Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
Nursalim Muhammad Nur Fajri
Nur Asmaul Husnah Deswita Maharani
Miftahul Rahmat Rauf Riswan Abdullah
Syahrul Harinah
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………3
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu seni, kesanggupan, atau teknik untuk membuat sekelompok
orang bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau simpatisan dalam organisasi
informal mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, membuat mereka begitu
antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, bahkan berkorban untuknya.
B. Perumusan masalah
Adapun perumusan masalah penulisan masalah tentang Pendekatan Kepemimpinan yaitu :
1. Pendekatan Kepemimpinan ?
2. Teori Kepemimpinan ?
3. 3 Hal yang harus dimilki pemimpin ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah tentang Pendekatan Kepemimpinan antara lain :
1.Untuk mengetahui Pendekatan Kepemimpinan
2.Untuk mengetahui Teori Kepemimpinan
3. Untuk mengetahui 3 Hal yang harus dimilki pemimpin
4
BAB II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
Pada dasarnya manusia diciptakan mempunyai sifat pemimpin. Khususnya pemimpin
bagi dirinya sendiri. Jika seorang mampu memimpin dirinya sendiri maka besar kemungkinan
dapat juga menjadi pemimpin bagi orang lain atau organisasi.
Suatu organisasi akan berhasil atau gagal itu pada dasarnya ditentukan oleh seorang
pemimpin. Suatu ungkapan mulia yang mengatakan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan
ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang
terpenting.
Kepemimpinan merupakan suatu seni, kesanggupan, atau teknik untuk membuat
sekelompok orang bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau simpatisan dalam
organisasi informal mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, membuat mereka
begitu antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, bahkan berkorban untuknya.
Ada 4 pendekatan atau teori kepemimpinan yaitu :
A. Pendekatan Sifat
Pada mulanya timbul suatu pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan, pemimpin bukan di buat.
Pemikiran ini disebut pemikiran “hereditary” atau turun menurun . Pendekatan sifat pada
kepemimpinan artinya rupa dari keadaan pada suatu benda, tanda lahiriyah, ciri khas yang ada
pada sesuatu untuk membedakan dari yang lain. Allah berfirman dalam QS AL-Nahl 67:78
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak menngetahui apapun, dan
Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.”
Selanjutnya, Rasulullah bersabda bahwa” setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah,
potensi), kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majuzi”.(HR. Muslim).
Berdasarkan dalil diatas Islam memandang bahwa sifat kepemimpinan tidak dibawa sejak lahir,
tetapi seorang pemimpin mempunyai potensi untuk menjadi seorang pemimpin
awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali mulai dari zaman Yunani Kuno dan zaman Roma.
Ketika itu semua orang yakin bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukan dibuat. Teori Great Man
mengatakan bahwa seseorang dilahirkan sebagai pemimpin, ia akan menjadi pemimpin, apakah ia
mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin .
Teori the great men dapat memberi arti lebih realistik terhadap pendekatan sifat dari pemimpin.
Sifat sifat kepemimpinan itu tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi dapat juga diperoleh melalui
pendidikan dan pengalaman seseorang. Dengan demikian, maka perhatian terhadap kepemimpinan
5
dilahirkan kepada sifat-sifat umum yang dimiliki oleh pemimpin, tidak lagi menekankan apakah
pemimpin itu dilahirkan atau dibuat.
Para peneliti melakukan penelitian di tahun 1930-1950, hasil penelitian diperoleh bahwa
kecerdasan selalu muncul dengan presentase yang tinggi, inisiatif rasa humor, antusiasme,
kejujuran simpati, dan percaya pada diri sendiri.
Menyadari bahwa tidak ada korelasi sebab akibat dari sifat-sifat yang diamati dalam penelitian
dengan keberhasilan seorang manajer, maka di simpulkan empat sifat umum yang mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi yaitu :
1. Kecerdasan
Pada umumnya pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan
dengan yang dipimpin atau bawahannya.
