
8) Waktu dan tempat yang dapat dihemat.
9) Memperoleh bibit baru dalam jumlah yang besar.

Meskipun teknik kultur jaringan mempunyai banyak manfaat kultur jaringan terhadap
reproduksi tanaman, namun teknik kultur jaringan ini juga mempunyai dampak
negatifnya. Teknik kultur jaringan memerlukan individu yang yang mempunyai keahlian
dalam bidang tersebut, hal ini karena tanpa adanya keahlian teknik tersebut cenderung
gagal. Modal awal untuk menggunakan teknik tersebut relatif mahal, dan bibit yang
dihasilkan juga harus diaklimatasi terlebih dahulu, hal ini karena kondisinya yang
cenderung aseptik dan lembab. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan juga penggunaan
teknik tersebut agar tidak menimbulkan kerugian.

Manfaat kultur jaringan dalam budidaya buah :

1) Buah yang dihasilkan akan memiliki ukuran yang seragam.


2) Rasanya yang seragam antara buah tanaman satu dengan tanaman yang lainnya.
3) Buahnya memiliki warna yang menarik, dan lain sebagainya.

Kerugian menggunakan teknik kultur jaringan dalam budidaya buah :

1) Teknik kultur jaringan tidak dapat mengubah tanaman ataupun buah yang dihasilkan
dari tanaman tersebut.
2) Dalam teknik kultur sel hewan, tidak dapat untuk menghasilkan individu baru kecuali
dengan teknik kultur embrio.
Dari pengertian kultur jaringan yang telah dijelaskan diatas, kultur jaringan memiliki teori
dasar dari teknik kultur in vitro adalah Totipotensi. Teori tersebut menjelaskan bahwa
setiap bagian-bagian tanaman dapat untuk dikembangbiakkan, hal ini karena seluruh
bagian-bagian tanaman tersebut terdiri dari jaringan-jaringan hidup. Oleh sebab itu,
organisme baru yang berhasil untuk ditumbuhkan dapat mempunyai sifat yang sama
dengan induknya.

Contoh dari beberapa tanaman yang berhasil untuk dikembangbiakkan dengan


memakai teknik dari kultur jaringan antara lain :

1. Anggrek cattleya
2. Jati mas
3. Kelapa sawit
4. Pisang abaka
5. Pisang lampung
Tanaman pisang lampung merupakan salah satu dari hasil kultur jaringan yang
mempunyai sifat baik, yakni dapat tahan terhadap berbagai jenis penyakit dan
hama, lebih cepat berbuah, dan lain sebagainya.

Itulah pengertian kultur jaringan dan manfaat kultur jaringan. Masyarakat dapat
dimudahkan dan mendapat keuntungan dari adanya kultur jaringan.
Nama : Mutiara Amelia S.
Kelas : XI Mipa 6

LINGKARAN SIKLUS SEL

Siklus sel adalah serangkaian proses atau fase hidup sel. Mulai dari membelah, tumbuh
dan berkembang (membelah).Sel senantiasa melakukan kegiatan memperbanyak diri
baik dalam konteks tumbuh maupun reproduksi. Pada reproduksi, pembelahan sel
bertujuan agar reproduksi dan embriogenesis dapat terus berkelanjutan. Pembelahan
meiosis menghasilkan sel Gamet (sel kelamin) yang bersifat haploid (h). Jika terjadi
pembuahan maka sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum) akan
menghasilkan satu sel zigot yang bersifat diploid (2h). Pembuahan ini tidak akan terjadi
jika sel gamet bersifat diploid. Zigot yang terbentuk akan membelah menjadi ribuan
sampai miliaran sel secara mitosis. Setelah dewasa, individu akan kembali menghasilkan
sel gamet.Siklus ini berlangsung terus menerus. Siklus sel yang berlangsung terus
menerus dan berulang (siklik) disebut poliferasi.Jadi poliferasi sel adalah siklus sel yang
berlangsung secara terus menerus.Pada sel prokariota, siklus sel terjadi melalui suatu
proses yang disebut pembelahan biner.
Sedangkan pada sel eukariota, siklus sel terbagi menjadi dua fase fungsional :

