You are on page 1of 53

Departemen Teknik Sipil

TUGAS DRAINASE PERKOTAAN


Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Drainase perkotaan adalah pematusan genangan/banjir yang terjadi pada
daerah perkotaan yang ditimbulkan adanya hujan lokal (hanya terjadi pada kota
tersebut) untuk kemudian dialirkan ke laut/saluran pengendalian banjir yang ada,
termasuk penanganan genangan yang terjadi pada daerah perkotaan yang
mempuyai ketinggian muka air tanah berada di bawah muka air laut maupun muka
air banjir pada sungai/saluran pengendalian banjir.

Masalah banjir yang terjadi pada suatu kota pada umumnya dapat dibagi
menjadi tiga macam, antara lain :

a. Banjir Kiriman, yaitu banjir yang disebabkan oleh limpasan atau kiriman dari
daerah atas/dari luar catchment area (daerah tangkapan) suatu sistem drainase
kota. Pada umumnya limpasan tersebut berasal dari saluran pengendali banjir
(banjir kanal)

b. Banjir Lokal, yaitu banjir yang disebabkan oleh hujan yang turun pada
catchment area (daerah tangkapan) pada suatu sistem jaringan drainase

c. Banjir akibat genangan air laut pasang (ROB), yaitu banjir yang terjadi pada kota
pantai yang elevasi/ketinggian muka tanahnya lebih rendah dari muka air laut
pasang. Sedangkan banjir akibat back water (aliran balik) dari saluran
pengendalian banjir terjadi pada kota pantai maupun kota yang jauh pantai

Saluran pengendali banjir berfungsi untuk menyalurkan hujan yang terjadi


di beberapa kota termasuk daerah atas/perbukitan untuk kemudian disalurkan ke
laut, sebagai contoh : Bengawan Solo, Kanal Banjir Barat, Kali Citandui, dll.
Cakupan dalam Drainase Perkotaan meliputi ;

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 1
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

1. Hidrologi untuk Drainase Perkotaan

Hidrologi untuk drainase perkotaan yaitu pengolahan data hujan untuk


keperluan perencanaan drainase perkotaan, misalnya Rainfall Intensity Curve
(Kurva Intensitas Hujan) untuk menentukan debit banjir rencana dan Rainfall
Mass Curve (Kurva Massa Hujan) untuk menentukan kapasitas pompa/volume
tampungan.

2. Perencanaan Debit Banjir dan Saluran Drainase (Sistem Gravitasi)

Drainase sistem gravitasi adalah sistem drainase perkotaan dengan cara


menampung dan membuang limpasan air hujan dan membuangnya ke receiving
water (badan air terdekat) melewati saluran sistem pembawa terdiri dari saluran
tersier, saluran sekunder, dan saluran primer.

3. Perencanaan Drainase Sistem Polder

Perencanaan drainase sistem polder adalah sistem non gravitasi misalnya


penentuan kapasitas pompa, volume kolam tampungan dimensi pintu, dan
ketinggian/elevasi tanggul.

4. Perencanaan Sub Surface Drainage (Drainase Sistem Resapan)

Drainase sistem resapan digunakan untuk keperluan pengeringan lahan,


konservasi air tanah, dan mengurangi debit banjir pada saluran drainase,
misalnya sumur resapan.

5. Perencanaan Bangunan Drainase Perkotaan

Perncanaan bangunan drainase perkotaan misalnya konstruksi saluran, box


culvert (gorong-gorong), jembatan, terjunan, inlet ke saluran, menhole pipa
PDAM, kabel/box telepon, dll.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 2
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

Maksud pembuatan tugas drainase perkotaan ini agar mahasiswa dapat


mengerti dan memahami sistem drainase di perkotaan. Dapat merencanakan
penanganan masalah banjir yang terjadi pada musim hujan serta dapat
mengaplikasikannya di lapangan.

1.2.2.Tujuan

Tujuan direncanakannya sistem drainase perkotaan sejalan dengan maksud


diatas adalah sebagai berikut :

a. Melancarkan jalannya aliran saluran drainase

b. Membebaskan genangan baanjir pada kawasan tersebut

c. Melindungi alam lingkungan seperti tanah, kualitas udara dan kualitas air

d. Menghindarkan bahaya, kerusakan material, kerugian dan beban-beban lain


yang disebabkan oleh limpasan banjir

e. Memperbaiki kualitas lingkungan

f. Konservasi sumber daya air

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 3
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

BAB II
DRAINASE PERKOTAAN

2.1. Hidrologi Drainase Perkotaan


Data hujan yang digunakan sebaiknya diperoleh dari hasil pencatatan Alat
Pencatat Hujan Otomatis (Automatic Rainfall Recorder). Data tersebut untuk diolah
menjadi Kurva Intensitas Hujan. Berikut data curah hujan selama lima tahun,
terhitung dari tahun 2003-2007 di Stasiun BMKG Semarang. Pada daerah
tangkapan peta drainase, digunakan stasiun BMKG Semarang. Karena yang
berpengaruh terhadap daerah drainase hanya stasiun BMKG Semarang.

Tabel 2.1 Data Curah Hujan Stasiun BMKG Semarang

Curah Hujan Bulanan Maksimum (mm) Curah Hujan Harian


Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Maksimum (mm)
2003 77.8 97.7 39.7 69.6 48.2 0.1 9 0 36.3 45 88.9 72 97.7
2004 87 85.1 26.7 52.2 59 53.6 15 0 33.5 15.8 74.1 43.2 87
2005 75.6 80.2 63.3 52.2 42.2 48.4 36 39.2 51.6 76.8 64.2 44.2 80.2
2006 148.1 68.2 82.1 30.3 90.1 31.2 0 0 0 0 51.2 37.7 148.1
2007 60.6 47.6 91 62.1 56 19.3 16 18.9 0 39.2 62.5 96.8 96.8

Data curah hujan yang ada dapat diolah untuk dapat mencari debit rencana,
namun harus melalui uji distribusi terlebih dahulu yang terdiri dari :

1. Distribusi Normal

2. Distribusi Log Normal

3. Distribusi Log Pearson Type III

4. Distribusi Gumbel

Berikut adalah syarat-syarat atau parameter statistik yang digunakan untuk


menentukan metode analisis frekuensi dengan menggunakan nilai Cs, Ck, Cv dan
Sd.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 4
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Tabel 2.2 Persyaratan Sebaran

No Jenis Sebaran Syarat


1 Normal Ck  3 , Cs  0
2 Log Normal Cs  0, Ck0
3 Person III Cs>0. Cv  1,5 Cs 3 + 3
4 Log Pearson III Cs>0 , Ck 1,5 Cs 3 + 3
5 Gumbell Cs  1,1396 dan Ck  5,4002
(Sumber : Buku Ajar Rekayasa Irigasi dan Bangunan Air, hal. 136)

1. Distribusi Normal

No Tahun R max Tahunan (Xi)

1. 2003 97.7
2. 2004 87
3. 2005 80.2
4. 2006 148.1
5. 2007 96.8
Rata-rata 101.96
Sd 26.79
Cs 1.83
Ck 3.67
Cv 0.26