2. Kedewasaan
Pemimpin cenderung menjadi sempurna dan mempunyai emosi yang stabil serta perhatian
yang luas terhadap aktivitas sosial.
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Pemimpin cenderung mempunyai motivasi yang kuat untuk berprestasi.
4. Sikap hubungan kemanusiaan
Pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan yang dipimpin atau
bawahannya.
Dalam menentukan pendekatan sifat ini ada dua jenis pendekatan yaitu
1. Membandingkan sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang tidak menjadi
pemimpin.
Pemimpin lebih percaya diri dan terbuka, mau menerima saran dari orang lain. Tetapi
kadang banyak juga pemimpin yang tidak mempunyai sifat seperti itu, dan kadang ada juga orang
yang tidak mempunyai sifat tersebut tetapi menjadi seorang pemimpin.
Sifat- sifat yang tidak boleh dimiliki dan harus dimiliki seorang pemimpin.
*sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin
-rajin
-kuat
-giat
-pekerja keras
-yakin
-percaya diri
-riang
-mampu mengontrol emosi
-berbakat
-pandai
-adil
6
*sifat yang tidak hars dimiliki seorang pemimpin
-malas
-keras kepala
-tidak konsisten
-gegabah
-kaku
-sombong
B. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin itu dilakukan
oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan . Gaya bersikap dan bertindak akan
tampak dari cara memberi perintah, memberi tugas, cara berkomunikasi, cara membuat
keputusan,cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menegakkan disiplin,carapengawasan
dan lain-lain. Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak yang penting tugas
selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung
bergaya otoriter. Sebaliknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpin dengan cara halus,
simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapat dan lain-lalin. Maka gaya kepemimpinan
ini bergaya kepemimpinan demokratis.
Dari dua pandangan di atas menimbulkan gaya kepemimpinan yang berbeda. Dalam pendekatan
perilaku kepemimpinan ada beberapa teori yang dapat dipakai sebagai acuan atau rumusan untuk
mengukur kepemimpinan yang efektif yaitu :
2. Teori Robert
Teori ini menguraikan mengenai berbagai faktor yang memengaruhi pilihan manajer akan
gaya kepemimpinanya bahwa seorang manajer kekuasaan.
7
C. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi disebut juga pendekatan situasional, sebagai teknik manajemen yang
paling baik dalam memberikan kontribusi untuk pencapaian sasaran organisasi dan mungkin
bervariasi dalam situasi atauu lingkungan yang berbeda. Ada tiga pandangan tentang
kepemimpinan situasional, yaitu:
1. Teori yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard
2. Teori yang dikembangkan oleh Fiedler
3. Teori yang dikembangkan oleh Martin G.Evans dan RJ House
Teori kepemimpinan situasional, yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard menguraikan
bagaimana pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka sebagai respons pada
keinginan untuk berhasil dalam pekerjaanya, pengalaman, kemampuan dan kemauan dari bawahan
mereka yang terus berubah.
Selanjutnya dikatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif bervariasi dengan
kesiapan karyawan. Kesiapan adalah keinginan untuk berprestasi, kemauan untuk menerima
tanggung jawab dan kemampuan yang berhubungan dengan tugas, ketrampilan dan pengalaman.
Sasaran dan pengetahuan dari pengikut merupakan variabel penting dalam menentukan gaya yang
efektif.
Faktor – faktor dalam situasi yang mempengaruhi gaya kepemimpinan difokuskan pada :
1. Tuntutan tugas
2. Harapan dan tingkah laku rekan setingkat
3. Karakteristik, harapan dan tingkah laku karyawan
4. Budaya organisasi dan kebijakan
Konsep kepemimpinan menurut Thierauf ada tiga kekuatan utama yang meliputi
1. Pimpinan
2. Bawahan
3. Situasi
Daya setiap kekuatan itu akan berubah dari situasi kepada situasi lainya, akan tetapi
manajer yang peka terhadap kekuatan-kekuatan itu akan lebih baik pada saat ia menilai masalah
yang dihadapinya dan menentukan jenis perilaku kepemimpinan apakah yang paling cocok.
