Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan
tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel
yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh.
Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme
(pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme basal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-
ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan
fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi
tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang
menyebabkan penyakit dikemudian hari. Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh
kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita.
Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh karena itu kita
harus memperbanyak nutrisi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi ?
2. Bagaimanakah proses asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi ?
1
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh gambaran nyata tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan kebutuhan nutrisi.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan nutrisi.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan nutrisi.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan nutrisi.
d. Mampu melakukan rencana tindakan keerawatan pada klien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi.
e. Mampu melakukan evaluasi keerawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan nutrisi.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi.
BAB II
KONSEP DASAR
2
A. Pengertian
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh
(Alimul, 2006).
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik ( Kozier
dalam Mubarak, 2008).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan ( Wikipedia
Indonesia, 2008).
2. Kelebihan nutrisi
a. Kelebihan intake
b. Gaya hidup
c. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
d. Penurunan laju metabolic
3
e. Latihan/aktivitas yang tidak adekuat (Wartonah, 2006 dan Potter, 2005)
D. Patofisiologi
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukkan
banyak patologi yang dapat mempengaruhi system organ lain : perdarahan,
perforasi, obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi,
traumatic dan neoplastik telah ditemukan pada setiap bagian dan pada setiap sisi
sepanjang saluran gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai,
terdapat banyak factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan ansietas
sering menjadi keluhan utama berupa indigesti, anoreksia/ gangguan motorik
usus, kadang-kadang menimbulkan konstipasi/ diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan
ketidakseimbangan/ perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi
4
saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan nutrisi ( Smeltzer,
2002).
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi
adalah sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk
meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit,
penurunan albumin serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar
kolesterol ( Mubarak, 2008, hlm. 61).
5
nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui
slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total
(TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu.
Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena
sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua
kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan
hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan
dilarutkan oleh darah klien.
( Kozier, 2011)
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Menstimulasi nafsu makan
1. Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
2. Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksik
3. Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat
sebelum atau setelah makan
4. Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan
bau yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set
irigasi yang tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat
memberikan pengaruh negative pada nafsu makan
5. Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu
makan; istirahat bila mengalami keletihan
6. Kurangi stress psikologi
6
7. Berikan oral hygiene sebelum makan
8. Membantu klien makan
9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan
kondisi
( Kozier, 2011)
G. Komplikasi
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam
pengguanaan kalori.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
4. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas,
dan lain-lain.
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
7
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energy.
(Alimul, 2006)
2. Riwayat keperawatan
a. Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
b. Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
c. Perubahan nafsu makan
d. Perubahan berat badan
8
e. Ketidakmampuan fisik
f. Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan
makanan
g. Status kesehatan umum dan kondisi medis
h. Riwayat pengobatan
3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara
cepat seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi
tinjauan sistematis yang dapat dibandingkan dengan setiap pemeriksaan
fisik yang rutin.
Tanda Klinis malnutrisi :
Area pemeriksaan Tanda- tanda
Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih
BB Berlebih/ kurang
Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen, ada
petekie/ memar, lemak subkutan kurang
Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti sendok
Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar, rapuh
Mata Konjungtiva pucat/merah,, kering, kornea lunak,
kornea berawan
Bibir Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir mulut,
fisura vertical
Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan halus
Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah, meradang
Otot Lemah, mengecil
System Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare,
gastrointestinal konstipasi, pembesaran hati
Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa
terbakar, kesemutan di tangan dan kaki, iritabilitas
4. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa;
pilihan makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas
9
makanan yang dikonsumsi; dan factor social, ekonomi, etnis atau agama
yang mempengaruhi nutrisi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
a. Kesulitan untuk mencerna makanan
b. Kesulitan untuk menelan makanan
c. Anoreksia, muntah
d. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
e. Depresi, stress, isolasi social
f. Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka
dan penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis.
kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
g. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi,
kemoterapi, tonsilektomi
Ditandai dengan:
Data obyektif Data subyektif
Berat badan 20% atau lebih di bawah Pasien mengatakan :
BB ideal · Nyeri abdomen
Diare · Kram abdomen
Bising usus hiperaktif · Menghindari makan
Penurunan BB dengan asupan makanan · Cepat kenyang setelah
adekuat mencerna makanan
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan mencerna makanan
Tonus otot menurun
10
Sariawan di rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot
Gangguan menelan
Laborat
· Albumin serum
· Transferin
· Elektrolit
Intervensi Keperawatan:
Mandiri :
1) Timbang BB setiap hari
2) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
3) Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
4) Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
5) Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
6) Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
7) Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :
a) Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
b) Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
11
c) Hindari makanan yang terlalu manis
d) Makan kapan saja bila dapat ditoleransi
8) Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat
makan dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah
makan.
