You are on page 1of 10

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DI DESA (Studi Kasus di Kabupaten Lamongan)

Yuniadi Mayowan
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang
Email: ymayowan@ub.ac.id

ABSTRACT

Information and Communication Technology (ICT) development more and more fast especially in
streamlining public service and must reach village level. Beside increasing sercive, ICT has benefit in
data processing that is able to be used in development planning, supporting in decision making and
others. The goal of this study is to identify the readyness of ICT implementation of human resource,
facilities and infrastructure, institutional and budgetting aspects and IT service in village level.
Descriptive methode is used and location take place in four villages in Lamongan Regency. Finding is
showed the limit number of human resurce who has ICT capability, undistributed of internet network,
fulfilled of institutional needs and budgetting support from authorized institution. Finally, information
system does not have all service program to serve public and still does not implement in all village
government in servicing public.

Keyword: ICT, readyness on ICT implementation, IT service

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin pesat dalam usaha
mengefektifkan layanan kepada masyarakat harus dilakukan sampai pada tingkat Desa. Keberadaan TIK
selain dapat meningkatkan pelayanan juga bermanfaat dalam proses pengolahan data yang dapat
digunakan untuk perencanaan pembangunan, mendukung pengambilan keputusan dan banyak manfaat
lainnya. tujuan kajian ini adalah untuk mengidentifikasi kesiapan penerapan TIK dilihat dari aspek
sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, kelembagaan dan anggaran dan menilai pelayanan melalui
IT yang telah di lakukan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan lokasi penelitian di
4 desa di Kabupaten Lamongan. Hasil temuan penelitian adalah keterbatasan jumlah SDM yang
menguasai TIK, belum meratanya jaringan, tercukupinya kebutuhan kelembagaan dan adanya dukungan
anggaran dari lembaga yang berwenang dan sistem informasi belum mengakomodir semua kebutuhan
layanan dan belum diterapkan di semua desa.

Kata kunci: TIK, Kesiapan penerapan TIK, Pelayanan IT

14
A. PENDAHULUAN pembuat kebijakan dan politisi yang
menggunakan TIK untuk menyelesaikan
Sistem informasi merupakan perpaduan
masalah pekerjaan administratif yang komplek
antara teknologi informasi dan aktivitas orang.
dan menangani kasus-kasus yang menonjol
Teknologi informasi yang tercanggih sekalipun
seperti perencanaan pembangunan, mobilitas,
tetapi tidak ada yang mengoperasikan
pembagian barang serta pelayanan publik yang
mengakibatkan sistem informasi tidak berjalan
tertunjang.
maksimal. Perpaduan teknologi informasi dan
TIK dapat menjadi alat untuk
manusia pengelola merupakan kunci suksesnya
memperbaiki administrasi desa. Administrasi
penerapan sistem informasi. Pekerjaan yang
desa seperti kita ketahui bersama mempunyai
berulang-ulang dapat digantikan oleh sistem
banyak kelemahan diantaranya adalah proses
untuk menyederhanakan pekerjaan.
update dimana data yang ada di tingkat desa
Berjalannya peran sistem informasi
berbeda dengan data yang ada di tingkat
menyebabkan kinerja organisasi menjadi
kecamatan karena perbedaan memutakhirkan
semakin efisien dan efektif.
data di tingkat desa dan kecamatan, begitu juga
Menurut UU nomor 6 tahun 2014
dengan tingkat kabupaten.
tentang Desa, Pembangunan Desa adalah upaya
Dukungan TIK yang diterapkan pada
peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
pemerintah desa akan mendorong data tunggal
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
yang dengan mudah diupdate oleh aparatur desa
masyarakat desa. Lebih lanjut UU tersebut juga
dengan mengedepankan kesederhanaan
menjelaskan bahwa, pembangunan desa dalam
operasional sehingga terjadi satu kesatuan data
hal ini, mencakup empat bidang pembangunan
baik di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa,
Sistem informasi desa juga diatur dalam UU
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
No. 6 tahun 2014 tentang desa di bagian ketiga
kemasyarakatan desa dan pemberdayaan
Sistem Informasi Pembangunan Desa dan
masyarakat desa. Pembangunan desa yang
Pembangunan Kawasan Perdesaan Pasal 86.
difokuskan pada keempat lingkup
Isinya antara lain bahwa Sistem informasi Desa
pembangunan tersebut hendak menegaskan
meliputi fasilitas perangkat keras dan perangkat
esensi dari UU desa yakni memberikan
lunak, jaringan, serta sumber daya manusia.
kewenangan yang lebih besar kepada desa
Sistem informasi tersebut meliputi data Desa,
untuk tidak hanya dijadikan objek
data Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan,
pembangunan tetapi lebih mandiri menjadi
serta informasi lain yang berkaitan dengan
objek sekaligus subjek pembangunan.
Pembangunan Desa dan pembangunan
Pembangunan desa tersebut dapat
Kawasan Perdesaan, dikelola oleh pemerintah
ditopang oleh sistem informasi dan konsep e-
dan dapat diakses oleh masyarakat Desa dan
Government menjadi pertimbangan utama bagi
semua pemangku kepentingan. Sistem
organisasi sektor publik (pemerintah desa) yang
informasi tersebut diisyaratkan untuk
melakukan perencanaan sistem informasi dalam
menyediakan informasi perencanaan
rangka menyediakan input penting dan
pembangunan Kabupaten/Kota untuk Desa.
memudahkan dalam proses penyusunan
Pada pelaksanaannnya tidak lupa akan
perencanaan dan pemantauan dan evaluasi hasil
pentingnya proses pendampingan untuk
pembangunan. Teknologi Informasi dan
memampukan aparatur dalam mengelola TIK.
Komunikasi (TIK) menjadi bagian dari gugusan
Data yang tersimpan dengan baik sangat
pembuat layanan dari pemerintah dan semakin
mendukung kinerja pemerintah desa sesuai azas
besar pengaruhnya pada organisasi, profesional
efisien dan efektif, pembakuan, akuntabilitas,
yang bekerja di dalamnya, serta hubungannya
keterkaitan, kecepatan dan ketepatan,
dengan publik. Semua rencana kebijakan untuk
keamanan, ketelitian, kejelasan, singkat dan
e-Goverment telah fokus pada isu-isu
padat dan logis dan meyakinkan dalam rangka
operasional internal, pemberian layanan jasa
penyusunan perencanaan desa, perbaikan
pemerintah dan teknologi itu sendiri yang
administrasi desa dan pelayanan publik. Sarana
secara masif dipercayakan pada TIK sebagai
prasarana TIK harus siap baik dari sisi software
instrumen untuk menjadikan pemerintah lebih
dan hardware, kelembagaan dan anggaran yang
efektif, lebih bersahabat dan mudah dihubungi
memadai sangat diperlukan agar pelayanan IT
bagi masyarakat yang harus dilayani. Demikian
dapat dilaksanakan dengan baik.
halnya, semakin besar pula pengaruhnya bagi