Interfase
Interfase adalah fase dimana sel tumbuh dan bersiap untuk membelah. Ada yang
menyebutkan bahwa interfase adalah fase istirahat atau jeda panjang antar satu mitosis
dengan yang lain.Fase ini terbagi menjadi tiga fase, yaitu G1, S dan G2:

Fase G (gap)
Fase G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase
berikutnya.Pada sel mamalia, interval fase G1 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G2
sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G terlalu
lama, dikatakan berada pada fase G atau “quiescent”.Pada fase ini, sel tetap
menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi
secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G dapat memasuki siklus sel kembali,
atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.Pada umumnya, sel pada orang
dewasa berada pada fase G . Sel tersebut dapat masuk kembali ke fase G oleh stimulasi
antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau
asupan nutrisi.

Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia
membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi
kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing masing
guna proses mitosis pada fase M.

Fasa Mitosis (M)


Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik
pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya
membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase,
yaitu:
 Profase: Penebalan kromosom
 Prometafase: Kromatid pindah ke ekuator
 Metafase: Kromosom berbaris di bidang tengah sel
 Anafase: Kromosom tertarik ke kutub yang berbeda
 Telofase: membran inti dan sitoplasma terbentuk kembali dan sel mulai
membelah
(Fase atau tahap-tahap mitosis akan dijelaskan lebih detail di bawah)

PEMBELAHAN SEL
Reproduksi sel dapat terjadi karena peristiwa pembelahan sel. Pembelahan sel diawali
dengan adanya pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan.Pada setiap
tahap pembelahan terdapat ciriciri tertentu yang bisa diamati proses-prosesnya melalui
teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom dalam sel tersebut.Adapun
pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu Pembelahan Mitosis dan
PembelahanMeiosis. Pembelahan Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi
pada selsel somatis (sel tubuh). Pembelahan ini menghasilkan dua sel anak yang
memiliki genotipe sama dan identik dengan sel induknya. Dua sel anak yang dihasilkan
bersifat diploid.Sedangkan pembelahan Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi
pada selsel germinal (gamet) dengan hasil akhir empat buah sel anak yang haploid
dengan komposisi genotipe yang mungkin berbeda dengan sel induknya.Sebelum
terjadinya peristiwa pembelahan sel, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi, seperti
pembelahan kromosom. Dalam inti sel terdapat kromosom. Kromosom adalah benda–
benda halus berbentuk benang panjang atau pendek dan lurus atau bengkok. Kromosom
merupakan pembawa bahan genetik (keturunan). Kromosom dapat terlihat pada tahap-
tahap tertentu, biasanya kromosom digambarkan pada tahap metafase.
MITOSIS
Mitosis adalah pembelahan sel yang melalui tahaptahap yang teratur, yaitu Profase
Metafase Anafase Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat
masa istirahat sel yang dinamakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan
sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahanbahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai
berikut:
a. Interfase
Ciriciri interfase:
1. Selaput/membran nukleus membatasi nukleus
2. Nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus
3. Dua sentrosom telah terbentuk melalui replikasi sentrosom tunggal
4. Pada sel hewan, setiap sentrosom memiliki dua sentrosom
5. Kromosom yang diduplikasikan selama fase S, tidak bisa dilihat secara individual
karena belum terkondensasi.
b. Profase
Ciriciri profase:
1. Seratserat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi
kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
2. Nukleolus lenyap
3. Gelendong mitotik mulai terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrsom dan
mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom.
4. Sentrosomsentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya didorong oleh
mikrotubulus yang memanjang di antaranya.
c. Prometafase
Ciriciri prometafase:
1. Selaput nukleus tar-fragmentasi
2. Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini dapat memasuki
wilayah nukleus.
3. Kromosom menjadi semakin terkondensasi
4. Masingmasing dari kedua kromatid pada setiap kromosom kini memiliki
kinetokor, struktur protein terspesialisasi yang struktur protein terspesialisasi
yang terletak pada sentromer.
5. Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor menjadi mikrotubulus kinetokor.
6. Mikrotubulus nonkinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang berasal dari
kutub gelendong yang bersebrangan
d. Metafase
Ciriciri metafase:
1. Merupakan tahap mitosis yang paling lama, sering kali berlangsung sekitar 20
menit.
2. Sentrosom kini berada pada kutubkutub sel yang bersebrangan.
3. Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang berada di
pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong. Sentromersentromer
kromosom berada di lempeng metafase.
4. Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke mikrotubulus
kinetokor yang berasal dari kutub yang bersebrangan.

