You are on page 1of 14

STATUS UJIAN UTAMA DOKTER MUDA

SMF/BAGIAN PSIKIATRI

FK UNUD/RSUP SANGLAH

Nama Dokter Muda : Lusia Nasrani

NIM : 12020060175

Nama Penguji : dr Ni Ketut Putri Ariani, Sp.KJ

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : NPD
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 47 Tahun
Pendidikan : S1 Akuntansi
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Cerai
Agama : Hindu
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Alamat :
Tanggal Pemeriksaan : 17 November 2017, pukul 15.00 WITA

II. ANAMNESIS
A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan Utama : Autoanamnesis : “tidak sakit”
Heteroanamnesis : “tidak mau makan dan
minum”

AUTOANAMNESIS :
Pasien diwawancara dalam posisi berbaring di atas lantai teras ruang
rawat inap Lely tanpa alas dan menggunakan tasnya sebagai bantal,
menggunakan baju berwarna ungu, celana jins selutut, tidak menggunakan
alas kaki. Rambut pasien terurai tanpa diikat, kuku kaki dan tangan terpotong
pendek, kuku kaki berisi pewarna kuku warna biru langit, gigi bersih, dan
tidak tercium bau urine, feses, alcohol, maupun rokok saat wawancara. Saat
wawancara awal pasien melihat pemeriksa dengan tatapan curiga. Pasien

1
2

dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pemeriksa. Pasien diwawancara


menggunakan Bahasa Indonesia. Selama wawancara pasien nampak tenang.
Pasien dapat menyebutkan namanya, saat dilakukan wawancara adalah
sore hari, saat ini berada di RSUP Sanglah, dan orang yang menjenguk adalah
ayahnya. Pasien dapat menyebutkan nama pemeriksa setelah sebelumnya
diberi tahu saat awal wawancara. Pasien bisa menjawab 100-7 sebanyak 5 kali
berturut-turut dengan benar. Pasien bisa menjawab persamaan dan perbedaan
buah jeruk dan bola tenis, yaitu buah jeruk dan bola tenis sama-sama bulat,
buah jeruk bisa dimakan, bola tenis untuk main tenis. Pasien dapat
meneruskan peribahasa berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, dan
menyebut artinya “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Pasien
mengetahui tanggal kemerdekaan RI yaitu tanggal 17 Agustus 1945, presiden
pertama Indonesia yaitu Soekarno dan Presiden saat ini yaitu Bapak Jokowi.
Pasien tidak mengetahui alasan dirinya dibawa ke RSUP Sanglah. Pasien
mengaku pada hari Sabtu ia dan ayahnya berencana melukat bersama, namun
ayahnya ternyata membawanya ke RSUP Sanglah, sesampainya di Sanglah
ada lima satpam laki-laki dan dua perempuan yang menangkapnya dan
membawanya ke ruangan Lely. Saat ditanya bagaimana perasaanya saat ini,
pasien mengatakan “Saya tidak sakit, buat apa saya dirawat disini, mending
saya di rumah”. Kemudian pasien duduk menghadap pemeriksa dan berkata
“setiap kesini saya ditanya hal-hal yang sama, buat apa saya jawab-jawab lagi.
No comment saya”. Kemudian pembicaraan dialihkan tentang kesukaan
pasien, kemudian pasien menjawab “saya suka mendengarkan musik karena
bisa membuat saya tenang, saya sering membersihkan rumah sambil
mendengarkan musik”. Pasien mengatakan bahwa ia menyuka lagu Despacito
milik Justin Bieber dan Versaces on the floor milik Bruno Mars.
Pasien kemudian mengatakan “hati-hati gek sama ibu Subekti, sudah
semua tahu”. Kemudian pasien ditanya kenapa dengan ibu Subekti dan pasien
menjawab “iih… sudah terkenal itu ilmunya, saya dulu sakit kan gara-gara
dia, saya juga dibawa kesini karena keluarga saya sudah kena magis oleh dia”.
Saat ditanyakan siapa itu ibu Subekti dan apa yang dilakukan ibu Subekti
kepada pasien hingga pasien sakit, pasien mengatakan “No comment saya,
saya gamau cerita, nanti dia tau, kalau saya kasi tau kamu, nanti kamu juga
3