15
Tujuan kajian ini adalah untuk melihat bahwa hari depan Indosesia terletak dan
kesiapan penerapan TIK dilihat dari aspek tergantung dari berhasilnya kita membangun
sumber daya manusia, sarana prasarana, desa. Sehingga dengan semangat desentralisasi
kelembagaan dan anggaran, dan pelayanan IT dalam otonomi daerah ini masyarakat haruslah
yang dilakukan oleh Pemerintah Desa. dilibatkan atau diberdayakan dalam
Metode yang digunakan adalah metode pembangunan desanya. Sebab disadari atau
deskriptif yang mengambil lokasi kajian di tidak bahwa pembangunan desa telah banyak
Desa Putatkumpul, Desa Balun, Desa dilakukan sejak dari dahulu hingga sekarang,
Babatkumpul dan Desa Padenganploso tetapi secara umum hasilnya belum memuaskan
Kabupaten Lamongan. Data dikumpulkan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
melalui wawancara, observasi dan pedesaan.
dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis Sebagai miniatur negara Indonesia, Desa
menggunakan a nine steps process for menjadi arena politik paling dekat bagi relasi
analyzing qualitatve data (McNabb, 2010). antara masyarakat dengan pemegang kekuasaan
(perangkat Desa). Di satu sisi, para perangkat
B. LATAR BELAKNG TEORI DAN Desa menjadi bagian dari birokrasi negara yang
HIPOTESIS mempunyai daftar tugas kenegaraan, yakni
1. Pelayanan Pemerintahan Desa menjalankan birokratisasi di level Desa,
Pengaturan tata kelola desa yang terbaru melaksanakan program-program
mengikuti Undang-Undang no. 6 tahun 2014 pembangunan, memberikan pelayanan
tentang desa. Pengaturan Desa dalam undang- administratif kepada masyarakat. Tugas penting
undang ini bertujuan untuk memberikan pemerintah Desa adalah memberi pelayanan
pengakuan dan penghormatan atas Desa yang administratif (surat-menyurat) kepada warga.
sudah ada dengan keberagamannya sebelum (Depdagri, 2007:27)
dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Jenis-jenis pelayanan publik yang
Republik Indonesia; memberikan kejelasan dilakukan Pemerintah Desa terdiri dari
status dan kepastian hukum atas Desa dalam pelayanan dalam bidang administrasi
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi kependudukan, pelayanan administratif,
mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat pelayanan kebersihan dan pelayanan pemberian
Indonesia; melestarikan dan memajukan adat, fasilitas pemakaman. Sedangkan menurut
tradisi, dan budaya masyarakat Desa; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62
mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi Tahun 2008 terdiri dari 1) Pelayanan Dokumen
masyarakat Desa untuk pengembangan potensi Kependudukan yang mencakup penerbitan
dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama; Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan penerbitan
membentuk Pemerintahan Desa yang akta kelahiran, 2) Pemeliharaan Ketentraman
profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta dan Ketertiban Masyarakat yang mencakup
bertanggung jawab; meningkatkan pelayanan petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di
publik bagi warga masyarakat Desa guna Kabupaten/Kota dan Tingkat penyelesaian
mempercepat perwujudan kesejahteraan umum; pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman,
meningkatkan ketahanan sosial budaya keindahan) di Kabupaten/Kota, dan 3)
masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Penanggulangan Bencana Kebakaran yang
Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial mencakup pelayanan bencana kebakaran
sebagai bagian dari ketahanan nasional; kabupaten/kota dan Tingkat waktu tanggap
memajukan perekonomian masyarakat Desa (response time rate) daerah layanan Wilayah
serta mengatasi kesenjangan pembangunan Manajemen Kebakaran (WMK).
nasional; dan memperkuat masyarakat Desa Administrasi Desa adalah keseluruhan
sebagai subjek pembangunan. proses kegiatan pencatatan data dan informasi
Dalam pembangunan nasional, desa mengenai penyelenggaraan Pemerintahan Desa
memegang peranan yang sangat penting, sebab pada Buku Administrasi Desa. Beberapa
desa merupakan struktur pemerintahan terendah macam kegiatan administrasi pemerintahan di
dari sistem pemerintahan Indonesia. Setiap desa atau kelurahan yang wajib dilaksanakan
jenis kebijakan pembangunan nasional pasti dengan tertib, terdiri atas Administrasi Umum,
bermuara pada pembangunan desa sebab Administrasi Penduduk, Administrasi
pembangunan Indonesia tidak akan ada artinya Keuangan, Administrasi Pembangunan dan
tanpa membangun desa, dan bisa dikatakan Administrasi Badan Permusyawaratan Desa.

