You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstruasi atau haid merupakan keadaan fisiologis yang dialami oleh

setiap perempuan. Menstruasi pertama (menarche) dialami oleh perempuan yang

menginjak usia pubertas. Datangnya menstruasi yang merupakan siklus periodik

tiap bulan yang menandakan bahwa fungsi organ reproduksi dalam keadaan

normal.1 Pada remaja yang sudah mengalami menstruasi, sering mengalami

gangguan terkait dengan menstruasi. Dimana remaja akan merasa terganggu bila

hidupnya mengalami perubahan, terutama menstruasi menjadi lebih lama atau

tidak teratur, lebih sering atau tidak haid sama sekali.2

Menstruasi menjadi regular satu sampai dua tahun setelah menarche

dengan rata-rata panjang siklus 28±7 hari dan lamanya menstruasi yaitu 3-8 hari.

Diekspektasikan akan tetap sampai tahun-tahun perimenopausal ketika fungsi

ovarium menurun.3 Dalam hal ini banyak yang menyebabkan terjadinya

gangguan siklus menstruasi. Dimana, siklus menstruasi menjadi panjang atau

pendek.2

Tahun-tahun awal menstruasi merupakan periode yang rentan terhadap

terjadinya gangguan. Perempuan pada tahap remaja akhir yang mengalami

gangguan terkait dengan menstruasi adalah sekitar 75%. Menstruasi yang

tertunda, tidak teratur, nyeri dan perdarahan yang banyak merupakan keluhan

yang sering menyebabkan wanita menemui dokter.4 Gangguan menstruasi

menyebabkan perubahan pada emosi, fisik, kelakuan dan pola makan.

1
Pada saat remaja terjadi perubahan-perubahan psikologis seperti emosi

yang tidak stabil sehingga dapat mempengaruhi remaja dalam menghadapi dan

memecahkan masalah yang sedang dialami. Keadaan emosi yang selalu berubah-

ubah akan menyebabkan remaja sulit memahami diri sendiri dan akan

mendapatkan jalan yang buntu. Apabila masalah tidak ditangani secara benar,

maka akan menimbulkan stres pada remaja.5 Berbagai macam perubahan emosi

akibat suatu stresor telah dihubungkan dengan adanya fluktuasi hormonal selama

siklus menstruasi.5 Penyebab terjadinya perubahan ataupun gangguan yang terkait

dengan siklus menstruasi, dapat disebabkan karena adanya faktor biologis atau

dapat pula karena psikologis seperti keadaan-keadaan stres dan gangguan emosi

atau gabungan dari biologis dan psikologis .2 Stres merupakan kondisi yang dapat

dialami oleh setiap orang. Stres dapat diartikan sebagai situasi dimana tuntutan

yang tidak spesifik mengharuskan individu untuk berespon atau melakukan suatu

tindakan baik fisiologis maupun psikologis untuk dapat mempertahankan keadaan

yang seimbang. Stres merupakan situasi yang positif dan bahkan diperlukan,

namun jika stres terjadi secara berlebihan akan menyebabkan hal yang negatif

misalnya penyesuaian yang buruk, penyakit fisik, dan ketidakmampuan untuk

mengatasi masalah.2

Stres yang terjadi dikarenakan oleh situasi lingkungan misalnya bahaya,

ancaman atau tantangan dengan melakukan suatu perubahan pada fisiologis,

emosi, kognitif, dan behavioral. Stres dapat terjadi melalui proses, dimana ketika

tubuh seseorang terkena stres akan memanfaatkan gizi yang lebih dibandingkan

ketika seseorang tersebut dalam kondisi normal.6

2
Berdasarkan masalah diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat

sebagaimana besar pengaruh stres terhadap siklus menstruasi yang dialami

mahasiswi FK Ukrida angkatan 2014 menjelang ujian OSCE.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:


1. Bagaimana pengaruh stres menjelang ujian OSCE terhadap siklus

menstruasi pada mahasiswi FK Ukrida angkatan 2014

1.3 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah: Adanya pengaruh stres menjelang

ujian OSCE terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi FK Ukrida angkatan

2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan

masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengaruh stres

terhadap siklus menstruasi.

Memberi informasi mengenai pengaruh stres menjelang ujian OSCE

terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi FK Ukrida angkatan 2014.

1.5 Tujuan Penelitian


1.5.1 Tujuan Umum

3
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan pengaruh stres terhadap siklus menstruasi.