2. Distribusi Log Normal

R max (Log Xi (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi -


No Tahun Log Xi
Tahunan (Xi) - Log X) Log X)² Log X)³ Log X)⁴
1 2003 97.7 1.99 -0.0081 0.0001 0.0000 0.0000
2 2004 87 1.94 -0.0585 0.0034 -0.0002 0.0000
3 2005 80.2 1.90 -0.0938 0.0088 -0.0008 0.0001
4 2006 148.1 2.17 0.1726 0.0298 0.0051 0.0009
5 2007 96.8 1.99 -0.0121 0.0001 0.0000 0.0000
Jumlah 509.8 9.99 0.0000 0.04221 0.00411 0.0010
Rata-rata (X) 101.96 2.00
Sd 0.103
Cs 1.579
Ck 9.127
Cv 0.051

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 5
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3. Distribusi Gumbel

R max
No Tahun (Xi-X) (Xi-X)² (Xi-X)³ (Xi-X)⁴
Tahunan (Xi)
1 2003 97.7 -4.26 18.15 -77.31 329.34
2 2004 87 -14.96 223.80 -3348.07 50087.16
3 2005 80.2 -21.76 473.50 -10303.31 224199.98
4 2006 148.1 46.14 2128.90 98227.43 4532213.51
5 2007 96.8 -5.16 26.63 -137.39 708.92
Jumlah 509.8 0.00 2870.97 84361.35 4807538.90
Rata-rata (X) 101.96
Sd 26.791
Cs 1.828
Ck 9.721
Cv 0.263

4. Distribusi Log Pearson Type III

R max Log (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi -


Tahun Log Xi
Tahunan (Xi) X Log X) Log X)² Log X)³ Log X)⁴
2003 97.7 1.99 1.998 -0.0081 0.00007 -0.000001 0.00000
2004 87 1.94 1.998 -0.0585 0.00342 -0.000200 0.00001
2005 80.2 1.90 1.998 -0.0938 0.00880 -0.000826 0.00008
2006 148.1 2.17 1.998 0.1726 0.02977 0.005138 0.00089
2007 96.8 1.99 1.998 -0.0121 0.00015 -0.000002 0.00000
Jumlah 9.99 9.990 0.0000 0.04221 0.004109 0.00098
Rata-rata (X) 1.998
Sd 0.103
Cs 1.579
Ck 9.127
Cv 0.051

Periode Log X Sd Cs k yt xt
2 1.998 0.103 1.579 -0.251 1.972 93.804
5 1.998 0.103 1.579 0.678 2.068 116.856
10 1.998 0.103 1.579 1.330 2.135 136.342
25 1.998 0.103 1.579 2.159 2.220 165.879
50 1.998 0.103 1.579 2.772 2.283 191.762
100 1.998 0.103 1.579 3.369 2.344 220.846

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 6
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

1
Sd = √𝑛−1 ∑𝑛𝑖=1(log 𝑋𝑖 − log 𝑋)²

𝑆𝑑
Cv = log 𝑋

𝑛
Cs = 𝑆𝑑³(𝑛−1)(𝑛−2) ∑𝑛𝑖=𝑛(log 𝑋𝑖 − log 𝑋)³

𝑛²
Ck = 𝑆𝑑⁴(𝑛−1)(𝑛−2)(𝑛−3) ∑𝑛𝑖=𝑛(log 𝑋𝑖 − log 𝑋)⁴

Keterangan :

Sd : Standar Deviasi

Cv : Koefisien Variasi

Cs : Koefisien Skewness

Ck : Koefisien Kurtosis

Berikut adalah rangkuman hasil uji distribusi melalui empat metode yang
ada.

Tabel 2.3 Hasil Uji Distribusi

Distribusi Syarat Hasil Keterangan


Cs ≈ 0 1.83 Tidak
Normal
Ck ≈ 3 3.67 Memenuhi
Cs ≈ 0 1.579 Tidak
Log Normal
Ck ≈ 0 9.127 Memenuhi
Cs  1,1396 1.944 Tidak
Gumbel
Ck  5,4002 9.721 Memenuhi
Cs > 0 1.579
Log Pearson Type III Memenuhi
Ck  1,5 Cs 3 + 3 9.127
Berdasarkan hasil perhitungan uji distribusi diatas, metode distribusi yang
dipakai adalah Distribusi Log Pearson Type III.

Melalui data curah hujan yang ada, maka dapat dilakukan perhitungan curah
hujan. Perhitungan ini memerlukan analisa frekuensi, setelah ditinjau melalui syarat
maka analisis frekuensi yang digunakan adalah metode distribusi Log Pearson Type

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 7
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

III. Melalui metode ini pula akan didapat nilai k yang selanjutnya akan digunakan
dalam menghitung persamaan sebagai berikut (Soemarto, 1999) :

̅̅̅̅̅̅̅
Log X = Log 𝑋 + k x Sd

Dimana, Log X : Nilai Logaritmik dari X

X : Curah hujan (mm)

̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋 : Rata-rata hitung nilai X

k : Karakteristik distribusi peluang Log Pearson Type III

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Menghitung data curah hujan sebanyak n buah X₁, X₂, X₃,…,Xn menjadi log
(X₁), log (X₂), log (X₃),…, log (Xn)

2. Menghitung harga rata-rata dengan rumus berikut :

̅̅̅̅̅̅̅̅̅
Log X = ∑𝑛𝑛=1 log 𝑋𝑖

Dimana, ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔 𝑋 : Harga rata-rata logaritmik dari X

n : Jumlah data

Xi : Nilai curah hujan tiap tahun (R₂₄ max) (mm)

3. Menghitung harga standar deviasi

4. Menghitung koefisien Skewness dengan rumus :


𝑛
Cs = 𝑆𝑑³(𝑛−1)(𝑛−2) ∑𝑛𝑖=𝑛(log 𝑋𝑖 − log 𝑋)³

5. Mencari nilai k melalui tabel harga k untuk distribusi Log Pearson Type III

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 8
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Tabel 2.4 Faktor K untuk Cs>0