16
meskipun terjadi krisis keuangan yang
2. Masalah Pelayanan Publik Pemerintahan melumpuhkan ekonomi dunia. Bagi sebagian
Desa besar pemerintah, krisis keuangan baru-baru ini
Secara umum kita telah mengetahui memicu kebangkitan untuk menjadi lebih
masalah-masalah yang dihadapi dikelurahan, transparan dan efisien. Selain itu, ada juga
baik yang bersumber secara internal maupun permintaan terhadap pemerintah untuk
yang eksternal, seperti semakin pesatnya mengubah dari agen tradisional dan model
kegiatan pembangunan yang hasil-hasilnya departemen sentris menjadi model "Citizen-
telah kita rasakan saat ini, namun demikian Centric". Transformasi tersebut diharapkan
masih dapat ditemukan pula dampak yang dapat dapat meningkatkan kualitas hidup warga
menimbulkan masalah yang baru. Untuk dalam hal kenyamanan yang lebih besar dalam
mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan ketersediaan layanan pemerintah dan dengan
kemampuan dibidang perencanaan demikian menghasilkan tingkat kepuasan
pembangunan dan pemberian pelayanan yang pelanggan meningkat dan kepercayaan dalam
baik dan berkualitas oleh para aparatur pemerintahan. (Al-Khouri, 2011:1)
desa/kelurahan kepada masyarakat sehingga Instansi Pemerintah semakin merangkul
permasalahan yang kompleks dan rumit dapat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
diatasi. untuk meningkatkan efisiensi dan
Adapun permasalahan-permasalahan mengintegrasikan karyawan, mitra dan warga
yang dihadapi Aparat Birokrasi Desa dalam negara secara mulus. Di sisi lain, hal ini menjadi
mengoptimalkan kegiatan Pemerintahan Desa semakin sulit untuk mencapai hasil dan
meliputi permasalahan internal yang berupa memenuhi kebutuhan warga dengan inisiatif e-
ketatalaksanaan, sumber daya manusia atau Government yang terfragmentasi. Keadaan
kompetensi Aparat Pemerintah Desa, seperti ini memaksa banyak pemerintah untuk
ketatalaksanaan, penggunaan teknologi mengambil pendekatan terpadu untuk
administrasi yang masih kurang, dan meningkatkan efektivitas memberikan layanan
manajemen birokrasi itu sendiri. Sedangkan kepada warganya. Setelah secara seksama
masalah eksternal berupa dinamika masyarakat mempelajari banyak e-program pemerintah
dan tumbuh kembangnya masalah yang terkemuka di seluruh dunia, beberapa di
dihadapi masyarakat.(Lulita, 2011) antaranya telah membentuk dedikasi e-instansi
Selain itu pelayanan yang diberikan oleh pemerintah untuk memberikan transformasi
pemerintah selama ini masih memiliki beberapa yang diinginkan, kita melihat bahwa sangat
kelemahan yakni kurang responsif; kurang sedikit yang berhasil dalam mencapai hasil
informatif; kurang accessible; kurang yang mereka awalnya berharap untuk
koordinasi; birokratis; kurang mau mendengar menyampaikan. Ini tidak berarti bahwa dunia
keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan belum menyaksikan setiap inisiatif e-
inefisien. Government yang telah berhasil dalam
memberikan yang efektif e-layanan kepada
3. E-Governenment dalam Pelayanan Publik warga. Sebaliknya kita melihat bahwa sebagian
Di antara banyak harapan dari revolusi besar program e-Government telah otomatis
Informasi Komunikasi Teknologi (ICT) adalah dan digital sehingga beberapa proses yang ada
potensi untuk memodernisasi organisasi dari pelayanan pemerintah telah berubah. E-
pemerintah, memperkuat operasi mereka dan Government bukan hanya tentang mengaktifkan
membuat mereka lebih responsif terhadap pelayanan pemerintah yang ada di Internet,
kebutuhan warganya. Banyak negara telah akan tetapi lebih pada rekonseptualisasi dari
memperkenalkan program e-Government pelayanan yang ditawarkan oleh pemerintah
berbasis TIK dan menggunakannya untuk sejalan dengan harapan warga sebagai inti
mengubah dimensi beberapa operasi rekonseptualisasi tersebut. (Al-Khouri, 2011:1-
pemerintahan, untuk menciptakan 2)
pemerintahan yang lebih mudah diakses, Tujuan dasar adalah pembaharuan, serta
transparan, efektif, dan akuntabel. (Al-Khouri, aplikasi ICT yang terintegrasi di pemerintahan
2011:1) untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
Dalam beberapa tahun terakhir, transparansi, tanggung jawab dan ekonomi
pengembangan e-Government telah dalam pekerjaan pemerintah dan para pegawai
mendapatkan momentum yang signifikan pemerintah, untuk meningkatkan kualitas dan