1.5.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengaruh stres menjelang ujian OSCE terhadap siklus

menstruasi pada mahasiswi FK Ukrida angkatan 2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4
2.1 Menstruasi

Menstruasi merupakan perdarahan yang periodik dan siklik dari uterus,

disertai pelepasan atau deskuamasi dari endometrium. 1 Merupakan hasil

remodeling jaringan sebelumnya yang terjadi tiap bulan pada perempuan usia

produktif .6 Menarche adalah onset menstruasi pertama dan merupakan milestone

yang paling signifikan pada kehidupan perempuan. Menarche, biasanya terjadi

pada usia 8-13 tahun.7 Rata-rata umur menarche pada populasi bervariasi,

tergantung pada status gizi, kondisi lingkungan, struktur geografis dan keadaan

sosioekonomi.8 Berakhirnya menstruasi, menopause, normalnya terjadi pada usia

49-50 tahun.7

Interval antar periode menstruasi bervariasi sesuai usia, keadaan fisik

dan emosi, serta lingkungan.7 Menstruasi menjadi regular satu sampai dua tahun

setelah menarche dengan rata-rata panjang siklus 28±7 hari dan lamanya

menstruasi yaitu 3-8 hari diekspektasikan akan tetap sampai tahun-tahun

perimenopausal ketika fungsi ovarium menurun.3 Saat mencapai maturitas, kira-

kira dua pertiga wanita mempertahankan periodesitas yang kurang lebih teratur,

kecuali saat hamil, stress atau sakit. 7 Kehilangan darah rata-rata pada periode

menstruasi normal sekitar 35-90 ml. Wanita berusia <35 tahun cenderung

kehilangan lebih banyak darah dibanding mereka yang berusia >35 tahun.7

2.1.1 Siklus fisiologis menstruasi

5
Siklus menstruasi diperantarai oleh mekanisme neuroendokrin yang

kompleks. Suatu hormon pelepas , gonadotropin-releasing hormone (GnRH),

sudah dikenali berperan terhadap pelepasan gonadotropin, follicle-stimulating

hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).7 Tiga struktur organik yang

esensial atau faktor yang berperan dalam siklus menstruasi adalah hipotalamus,

pituitari anterior, ovarium dan uterus (endometrium).1

Hormon yang dikeluarkan hipotalamus yaitu hormon pelepasan

gonadotropin-releasing hormone (GnRH) sedangkan hormone seks hipofisis

anterior adalah follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH),

keduanya disekresi sebagai respons terhadap pelepasan GnRH dari hipotalamus.

Hormon-hormon ovarium estrogen dan progesterone yang disekresi oleh ovarium

sebagai respon terhadap kedua hormone seks perempuan dari kelenjar hipofisis

anterior, kedua jenis hormone seks sejauh ini yang paling penting dari estrogen

adalah hormone estradiol yang paling penting dan yang paling penting dari

progrestin adalah progesterone. Estrogen terutama meningkatkan proliferasi dan

pertumbuhan sel-sel khusus di dalam tubuh yang berperan dalam perkembangan

sebagaian besar karakteristik seks sekunder perempuan.9

Setiap siklus mentruasi, di dalam ovarium hanya satu folikel yang

berkembang penuh dan yang lainnya akan mengalami atresia (degenerasi).10

Fase proliferatif ditandai dengan produksi estrogen oleh ovarium selama

maturasi folikel dan estrogen menstimulasi proliferasi kelenjar pada bagian

endometrium uterus, disaat yang sama hormon tersebut menstimulasi sintesis

reseptor progesteron sehingga mempersiapkan uterus untuk berespon terhadap

6
konsentrasi progesteron yang tinggi. Progesteron membuat endometrium bersifat

sekretorik sebagai persiapan untuk ovum yang telah difertilisasi.

Selama fase praovulasi atau fase folikular, konsentrasi Follicle Stimulating

Hormone (FSH) meningkat yang menyebabkan berkembangnya folikel, hal ini

mengakibatkan peningkatan produksi estrogen dan menekan produksi FSH.