Asime Periode Ulang

tri 1.0101 1.0526 1.1111 1.250 2 5 10 25 50 100 200

3.0 -0.667 -0.665 -0.666 -0.636 -0.396 0.420 1.180 2.278 3.152 4.054 4.976
-0.651
2.9 -0.690 -0.688 -0.681 -0.390 0.440 1.195 2.277 3.134 4.012 4.909
-0.666
2.8 -0.714 -0.711 -0.702 -0.384 0.460 1.210 2.275 3.114 3.973 4.847
-0.681
2.7 -0.769 -0.736 -0.725 -0.376 0.479 1.224 2.272 3.093 3.932 4.783
-0.696
2.6 -0.799 -0.762 -0.747 -0.368 0.499 1.236 2.267 3.072 3.889 4.718
-0.711
2.5 -0.812 -0.790 -0.771 -0.360 0.518 1.250 2.262 3.048 3.845 4.652
-0.725
2.4 -0.867 -0.819 -0.798 -0.351 0.537 1.262 2.256 3.029 3.800 4.584
-0.739
2.3 -0.905 -0.850 -0.819 -0.341 0.555 1.274 2.248 2.997 3.753 4.515
-0.752
2.2 -0.946 -0.882 -0.844 -0.330 0.574 1.284 2.240 2.970 3.705 4.454
-0.785
2.1 -0.990 -0.914 -0.869 -0.319 0.592 1.294 2.230 2.942 3.656 4.372
-0.777
2.0 -1.037 -0.949 -0.895 -0.307 0.609 1.302 2.219 2.912 3.605 4.298
-0.788
1.9 -1.037 -0.984 -0.920 -0.294 0.627 1.310 2.207 2.881 3.553 4.224
-0.799
1.8 -1.087 -1.020 -0.945 -0.282 0.643 1.318 2.193 2.848 3.499 4.147
-0.808
1.7 -1.140 -1.056 -0.970 -0.268 0.660 1.324 2.179 2.815 3.444 4.065
-0.817
1.6 -1.197 -1.093 -0.994 -0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.386 3.990
-0.825
1.5 -1.256 -1.131 -1.018 -0.240 0.690 1.333 2.146 2.745 3.330 3.910
-0.832
1.4 -1.318 -1.163 -1.041 -0.225 0.705 1.337 2.128 2.706 3.271 3.721
-0.838
1.3 -1.383 -1.206 -1.064 -0.210 0.719 1.339 2.108 2.666 3.211 3.765
-0.844
1.2 -1.449 -1.243 -1.086 -0.195 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149 3.661
-0.848
1.1 -1.518 -1.280 -1.107 -0.180 0.745 1.341 20.66 2.585 3.087 3.575
-0.852
1.0 -1.588 -1.317 -1.128 -0.164 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022 3.489
-0.854
0.9 -1.660 -1.353 -1.147 -0.148 0.769 1.339 2.019 2.498 2.957 3.401
-0.856
0.8 -1.733 -1.388 -1.166 -0.132 0.780 1.336 1.993 2.453 2.891 3.312
-0.857
0.7 -1.806 -1.423 -1.183 -0.116 0.790 1.333 1.967 2.407 2.874 3.223
-0.857
0.6 -1.880 -1.455 -1.209 -0.099 0.800 1.328 1.939 2.359 2.755 3.132
-0.856
0.5 -1.955 -1.491 -1.216 -0.083 0.808 1.323 1.910 2.311 2.686 3.041
-0.855
0.4 -2.029 -1.524 -1.231 -0.066 0.816 1.317 1.880 2.261 2.615 2.949
-0.853
0.3 -2.104 -1.555 -1.245 -0.050 0.824 1.309 1.849 2.211 2.544 2.856
-0.850
0.2 -2.176 -1.586 -1.258 -0.033 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472 2.763
-0.846
0.1 -2.252 -1.616 -1.270 -0.017 0.836 1.292 1.785 2.107 2.400 2.670
-0.852
0 -2.326 -1.645 -1.282 0 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 9
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Setelah dilakukan perhitungan, untuk periode ulang 5 tahun didapatkan nilai


R₅ = 116,856 mm/jam. Selanjutnya dilakukan perhitungan I (Intensitas hujan
dengan periode ulang t tahun) dengan persamaan Mononobe. Menggunakan
persamaan Mononobe apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada
hanya data hujan harian. Persamaan yang digunakan sebagai berikut :

𝑅₅ 24 2/3
I=
24
( 𝑡𝑐 )

Dimana, I : Intensitas curah hujan (mm/jam)

R₅ : Curah hujan harian maksimum tahunan untuk periode ulang t tahun

Tc : Waktu konsentrasi dalam jam

Perhitungan selanjutnya adalah mencari persamaan intensitas curah hujan


yang didapat dari kurva hubungan antara nilai intensitas curah hujan dengan tc.
Perhitungan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut :

Tabel 2.5 Persamaan Intensitas Curah Hujan berdasarkan Waktu Konsentrasi (Tc)

Durasi Intensitas
No Hujan
menit jam (mm/jam)
1. 5 0.08 212.34
2. 10 0.17 133.77
3. 15 0.25 102.08
4. 20 0.33 84.27
5. 25 0.42 72.62
6. 30 0.50 64.31
7. 40 0.67 53.09
8. 50 0.83 45.75
9. 60 1.00 40.51
10. 90 1.50 30.92
11. 120 2.00 25.52
12. 240 4.00 16.08
13. 300 5.00 13.85
14. 360 6.00 12.27

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 10
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Grafik Persamaan Intensitas Hujan


350.00

300.00
Intensitas Hujan (mm/jam)

250.00
212.34 y = 308.48x-1.048
R² = 0.8883
200.00

150.00 133.77
102.08
100.00 84.27
72.62 64.31
53.09 45.75
40.51
50.00 30.92 25.52
16.08 13.85 12.27

0.00
0.08 0.17 0.25 0.33 0.42 0.50 0.67 0.83 1.00 1.50 2.00 4.00 5.00 6.00
tc (jam)

Dari kurva persamaan intensitas hujan diatas, didapat nilai persamaan intensitasnya
adalah y = 308,48x-1,048

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 11
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

2.2. Drainase Sistem Gravitasi

Drainse sistem gravitasi adalah sistem drainase yang paling sederhana, yaitu
pengaliran air dari tempat yang lebih tinggi ke lebih rendah. Pada daerah perbukitan
biasanya kemiringan tanahnya cukup curam dan menyebabkan kecepatan aliran di
saluran melampui batas maksimum, sehingga diperlukan bangunan terjun agar
tidak merusak permukaan saluran. Dalam perencanaan drainase sistem gravitasi
yang menjadi pokok adalah perhitungan debit banjir rencana dan dimensi saluran,
perhitungan dilakukan dengan cara trial error (coba-coba). Prosedur perhitungan
debit rencana dan dimensi salauran adalah sebagai berikut :

a. Data yang diperlukan untuk perhitungan A, C, Cs, to, n, m, s, L


b. Hitung besarnya nilai td = L/(60v) dalam menit
c. Hitung besarnya nilai tc = to + td dalam menit
d. Hitung intensitas hujan (I) dengan menggunakan persamaan lengkung
intensitas hujan dalam mm/jam
e. Hitung besarnya nilai Q1 = 0,00278 x C x Cs x I x A ( m3/detik)
f. Asumsi nilai B atau H
g. Hitung besarnya nilai A dalam m2
h. Hitung besarnya nilai V = Q1/A dalam m/detik
i. Hitung nilai Q2 = (1/n) x R2/3 x s1/2 x A dalam (m3/detik)
j. Apabila Q2 < Q1, maka perhitungan harus diulang dengan asumsi B dan H yang
baru.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 12
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Perhitungan Drainase Sistem Gravitasi

Data yang digunakan :

 Vs. rata-rata : 1,1 m/dtk


 to. Sekunder : 10 menit
 to. Tersier : 7 menit
 C : 0,68
 Cs : 0.8
 B:H
 n : 0,02
 m:0
 Vmaks : 2,5 m/dtk
 Vmin : 1 m/dtk
 Mencari nilai debit maksimum
Qmaks = 0,00278 x C x Cs x I x A (m3/dtk)

 Penampang Persegi
B=H

A=BxH

P = 2H + B

1
Q= x R ⅔ x s½ x A
𝑛

Contoh Perhitungan :

Saluran O-6

Elv. Hulu : +2,1

Elv. Hilir : +1,3

L : 482,57 m

to : 10 menit

A : 10,58 Ha

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 13
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