17
ketersediaan informasi dan layanan yang teknologi administrasi yang masih kurang, dan
diberikan kepada pengguna pegawai manajemen birokrasi itu sendiri. Sedangkan
pemerintah dan memastikan partisipasi yang masalah eksternal berupa dinamika masyarakat
lebih aktif warga dalam proses pengambilan dan tumbuh kembangnya masalah yang
keputusan dan menyebarkan demokrasi di dihadapi masyarakat (Lulita, 2011).
masyarakat (e-Government). Menurut (lulita, 2011) kelemahan-
kelemahan aparat layanan yaitu: (a) Kurang
C. HASIL DAN PEMBAHASAN responsif; (b) Kurang informatif; (c) Kurang
1. Kesiapan Penerapan TIK Pada accessible; (d) Kurang koordinasi; (e)
Administrasi Desa Birokratis; (f) Kurang mau mendengar
Dalam usaha untuk mencapai keluhan/saran/aspirasi masyarakat; dan (f)
keberhasilan e-Government dalam layanan Inefisien.
administrasi desa yang berbasis IT, ada Jadi, SDM masih menjadi kendala dalam
beberapa faktor yang menentukan penerapan IT di Kabupaten Lamongan Jawa
keberhasilannya. Faktor tersebut dalam sistem Timur. Padahal seharusnya sesuai dengan teori,
layanan e-Government menurut pendapat dalam usaha untuk memaksimalkan layanan
Heeks (2001b: 17-19), Gil-Garcıá dan Pardo dengan penerapan IT tiap aparat pelayan publik
(2005), dan ADB (2011) diantaranya Sumber harus mampu menyesuaikan diri dengan
Daya Manusia (SDM); Sarana dan Prasarana; kemajuan teknologi. Pernyataan dari teori yang
Kelembagaan; Anggaran; Pelayanan IT dan menyebutkan kelemahan-kelemahan dari aparat
Standard Layanan Administrasi layanan memang sesuai dengan temuan di
Desa/Kelurahan. lapangan. Untuk mengatasi masalah tersebut,
a. Sumber Daya Manusia (SDM) maka diperlukan kemampuan dibidang
Kesiapan SDM untuk layanan IT perencanaan pembangunan dan pemberian
administrasi Desa masih kurang. Ada beberapa pelayanan yang baik dan berkualitas oleh para
hal yang menjadi kendala, diantaranya adalah aparatur desa/kelurahan kepada masyarakat.
(a) kemampuan SDM dalam penguasaan IT; (b)
belum meratanya SDM yang ahli; dan (c) b. Sarana dan Prasarana
mutasi pegawai. Kemampuan SDM untuk Penggunaan sarana dan prasarana IT
penguasaan IT di Kabupaten Lamongan dapat adalah syarat utama suatu layanan dapat
dikatakan sudah baik dan memadai. Hal ini dikatakan berbasis IT atau tidak. Penggunaan
ditunjukkan dengan berjalannya implementasi sarana yang berbasis IT ini mencakup dari
PADE di 3 dari 4 desa yang dijadikan sampel, sarana itu sendiri dan sarana penunjang
selain itu 3 desa yang sudah melaksanakan keberlangsungan layanan. Sebaran sarana IT di
PADE ini sudah menerapkan aplikasi layanan tiap desa pun berbeda. Kabupaten Lamongan
yang lain, yaitu Abinduk. Kekurangan yang ada juga merupakan daerah yang telah menerapkan
adalah pemerataan kemampuan aparat, karena aplikasi PADE untuk layanan pada masyarakat.
operator aplikasi tersebut masih terbatas pada Dalam menunjang pelaksanaan PADE, sarana
aparat yang telah menerima pelatihan. IT di tiap desa sudah memadai walaupun masih
Hakekat pelayanan publik adalah belum merata. Misalnya saja Desa
pemberian pelayanan prima kepada masyarakat Babatkumpul yang memiliki 2 komputer edisi
yang merupakan perwujudan kewajiban baru dan 1 laptop, berbeda dengan keadaan desa
aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Padenganploso yang hanya memiliki 1
(2003). Dengan pendapat ini, harusnya tiap komputer lama dan 1 laptop yang juga lama. Di
aparat pelayan publik harus mempu sisi lain, jaringan internet sebagai penunjang
menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi juga masih belum masuk di 4 desa yang
untuk memberikan layanan prima pada digunakan sebagai sampel, namun, Pemerintah
masyarakat. Adapun permasalahan- Kabupaten Lamongan telah berencana untuk
permasalahan yang dihadapi Aparat Birokrasi memasang jaringan wifi ke semua tempat pusat
Kelurahan/Desa dalam mengoptimalkan keramaian di Kabupaten Lamongan.
kegiatan Pemerintahan Desa meliputi Tersedianya sarana dan prasarana kerja,
permasalahan internal yang berupa peralatan kerja dan pendukung lainnya yang
ketatalaksanaan, sumber daya manusia atau memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
kompetensi Aparat Pemerintah telekomunikasi dan informatika (telematika).
Kelurahan/Desa, ketatalaksanaan, penggunaan Selain itu, Tempat dan lokasi serta sarana