akan dicelakai, sekarang saya sudah tenang, saya gamau cerita, nanti saya
kesal dan marah”. Pasien mengatakan saat ini dirinya sudah tidak bekerja.
Sebelumnya pasien bekerja sebagai akuntan, namun kemudian berpindah
tempat kerja yaitu menjadi marketing. Pasien mengaku sulit mendapatkan
pekerjaan karena ulah ibu Subekti. Pasien kemudian mengatakan “cleaning
service disini juga tidak suka dengan saya, sepertinya dia berniat jahat dengan
saya”. Saat pemeriksa menanyakan apa yang dilakukan oleh cleaning service
kepada pasien, pasien mengatakan “dari gelagatnya kelihatan kok gek, disini
banyak yang gasuka sama saya makanya saya gamau bilang nanti didenger
oleh mereka, saya tidak mau banyak cerita”.
Saat ditanya apakah pernah mendengar suara-suara yang tidak bisa
didengar oleh orang lain, pasien mengatakan tidak dengan nada marah. Pasien
mengatakan pernah melihat bayangan kosong pada tahun 2004 , namun tidak
melakukan apa-apa karena merasa diri tidak sadar, namun saat ini sudah tidak
melihat bayangan tersebut.
Pasien mengatakan saat ini bisa tidur seperti biasa setelah disuntik obat,
yaitu pukul 21.00 dan bangun pukul 05.00. Saat di rumah pasien mengatakan
tidur pukul 24.00 dan kerap bangun pukul 03.30 dan hal ini sudah berlangsung
sejak dua bulan yang lalu. Pasien mandi 2x sehari yaitu pagi dan sore dengan
inisiatif sendiri. Pasien tidak mau makan makanan yang disediakan di Sanglah
dan di rumah karena merasa akan diracuni. Pasien hanya mau makan makanan
yang disegel sehingga ayahnya setiap hari membelikan makanan yang disegel
dan membawakannya ke RSUP Sanglah.
Selama pemeriksaan, pasien mau menjawab pertanyaan pemeriksa
walaupun sesekali apabila pemeriksa menanyakan hal yang berkaitan dengan
sakitnya, pasien tampak kesal dan mengatakan “sudah tidak perlu diungkit-
ungkit lagi”.
Pasien kemudian menanyakan pemeriksa kuliah dimana, lalu pemeriksa
menjawab di Universitas Udayana. Pasien kemudian bercerita bahwa ia akan
menyekolahkan anaknya di Kedokteran juga, ia dulunya pernah ikut ujian
masuk Kedokteran namun gagal dua kali. Pasien mengatakan memiliki satu
anak perempuan yang sekarang sedang kelas 3 SMA dan bersekolah di SMA 3
Gianyar. Pasien mengatakan bercerai dengan suaminya pada tahun 2004.
4

Pasien tidak mau menjawab alasannya bercerai dengan suaminya dengan


alasan tidak mau mengingat masa lalu.

Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pasien merupakan


orang yang mudah emosi apabila keinginannya tidak dipenuhi. Pasien pernah
memukul teman laki-lakinya karena memiliki masalah dengannya. Apabila
pasien marah atau memiliki masalah dengan temannya, pasien akan langsung
mencari temannya dan melampiaskan kemarahannya. Pasien dikatakan
merupakan pribadi yang senang bergaul dan memiliki banyak teman. Pasien
dapat berteman dengan teman laki-laki dan perempuan. Pasien bersifat terbuka
dan mudah menceritakan masalah yang ia hadapi dengan orang-orang
terdekatnya. Pasien tidak pernah mengalami sakit berat sebelumnya seperti
panas tinggi, kejang dan trauma kepala. Pasien tidak memiliki kebiasaan
merokok, minum kopi, dan alcohol. Pasien mengatakan tidak pernah
menggunakan obat-obatan terlarang.

HETEROANAMNESIS (ayah pasien)

Pasien dibawa ke UGD RSUP Sanglah karena keluhan tidak mau makan
dan minum sejak ± 1 bulan yang lalu karena merasa akan diracuni oleh ayah, ibu,
dan adik-adiknya. Pasien hanya mau makan dan minum apabila makanan dan
minuman yang diberikan disegel. Keluhan ini mulai muncul setelah pasien
menelepon anaknya yang tinggal di rumah mantan suaminya. Setelah menelepon
anaknya, pasien mulai bengong di teras rumahnya. Kemudian pasien dikatakan
marah apabila ada yang menatap dirinya, terutama saat saudara-saudaranya
menatap dirinya. Saat keluarga menanyakan apa pembicaraan pasien dan anaknya
hingga membuat pasien tidak mau makan dan minum, pasien akan marah dan
tidak mau menjawab alasannya. Pasien juga dikatakan sering tidak bisa tidur dan
terbangun saat dini hari, pasien dikatakan baru bisa tidur sekitar pukul 24.00 dan
terkadang bangun pukul 02.00 dan pukul 03.30.