𝐿 482,57
td = (60 𝑥 𝑉𝑠) = (60 𝑥 2,5) = 7,312 menit

tc = to + td = 10 + 7,312 = 17,312 menit

𝐸𝑙𝑣. 𝐻𝑢𝑙𝑢−𝐸𝑙𝑣. 𝐻𝑖𝑙𝑖𝑟 2,1 − 1,3


Slope = = = 0.0017
𝐿 82,57

Rumus Intesitas didapat dari grafik : I = 308,48x-1,048

I = 308,48 x 17,312-1,048 = 15,54 mm/jam

Q = 0,00278 x C x Cs x I x A

= 0,00278 x 0,68 x 0,8 x 15,54 x 10,58

= 0,283 m3/detik

Asumsi : B = 0,7 m

H = 0,7 m

A=BxH

P = B + 2H

𝐴
R= 𝑃

Nilai slope direncanakan : 0,001

A = B x H = 0,7 x 0,7 = 0,49 m²

P = B + 2H = 0,7 + (2 x 0,7) = 2,1 m

𝐴 0,49
R =𝑃= = 0,233 m
2,1

𝑄 0,283
V = = = 0,578 m/detik
𝐴 0,49

1
Q = x R ⅔ x s½ x A
𝑛

1
= x 0,233⅔ x 0,001½ x 0,49
0,02

= 0,294 m3/detik

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 14
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

2.3. Drainase Sistem Non Gravitasi (Sistem Polder)

Komponen drainase sistem polder terdiri dari pintu air, kolam retensi, dan
stasion pompa. Pintu air berfungsi untuk mengisolasi atau memproteksi daerah
tangkapan ( catchment area ) sistem polder terhadap masuknya air banjir dari
luar. Station pompa berfungsi mengendalikan muka air didalam daerah
tangkapan sistem polder pada saat terjadi banjir atau hujan lokal. Station
pompa digunakan untuk menyalurkan debit banjir akibat hujan lokal keluar
daerah tangkapan sistem polder. Berhubung debit banjir yang masuk lebih
besar dari pada debit atau kapasitas pompa banjir, maka diperlukan kolam
retensi untuk menampung kelebihan debit banjir tersebut. Besarnya volume
tampungan kolam retensi tergantung pada luas kolam dan beda tinggi muka air
maksimum dan minimum dikolam, sehingga kedudukan muka air dikolam
retensi harus dijaga selalu minimum. Pada perhitungan drainase sistem
gravitasi yang dilakukan, maka didapat saluran dengan debit tertinggi 4,003
m3/detik yakni pada saluran I1 – 1. Oleh sebab itu, akan dibuat polder pada
daerah saluran tersebut.

2.3.1 Perhitungan Kapasitas Pompa


Untuk menghitung kapasitas pompa berdasarkan hujan kumulatif yang
terjadi didaerah tangkapan sistem polder.
y1 = 308,48x-1,048
y2 = Ip.x
Dimana: x : lama pengeringan ( jam )
y1 : persamaan kurva masa hujan
y2 : persamaan intensitas kapasitas pompa
y1 = y2
308,48x-1,048= Ip x 3,5
308,48 x 3,5-1,048= Ip x 3,5
Ip = 2,371 mm/jam

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 15
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

2.3.2 Perhitungan Volume Tampungan


Volume tampungan terdiri dari 3 ( tiga ) komponen, yaitu :
1. Volume tampungan dikolam retensi ( Vk )
2. Volume genangan yang diijinkan terjadi ( Vg ) = 0
3. Volume tampungan disaluran drainase ( Vs ) dimana biasanya diabaikan (
lebih aman ) = 0

Dihitung berdasarkan hidrograf banjir yang masuk ke pompa dan kolam


retensi. Dimana :
 Qmaks = debit banjir maksimum = 4,003 m3/detik
 Nilai Q (debit banjir rencana) dan A (luas) diambil dari hitungan pada
drainase sistem gravitasi, yaitu Q = 4,003 m3/detik dan A = 6,07 Ha
 Muka air maksimum kolam = elevasi muka air di saluran utama = +1,65
m
 Muka air minimum kolam = elevasi dasar saluran di hilir saluran utama
= +1,5 m
 Kapasitas Saluran = 1,439 m3/detik
 n=2
 tc kumulatif di saluran D =16,06 menit = 16,06 x 60 = 963,6 detik

4,003 m3/detik

1,439 m3/detik

Gambar 2.1 Kurva Kapasitas Pompa Dan Volume Tampungan

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 16
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Rumus yang digunakan yaitu :

 Vt = ((Qmaks – kapasitas saluran)2.n.tc)/ (2.Qmaks) ( m3 )


Vt = ((4,003 – 1,439)2 x 2 x 963,6) / (2 x 4,003)) = 1582,51 m3
 Qp = Vt/waktu pengeringan = 1582,3 / 3,5 jam x 3600 = 0,126 m3/detik

2.3.3 Perhitungan Lebar Pintu


Dimensi pintu air dihitung berdasarkan debit banjir maksimum ( Qmaks ) =
4,003 m3/detik
Aliran dipintu air dalam kondisi kritis, maka memakai rumus:
Qmaks = m x h x hkr x ( 2 x g x △hk )0,5

Keterangan : m = Koefisien debit ( tergantung bentuk ambang, untuk ambang


bulat m= 1)
b = lebar pintu ( m )
hkr = kedalaman air kritis dibagian hilir ( 0,667H ) = 0,667 x 0,95
= 0,63 m
△hkr = beda tinggi kritis ( 0,333H ) = 0,333.0,95 = 0,32 m
4,003 = 1 x b x 0,63 x ( 2 x 9,81 x 0,32 )0,5
b = 2,536 m ≈ 2,6 m

2.3.4 Perhitungan Daya Pompa

𝑄 𝑥 𝐻𝑝 𝑥 𝛶
P=
𝜇
Keterangan :

P = Daya Pompa
Hp = Head Pompa (m)
𝛾 = berat jenis air (1000 kg/m3)
Q = debit aliran (m3/s)
𝜇 = efisiensi pompa
Hp = Hstatis + ƩHf

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 17
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Hstatis = Elevasi mulut pipa di atas sungai - Elevasi muka air minimum
kolam
= 0,454 – (0,015)
= 0,439 m
Mencari kecepatan pada pipa dengan D = 0,267 m
𝑄𝑝
V =
𝐴
0,126
= 1
4
×3,14×0,2672

= 2,25 m/s
Mencari f untuk mengetahui Hf dengan cara trial error dengan mencari data
Re pada pipa PVC dengan D = 0,267 m
vxD k 0,000024
Re = =
ϑ 𝐷 0,267
2,25 𝑥 0,267
= = 8,99 x 10-5
0,8598x10−6

= 0,69 x107

Dengan diagram moody didapatkan f = 0,01


 Hf1 akibat gesekan :

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 18
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

L v2
Hf1 = f x x
D 2g

5,21 2,252
= 0,01 x x
0,267 2x9,81

= 0,05 m

 Hf2 akibat belokan :

v2
Hf2 = k x
2g

2,252
=1x
2x9,81

= 0,26 m

 Hf3 akibat gesekan :

L v2
Hf3 = f x x
D 2g

3,75 2,252
= 0,0125 x x
0,267 2x9,81

= 0,045 m

 Hf4 akibat belokan :

v2
Hf4 = k x
2g

2,252
=1x
2x9,81

= 0,26 m

 Hf5 akibat gesekan :

L v2
Hf5 = f x x
D 2g

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 19
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

0,5 2,252
= 0,01 x x
0,267 2x9,81

= 2,15 m

 Hf6 akibat pipa yang keluar ke reservoir :

v2
Hf6 = k x
2g

2,252
=1x
2x9,81

= 0,26 m

ƩHf = Hf1 + Hf2 + Hf3 + Hf4 + Hf5 + Hf6

= 0,05 + 0,26 + 0,045 +0,26 + 2,15 + 0,26

= 3,025 m

Hp = Hstatis + ƩHf

Hp = 2,15 + 3,025

= 5,175 m

𝜇 = 0,78

Menghitung Daya pompa

𝑄 𝑥 𝐻𝑝 𝑥 𝛶
P=
𝜇

0,126 𝑥 5,175 𝑥 1000


P= = 835,96 kg.m / s
0,78

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 20
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

