Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini dengan judul ’’ Kebersihan Lingkungan Sekolah” tepat pada waktunya.
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas di mata pelajaran
Geografi kami menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya karya ilmiah ini.
Semoga dengan adanya karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
dapat menyadarkan para siswa atau siswi untuk menjaga kebersihan lingkungan
sekolah.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2-3
BAB I. PENDAHULUAN 4
1.1. Latar belakang masalah 4
1.2. Identifikasi masalah 5
1.3. Pembatasan Masalah 5
1.4. Rumusan masalah 5
1.5. Tujuan penelitian 5
1.6. Manfaat penelitian 6
2
BAB V. HASIL PENELITIAN 15
5.1. Validitas Data 15
– Jawaban narasumber dari angket yang penulis ajukan 15-17
5.2. Pembahasan hasil penelitian 18
– Pemilihan subjek penelitian 18
– Analisis kesalahan subjek penelitian 18
– Frekuensi Nilai 18
DAFTAR PUSTAKA 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kebersihan pangkal kesehatan. Kata-kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Di
suatu lingkungan sekolah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalah
tentang kebersihan. Hal ini disebabkan oleh para siswa yang membuang sampah
sembarangan. Motivasi penulis mengangkat tema ini karena sangat kurang sekali
kesadaran siswa-siswa untuk membuang sampah pada tempat sampah atau tong
sampah yang telah disediakan.
Walaupun sudah tiap hari diingatkan atau dinasehati namun sampah tetap saja
berserakan di halaman maupun di dalam kelas. Bahkan kalau diperiksa di dalam
laci meja penuh oleh sampah-sampah kertas dan bekas bungkus makanan.
Pemberian hukuman dan sangsi-sangsi tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
Pemberian hukuman-hukuman dan sangsi-sangsi tersebut tidak memberikan
pengaruh yang berarti.
Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekolah,
yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi
slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka
tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak
slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya?
Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-
robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya
dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan
tempat sampah.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan
sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat
mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat
menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman. Oleh karena itulah saya selaku
penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kebersihan lingkungan
sekolah untuk membantu para murid menjadi lebih paham akan arti kebersihan
lingkungan, terutama lingkungan disekitar sekolah.
4
1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana kondisi lingkungan di sekolah kita?
2. Apakah yang menyebabkan kebersihan lingkungan disekolah menjadi
tercemar?
3. Siapa yang harus bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan sekolah?
5
5. untuk mengetahui peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan
sekolah.
6. ntuk mengetahui pengaruh kondisi kebersihan lingkungan sekolah terhadap
siswa/i SMAN 1 SAMPALI
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
7
2.3. Pengaruh Kebersihan Terhadap Proses Belajar Mengajar
Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktiv,
dimana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu
pelajar meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar
mengajartercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dapat digambarkan
dengan, kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi juga mampu secara
aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung
sehinggatimbul ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah lingkungan
belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan
sehingga tidak timbul rasa semangat pada proses belajar mengajar dikarenakan
lingkungan yang kotor dan tidak konduktif dan efektif.
kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari
segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan
yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya
kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan.
Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi, juga menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit.
kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu,
sampah, dan bau.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat kerja, dan
berbagai sarana umum.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Kebersihan lingkungan sekolah adalah salah satu faktor yang mendorong kita
untuk lebih bersemangat dalam proses kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu
kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga. Begitu pula dengan kebersihan
lingkungan SMAN 1 SAMPALI yang harus kita jaga dan kita lestarikan. Kondisi
kebersihan SMAN 1 SAMPALI saat ini belum menunjukkan lingkungan sekolah
yang bersih. Masih banyak kita jumpai sampah-sampah yang dibuang
sembarangan. Misalnya di kolong meja, kantin, dan tempat-tempat yang tidak
terlihat oleh mata (tersembunyi). Padahal, tempat-tempat tersebut bukanlah
tempat sampah.