Folikel yang berkembang akan berovulasi melindungi dirinya sendiri dari atresia

dan folikel lain akan mengalami atresia. Perkembangan folikel akan berakhir

setelah kadar estrogen dalam plasma tinggi. Estrogen yang meninggi secara

berangsur mencapai puncak dan memberikan umpan balik positif terhadap pusat

siklik dan dengan lonjakan Luteinizing Hormone (LH) ke dalam aliran darah pada

pertengahan siklus mengakibatkan terjadinya ovulasi. Pecahnya folikel terjadi 16-

24 jam setelah lonjakan LH. Mekanisme ovulasi terjadi akibat perubahan

degeneratif kolagen pada dinding folikel sehingga menjadi tipis. Mungkin

terdapat peran prostaglandin F2 dalam peristiwa ini.1 Pada saat maturasi, folikel

yang disebut folikel de Graaf ini memproduksi lebih sedikit estrogen dan lebih

banyak progesteron.

Fase luteal dari siklus menstruasi adalah masa pasca ovulasi. Folikel

kemudian menjadi korpus luteum yang menyekresi progesteron. Jika fertilisasi

tidak terjadi, korpus luteum akan semakin sedikit melepaskan progesteron lalu

menghabiskan masa hidupnya menjadi korpus albikans. Arteri spiralis mengkerut

dan endometrium kolaps akibat kekurangan darah akhirnya dinding akan luruh

sebagai menstruasi.10

7
Kira-kira setiap 28 hari, hormone gonadotropik kalenjar hipofisis anterior

menyebabkan sekitar 8 sampai 12 folikel baru mulai berkembang di ovarium. Satu

dari folikel ini akhirnya menjadi “matang” dan berovulasi pada hari ke-14 siklus

seks. Selama pertumbuhan folikel disekresi terutama estrogen. Sesudah ovulasi,

sel-sel sekretorik pada folikel berovulasi berkembang menjadi korpus luteum

yang menyekresikan sejumlah besar kedua hormon utama perempuan, progesteron

dan estrogen. Dua minggu kemudian, korpus luteum berdegenarasi, sedangkan

hormon ovarium yaitu estrogen dan progesteron akan sangat berkurang jumlahnya

dan akan terjadi menstruasi. Keadaan ini diikuti dengan siklus ovarium yang

baru.9

Durasi rata-rata siklus menstruasi terjadi sekitar lima hari dan perempuan

mengalami 400 siklus menstruasi sebelum menopause. Hilangnya darah tiap

siklus tidak melebihi dari 50±30 ml. Kontrol aliran darah dipengaruhi oleh

kontraktilitas miometrium, vasokontriksi dan pembentukan sumbatan hemostasis.8

2.1.2 Stres

Stres adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya tuntutan interna

maupun eksterna (stimulus) sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis

maupun psikologis (respon) serta melakuka usaha-usaha penyesuaian diri

terhadap situasi tersebut (proses).11 Stresor dapat mempengaruhi semua bagian

dari kehidupan seseorang, menyebabkan stress mental, perubahan perilaku,

masalah-masalah dalam interaksi dengan orang lain dan keluhan-keluhan fisik

salah satunya gangguan menstruasi.12 Penyesuaian diri diperlukan seseorang

8
dalam menjalani transisi kehidupan, karena sebuah hubungan antara individu dan

lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai hal yang membenani atau

sangat melampaui kemampuan seseorang dalam membahayakan kesejahteraan.13

Faktor kepribadian menentukan daya tahan psikologi seseorang terhadap

stres karena sangat tergantung pada persepsinya terhadap stresor-stresor yang

muncul dan sejauh mana ia menghayati dan bereaksi terhadap stres. Seseorang

yang memiliki corak kepribadian berikut relativ mudah mengalami atau peka

terhadap stres, yakni:14

- Orang yang bersifat hati-hati, takut gagal, takut salah

- Seorang yang senang sekali bekerja keras

- Orang yang memiliki dorongan prestasi tinggi

- Orang yang kaku dalam proses berfikir

- Orang yang mengalami krisis tengah umur

Reaksi seseorang terhadap stres berbeda-beda. Secara umum reaksi stres

dapat timbul dalam bentuk gejala emosi dan gejala fisik, seperti pada gejala emosi