18
pelayanan yang memadai, mudah dijangkau memberikan pendampingan pada aplikasi ini.
oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan Dengan adanya PADE, Pemkab juga
teknologi telekomunikasi dan informatika. memberikan tugas kepada kecamatan untuk
(Kepmenpan, 2003) mengawal, mengawasi, dan menyambungkan
Sarana dan Prasarana juga menjadi aspirasi dari desa ke Pemkab keberlangsungan
perhatian penting dalam penerapan Standar program ini. Pihak desa diberikan kewajiban
Pelayanan Minimal dengan penyediaan sarana mengirimkan paling tidak 1 orang untuk
dan prasarana pelayanan yang memadai oleh menerima pelatihan oleh Pemkab dan orang
penyelenggara pelayanan publik. Berdasarkan tersebut juga diwajibkan untuk mengajari
Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005, pada aparat lain yang ada di desa. Sesuai dengan
ayat (2) poin “e” menyatakan bahwa Peraturan Bupati Lamongan Nomor 34 Tahun
terbentuknya suatu desa harus memenuhi syarat 2008, KPDE berkedudukan sebagai unsur
Sarana dan Prasarana Pemerintahan. pendukung tugas Kepala Daerah yang
Sarana dan prasarana adalah suatu dipimpin oleh seorang Kepala Kantor berada
sayarat yang harus dipenuhi untuk memberikan di bawah dan bertanggungjawab kepada
layanan sesuai dengan yang Kepmenpan No. Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah
63, th 2003. Sarana teknologi dan dengan tugas melaksanakan penyusunan dan
pendukungnya merupakan fokus dari pelayanan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
yang berbasis IT, semakin canggih sarana IT pengolahan data elektronik.
maka semakin bagus layanan yang dapat Dengan kelembagaan yang baik, akan
diberikan pada masyarakat. Sesuai dengan menciptakan sistem layanan yang baik pula.
pendapat (Charalabidis et al, 2006) untuk Sejumlah faktor yang mendorong kepuasan
layanan e-publik, teknologi yang dimiliki oleh pelanggan atau pengguna jasa di seluruh
tiap pemberi layanan harus dapat mencakup pelayanan publik dapat diidentifikasi:
semua segi yang telah dijabarkan, dan pengiriman, ketepatan waktu, penyediaan
sayangnya ini masih belum dapat dipenuhi oleh informasi, profesionalisme dan sikap staf.
semua desa yang dijadikan sampel. Jadi Aspek kelembagaan juga menjelaskan
kesimpulan yang dapat diambil adalah alur dari pengaduan, karena setiap pimpinan
mayoritas desa terkait sarana komputer sudah unit penyelenggara pelayanan pelayanan publik
memadai dan yang perlu menjadi perhatian wajib menyelesaikan setiap laporan atau
terkait sarana pendukung adalah jaringan pengaduan masyarakat mengenai
internet yang perlu dipasang merata. ketidakpuasan dalam pemberian pelayanan
sesuai kewenangannya. Selain itu, pimpinan
c. Kelembagaan penyelenggara pelayanan publik wajib secara
Kelembagaan adalah hal yang penting berkala mengadakan evaluasi terhadap kinerja
dalam penerapan layanan yang berbasis IT, penyelenggaraan pelayanan di lingkungan
karena pada aspek kelembagaan menjadi secara berkelanjutan dan hasilnya secara
organisasi yang menunjukkkan alur berkala dilaporkan kepada pimpinan tertinggi
pertanggungjawaban untuk penerapan layanan penyelenggara pelayanan publik. Dalam
publik berbasis IT. melakukan evaluasi kinerja pelayanan publik
Kelembagaan layanan administrasi desa harus menggunakan indikator yang jelas dan
di Kabupaten Lamongan dapat dikatakan sudah terukur sesuai ketentuan yang berlaku
baik. Pelaksanaan PADE menjadi (Kepmenpan No. 63, 2003).
tanggungjawab pihak Pemkab Lamongan Kesimpulan yang dapat diambil dari data
melalui Bagian Pemerintahan Desa (Pemdes). yang disesuaikan dengan teori yang ada, maka
Pemdes menggandeng KPDE dalam Kabupaten Lamongan memenuhi kebutuhan
pembuatan, dan pendampingan PADE, karena akan kelembagaan dengan ditanganinya IT oleh
KPDE adalah instansi pemerintah yang Kantor Pengelolaan Data Elektronik (KPDE)
kompeten dalam pengembangan sistem yang diberikan wewenang untuk mengurus
informasi di Kabupaten Lamongan dan sudah pengembangan layanan desa yang berbasis IT
sesuai dengan aturan terkait dengan penerapan dan mengembangkannya sampai ke Desa.
PADE. Dalam peneraparan PADE ini, pihak
Pemkab menggunakan SDM dari Kantor d. Anggaran
Pengolahan Data Elektronik (KPDE) sebagai Alokasi anggaran untuk layanan pada
tim ahli yang membuat aplikasi dan masyarakat khususnya yang terkait untuk