Kolaborasi :
1) Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat pada
ahli gizi
2) Berikan suplemen makanan
3) Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4) Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)
5) Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan hiperosmolar.
Ditandai dengan :
Data Obyektif Data Subyektif
· Disfungsi pola makan (mis. Makan Pasien mengatakan :
sambil melakukan aktivitas lain) Adanya pola makan yang tidak
· Aktivitas monoton diinginkan
· Lipatan otot triseps > 25mm pada Adanya kelebihan frekuensi
12
wanita; >15mm pada pria makan
· Obesitas, BB 20% melebihi tinggi
dan kerangka tubuh ideal
· Kelebihan BB 10% melebihi tinggi
dan kerangka tubuh ideal
Laborat :
· Albumin serum
· Transferin
· Elektrolit
13
6) Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat dan
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
7) Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat
kompleks dan protein, dan hindari gula, makanan cepat saji, kafein
atau minuman ringan.
8) Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai.
9) Bantu pengurangan BB
10) Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan dan isyarat
internal dan eksternal yang dikaitkan dengan makan
11) Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang diinginkan
12) Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat
aktivitas
13) Rencanakan program latihan , pertimbangkan aktivitas klienyang
dibatasi
14) Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan
pengurangan asupan makanan dan peningkatan penggunaan energy
15) Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori :
a) Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
b) Minum segelas air sesaat sebelum makan
c) Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan
manis, dan alcohol.
d) Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali makan
e) Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna
Kolaborasi :
1) Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi
pengelolaan diet dan pengeluaran energi
14
BAB III
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : An. F
Umur : 2 thn
15
Agama : Islam
No register : 369621
b. Penanggung jawab
Nama : Ny. N
Umur : 30 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan klien dari pagi tidak mau makan
16
riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, stroke, jantung, ginjal serta
penyakit keturunan lainnya.
17
Ibu klien mengatakan klien tidak batuk dan klien tidak mempunyai
riwayat penyakit sesak napas atau sejenisnya.
4. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak lemah
2. Tingkat kesadaran : Komposmentis, GCS = E4 M5 V6
3. Tanda- tanda vital :
a. Suhu tubuh : 37,3°C
b. Respirasi : 30 x/mnt
c. Nadi : 105x/mnt
4. Antropometri :
BB sebelum sakit : ibu klien mengatakan BB klien 12kg
BB sesudah sakit : 11.5 kg
TB : 85 cm
Lingkar kepala : 50 cm
Lingkar lengan : 20 cm
5. Kulit :
Turgor kering, warna pucat, tidak ada hiperpigmentasi dan bersih.
6. Kepala :
Bentuk kepala mesosephal, bersih, tidak berbau, tidak ada lesi, rambut
lurus.
7. Wajah :
Bentuk bulat,muka agak pucat, tidak ada oedem dan tidak ada benjolan.
8. Mata :
Isokor, reflek pupil simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
koordinasi gerak mata simetris dan mampu mengikuti pergerakan benda
secara terbatas.
9. Hidung :
Simetris, bersih, tidak ada polip hidung, cuping hidung tidak ada.
10. Telinga :
Simetris, bersih, tidak ada tanda peradangan ditelinga/ mastoid, serumen
tidak ada, reflek suara baik dan tidak berdengung.
11. Mulut :
Bibir tidak sianosis, mukosa kering, terdapat caries gigi, tidak ada
pembesaran tonsil, tidak ada stomatitis, lidah kotor dan pucat.
12. Leher :
18
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ditemukan distensi vena
jugularis.
13. Paru-paru
a. Inspeksi : Pengembangan dada simetris
b. Palpasi : tactil fremitus normal
c. Perkusi : terdengar suara sonor
d. Auskultasi : suara vesikuler, ronchi(-), wheezing(-)
14. Jantung
a. Inspeksi : ictus cordis tidak nampak
b. Palpasi : Tidak ada pembesaran jantung
c. Perkusi : pekak
d. Auskultasi : Terdengar bunyi jantung 1 dan 2 (lup,,,,dup,,)
15. Perut :
Bentuk perut simetris, tidak ditemukan adanya massa, tidak ditemukan
distensi abdominal dan tidak ada pembesaran hepar dan bising usus 15x/
menit.