 Perhitungan kolam
misal: luas kolam = 1,3% x luas tangkapan
= 1,3% x 6,07 Ha
= 0,08 Ha
= 800 m2
Maka dimensi = 40m x 20m
 Volume kolam = luas kolam x (elevasi hulu – elevasi hilir)
= 800 x 0,15
= 1200 m3
 Digunakan pompa Q = 0,126 m3/detik = 453,6 m3/jam
dengan waktu operasional 3,5 jam / hari
maka Q = 453,6 m3/jam x 3,5 jam
= 1587,6 m3
 Dengan volume 120 m3 , maka jumlah pompa
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1200
n= = 453,6 = 2,6 = 3 pompa
𝑄 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎

 Perhitungan pintu air


𝑉^2 2,7^2
Δh = = 2 𝑥 9,81 = 0,37
2𝑔

h = H – Δh = 0,4– 0,37 = 0,03 m


 Menghitung lebar pintu air
Qp =AxV
453,6/3600 = b x 0,03 x 2,7
b = 0,15
 Perhitungan kapasitas pompa cara 1
tc = 16,06 menit
3111
I = (𝑡𝑐+19,6)0,87
3111
= (16,06+19,6)0,87

= 138,84 mm/jam

Qmaks = 0,00278 . C . Cs . I . A

= 0,00278 . 0,68 . 0,8 . 138,84 . 6,07

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 21
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

= 1,274 m3/detik

Vk = AK . ( MAX - MIN )

= 800 ( 2– 1 ) = 800 m3

Vg = 17% . A . t

= 17% . 800 . 0,14

= 19,04 m3

Vt = Vk + Vg

= 800 + 19,04

= 819,04 m3

2 .𝑄 𝑚𝑎𝑘𝑠 .𝑉𝑡
Qp = Q maks – √ 𝑛 .𝑡𝑐

2 𝑥 1,274 𝑥 819,04
= 1,274 - √ 3 . 16,06

= 5,307 m3/detik

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 22
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

BAB III

PENGENDALIAN BANJIR

3.1 Gambaran Umum

Hampir seluruh negara di dunia mengalami masalah banjir, tidak terkecuali


di negara-negara yang telah maju sekalipun. Masalah tersebut mulai muncul sejak
manusia bermukim dan melakukan berbagai kegiatan di kawasan yang berupa
dataran banjir (flood plain) suatu sungai. Kondisi lahan di kawasan ini pada
umumnya subur serta menyimpan berbagai potensi dan kemudahan sehingga
mempuyai daya tarik yang tinggi untuk dibudidayakan. Oleh karena itu, kota-kota
besar serta pusat-pusat perdagangan dan kegiatan-kegiatan penting lainnya seperti
kawasan industri, pariwisata, prasarana perhubungan dan sebagainya sebagian
besar tumbuh dan berkembang di kawasan ini.

Berbagai upaya pencegahan yang telah dilaksanakan masih perlu


dikembangkan dan disempurnakan baik baik menyangkut upaya fisik (struktural)
maupun non fisik (non struktural). Upaya fisik yang masih perlu disempurnakan
antara lain dalam rangka mengantisipasi kejadian banjir yang lebih besar dari debit
banjir yang dikendalikan.

3.1.1. Pengertian yang terkait dengan Masalah Banjir

Beberapa istilah, pengertian dan rumusan yang menyangkut banjir,


masalah banjir dan upaya untuk mengatasinya yang telah popular dan beredar
luas di masyarakat maupun di lingkungan aparatur pemerintah sampai saat ini
masih banyak yang keliru. Kekeliruan, ketidakseragaman dan keterbatasan
pengertian masyarakat terhadap masalah ini menimbulkan dampak negatif
terhadap upaya mengatasi masalah banjir, antara lain berupa kurangnya
kepedulian dan peran masyarakat dalam mengatasi masalah banjir serta
kesalahan persepsi menyangkut upaya mengatasi banjir. Sebagian besar
masyarakat beranggapan bahwa upaya mengatasi banjir adalah merupakan
kewenangan dan tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Demikian pula
adanya pemahaman yang keliru terhadap kinerja sistem pengendali banjir,

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 23
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

dengan menganggap bahwa begitu sistem pengendali banjir dibangun


masalah banjir hilang.

Beberapa istilah dan pengertian teknis yang perlu dimengerti dan


dipahami oleh masyarakat secara benar antara lain tentang :

1. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang
terbentuk secara alamiah dimana air meresap dan / atau mengalir melalui
sungai dan anak-anak sungai yang bersangkutan
2. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam
satu atau lebih daerah aliran sungai
3. Dataran banjir (flood plain) adalah lahan / dataran yang berada dikanan kiri
sungai yang sewaktu-waktu dapat tergenang banjir. Berdasarkan Peraturan
Menteri PU No. 63/1993 tentang Garis Sempadan Sungai dan Bekas Sungai,
batas dataran banjir ditetapkan berdasarkan debit rencana sekurang-
kurangnya untuk periode ulang 50 tahunan. Contoh : kurang lebih 40%-50%
wilayah DKI Jakarta berada didataran banjir 13 sungai yang melewatinya.
Real state, hotel mewah, pertokoan, perkantoran, dan perumahan mewah di
DKI Jakarta yang terendam banjir pada bulan Januari – Februari 2002
semuanya berada didataran banjir.
4. Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai
dihitung dari tepi sungai sampai dengan tepi tanggul sebelah dalam. Fungsi
bantaran sungai adalah tempat mengalirnya sebagian debit sungai pada saat
banjir (high water channel). Sehubungan dengan itu, maka pada bantaran
sungai dilarang membuang sampah dan mendirikan bangunan untuk hunian.

3.1.2. Proses Terjadinya Masalah Banjir


Berdasarkan kamus ICID, banjir “flood” didefinisikan sebagai : “a
relatively high flow or stage in a river, markedly higher than usual; also the
inundation of low land which may result there from. A body of water, rising,
sweeling, and overflowing land not usually this covered.” Definisi banjir
(flood) menurut kamus tersebut sama sekali tidak mengandung pengertian
adanya gangguan, kerusakan, kerugian maupun bencana terhadap umat

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 24
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

manusia, dan hanya menggambarkan suatu kejadian/ gejala/ peristiwa.