19
layanan berbasis IT akan menunjukkan Dalam aspek penganggaran, tiap daerah
keseriusan dari pemegang otoritas untuk masih mengalami kendala dalam besaran
penerapan E-Government. Urusan anggaran yang diperlukan untuk membangun
penganggaran merupakan urusan yang sangat sistem, namun masih di beberapa daerah sudah
penting, karena dibutuhkan ada rencana untuk realisasi anggaran dalam
pertanggungjawaban yang serius. Daerah yang pelaksanaan layanan yang berbasis IT.
menerapkan layanan aplikasi, dalam Kabupaten Lamongan sudah mempunyai
penerapannya menggunakan dana Anggaran regulasi yang mengatur, sehingga untuk
Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) penganggaran dapat sedikit teratasi, selain itu di
Kabupaten/Kota. Kabupaten Lamongan dalam Kabupaten Lamongan sudah memiliki KPDE
pengadaan PADE sesuai dengan keputusan yang berwenang untuk pengembangan PADE
Bupati Lamongan No. bersama bagian Pemdes. Solusi untuk
188/324/Kep/413.013/2013 tentang penyelesaian masalah kelembagaan tersebut
Penunjukan Desa Percontohan Pelaksanaan adalah dapat diawali dengan pembuatan
Program Pengolahan Administrasi Desa Secara lembaga yang berwenang untuk pengembangan
Elektronik (PADE), membuat pengadaan IT dengan payung regulasi yang jelas.
PADE sendiri diambil langsung dari APBD
Kabupaten Lamongan Tahun Anggaran 2013. 2. Pelayanan IT
Harga yang harus dibayarkan untuk membeli Layanan yang dibutuhkan oleh
PADE sebesar 20 juta rupiah untuk aplikasi masyarakat sangat beragam. Untuk jenis dan
yang diambilkan dari APBD 2013. Beberapa urusan layanan yang diberikan di semua
desa di Kabupaten Lamongan yang sebelumnya desa/kelurahan sama. Dengan kemajuan
memiliki Abinduk pengadaannya swadaya dari teknologi, harapannya dapat diterapkan untuk
desa. Pengadaan Abinduk sendiri diambil dari layanan di desa/kelurahan. Kebutuhan akan
Alokasi Dana Desa (ADD) seharga 400 ribu layanan masyarakat yang ada di desa adalah
rupiah dengan tambahan 200 ribu untuk input terkait dengan layanan administrasi
data penduduk. kependudukan, diantaranya:
Tujuan dari penerapan IT untuk layanan  KTP (Kartu Tanda Penduduk);
administrasi publik, dengan mengusulkan  KK (Kartu Keluarga);
beberapa layanan online adalah untuk (a)  SKTM (Surat Keterangan Tidak
meningkatkan operasinya, (b) untuk membuat Mampu);
prosedur administrasi yang mudah dan (c)  Surat Keterangan Usaha;
untuk meminimalkan biaya dan waktu  Surat Waris;
pengiriman pelayanan publik (West, 2004).  Surat Keterangan Pindah;
Usaha penyelarasan operasional menilai  Surat Keterangan Domisili;
tingkat pendanaan dan sejauhmana komitmen
 SKCK (Surat Keterangan Cacat
sumber daya manusia dan keuangan selaras
Kriminal);
dengan strategi e-Government. Proses Kegiatan
 Dan surat-surat lainnya.
adalah dengan mempertimbangkan sebagai
berikut: Kabupaten Lamongan untuk
1) Dana atau anggaran tertentu telah menunjang layanan telah dibuat kebijakan
tersedia untuk implementasi Strategi pembuatan sistem aplikasi IT untuk
administrasi desa. Aplikasi khusus pelayanan
e-Government.
2) Rencana strategis investasi inisiatif e- yaitu Pengolahan Administrasi Desa Secara
Government untuk masa depan. Elektronik (PADE). Sesuai dengan regulasi
yang ada, PADE akan digunakan untuk layanan
3) Realokasi anggaran untuk
pembiayaan inisiatif e-Government. kependudukan, pertanahan, keuangan, dan
surat-menyurat, namun pada penerapannya
4) Model yang diterapkan atau
digunakan untuk mengukur PADE terbatas pada layanan surat-menyurat
kebutuhan keuangan dalam dan kependudukan. Layanan surat-menyurat
pembiayaan inisiatif e-Government. digunakan untuk mengakomodasi layanan
5) Analisis survei biaya manfaat dan terkait administrasi kependudukan, sedangkan
kepuasan pelanggan telah dilakukan layanan kependudukan digunakan dengan
untuk menentukan dampak pada pembuatan database penduduk. Dari 4 sampel
desa yang diambil dalam 2 kecamatan yang
biaya pelayanan.