Sampah-sampah tersebut berupa sampah sisa makanan, bungkus plastik makanan,
dan lain-lain. Pada saat upacara bendera yang diadakan setiap hari senini, pihak
sekolah selalu mengingatkan para siswa-siswi SMA Negeri 1 SAMPALI untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Tetapi, tidak jarang juga ditemukan
siswa yang masih saja mengotori lingkungan sekolah. Pihak sekolah sudah
melakukan tindakan-tindakan untuk tercapainya lingkungan sekolah yang bersih,
indah, sehat, dan nyaman. Tindakan-tindakan tersebut antara lain mengecat kursi
dan bangku agar bersih dari coretan-coretan yang tidak pantas untuk anak sekolah,
mengunci ruang kelas pada saat jam istirahat berlangsung agar siswa dan siswi
tidak makan dikelas yang menyebabkan kelas menjadi kotor, dan memberi sanksi
yang tegas bagi siswa dan siswi yang melanggar.
Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan dapat menciptakan kondisi
lingkungan sekolah yang bersih, bebes dari sampah, indah, sehat, dan dapat
mendukung kegiatan proses belajar mengajar (KBM). Tetapi masih saja bisa kita
jumpai tulisan-tulisan kecil di meja-meja kelas yang baru saja dicat ulang,
sampah- sampah kertas di kolong meja. Hal tersebut menunjukkan betapa
rendahnya tingkat kesadaran siswa dan siswi SMAN 1 SAMPALI dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah. Meskipun pihak sekolah sudah melakukan upaya-
9
upaya untuk menciptakan kebersihan tetapi jika siswa dan siswinya tidak
mempunyai rasa memiliki terhadap fasilitas-fasilitas yang ada, maka semua
tindakan tersebut menjadi sia-sia.
Agar sekolah terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, selain itu
siswa juga bisa memungut sampah yang berserakan dan membuangnya pada
tempat sampah yang telah tersedia agar tidak ada sampah yang berserakan di
lingkungan sekolah. Serta, siswa diharapkan tidak mencorat-coret tembok dan
bangku yang merupakan sarana pembelajaran, dengan begitu, bangku dan tembok
akan tetap terlihat bersih tanpa adanya coretan-coretan yang dibuat oleh siswa dan
siswi.
Selain membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan bangku dan
tembok, siswa juga diwajibkan untuk melaksanakan piket kelas yang sudah
menjadi ketentuan di SMAN 1 SAMPALI. Dan juga bisa dijadikan lomba
kebersihan kelas induk untuk masing-masing kelas, agar siswa dan siswi dapat
menjaga kebersihan kelas induknya masing-masing. Diluar lomba kebersihan
kelas induk tersebut, juga pihak sekolah membuat satu peraturan yang didalamnya
berisi anjuran bagi siswa dan siswi untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah,
dan memberi sanksi yang tegas bagi siswa dan siswi yang melanggarnya.
Hal yang paling pokok untuk peran siswa dan siswi dalam menjaga kebersihan
SMAN 1 SAMPALI ini adalah, kesadaran diri masing-masing individu untuk
menjaga kebersihan sekolahnya agar sekolah tetap dalam keadaan bersih dan
nyaman untuk proses kegiatan belajar mengajar.
10
begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika
lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi
yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan
karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana
kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari
itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan
prestasinya.
Dalam menjaga kebersihan kelas, dibutuhkan kerja sama antara siswa, guru, dan
petugas kebersihan sekolah. Siswa adalah salah satu pendukung kebersihan
sekolah, karena jumlah siswa yang sangat banyak jika dibandingkan dengan
warga sekolah lainnya. Siswa yang memiliki IQ tinggi pasti memiliki kecerdasan
dan kecekatan dalam berfikir. Maka jika diingatkan untuk tidak membuang
sampah sembarangan ataupun mencorat-coret bangku, siswa akan mematuhi hal
tersebut. Dengan kata lain, siswa yang tidak bisa diperingatkan, selalu merusak,
mengotori lingkungan sekolah bisa dikatakan siswa tersebut ber IQ rendah.
Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih,
indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses
pembelajaran akan tercapai. Selain itu konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan
begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika
lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi
yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan
karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana
kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari
itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan
prestasinya.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh dengan
sampah. Disamping itu, sampah yang sering kita buang dengan sembarangan
dapat mencemari lingkungan baik didalam maupun di luar kelas dan juga dapat
menyebabkan suasana belajar yang tidak nyaman. Demi terciptanya lingkungan
sekolah yang bersih, sehat, dan indah sebaiknya melakukan upaya-upaya yang
11
bersifat mengatasi masalah tersebut, upaya-upaya yang perlu di lakukan adalah
sebagai berikut:
Guru memberi contoh bila membuang sampah selalu pada tempatnya.
Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda ataupun hukuman
bagi setiap siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
Siswa diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya sendiri untuk menjaga
kebersihan sekolah.
Petugas piket pada hari itu juga harus membersihkan kelas dan lingkungan sekitar.
Melarang siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.
Melarang siswa mencorat-coret meja atau kursi di dalam kelas atau lingkungan
sekitar dan memberikan sanksi yang tegas badgi pelanggarnya. Memberi sanksi
bagi siswa yang melanggar tata tertib kebersihan di sekolah
12
BAB IV
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang penulis pakai dalam membuat panelitian ini adalah
penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetap I data yang dipelajari adalah data dari sample
yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable.
Simple random sampling yaitu pengambilan sample dari populasi yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut. juga dengan
memberikan beberapa angket kepada naarsumber untuk diisi sesuai dengan
jawaban dan pikiran masing-masing narasumber.
13
4.5. Teknik analisis data
Cara penulis dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan pertama-
tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah
diperoleh dengan baik. Lalu penulis mulai menghitung jumlah data, setelah itu
penulis mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan pada angket
berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah berikutnya, sesuai
dengan jenis penelitian, penulis menghubungkan data-data yang satu dengan yang
lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, penulis
menuangkannya dalam karya tulis ini.
14
BAB V
HASIL PENELITIAN
15
C. Johana theresia ( kelas XI IPA III )
“kebersihan merupakan sebagian dari iman juga mencerminkan kepribadian yang
bersih dan jiwa yang bersih. Dan menurut saya, kebersihan itu sangat perlu dijaga
dimanapun kita berada. sekolah kita memang sudah bersih, namun belum begitu
maksimal kebersihannya. yang perlu diperbaiki dari kebersihan sekolah kita
adalah banyaknya sampah yang masih berserakan. selain itu, fasilitas kamar
mandi yang tidak maksimal dan ruangan-ruangan seperti perpustakaan ,
laboratorium. oleh karena adanya peraturan mungkin dapat membuat siswa-siswi
semakin disiplin dan teratur dalam proses kebersihan sekolah. Yang saya lakukan
secara pribadi yaitu harus memiliki kesadaran sendiri dalam proses kebersihan
sekolah, karena kalau bukan kita yang peduli terhadap lingkungan sekolah siapa
lagi.”
16
sekolah juga harus ada, karena jika tidak ada peraturan sekolah kesadaran siswa-
siswai tidak akan ada. yang saya lakukan untuk menunjang kebersihan sekolah
kita ini adalah hanya membersihkan daerah kelas saja.”
17
kebijakan baru tentang kebersihan sekolah ini. yang harus dilakukan untuk
menunjang kebersihan sekolah kita ini adalah dengan membuang sampah pada
tempatnya.”
– Frekuensi nilai
Nilai Frekuensi
90-100 3
80-90 5
70-80 3
60-70 —
50-60 —
0-50 —
18
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kondisi kebersihan SMAN 1 SAMPALI masih tergolong belum sepenuhnya
bersih bersih, karena masih ditemukan sampah-sampah di dalam kelas.
6.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10187
http://www.google.com
20