Kejadian tersebut tidak selalu berakibat buruk terhadap kehidupan manusia.,
sehingga perlu dibedakan antara banjir yang menimbulkan masalah terhadap
kehidupan manusia (masalah banjir) dan banjir yang tidak menimbulkan
masalah. Pada kondisi tertentu kejadian tersebut justru dapat mendatangkan
manfaat misalnya dengan terjadinya proses kolmatase di dataran banjir yang
berupa rawa-rawa. Luapan banjir juga membawa unsur hara yang dapat
menyuburkan tanah di dataran banjir. Genangan di dataran banjir akibat
luapan sungai menimbulkan masalah apabila dataran banjir yang
bersangkutan telah dikembangkan / dibudidayakan.
Genangan yang terjadi sehubungan dengan aliran di saluran drainase
akibat hujan setempat yang terhambat masuk ke saluran induk dan atau ke
sungai, sering juga disebut banjir. Untuk membedakan antara genangan
akibat luapan sungai dengan genangan akibat hujan setempat yang kurang
lancer mengalir ke sungai, atau akibat keduanya seringkali mengalami
kesulitan.
Masalah banjir pada umumnya terjadi akibat adanya interaksi berbagai
faktor penyebab, baik yang bersifat ilmiah maupun beberapa faktor lain yang
merupakan akibat/ pengaruh/ dampak kegiatan manusia.
Berbagai faktor yang bersifat alamiah dapat dibagi dalam 2 (dua)
kelompok. Kelompok pertama menyangkut kondisi alam yang relatif statis
antara lain : kondisi fisiografi dan kondisi alur sungai (pembendungan/
hambatan akibat meandering alur sungai, bottle neck, ambal alam,
kemiringan dasar sungai yang landai), dan kelompok kedua menyangkut
peristiwa/ kejadian alam yang bersifat dinamis antara lain berupa : curah
hujan yang tinggi, pembendungan di muara sungai akibat pasang dari laut,
pembendungan dari sungai induk terhadap anak sungai, amblesan tanah (land
subsidence), dan sedimentasi (agradasi dasar sungai).
Pengaruh kegiatan manusia antara lain berupa : pengembangan/
pembudidayaan dan penataan ruang di dataran banjir yang tidak/ kurang
mempertimbangkan adanya ancaman/ resiko tergenang banjir,
pembudidayaan dan penataan ruang DAS hulu yang kurang memperhatikan

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 25
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

kaidah-kaidah konservasi tanah dan air, pembudidayaan bantaran sungai


untuk pemukiman, pembangunan sistem drainase di kawasan pemukiman/
perkotaan yang tidak berwawasan konservasi sehingga memperbesar debit
banjir di sungai, bangunan silang (jembatan, gorong-gorong, siphon, pipa air,
dsb) yang menghambat aliran banjir, sampah padat yang dibuang di sungai
sehingga mengurangi kapasitas pengaliran sungai, pendangkalan sungai
akibat erosi dan sedimentasi yang berlebihan, keterbatasan pengertian
masyarakat tentang fenomena alam berupa banjir yang bersifat dinamis,
keterbatasan biaya pembangunan prasarana pengendali banjir dan biaya
operasi dan pemeliharaannya, kemiskinan, terbatasnya upaya pengaturan dan
pengawasan, dan sebagainya.

3.1.3. Upaya Mengatasi Masalah Banjir Secara Umum


Untuk mengatasi masalah banjir dan genangan sampai saat ini
masih mengandalkan pada upaya yang bersifat represif dengan
melaksanakan berbagai kegiatan fisik atau upaya struktur yaitu membangun
sarana dan prasarana pengendali banjir dan atau memodifikasi kondisi
alamiah sungai sehingga membentuk suatu sistem pengendali banjir (in-
stream). Langkah tersebut diterapkn hampir di seluruh negara-negara di
dunia yang mengalami masalah banjir. Sedangkan upaya preventif yang pada
dasarnya merupakan kegiatan non struktur penerapannya masih terbatas.
Dibeberapa negara upaya struktur telah dikombinasikan dengan upaya
nonfisik atau nonstruktur (off-stream) sehingga membentuk sistem
penanganan yang menyeluruh atau komprehensif dan terpadu. Ada juga
negara yang mulai meninggalkan upaya struktur dan lebih mengutamakan
upaya nonstruktur. Kedua jenis upaya ini berfungsi untuk menekan atau
memperkecil besarnya masalah banjir (flood damage mitigation) dan tidak
dapat menghilangkan atau membebaskan masalah secara mutlak. Berbagai
jenis kegiatan fisik atau struktur berikut manfaatnya antara lain :
a. Pembangunan tanggul banjir untuk mencegah meluapnya air banjir sampai
tingkat / besaran banjir tertentu. Dengan dibangun tanggul terbentuk
penampang sungai yang tersusun untuk mengalirkan debit banjir rencana.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 26
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

b. Normalisasi alur sungai, penggalian sudetan, banjir kanal, dan interkoneksi


antar sungai untuk merendahkan elevasi muka air banjir sungai. Berbagai
kegiatan ini harus direncanakan dengan sangat hati-hati mengingat
perubahan apapun yang dilakukan terhadap sungai akan menimbulkan reaksi
yang boleh jadi berlawanan dengan yang diingini pengelola.
c. Pembangunan waduk penampung dan atau retensi banjir, banjir kanal dan
interkoneksi untuk memperkecil debit banjir, serta
d. Pembangunan waduk atau polder, pompa dan sistem drainase untuk
mengurangi luas dan tinggi genangan.
Masing-masing jenis prasarana fisik tersebut diatas dapat berdiri
sendiri atau dikombinasikan satu dengan lainnya sehingga membentuk satu
kesatuan sistem pengendali banjir. Kondisi dan permasalahan pada setiap
sungai selalu berbeda atau tidak ada yang sama, sehingga penetapan sistem
pengendali banjir yang optimal pada setiap sungai harus melewati suatu
kajian yang menyeluruh dengan membandingkan beberapa alternatif atau
kombinasi. Sistem tersebut didesain berdasarkan besaran debit banjir
tertentu yang lazimnya didasarkan pada periode ulang banjir, misalnya debit
banjir 5 tahunan, 10 tahunan, 25 tahunan, 50 tahunan, dan 100 tahunan sesuai
dengan tingkat kelayakannya, dan bukan untuk debit banjir yang terbesar.
Oleh sebab itu, upaya struktur ini selalu mengandung keterbatasan, atau tidak
dapat membebaskan lahan dataran banjir terhadap kemungkinan tergenang
banjir secara mutlak. Meskipun telah dilaksanakan upaya struktur, pada
lahan dataran banjir tetap berisiko tergenang banjir.
Perencanaan teknis sistem pengendalian banjir (secara fisik) yang
selama ini dikerjakan adalah didasarkan pada debit banjir tertentu tanpa
mengantisipasi terjadinya debit banjir yang lebih besar dari debit banjir
rencana. Terjadinya kerusakan dan bencana banjir yang relatif besar yang
sering terjadi akhir-akhir ini antara lain disebabkan oleh masalah ini.
Terdapat berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, yang disebut
upaya nonstruktur. Masyarakat yang tinggal di lahan yang berupa dataran
banjir harus sadar dan memahami bahwa meskipun telah dibangun prasarana
fisik pengendali banjir, lahan tersebuut sewaktu-waktu masih dapat