terdapat ketakutan, bingung, dan malu, sedangkan gejala fisik timbul migrain,

sakit perut, sesak napas, pusing, dan gangguan pencernaa. 15 Reaksi stres akut

adalah suatu gangguan sementara yang berkembang pada seseorang tanpa

kemunculan gangguan mental lain sebagai respons terhadap stres fisik atau mental

yang luar biasa, biasanya menetap dalam beberapa jam atau hari. Stres dapat

9
berupa pengalaman traumatik berlebihan akibat ancaman serius terhadap subjek

atau orang yang dicintai, atau akibat perubahan yang mengancam, mendadak, dan

tidak lazim terhadap posisi atau jaringan social pasien, seperti kehilangan

berganda, kebakaran rumah, dll. Risiko berkembangnya gangguan ini meningkat

jika kelelahan fisik atau faktor-faktor organik lain timbul. Tampak jelas bahwa

kerentanan setiap orang dan kapsitas menghadapi masalah penting, karena tidak

semua yang terpajan stres yang luar biasa mengalami gangguan ini. Terdapat

gambaran gejala yang bersifat campuran dan biasanya berubah-ubah, khususnya

yang meliputi stadium awal “kebingungan”, diikuti oleh depresi, ansietas, marah,

putus asa, dan overaktivitas.13 Meskipun stres psikososial dapat mencetuskan

awitan atau berperan dalam munculnya gejala berbagai gangguan psikiatri,

gangguan dalam kelompok ini tidak akan terjadi tanpa diakibatkan stres seperti

ini. 13

Meskipun situasi stres bagi seseorang mungkin kenikmatan bagi orang lain

(tergantung latar belakang dan kepribadiannya), sebagian kecil orang mengalami

stres saat ujian atau berbicara di depan publik, dan hingga 50% populasi

merasakan wawancara sebagai hal menstreskan. Meskipun tidak terkait dengan

stres eksternal. Mungkin ini terkait dengan peristiwa traumatis dalam kehidupan,

seperti kematian anggota keluarga atau perceraian.13 Namun demikian, jauh lebih

parah peristiwa dikehidupan dan bahkan peristiwa positif yang dapat berdampak

stres, amenore yang berhubungan dengan stres sering dikaitkan dengan

dikeluarkan dari kuliah, saat ujian, dan saat perencaan pernikahan.16 Tidak ada

satu gejalapun yang menonjol untuk waktu lama, keadaan ini sembuh cepat dalam

10
beberapa jam pada kebanyakan kasus bila dipindahkan dari lingkungan yang

membuat stres.

Secara fisiologis, ketika individu dibawah stres internal dan eksternal,

mereka mengalami kaskade respon neuroendokrin. Stres menghambat denyutan

pelepasan hormon FSH dan LH yang berakibat terganggunya perkembangan

folikel. Terganggunya perkembangan folikel akan menginduksi sintesis dan

pelepasan hormon progesteron, yang akan meningkatkan sintesis prostaglandin

F2-alpha dan prostaglandin E2 serta pengikatan prostaglandin pada reseptor

miometrium. Ketidakseimbangan prostaglandin yang mengontrol tonus

miometrium dan pembuluh darah berhubungan dengan terjadinya dismenorea.

Sebagai tambahan, terjadinya peningkatan sintesis prostaglandin F2 pada sel

miometrial karena hormon kortisol yang berhubungan dengan stres dapat

menginduksi dismenorea. Stres memiliki efek langsung maupun efek sekunder

dalam peningkatan konsentrasi prostaglandin di dalam myometrium.17

2.2 Kerangka Teori

Siklus menstruasi lama terjadinya sekitar 3-8 hari dan perempuan

mengalami 400 siklus menstruasi sebelum menopause. Hilangnya darah tiap

siklus tidak melebihi dari 50±30 ml. Kontrol aliran darah dipengaruhi oleh

kontraktilitas miometrium, vasokontriksi dan pembentukan sumbatan hemostasis.

Siklus menstruasi diperantarai oleh mekanisme neuroendokrin yang kompleks.

Suatu hormone pelepas , gonadotropin-releasing hormone (GnRH), sudah

dikenali berperan terhadap pelepasan gonadotropin, follicle-stimulating hormone

11
(FSH) dan luteinizing hormone (LH).7 Tiga struktur organik yang esensial atau

faktor yang berperan dalam siklus menstruasi adalah hipotalamus, pituitari

anterior, ovarium dan uterus (endometrium).1

Secara fisiologis, ketika individu dibawah stres internal dan eksternal,

mereka mengalami kaskade respon neuroendokrin. Stress menghambat denyutan

pelepasan hormon FSH dan LH yang berakibat terganggunya perkembangan

folikel. Terganggunya perkembangan folikel akan menginduksi sintesis dan

pelepasan hormon progesteron, yang akan meningkatkan sintesis prostaglandin

F2-alpha dan prostaglandin E2 serta pengikatan prostaglandin pada reseptor

miometrium. Pada penelitian ini, dari beberapa uraian diatas terhambatnya

pelepasan hormon FSH dan LH pada stres yang akan diteliti untuk mengetahui

pengaruhnya pada siklus menstruasi.