Sebelum menelepon anaknya, pasien dapat beraktivitas seperti biasa,


seperti memasak, membersihkan rumah, dan banyak menghabiskan waktu di
rumah. Pasien sudah tidak bekerja sejak tahun 2009. Sebelumnya pasien sempat
5

bekerja sebagai akuntan di perusahaan kontraktor selama 1 tahun, kemudian


bekerja sebagai marketing. Pada tahun 2009 pasien diberhentikan dari
pekerjaannya karena bertingkah aneh.

Pasien mulai bertingkah aneh semenjak pasien bercerai dengan suaminya


pada tahun 2004. Alasan pasien bercerai dengan suaminya dikarenakan hubungan
pasien dengan mertua yang tidak baik. Mertua pasien dikatakan tidak menyukai
pasien karena alasan pernikahan pasien adalah hamil di luar nikah. Setelah
perceraian, anak pasien dibawa pergi oleh suaminya. Semenjak itu, pasien
dikatakan sering berbicara mengenai mertuanya yang akan menjadikan dirinya
tumbal. Saat pulang bekerja pasien tiba-tiba pingsan di jalan. Setelah pingsan,
pasien mengatakan dirinya tidak mau menderita dan tidak ingin dijadikan tumbal.
Kemudian pasien mulai berobat ke psikiater. Namun menurut ayah pasien, pasien
selalu bertingkah setiap berhubungan dengan keluarga suaminya.

Pasien sudah pernah dirawat di RSUP Sanglah pada tahun 2015. Pasien
tidak mau minum obat dan menggunakan obat suntik setiap bulan setelah dirawat
di RSUP Sanglah. Obat terakhir yang pasien minum adalah clozaril. Pasien
terbiasa berobat dengan dr Sri Wahyuni SpKJ, namun saat itu dr Sri Wahyuni
SpKJ sedang tidak ada di tempat. Pasien tidak mau disuntik dengan dokter yang
lain sehingga bulan ini pasien tidak tidak mendapatkan obat suntik fluphenazine
decanoat.

Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pasien hanya


tinggal dengan keluarga inti dan seorang pembantu perempuan. Pasien
mendapat kasih sayang penuh hingga adik pertamanya lahir saat pasien berusia
2 tahun. Adik pertama laki-laki, adik kedua laki-laki, adik ketiga perempuan.
Pasien dirawat dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Tidak ada perbedaan
kasih sayang dan perhatian yang diterima dirinya dengan adik-adiknya. Pasien
mengatakan bahwa orang tua pasien tidak pernah melarang keinginan pasien
dan selalu mendukungnya. Pasien memiliki hubungan yang dekat dengan
kedua orang tuanya.
6

Pasien merupakan orang yang mudah emosi apabila keinginannya tidak


dipenuhi. Pasien pernah memukul teman laki-lakinya karena memiliki masalah
dengannya. Pasien juga sering bertengkar dengan adiknya untuk masalah kecil.
Terkadang pasien melampiaskan kemarahannya dengan berteriak-teriak. Pasien
dikatakan merupakan pribadi yang senang bergaul dan memiliki banyak teman.
Pasien dapat berteman dengan teman laki-laki dan perempuan. Pasien bersifat
terbuka dan mudah menceritakan masalah yang ia hadapi dengan orang-orang
terdekatnya. Pasien bahagia saat masa kanak-kanak. Tidak ada kenangan buruk
saat masa kanak-kanak.