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 27
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

tergenang banjir. Mereka harus selalu siap dan waspada serta ikut berupaya
menekan besarnya kerugian / bencana, antara lain dengan membangun
rumah panggung dan berbagai upaya “penyesuaian” lainnya. Antisipasi
lainnya misalnya konstruksi bangunan pengendali banjir seperti misalnya
tanggul untuk daerah pemukiman / perkotaan padat harus cukup aman dan
stabil serta tidak jebol pada saat terjadi limpasan banjir diatas tanggul.
Kegiatan nonstruktur / nonfisik bertujuan untuk menghindarkan dan
juga menekan besarnya masalah yang ditimbulkan oleh banjir, antara lain
dengan cara mengatur pembudidayaan lahan di dataran banjir dan di DAS
sedemikian rupa sehingga selaras dengan kondisi dan fenomena lingkungan/
alam termasuk kemungkinan terjadinya banjir. Untuk itu, maka sebagai
pelaku utama dari kegiatan ini adalah masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Upaya-upaya nonstruktur tersebut dapat berupa :
a. Konservasi tanah dan air di DAS hulu untuk menekan besarnya aliran
permukaan dan mengendalikan besarnya debit puncak banjir serta
pengendalian erosi untuk mengurangi pendangkalan / sedimentasi di dasar
sungai. Kegiatan ini merupakan gabungan antara rekayasa teknik sipil
dengan teknik agro, yang bertujuan untuk mengendalikan aliran permukaan
antara lain dengan terasering, bangunan terjunan, check dam / dam penahan
sedimen, dan pengendali sedimen, kolam retensi, penghijauan, dan reboisasi
serta sumur resapan.
b. Pengelolaan dataran banjir (flood plain management) berupa penataan ruang
dan rekayasa di dataran banjir yang diatur dan menyesuaikan sedemikian
rupa sehingga risiko / kerugian / bencana yang timbul apabila tergenang
banjir sekecil mungkin (flood risk / flood damage management). Rekayasa
yang berupa bangunan antara lain berupa : rumah tipe panggung, rumah
susun, jalan laying, jalan dengan perkerasan beton, pengaturan penggunaan
rumah / gedung bertingkat, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa di bidang
pertanian dapat berupa pemilihan varietas tanaman yang tahan genangan.
Perangkat lunak yang diperlukan antara lain berupa flood plain zoning, flood
risk map, dan rambu-rambu atau papan peringatan yang dipasang di dataran
banjir.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 28
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

c. Penataan ruang dan rekayasa di DAS hulu (yang dengan pertimbangan


tertentu kemungkinan ditetapkan menjadi kawasan budidaya) sedemikian
rupa sehingga pembudidayaan / pendayagunaan lahan tidak merusak kondisi
hidrologi DAS dan tidak memperbesar debit dan masalah banjir.
d. Penanggulangan banjir (flood fighting) untuk menekan besarnya bencana
dan mengatasinya secara darurat. Kegiatan ini merupakan bagian dari
kegiatan satkorlak penanggulangan banjir, yang dilaksanakan sebelum
kejadian banjir (meliputi perondaan dan pemberian peringatan dini kepada
masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir / dataran banjir), pada saat
kejadian banjir berupa upaya penyelamatan, pengungsian penutupan tanggul
yang bocor dan atau limpas, maupun kegiatan pasca banjir yang berupa
penanganan darurat perbaikan kerusakan akibat banjir.
e. Penerapan sistem prakiraan dan peringatan dini untuk menekan besarnya
bencana bila banjir benar-benar terjadi. Upaya ini untuk medukung kegiatan
penanggulangan banjir.
f. Flood proofing yang dilaksanakan sendiri baik oleh perorangan, swasta
maupun oleh kelompok masyarakat untuk mengatasi masalah banjir secara
lokal, misalnya diompleks perumahan / real state, industri, antara lain dengan
membangun tanggul keliling, polder dan pompa, serta rumah panggung.
g. Peran masyarakat yang didukung penegakan hukum antara lain dalam
menaati ketentuan menyangkut tata ruang dan pola pembudidayaan dataran
banjir dan DAS hulu, menghindarkan terjadinya penyempitan dan
pendangkalan alur sungai akibat sampah padat maupun bangunan / hunian
dan tanaman di daerah sempadan sungai.
h. Penetapan sempadan sungai yang didukung dengan penegakan hukum.
Dasar hukum yang dapat dipakai sebagai acuan adalah Peraturan Menteri PU
No. 63 Tahun 1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat
Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Pada setiap sungai
harus ditetapkan batas sempadannya yang diatur dengan Peraturan Daerah.
i. Penyuluhan dan pendidikan masyarakat lewat berbagai media meyangkut
berbagai aspek dalam rangka meningkatkan pemahaman, keedulian dan
perannya.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 29
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

j. Penanggulangan kemiskinan (proverty alleviation). Masyarakat miskin di


perkotaan banyak yang terpaksa menghuni daerah sempadan sungai yang
seharusnya bebas hunian karena sangat membahayakan keselamatan
jiwanya, demikian pula masyarakat petani lahan kering di DAS hulu pada
umumnya miskin sehingga kesulitan untuk melaksanakan pola bercocok
tanam yang menunjang upaya konservasi tanah dan air.
Belajar dari pengalaman yang selama ini dilaksanakan termasuk
pengalaman dari negara-negara lain dengan berbagai keberhasilan dan
kekurangan yang ada, dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi masalah
banjir di Indonesia tidak cukup hanya megandalkan upaya yang bersifat
fisik / struktur saja sebagaimana yang selama ini dilaksanakan, dan harus
merupakan gabungan antara upaya struktur dengan upaya nonstruktur.
Terhadap upaya struktur yang telah dilaksanakan masih perlu
disempurnakan dan dilengkapi dengan upaya nonstruktur.

3.1.4. Penyebab dan Upaya Menanggulangi Banjir


Upaya mengatasi masalah banjir di Indonesia telah dilaksanakan
sejak lama, namun masalah banjir tidak kunjung berkurang, dan sebaliknya
justru semakin meningkat. Beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain
:
a. Konsep penanganan masalah yang kurang tepat dan kurang novatif, hanya
mengandalkan upaya fisik / struktur
b. Belum adanya kesamaan pemahaman diantara para stakeholders
(masyarakat, swasta dan pemerintah) menyangkut banjir, masalah banjir dan
upaya mengatasinya yang ditunjang prinsip-prinsip transparasi dan
akuntabilitas.
c. Kegiatan pengaturan, pembinaan dan pengawasan oleh yang berwenang
yang tidak memadai
d. Sumber daya (terutama sumber daya manusia yang memahami dan ahli di
bidang ini sebagai perencana, pelaksana dan pemelihara) yang sangat
terbatas

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 30
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Untuk mengatasi masalah itu diperlukan kerjasama berbagai pihak


terutama dalam mengubah atau menyempurnakan kebijakan, strategi dan
berbagai upaya yang telah ada, yang bersifat lintas sektor dan melibatkan
seluruh stakeholders.

3.2 Sistem Pengendalian Banjir


3.2.1 Analisis Flood Routing
1. Data Inflow Waduk
Tabel 3.1 Data Inflow Waduk

T
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(jam)
Q
8 126 280 377 310 260 198 146 90 60 36 20 10
(m3/det)

Inflow Waduk
400
350
300
Q (m3/det)

250
200
150
100
50
0
0 2 4 6 8 10 12 14
T (jam)

2. Data Tampungan Waduk


Tabel 3.2 Data Tampungan Waduk

Elv. Muka Air


90 90.5 91 91.5 92 92.5 93 93.5 94 94.5
Waduk (m)
Volume Waduk
50.06 51.2 52.5 53.78 55.78 57.28 58.36 59.9 60.96 62.76
(m³/det) x 10⁶

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 31
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Tampungan Waduk
95
94.5

Elevasi Muka Air Waduk (m)


94
93.5
93
92.5
92
91.5
91
90.5
90
89.5
50 52 54 56 58 60 62 64
Volume (x 10^6 m3)