2.3 Kerangka Konsep

2.3 kerangka konsep pengaruh stress terhadap siklus menstruasi

Faktor biologis Faktor psikologis

- hormonal - Gangguan
emosi
- stres

SIKLUS MENSTRUASI

Faktor yang diteliti

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional untuk


mengetahui pengaruh stress menjelang ujian OSCE terhadap siklus menstruasi
pada mahasiswi FK Ukrida angkatan 2014.

3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di FK Ukrida Jakarta Barat pada saat mahasiswi


FK Ukrida angkatan 2014 sebelum mengikuti ujian OSCE pada bulan Juli –
Agustus 2016.

3.2 Subyek Penelitian

3.2.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK Universitas

Kristen Krida Wacana angkatan 2014. Sedangkan sampel penelitian adalah

mahasiswi yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi dan eksklusi adalah

sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi
1. Berstatus sebagai mahasiswi aktif FK Universitas Kristen Krida Wacana

angkatan 2014
b. Kriteria eksklusi
1. Mahasiswi FK Ukrida angkatan 2014 yang tidak mengikuti ujian OSCE

3.2.2 Besar Sampel Penelitian

13
Perkiraan jumlah sampel yang dibutuhkan menggunakan formula dibawah

ini. Proporsi siklus menstruasi (P) = 50 %, ditentukan deviasi (d) = 10% dan

tingkat kepercayaan 95% (Za = 1,96).18

( Z  ) 2 P(1  P ) ……………………………….......................(1)
n
d2
1,96 2 (0,50 x(1  0,50)
n  97……………….…………............. (2)
0,10 2

Keterangan:

n = jumlah sampel

Zα = koefisien reliabilitas

P = proporsi siklus menstruasi

d = deviasi

Jumlah sampel minimal berdasarkan rumus diatas adalah 97 orang. Dalam

penelitian ini, teknik pemilihan sampel menggunakan teknik simple random

sampling. Pemilihan sampel dilakukan dengan acak sederhana dengan

mengurutkan berdasarkan nama dan nomor induk mahasiswa (NIM) yang

diurutkan dari NIM terkecil sampai terbesar, lalu dilakukan pengundian untuk

menentukan mahasiswi yang terpilih sebagai sampel sampai didapatkan jumlah

yang dibutuhkan.

3.3 Variabel Penelitian

14
3.3.1 Klasifikasi Variabel

Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah stres menjelang ujian OSCE.
Stres menjadi indikator dalam berpengaruh terhadap tidak normalnya siklus

menstruasi dengan cara mengetahui seberapa mahasiswi yang menjadikan

Ujian OSCE sebagai stresor .


b. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah siklus menstruasi.
Siklus menstruasi diteliti saat sebelum Ujian OSCE dan setelah berakhirnya

Ujian OSCE.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:

3.4.1 Kuesioner Siklus Menstruasi


Kuesioner yang digunakan adalah alat untuk mengetahui Siklus

menstruasi pada mahasiswi. Kuesioner terdiri dari data identitas esay dan

merupakan data umum yang tidak dihitung dan diukur. Pertanyaan pada lembar

kuesioner meliputi usia menarche, panjang siklus menstruasi, lamanya menstruasi.

Tabel 4.1 Kisi-kisi Kuesioner Siklus menstruasi

Aspek Butir Pertanyaan


Section A: Kriteria eksklusi A1
Section B: Usia menarche B1
Section C: siklus menstruasi C1, C2, C3, C4, C5, C6,C7,C8

15
Kriteria eksklusi pada section A merupakan pertanyaan klarifikasi untuk

menentukan apakah responden masuk dalam penelitian atau dikeluarkan dari

sampel penelitian. Pertanyaan yang dimaksud adalah:

A1. Apakah Anda terdaftar dalam mengikuti ujian OSCE 2016? Jika

responden menjawab tidak (2), maka responden akan dikeluarkan dari

penelitian.