III. PEMERIKSAAN FISIK


STATUS INTERNA
 Status Present:
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 80 x/mnt
Laju Respirasi : 20 x/mnt
Temperatur Axilla : 36.5oC
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan : 162 cm
VAS :0
 Status General :
Kepala : normocephali
Mata : anemia (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+) isokor
THT : kesan tenang
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorak : Cor : S1 S2 normal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (-)
Ekstremitas : edema (-), hangat (+) pada ke empat ekstremitas
STATUS NEUROLOGI
- GCS E4V5M6
- Meningeal sign (kaku kuduk) : Negatif
- Tenaga : 555 555
555 555
- Tonus : N N
N N
- Tropik : N N
7

N N

- Reflek fisiologis : + +
+ +
- Reflek patologis : - -
- -
- Gerakan Involunter : Negatif

STATUS LOKALIS
Tidak ada
STATUS PSIKIATRI
- Kesan Umum : Penampilan tidak wajar, kontak verbal dan visual
dengan pemeriksa cukup
- Sensorium dan Kognisi
o Kesadaran : Jernih
o Orientasi : Baik
o Daya ingat : Baik
o Konsentrasi/ perhatian : Baik
o Berpikir abstrak : Baik
o Intelegensi : Sesuai tingkat Pendidikan
- Mood/Afek : Iritabel/inadekuat/ inpproprite
- Proses Pikir :
o Bentuk Pikir : Non logis non realis
o Arus Pikir : Asosiasi longgar
o Isi Pikir : Waham curiga (+)
- Pencerapan
o Halusinasi : Halusinasi auditorik (-), riwayat halusinasi
visual (+)
o Ilusi : Ilusi (-)
- Dorongan Instingtual
o Insomnia : ada tipe campuran (+)
o Hipobulia : ada
o Raptus : Tidak ada
- Psikomotor : Meningkat saat pemeriksaan
- Tilikan :1

IV RESUME
Perempuan, 47 tahun, beralamat di Denpasar, tingkat pendidikan S1
akuntan, status pernikahan bercerai, beragama Hindu, suku Bali, Bangsa
Indonesia, diantar oleh ayah pasien karena tidak mau makan dan minum sejak
± 1 bulan yang lalu karena merasa akan diracuni oleh keluarganya.
Penampilan fisik tidak wajar, kontak verbal/visual cukup, rambut panjang
8

terurai. Saat awal wawancara pasien menatap pemeriksa dengan tatapan


curiga. Pasien tidak mengetahui alasan dirinya dibawa ke RSUP Sanglah,
pasien merasa dirinya tidak sakit dan dia dibawa ke rumah sakit karena
keluarganya terkena magis oleh Ibu Subekti. Selain itu, pasien juga
mencurigai cleaning service di ruang Lely berniat jahat kepadanya. Pasien
pernah melihat bayangan kosong pada tahun 2004 , namun tidak melakukan
apa-apa karena merasa diri tidak sadar, namun saat ini sudah tidak melihat
bayangan tersebut. Pasien mengatakan saat ini bisa tidur seperti biasa setelah
disuntik obat, yaitu pukul 21.00 dan bangun pukul 05.00. Saat di rumah pasien
mengatakan tidur pukul 24.00 dan Perempuan, 47 tahun, beralamat di
Denpasar, tingkat pendidikan S1 akuntan, status pernikahan bercerai,
beragama Hindu, suku Bali, Bangsa Indonesia, diantar ke UGD RSUP
Sanglah tanggal 4 November 2017 oleh ayah pasien karena tidak mau makan
dan minum sejak 3 minggu yang lalu karena merasa akan diracuni oleh
keluarganya. Pasien diwawancara dalam posisi berbaring di atas lantai teras
ruang rawat inap Lely tanpa alas dan menggunakan tasnya sebagai bantal,
memakai baju kaos berwarna ungu, celana jins selutut, tanpa alas kaki, rambut
terurai, kuku kaki dan tangan terpotong pendek dan rapi, kuku kaki memakai
pewarna kuku berwarna biru. Saat awal wawancara pasien menatap pemeriksa
dengan tatapan curiga. Pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
pemeriksa. Pasien tidak mengetahui alasan dirinya dibawa ke RSUP Sanglah,
pasien merasa dirinya tidak sakit dan dia dibawa ke rumah sakit karena
keluarganya terkena magis oleh Ibu Subekti. Selain itu, pasien juga
mencurigai cleaning service di ruang Lely berniat jahat kepadanya. Pasien
pernah melihat bayangan kosong pada tahun 2004, namun tidak melakukan
apa-apa karena merasa diri tidak sadar, namun saat ini sudah tidak melihat
bayangan tersebut. Pasien mengatakan saat ini bisa tidur seperti biasa setelah
disuntik obat, yaitu pukul 21.00 dan bangun pukul 05.00. Saat di rumah pasien
mengatakan tidur pukul 24.00 dan kerap bangun pukul 03.30 dan hal ini sudah
berlangsung sejak dua bulan yang lalu. Pasien mandi 2x sehari yaitu pagi dan
sore dengan inisiatif sendiri. Pasien tidak mau makan makanan yang
disediakan di Sanglah dan di rumah karena merasa akan diracuni. Pasien
9