e. Anafase
Ciri ciri anafase:
1. Merupakan tahap mitosis yang paling pendek, sering kali berlangsung hanya
beberapa menit.
2. Anafase di mulai ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan kedua
kromatin saudara dari setiap pasangan memisah secara tibatiba. Setiap kromatid
pun menjadi satu kromosom utuh.
3. Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujungujung sel
yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus
ini melekat ke wilayah sentromer terlebih dahulu.
4. Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang.
5. Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan
lengkap.
f. Telofase
Ciri ciri telofase:
1. Dua nukleus anakan terbentuk dalam sel.
2. Selaput nukleus muncul dari fragmenfragmen selaput nukleus sel induk dan
bagianbagian lain dari sistem endomembran.
3. Nukleolus muncul kembali.
4. Kromosom menjadi kurang terkondensasi
5. Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi nukleus yang identik secara genetik,
sekarang sudah selesai.

MEIOSIS
Meiosis adalah tipe pembelahan sel yang mengurangi jumlah set kromosom dalam
gamet dari dua menjadi satu.Pada hewan meiosis hanya terjadi pada ovarium atau
testis. Akibatnya, setiap sperma dan sel telur manusia bersifat haploid (n=23). Fertilisasi
mengembalikan kondisi diploid dengan cara mengombinasikan dua set haploid
kromosom dan siklus hidup manusia diulangi lagi, generasi demi generasi. Fertilisasi
dan meiosis merupakan ciri khas dari reproduksi seksual pada tumbuhan dan
hewan.Fertilisasi dan meiosis silih berganti dalam siklus hidup seksual,
mempertahankan jumlah kromosom yang konstan pada setiap spesies dari satu
generasi ke generasi berikutnya.Sel haploid atau diploid dapat membelah melalui
mitosis, bergantung pada tipe siklus hidup. Akan tetapi, hanya sel-sel diploid yang
dapat mengalami meiosis, karena sel-sel haploid memiliki satu set kromosom yang
tidak dapat dikurangi lagi.
Tiga peristiwa yang hanya terjadi pada meiosis selama meiosis :

1. Sinapsis dan pindah silang


Selama profase l, homolog tereplikasi berpasangan dan terhubung secara fisik di
sepanjang lengan oleh struktur protein serupa ritsleting, kompleks sinaptonemal. Proses
ini disebut sinapsis. Penataan ulang genetik antara-antara kromatid nonsaudara, dikenal
sebagai pindah silang (crossing over), diselesaikan pada tahap ini.
Setelah penguraian kompleks sinaptonemal pada profase akhir, kedua homolog sedikit
memisah namun tetap terhubung, setidaknya pada satu daerah yang berbentuk-X yang
disebut kiasmata. Kiasmata merupakan perwujudan fisik dari pindah silang.Kiasmata
tampak seperi palang karena kohesi kromatid saudara masih tetap menyambungkan
kedua kromatid saudara awal, bahkan di daerah-daerah yang salah satu kromatidnya kini
menjadi bagian dari homolog lain. Sinapsis dan pindah silang normalnya tidak terjadi saat
mitosis.

2. Homolog di lempeng metafase.


Pada metafase l meiosis, kromosom berjejer sebagai pasangan homolog di lempeng
metafase, bukan sebagai kromosom individual, seperti pada metafase mitosis.

3. Pemisahan homolog
Pada anafase l meiosis, kromosom-kromosom tereplikasi pada setiap pasangan
homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan, namun kromatid-kromatid saudara
dari setiap kromosom tereplikasi tetap melekat. Sebaliknya, pada anafase mitosis,
kromatid-kromatid saudara memisah.

You might also like