16. Ekstremitas :
a. Ekstremitas atas : tangan kanan terpasang infus, tidak ada oedema
b. Ekstremitas bawah : kaki kanan dan kiri tidak ada oedema
5. Data penunjang
Hasil laboratorium
Tanggal : 26 september 2016
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14.2 gr/dL 13.2 – 15.5
Hematokrit 40.9 g % 33.0 – 45.0
Lekosit 4.900 / mm3 3800 – 10600
Trombosit L 58.000 / mm3 150.000 – 440.000
Eritrosit 5.01 10^6 / uL 3.7 – 5.8
RDW 12.5 % 11.5– 14.5
19
6. Diit
Tinggi kalori tinggi protein (TKTP)
7. Therapy Obat
B. Analisa Data
20
= 4 + 8 = 12 kg
B:
- Hb : 14.2 gr / dL
- HT : 40.9 %
- Trombosit : 58000 /mm3
- Lekosit : 49000 / mm3
C:
- Mukosa kering
- Kulit kering dan pucat
- Klien tampak lemah dan tidak
bersemangat
- Lidah pucat dan kotor
D:
- Menu dari rumah sakit masih utuh
- Klien hanya makan pisang ¼ buah
DO:
- Klien tampak gelisah
- Terbangun saat perawat atau tim medis
mendekati
- Wajah pucat
- Klien tampak lemah
- TTV :
RR : 30x/menit
N : 105x/menit
S : 37.30C
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake
makanan (00002)
2. Gangguan pila tidur b.d halangan lingkungan (00198)
21
22
D. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Kaji penurunan nafsu makan Menentukan intervensi selanjutnya
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan
2. Monitor intake makanan Mengukur jumlah makanan yang masuk
kebutuhan tubuh selama 3x7 jam
diharapkan klien tidak 3. Berikan makanan yang mudah Mengurangi kelelahan klien
mengalami ditelan dan mudah dicerna
ketidakseimbangan
4. Anjurkan kepada keluarga untuk Porsi lebih kecil dapat meningkatkan
nutrisi dengan kriteria
memberi makanan dengan teknik masukan
hasil :
porsi kecil tapi sering secara
- BB meningkat bertahap
- Mukosa bibir lembab 7. Jelaskan pentingnya intake nutrisi Edukasi terhadap keluarga dapat
yang adekuat untuk penyembuhan membantu meningkatkan nutrisi
24
2. Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Pantau keadaan umum & TTV Mengetahui kesadaran dan kondisi
tidur tindakan keperawatan klien tubuh
selama 3x7 jam
2. Kaji pola tidur klien Mengetahui kemudahan dalam tidur
diharapkan klien tidak
mengalami gangguan 3. Kaji faktor penyebab gangguan Mengidentifikasi faktor penyebab aktual
pola tidur dengan tidur dari gangguan tidur
kriteria hasil :
4. Ciptakan suasana nyaman, kurangi Untuk membantu memudahkan klien
- Tidak menunjukkan atau hilangkan distraksi dalam tidur
perilaku gelisah lingkungan dan gangguan tidur
25
E. Implementasi Keperawatan
26
Mifta
1 Menganjurkan kepada keluarga untuk Ds :
memberikan makanan dengan teknik - Ibu klien mengatakan akan memberikan makan
porsi kecil tapi sering secara bertahap sedikit tapi sering dan akan memberikan makanan
dan menganjurkan kepada keluarga yang mudah ditelan
untuk memberikan makanan yang Do : -
mudah ditelan
27
2 Mengkaji faktor penyebab gangguan Ds : Mifta
tidur - Ibu klien mengatakan klien tidak terbiasa tidur jika
lingkungan ramai
- Ibu klien mengatakan klien sering terbangun dan
rewel jika ada orang lain yang mendekati terutama
jika perawat memberikan tindakan
Do : -
28
2 Menganjurkan kepada keluarga agar Ds : Mifta
memberikan lagu anak-anak dan - Ibu klien mengatakan akan memperdengarkan lagu
minum susu jika klien sudah anak-anak untuk klien dan memberikan susu dot jika
waktunya untuk tidur klien sudah waktunya untuk tidur
Do : -
21.00 Ds : - Mifta
Memberikan Injeksi Dexametason Do :
- Tidak ada alergi
1/3 amp
29
1 Mengkaji intake makanan klien Ds : Mifta
- Ibu klien mengatakan klien masih tidak mau makan
menu dari rumah sakit
- Ibu klien mengatakan klien hanya mau makan pisang
½ buah sejak tadi pagi
Do :
- Klien tampak lemah
- Porsi makan masih utuh
- Klien habis pisang ½ buah