hanya mau makan makanan yang disegel sehingga ayahnya setiap hari
membelikan makanan yang disegel dan membawakannya ke RSUP Sanglah.
Pasien mulai bertingkah aneh semenjak pasien bercerai dengan suaminya pada
tahun 2004. Alasan pasien bercerai dengan suaminya dikarenakan hubungan
pasien dengan mertua yang tidak baik. Mertua pasien dikatakan tidak
menyukai pasien karena alasan pernikahan pasien adalah hamil di luar nikah.
Setelah perceraian, anak pasien dibawa pergi oleh suaminya. Semenjak itu,
pasien dikatakan sering berbicara mengenai mertuanya yang akan menjadikan
dirinya tumbal. Pasien merupakan orang yang mudah emosi apabila
keinginannya tidak dipenuhi. Pasien pernah memukul teman laki-lakinya
karena memiliki masalah dengannya. Pasien juga sering bertengkar dengan
adiknya untuk masalah kecil. Terkadang pasien melampiaskan kemarahannya
dengan berteriak-teriak.
kerap bangun pukul 03.30 dan hal ini sudah berlangsung sejak dua bulan
yang lalu. Pasien tidak mau makan makanan yang disediakan di Sanglah dan
di rumah karena merasa akan diracuni. Pasien hanya mau makan makanan
yang disegel sehingga ayahnya setiap hari membelikan makanan yang disegel
dan membawakannya ke RSUP Sanglah. Pasien mulai bertingkah aneh
semenjak pasien bercerai dengan suaminya pada tahun 2004. Alasan pasien
bercerai dengan suaminya dikarenakan hubungan pasien dengan mertua yang
tidak baik. Mertua pasien dikatakan tidak menyukai pasien karena alasan
pernikahan pasien adalah hamil di luar nikah. Setelah perceraian, anak pasien
dibawa pergi oleh suaminya. Semenjak itu, pasien dikatakan sering berbicara
mengenai mertuanya yang akan menjadikan dirinya tumbal. Pasien merupakan
orang yang mudah emosi apabila keinginannya tidak dipenuhi. Pasien pernah
memukul teman laki-lakinya karena memiliki masalah dengannya. Pasien juga
sering bertengkar dengan adiknya untuk masalah kecil. Terkadang pasien
melampiaskan kemarahannya dengan berteriak-teriak.

Dari pemeriksaan fisik, status interna dan neurologis dalam batas normal.
Dari status psikiatri didapatkan penampilan tidak wajar, kontak verbal dan visual
cukup, kesadaran jernih, orientasi baik, konsentrasi/perhatian saat pemeriksaan
cukup, mood/afek iritabel/inadekuat/innapropriate, bentuk pikir non logis non
10

realis, arus pikir asosiasi longgar, isi pikir terdapat waham curiga, persepsi tidak
terdapat halusinasi auditorik, riwayat halusinasi visual ada, riwayat insomnia ada
tipe campuran, terdapat hipobulia, psikomotor meningkat saat pemeriksaan, dan
tilikan derajat 1.

V DIAGNOSIS BANDING
 Skizofrenia Paranoid (F20.0)
 Gangguan Waham (F22.0)
 Schizoafektif tipe manik

VI DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F20.0) +ketidakpatuhan minum
obat (Z 91.1)
Aksis II : Ciri kepribadian emosi tidak stabil, MPE acting out
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah dengan family support
Aksis V : GAF saat ini 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan
dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat, dalam beberapa fungsi, GAF
satu tahun terakhir 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam social, pekerjaan, sekolah, dll))

VII USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tes Psikometri : 1. House Tree Person
2. Wartegg Tes
3. Tes mengarang

VIII USULAN TERAPI


Farmakologi
- Fluphenazine decanoate 25 mg im setelah 28 hari
- Trifluoperazine 5 mg tablet intra oral setiap 12 jam
Non Farmakologi
- Rawat inap
- Psikoterapi suportif pada pasien
- Psikoedukasi keluarga pasien