20
menggunakan PADE, ada 1 desa yang belum kelembagaan dan anggaran.
menggunakan PADE yang diberikan oleh a. Ketersediaan SDM yang mampu
Pemkab Lamongan. Sebelum ada PADE, sudah mengoperasikan TIK di tingkat desa
ada beberapa desa yang menggunakan aplikasi masih sangat terbatas.
Administrasi Berbasis Nomor Induk Penduduk b. Sarana prasarana terkait TIK masih
(Abinduk) untuk pelayanan. Abinduk ini dalam hal pemenuhan perangkat
fungsinya sama seperti PADE yang diberikan komputer baik software maupun
oleh Pemkab. Kedua program tersebut masing- hardware, namun ketersediaan
masing memiliki kelebihan dan kelemahan, jaringan komputer masih terbatas di
kelebihan PADE adalah dapat dimasukkan foto beberapa daerah.
warga, sedangkan Abinduk tidak bisa. c. Kelembagaan yang ada sudah
Kelebihan Abinduk sendiri adalah bisa mencukupi untuk penerapan dan
digunakan untuk memberi ruang khusus yang pengembangan TIK lebih lanjut.
dapat mewadahi kemauan desa, misalnya di d. Kebutuhan anggaran dapat terpenuh
Desa Putatkumpul yang digunakan untuk karena adanya lembaga yakni KPDE
pembayaran rekening air. Aplikasi lain yang dan didukung Bagian Pemerintahan
ada di pelayanan administrasi desa adalah Profil Desa yang mempunyai kewenangan
Desa dan Kelurahan (PRODESKEL), yang sehingga dapat dimasukkan dalam
merupakan aplikasi online yang diberikan oleh mata anggaran pembangunan.
Kementrian Dalam Negeri terkait pengisian 2. Penerapan dan pengembangan IT dalam
profil desa. PRODESKEL memberikan akses aspek pelayanan masih belum maksimal
pada desa untuk mengisi profil secara online. dan belum merata di semua desa dan belum
Didalam kelancaran penyelenggaraan program mengakomodir semua kebutuhan layanan
PADE, dibentuk tim pelaksana yang ditetapkan masyarakat.
oleh regulasi yang ada, dengan anggota tim
pelaksana dari bagian Pemdes dan KPDE. Tim Rekomendasi dan Saran
pelaksana bertugas untuk melakukan 1. Meningkatkan jumlah SDM yang mampu
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan mengoperasikan TIK di tingkat desa.
program PADE dan melaporkan hasil Pelatihan-pelatihan peningkatakan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kapasitas terkait IT tidak hanya untuk
kepada kepala daerah. Program PADE masih operator, karena di masa mendatang
dilaksanakan di desa percontohan, diharapkan pelayanan administrasi akan sangat banyak
nantinya untuk dapat menjadi acuan melibatkan IT. Terbatasnya SDM yang
penyelenggaraan program PADE. Dalam menguasai TIK akan menimbulkan
melaksanakan program PADE, masing-masing permasalahan layanan apabila yang
desa menunjuk sekretaris desa dan/atau bersangkutan berhalangan masuk kantor
perangkat desa lainnya sebagai operator sehingga pelayanan menjadi terhambat.
program dengan syarat harus benar-benar 2. Pemerintah Pusat, Propinsi dan
menguasai dasar-dasar pengoperasian Kabupaten/Kota harus sudah mulai beraksi
komputer. dalam menghubungkan semua tempat di
Jadi, dari penjelasan di atas dapat Indonesia melalui jaringan internet, tidak
disimpulkan bahwa penerapan dan hanya bersandar pada cakupan jaringan
pengembangan IT dalam aspek pelayanan melalui BTS (base transceiver station)
masih belum maksimal dan belum merata di yang sering terkendala dengan cuaca tapi
semua desa. Penerapan IT kedepannya harus juga mempercepat pembangunan jaringan
dapat mengakomodir semua kebutuhan layanan serat optik. TIK sangat tergantung dengan
dengan pembuatan sistem yang lebih baik jaringan yang memadai karena apabila TIK
dengan mengembangan sistem yang sudah ada tidak ditunjang dengan jaringan maka
dan diterapkan di semua desa. kinerja TIK hanya mengakses data lokal.
Keterkaitan data yang menjadi keutamaan
D. KESIMPULAN DAN SARAN TIK menjadi hilang apabila tidak ditunjang
Kesimpulan oleh jaringan karena menyebabkan data
yang ada di pusat server tidak terupdate
1. Kesiapan penerapan TIK dilihat dari aspek
pada saat yang sama.
sumberdaya manusia, sarana prasarana,
3. Anggaran Pemerintah selalu terbatas dan