30
1 Menganjurkan kembali kepada Ds : Mifta
keluarga untuk memberikan makanan - Ibu klien mengatakan akan memberikan makan
dengan teknik porsi kecil tapi sering sedikit tapi sering dan akan memberikan makanan
secara bertahap dan menganjurkan yang mudah ditelan
kepada keluarga untuk memberikan Do : -
makanan yang mudah ditelan
Do :
- Klien tampak tenang
31
2 Menganjurkan kepada keluarga agar Ds : Mifta
jika ada yang menjenguk dimohon Ibu klien mengatakan akan meminta penjenguk untuk
untuk tidak membuat klien terganggu tidak tidak membuat klien terganggu saat tidur atau
saat tidur atau saat menjelang tidur saat menjelang tidur
Do : -
32
1 Mengkaji intake makanan klien Ds : Mifta
- Ibu klien mengatakan klien sudah mau makan menu
dari rumah sakit tetapi hanya habis ¼ porsi makan
dan klien makan pisang ½ buah
Do :
- Klien tampak lemah
- Porsi makan sisa
- Klien habis pisang ½ buah
33
2 Memonitor pola tidur klien Ds : Mifta
- Ibu klien mengatakan klien sudah jarang terbangun
saat tidur
- Ibu klien mengatakan klien dalam sehari tidur 8 – 9
jam
- Ibu klien mengatakan anaknya lebih mudah tidur jika
didengarkan lagu anak-anak dan diberi minum susu
dot
Do :
- Klien tampak tenang
F. Evaluasi
34
26 September Ketidakseimbangan nutrisi: S : Mifta
2016 kurang dari kebutuhan tubuh
- Ibu klien mengatakan klien tidak mau makan menu dari rumah sakit
- Ibu klien mengatakan klien hanya mau makan pisang ¼ buah sejak tadi
pagi
- Ibu klien mengatakan sejak tadi pagi klien belum makan nasi
- Ibu klien mengatakan akan memberikan makan sedikit tapi sering dan
akan memberikan makanan yang mudah ditelan
O:
- Klien tampak lemah
- Porsi makan masih utuh
- Klien habis pisang ¼ buah
35
2016 - Ibu klien mengatakan klien sering terbangun saat tidur
- Ibu klien mengatakan klien dalam sehari tidur 4 – 5 jam
- Ibu klien mengatakan klien tidak terbiasa tidur jika lingkungan ramai
- Ibu klien mengatakan klien sering terbangun dan rewel jika ada orang lain
yang mendekati terutama jika perawat memberikan tindakan
- Ibu klien mengatakan saat dirumah kebiasaan klien sebelum tidur yaitu
menonton tv atau mendengarkan musik anak-anak sambil meminum susu
- Ibu klien mengatakan akan memperdengarkan lagu anak-anak untuk klien
dan memberikan susu dot jika klien sudah waktunya untuk tidur
O:
- TTV
S : 37.3oC
N : 105x/menit
RR : 30x/menit
- Klien tampak lemah
- Klien hanya berbaring di tempat tidur
- Klien tampak gelisah
- Wajah pucat
- Warna kehitaman di sekitar mata
- Klien lebih tenang setelah diperdengarkan lagu anak-anak
36
P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor keadaan umum dan TTV
- Monitor pola tidur klien
- Berikan suasana yang nyaman dan berikan kebaisaan klien sebelum
tidur
- Batasi pengunjung selama periode istirahat yang optimal
37
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
O:
38
- Klien tampak lemah
- Klien hanya berbaring di tempat tidur
- TTV
S : 37.1oC
N : 98x/menit
RR : 28x/menit
P : Lanjutkan intervensi
O:
39
- Klien tampak lemah
- Porsi makan sisa
- Klien habis pisang ½ buah
P : Lanjutkan intervensi :
O:
40
- Klien tampak lemah
- Klien hanya berbaring di tempat tidur
- TTV
S : 37.4oC
N : 100x/menit
RR : 28x/menit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
41
42
BAB IV
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Perlu ditingkatkan kerja sama antar tim agar asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien benar–benar komprehensif. Proses pendokumentasian
perlu dilakukan lebih lengkap bukan hanya pencatatan asuhan keperawatan
saja tetapi mulai dari tahap pengkajian sampai evaluasi dengan mengisi
lembar format yang telah ada sehingga menjadi proses asuhan keperawatan
yang utuh.
44