IX PROGNOSIS
Untuk menentukan prognosis penderita ada beberapa kriteria antara lain:
11

Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (F20.0) : Baik


Onset umur : Dewasa : Baik
Perjalanan penyakit : Kronis : Buruk
Faktor genetik : Tidak Ada : Baik
Pendidikan : S1 akuntan : Baik
Pekerjaan : Tidak bekerja : Buruk
Status pernikahan : Bercerai : Buruk
Perhatian keluarga : Cukup : Baik
Lingkungan sosial ekonomi : Menengah : Baik
Faktor pencetus : Ada : Baik
Kepatuhan terhadap terapi : Tidak patuh : Buruk
Ciri kepribadian : Emosi tidak stabil : Buruk
Tilikan : Derajat 1 : Buruk
Penyakit organik : Tidak ada : Baik
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut di atas, pada kasus ini prognosis
penderita adalah dubius ad malam (mengarah ke buruk)

X ANALISIS PSIKODINAMIKA
1. Genetik
Pasien lahir secara normal, dibantu oleh bidan, dan cukup bulan. Pasien

merupakan anak yang diinginkan. Dikatakan tidak ada keluarga pasien yang

mengalami keluhan serupa.

2. Pola Asuh
Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pasien hanya
tinggal dengan keluarga inti dan seorang pembantu perempuan. Pasien
mendapat kasih sayang penuh hingga adik pertamanya lahir saat pasien berusia
2 tahun. Adik pertama laki-laki, adik kedua laki-laki, adik ketiga perempuan.
Pasien dirawat dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Tidak ada perbedaan
kasih sayang dan perhatian yang diterima dirinya dengan adik-adiknya. Pasien
mengatakan bahwa orang tua pasien tidak pernah melarang keinginan pasien
dan selalu mendukungnya. Pasien memiliki hubungan yang dekat dengan
kedua orang tuanya.

3. Ciri kepribadian premorbid


12

Pasien merupakan orang yang mudah emosi apabila keinginannya tidak


dipenuhi. Pasien pernah memukul teman laki-lakinya karena memiliki masalah
dengannya. Pasien juga sering bertengkar dengan adiknya untuk masalah kecil.
Terkadang pasien melampiaskan kemarahannya dengan berteriak-teriak. Pasien
dikatakan merupakan pribadi yang senang bergaul dan memiliki banyak teman.
Pasien dapat berteman dengan teman laki-laki dan perempuan. Pasien bersifat
terbuka dan mudah menceritakan masalah yang ia hadapi dengan orang-orang
terdekatnya.

4. Stressor Psikososial
Pasien kini tidak bekerja dan sehari-hari hanya menghabiskan waktu di
rumah, menyapu, mengepel, dan menonton TV. Pasien sebelumnya sempat
bekerja sebagai akuntan di perusahaan kontraktor selama satu tahun. Kemudian
bekerja sebagai marketing dan mulai diberhentikan dari pekerjaannya tahun
2009 karena bertingkah aneh. Pasien menikah dengan suaminya tahun 2000
dan dikarunia seorang anak perempuan pada tahun 2001. Pasien bercerai
dengan suaminya pada tahun 2004. Alasan pasien bercerai dengan suaminya
dikarenakan hubungan pasien dengan mertua yang tidak baik. Mertua pasien
dikatakan tidak menyukai pasien karena alasan pernikahan pasien adalah hamil
di luar nikah. Setelah perceraian, anak pasien dibawa pergi oleh suaminya.
Pasien mulai bertingkah aneh semenjak perceraiannya dengan suami dan hak
asuh anak didapatkan oleh suaminya. Semenjak itu, pasien dikatakan sering
berbicara mengenai mertuanya yang akan menjadikan dirinya tumbal.

5. Mekanisme pembelaan ego


Mekanisme pembelaan ego pada pasien ini adalah acting out. Apabila

pasien emosi maka ia cenderung meluapkan emosinya dengan berteriak,

bahkan memukul orang yang dianggap bermasalah dengannya.

XI SILSILAH KELUARGA
13

Keterangan:

: laki- laki hidup : laki-laki tidak hidup :pasien

: perempuan hidup : perempuan tidak hidup


14

You might also like