Pada section C pertanyaan diarahkan untuk mendapatkan data tentang

siklus menstruasi yang dialami responden. Hal pertama yang harus ditentukan

apakah responden mengalami siklus menstruasi yang panjang siklusnya kurang

dari panjang siklus normal adalah melalui butir pertanyaan C1.

C1. Berapa harikah siklus menstruasi Anda? (Siklus menstruasi adalah

jarak antara tanggal mulainya Anda mengalami menstruasi yang lalu

dan mulainya menstruasi berikutnya).

Jika responden menjawab selain a ( memilih b/c), maka responden

dapat dikatakan mengalami panjang siklus menstruasi yang tidak

normal.

Untuk menentukan ketidakteraturan siklus menstruasi, maka ditelusuri

lebih lanjut pada butir pertanyaan C2, C3, C4, C5, C6, C7.

C2. Berapa harikah lama Anda mengalami menstruasi?

Jika responden menjawab selain pilihan a (dipilih b/c), maka

responden dapat dikatakan mengalami gangguan siklus

menstruasi.

16
C3. Pernahkan Anda mengalami menstruasi sebanyak 2x dalam

sebulan atau bahkan lebih?

Jika responden menjawab pilihan a dan c, maka responden dapat

dikatakan mengalami gangguan siklus mentruasi.

C4. Pernahkah Anda telat mengalami menstruasi dalam sebulan atau

bahkan lebih?

Jika responden menjawab pilihan a dan c, maka responden dapat

dikatakan mengalami gangguan siklus menstruasi.

C5. Apakah bulan lalu sampai sekarang Anda sudah mengalami

menstruasi?

Jika responden menjawab pilihan b, maka responden dapat

dikatakan mengalami gangguan siklus menstruasi.

C6. Apakah bulan ini Anda mengalami menstruasi lebih dari sekali?

Jika responden menjawab pilihan a, maka responden dapat

dikatakan mengalami gangguan siklus menstruasi.

C7.Kapan tepatnya anda mengalami menstruasi terakhir?

(tanggal/bulan)

3.4.2 Pengukuran Tingkat stres

Stress pada mahasiswa FK Ukrida angkatan 2014 menjelang ujian

OSCE. Stress merupakan gangguan emosional dengan adanya suatu

tekanan pada setiap individu. Mahasiawa yang mengalami stress pada

17
1bulan sebelum ujian OSCE dilaksanakan. Dalam melakukan penilaian

terhadap stress dapat digunakan instrument depression anxiety stress scale

( DASS 42 ), digunakan kuesioner dengan 14 item untuk menilai tingkat

stress dengan penilaian seperti ini :


0:Tidak ada atau tidak pernah
1:Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu
2: Sering
3: Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hamper setiap saat.
1) Stress normal dengan skor 0-14
2) Stress ringan dengan skor 15- 18
3) Stress sedang dengan skor 19- 25
4) Stress berat dengan skor 26- 33
5) Stress sangat berat > 34

3.5 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data

3.5.1 Persiapan Pengumpulan Data

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa

tahap persiapan sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada institusi tempat

dilakukannya penelitian.
b. Meminta data mahasiswi (nama, NIM, Angkatan dan jenis kelamin)

kepada bagian PSSK FK Ukrida.


c. Mencari nomor kontak responden.
d. Meminta bantuan kepada dua orang mahasiswi untuk membantu dalam

proses pengambilan data di lapangan.


e. Sehari sebelum pengambilan data, peneliti akan menghubungi

responden via SMS.


3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data melalui beberapa tahap yaitu:
a. Responden diminta kehadiran dan kesediaannya untuk mengisi

kuesioner.

18
b. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian serta

prosedur yang dilakukan.


c. Responden diminta untuk mengisi dan menandatangani informed

consent.
d. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan cara mengisi kuesioner dan

responden dipersilakan untuk bertanya jika masih belum jelas tentang

pengisian kuesioner.
e. Responden dipersilahkan untuk mengisi kuesioner. Waktu untuk

mengisi kuesioner disediakan sekitar 20 menit. Pengisian kuesioner

akan didampingi oleh peneliti.

3.6 Jenis Data

Jenis data merupakan data primer adalah data gambaran siklus menstruasi

dan stres menjelang ujian OSCE pada mahasiswi FK Ukrida angkatan 2014 yang

didapat melalui pengisian kuesioner.

3.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dalam lima tahap yaitu penyuntingan (editing),

pengkodean (coding), membuat struktur data (data structure), memasukkan data

(entry data) dan koreksi (cleaning).