Sedangkan Fiedler, mengemukakan bahwa cukup sulit bagi seorang manajer untuk
mengubah gaya manajemenya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya
organisasinya, seorang manajer cenderung tidak fleksibel dan mengubah gaya manajerial tidak
efisiensi dan tidak ada gunanya. Karena tidak ada satupun gaya yang paling cocok untuk segala
situasi, maka akan lebih baik kalau memilihkan posisi yang cocok untuk seorang manajer yang
mempunyai sifat tertentu. Sebagai contoh seorang manajer yang demokratis diberikan posisi pada
organisasi yang memerlukan manajer yang cenderung demokratis.
Kemungkinan yang lain menurut Fiedler mengubah lingkungan organisasi tersebut agar
cocok dengan manajer. Fiedler mengukur gaya kepemimpinan dengan skala yang menunjukan
tingkat seseorang menguraikan secara menguntungkan atau merugikan rekan sekerjanya yang
paling tidak disukai.
8
Fiedler mengidentifikasi tiga macam variabel yang membentuk gaya kepemimpinan yang efektif,
yaitu :
2. Struktur tugas
Tugas yang terstruktur adalah tugas yang prosedurnya jelas dengan petunjuk-petunjuk
pelaksanaan.
D.Pendekatan Keahlian
Pendekatan Keahlian punya fokus yang sama dengan pendekatan sifat yaitu individu pemimpin.
Bedanya, jika pendekatan sifat menekankan pada karakter personal pemimpin yang bersifat
given by God, maka pendekatan keahlian menekankan pada keahlian dan kemampuan yang
dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siapapun yang ingin menjadi pemimpin organisasi.
Jika pendekatan sifat mempertanyakan siapa saja yang mampu untuk menjadi pemimpin, maka
pendekatan keahlian mempertanyakan apa yang harus diketahui untuk menjadi seorang
pemimpin. Definisi pendekatan keahlian adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengetahuan dan kompetensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai seperangkat tujuan.
9
3 Jenis Keahlian Yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin Adalah
1.Keahlian Teknis
adalah pengetahuan tentang dan kompetensi dan kecakapan dalam suatu pekerjaan tertentu
atau kegiatan. Misalnya, untuk menggunakan paket perangkat lunak komputer tertentu (misalnya,
MS Excel atau Access) adalah keterampilan teknis lanjutan.
2.Keahlian Manusia
adalah salah satu aspek yang memungkinkan untuk bekerja dengan orang-orang. Hal ini
berbeda dengan keterampilan teknis yang harus dilakukan dengan bekerja sama dengan peralatan.
Kemampuan ini membantu kita untuk bergaul dengan orang-orang dan untuk berkomunikasi dan
bekerja dalam tim.
3.Keahlian Konseptual
adalah kemampuan untuk bekerja dengan ide-ide dan konsep. Keterampilan ini
memungkinkan kita untuk memahami dan lebih baik dalam menentukan tindakan dan langkah-
langkah yang harus diambil dalam bidang pekerjaan tertentu.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam mempelajari kepemimpinan pada dasarnya menggunakan tiga pendekatan secara
umumnya diantaranya, kepemimpinan yang tumbuh dari bakat, perlaku , dan pendekatan yang
bersandar pada pandangan situasi (situasionar perpective). Pendekatan dalam kepemimpinan
ditekankan bagaimana teknis seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya atau
bagaimana seorang pemimpin dapat menginspirasi bawahannya. Karena dalam kepemimpinan
selalu melibatkan orang lain yang nantinya akan ditentukan akan adanya keseimbangan antara
bawahan dengan pemimpin atau sesama bawahan lainnya. Keberhasilan atau kegagalan seorang
pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang
pemimpin.
B. SARAN
Sebagai seorang pemimpin harusnya bisa lebih mengetahui tentang pendekatan pendekatan yang
dilakukan dalam memimpin anggota sehingga sorang pemimpin dapat dengan mudah
memberikan arahan serta mengontrol anggota anggotanya
11