21
dibatasi oleh program prioritas sehingga Government Working Paper Series,
tidak bisa melakukan penganggaran Paper No. 12, Institute for Development
sekaligus dalam satu tahun anggaran. Policy and Management, University of
Pengadaan sistem dan segala kebutuhan Manchester, Manchester, UK
terkait TIK perlu dianggarkan setiap tahun (http://www.man.ac.uk
agar dapat memenuhi kebutuhan di setiap /idpm/idpm_dp.htm#ig).
desa. Heeks, Richard. 2001b. Understanding e-
4. Penerapan dan pengembangan IT Governance for Development. i-
merupakan satu proses dimana sistem yang Government Working Paper Series,
dibangun tidak bisa langsung sempurna Paper No. 11, Institute for Development
tetapi di bangun secara bertahap dan Policy and Management, University of
diperbaiki agar memenuhi harapan Manchester, Manchester, UK
pelayanan. Sistem yang sekarang dapat (http://www.man.ac.uk/idpm/idpm_dp.h
menjadi dasar untuk pengembangan sesuai tm#ig).
dengan perubahan peraturan dari peraturan
keputusan Bupati Lamongan No.
yang lama menjadi baru yakni undang-
188/324/Kep/413.013/2013 tentang
undang tentang Desa. Saat ini, peraturan
Penunjukan Desa Percontohan
pelaksanaan terkait sistem informasi masih
Pelaksanaan Program Pengolahan
menunggu peraturan dari kementerian
Administrasi Desa Secara Elektronik
terkait.
(PADE)
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatus
DAFTAR PUSTAKA
Negara nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003
ADB (2011). e-Goverment Capability Maturity
tentang Pedoman Umum Penyelengaraan
Model: Improving Public Services
Pelayanan Publik.
through Information and Communication
Lulita, M. C. (2011). Kinerja birokrasi desa
Technology. diunduh dari
dalam meningkatkan pelayanan umum di
http://www.unapcict.org/ecohub/e-
Desa Cukurgondang Kecamatan Grati
Government-capability-maturity-model
Kabupaten Pasuruan. diunduh dari
diakses Kamis, 07 Februari 2013.
http://library.um.ac.id/free-
Al-Khouri, A. M. (2011) An Innovative Approach
contents/index.php/ pub/ detail/kinerja-
For E-Government Transformation.
birokrasi-desa-dalam-meningkatkan-
diunduh dari
pelayanan-umum-di-desa-
http://arxiv.org/ftp/arxiv/papers/1105/11
cukurgondang-kecamatan-grati-
05.6358.pdf. diakses Jumat, 01 Februari
kabupaten-pasuruan-mega-clara-lulita-
2013.
48942.html diakses Rabu, 06 Februari
Charalabidis Y., Gionis G., Lampathaki F.,
2013.
Askounis D., Metaksiotis K. (2006),
Organising Municipal e-Government McNabb, David E. 2010. Research methods for
Systems: A Multi-Facet Taxonomy of political science. Quantitative and
eServices for Citizens and Businesses, qualitative approaches. 2nd ed.
DEXA eGov Conference 2006, Krakow, Armonk, N.Y: M.E. Sharpe.
Poland. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62
Depdagri (2007). Naskah Akademik Tentang Tahun 2008
Rancangan Undang-Undang Tentang
Desa. Direktorat Pemerintahan Desa Dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Kelurahan, Direktorat Jenderal Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa
Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, The Department of Human Services (2011).
Departemen Dalam Negeri, Jakarta. Service Delivery Reform: Transforming
Gil-Garcia, J. R. and T. A. Pardo, 2005. E- government service delivery. diunduh
government success factors: Mapping dari http://www.humanservices.
practical tools to theoretical foundations. gov.au/spw/corporate/about-
Gov. Inform. Quart. , 22: 187-216. us/resources/service-delivery-reform-
Heeks, Richard. 2001a. Building e-Governance overview. pdf diakses Selasa, 05 Februari
for Development: A Framework for 2013 jam 07:58.
National and Donor Action. i-

22
UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa Citizen Attitudes. Public Administration
Review, 64(1): 15-27.
Vintar, M, M Kunstelj, A Leben – 2002.
Wikidepia (2013). E-Governance. From
Delivering better quality public services
Wikipedia, the free encyclopedia
through life-event portals. 10th
diunduh dari
NISPAcce Annual Conference, 2002
http://en.wikipedia.org/wiki/E-
West, D. (2004). E-Government and The
Governance diakses Jumat, 01 Februari
Transformation of Service Delivery and
2013.

23

You might also like