3.7.2 Analisis Data

Data akan dianalisis menggunakan piranti lunak program komputer.

Rencana analisis yang akan dilakukan adalah:

a. Analisis Univariat

19
Analisis ini disajikan untuk mendeskriptifkan data stres subyek penelitian

dan siklus menstruasi dengan menggunakan tabel distribusi dalam bentuk

frekuensi dan persentase.


b. Analisis Bivariat
Uji chi-square digunakan untuk menganalisis hubungan antara stres

dengan siklus menstruasi dan bila data tidak memenuhi syarat, uji Fisher’s Exact

digunakan Pada CI 95%, jika P-value < 0,05 dikatakan terdapat hubungan yang

bermakna secara statistik, namun jika P-value > 0,05 dikatakan tidak terdapat

hubungan yang bermakna secara statistik.

3.8 Dana Penelitian


1. Print kuesioner : Rp. 50.000
2. Foto copy : Rp. 50.000

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, Hanifah. 2007. Haid dan Siklusnya. Pada: Hanafiah,


Mohammad Jusuf. Ilmu Kandungan. hal. 103-120.

2. Dewi, A.A. Ayu Sintha Pramita, I Dewa Made Ruspawan, dan Tri
Rahayuning Lestari 2014. “Stres Dengan Siklus Menstruasi Mahasiswi
Angkatan Empat Stikes Wira Medika PPNI Bali”. Denpasar. Stikes Wira
Medika PPNI Bali.

3. Gumanga, S. K & Aryee, A Kwame. 2012 . Menstrual Characteristics In


Some Adolescent Girls In Accra, Ghana. Ghana Medical Journal, 46 (1),
3-7.

4. Sianipar, O, Bunawan N, Almazini P. dkk. 2009. Prevalensi Gangguan


Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berhubungan pada Siswi SMU di
Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Majalah Kedokteran Indonesia,
59 (7), 308-313.

5. Setiawati, Sugma E 2015. “ Pengaruh Stres Terhadap Siklus Menstruasi


Pada Remaja”. Lampung. Universitas Lampung.

6. Nair, A. & Taylor, H. 2010. The Mechanism of Menstruation. Springer


Science, 21-34.

7. Benson, Ralph C, Martin L. Buku saku Obstetri & Ginekologi. Edisi


kesembilan. Jakarta: EGC;2008. hal. 47-55.

8. Kumar, D. 2013. Menstrual Pattern among Unmarried Women from


Northern India. Journal of Clinical and Diagnostic Research, 7 (9), 1926-
1929.

9. Guyton, A , John E. Hall. Guyton Dan Hall Buku Ajar Fisiologi


Kedpkteran. Edisi keduabelas. Singapore: Pte. Ltd;2014. Hal. 1073-8.

10. Greenstein, B. & Wood, D . 2010. At A Glance Sistem Endokrin (Yasmine,


Elizabeth & Dwi, Asri). Jakarta:Erlangga

21
11. London School Of Public Relations. Beyond Borders: Communication
Modernity & History. Jakarta: STIKOM The London School of Public
Relation;2010.

12. Isnaeni, Desty Nur 2010. “Hubungan Antara Stres Dengan Pola
Menstruasi Pada Mahasiswi D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas
Sebelas Maret Surakarta”. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

13. Sadock, Benjamin J., Virginia A. Sadock. Kaplan & Sadock Buku Ajar
Psikiatri Klinis. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2004. hal. 252-9.

14. Cahyono, Suharjo B. Gaya hidup & Penyakit Modern. Yogyakarta:


Kanisius; 2008.

15. Dian Ibung, PSI. Stres Pada Anak (6 – 12 tahun). Jakarta: PT Elex Media
Komputindo; 2008.

16. Schorge, John O., Joseph I. Schaffer, Lisa M. Halvorson, Barbara L.


Hoffman, Karen D. Bradshaw, F. Gary Cunningham. Williams
Gynecology. Texas: McGraw-Hill; 2008. p.372.

17. Wang, L., Wang, X., Wang, W. et. al., 2014. Stress and Dysmenorrhoea: A
Population Based Prospective Study. Published by group.bmj.org, 1021-
1026.

18. Sastroasmoro, S., Sofyan I. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Edisi kelima. Jakarta: Sagung Seto; 2014. hal. 365.

22
23

You might also like