Perhitungan Flood Routing


 Kolom 1 : Masukkan step perhitungan
 Kolom 2 : Masukkan data jam ke sesuai data tabel inflow waduk
 Kolom 3 : Ubah jam menjadi detik (1 jam = 3600 detik)
 Kolom 4 : Masukkan nilai besarnya inflow waduk sesuai data tabel
inflow waduk
 Kolom 5 : Hitung rata-rata nilai inflow waduk dari diantara 2 jam dari
kolom 4
 Kolom 6 : Hitung volume inflow (inflow rata-rata (m³/det) x waktu
(det))
 Kolom 7 : Asumsikan nilai elevasi mercu waduk
 Kolom 8 : Hitung nilai outflow waduk (O = B x Cd x ∆h1,5

Keterangan : O : Outflow waduk

B : Lebar spillway (asumsi 40 m)

Cd : Koefisien debit diambil nilai konstan sebesar 2,5

∆h : Tinggi air diatas spillway (m)

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 32
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

 Kolom 9 : Hitung rata-rata nilai outflow waduk selama 2 jam dari


kolom 8
 Kolom 10 : Volume outflow = outflow rata-rata x waktu
 Kolom 11 : Hitung tampungan waduk (∆S) = volume inflow – volume
outflow
 Kolom 12 : Tampungan total, menambahkan daya tampung awal
dengan nilai ∆S
 Kolom 13 : Elevasi muka air di waduk

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 33
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.3 Normalisasi Alur Sungai (Bangunan terjun/pengatur debit sungai)


Data Panjang Sungai
Tabel 3.4 Tabel Data Panjang Alur Sungai (Ls)
Sungai 1-2 2-3 3-4 3-5
Panjang (km) 21,60 11,18 14,07 96,0

3.3.1 Alur sungai 1-2

 Debit = 176,2 m3/s

 Elevasi di titik 1 = +44,00 m

 Elevasi di titik 2 = +20,08 m

 Panjang alur sungai 1-2 (L1-2) = 21,60 km

 Kemiringan alur sungai 1-2 = 0,00110

 Kemiringan Stabil = 0,00104

 Jumlah Bangunan Terjun yang diperlukan

Karena Is > Io maka tidak diperlukan bangunan terjun

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 34
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.3.2 Alur sungai 2-3

 Debit = 10,08 m3/s

 Elevasi di titik 2 = +20,08 m

 Elevasi di titik 3 = +10,06 m

 Panjang alur sungai 2-3 (L2-3) = 11,18 km

 Kemiringan alur sungai 2-3 (Io) = 0,000896

 Kemiringan Stabil (Is) = 0,000946

 Jumlah Bangunan Terjun yang diperlukan

Karena Is > Io maka tidak diperlukan bangunan terjun

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 35
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.3.3 Alur sungai 3-4

 Debit = 4,032 m3/s


 Elevasi di titik 3 = +10,06 m
 Elevasi di titik 4 = -2,36 m
 Panjang alur sungai 3-4 (L3-4) = 14,07 km
 Kemiringan alur sungai 3-4 (Io) = 0,000885
 Kemiringan Stabil (Is) = 0,000846
 Jumlah Bangunan Terjun yang diperlukan

Karena Is < Io maka diperlukan bangunan terjun

𝐿𝑠 𝑥(𝐼𝑜−𝐼𝑠)
=
𝐻𝑚𝑎𝑥

14070 𝑥 (0,000885−0,000846)
=
2

= 0,274 ≈ 1 Buah

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 36
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.3.4 Alur sungai 3-5

 Debit = 6,048 m3/s


 Elevasi di titik 3 = +10,060 m
 Elevasi di titik 5 = -1,48 m
 Panjang alur sungai 3-5 (L3-5) = 96,0 km
 Kemiringan alur sungai 3-5 = 0,000120
 Kemiringan Stabil = 0,000842
 Jumlah Bangunan Terjun yang diperlukan
Karena Is > Io maka tidak diperlukan bangunan terjun

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 37
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.4 Analisis Kolam Banjir


Data Tampungan Kolam
Tabel 3.5 Data Tampungan Kolam

Elevasi Muka Air Kolam


20 20.5 21 21.5 22 22.5 23 23.5
(m)
Volume Kolam (*10^4
0.5 2.6 8.8 16 23 30.7 37.7 44.7
m3)

Tampungan Kolam
24

23.5
Elevasi Muka Air Kolam (m)

23

22.5

22

21.5

21

20.5

20

19.5
0 10 20 30 40 50
Volume (x 10^4 m3)

Volume efektif kolam adalah elevasi muka air kolam rendah +20 m sampai
dengan elevasi muka air tinggi kolam +23,5 m. normalisasi alur 2-3 dengan
kapasitas pengaliran rencana Q₂ = 10,08 m³/s. Besarnya volume efektif kolam yaitu:
Vefektif = 44,7 x 10⁴ - 0,5 x 10⁴
= 44,20 x 10⁴ m3
3.4.1 Dimensi Kolam
Penentuan dimensi kolam retensi berdasarkan pada perhitungan
debit rencana yang masuk kolam dari saluran inflow.
Dari perhitungan V inflow dan V outflow dapat diketahui kapasitas
kolam penampungan yang diperlukan yaitu sebesar 42,546 x 104 m3.
Maka dimensi kolam dapat dihitung sebagai berikut :

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 38
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

V=AxH
Dimana : V = volume kolam (m3)
A = luas kolam (m2)
H = kedalaman kolam (m)
Direncanakan :
V = 42,546 x 104 m3
A = 42 x 104 m2
𝑉 42,546 x 104
H=𝐴= = 1,013 m
42 x 104

Kedalaman diambil 3 m

3.4.2 Perhitungan Tampungan Kolam

Kolom 1 : Berisi urutan nomor step yang dilakukan.

Kolom 2 : Nilai Outflow waduk berdasar tabel flood routing

Kolom 3 : Mengubah jam menjadi detik (1 jam = 3600 detik).

Kolom 4 : Nilai debit Q2-3

Kolom 5 : Debit Kolam (Q1-2 – Q2-3)

Kolom 6 : Rata rata Debit masuk kolam pada dua jam tertentu

Kolom 7 : Volume yang masuk kolam (Debit kolam x waktu dalam


detik)

Kolom 8 : Debit keluar

Kolom 9 : Volume debit keluar (Debit keluar rata rata antara dua jam
x waktu dalam detik)

Kolom 10 : Volume tampungan (Volume masuk – Volume keluar)

Kolom 11 : Tampungan total (Volume tampungan + Volume kolam


berdasar tabel data tampungan kolam)

Kolom 12 : Elevasi muka air pada kolam

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 39
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.5 Desain Penampang Alur Sungai


3.5.1 Alur Sungai 1-2

Q1-2 = Qoutflow maksimum = 176,20 m3/s


Kemiringan Saluran ( Is ) = 0,00142

Lebar alur sungai ditentukan dengan nilai ( b ) = 8,6 m

Koefisien manning 𝑛 = 0,03

Bentuk penampang alur sungai ditentukan berbentuk trapesium


dengan m =1, maka ;

A= (𝑏 + 𝑚ℎ)ℎ

𝑃 = 𝑏 + 2ℎ√1 + 𝑚2

𝐴
𝑅= 𝑃

Dimana, A = Luas penampang sungai (m2)

P = Keliling basah penampang (m)

R = Jari-jari hidrolis (m)

b = Lebar Alur Sungai (m)

h = Tinggi Muka Air (m)

m = Kemiringan talud (m=1)

Untuk menghitung besarnya debit kapasitas pengaliran


menggunakan rumus Manning sebagai berikut ;
2 1
1
Qkap = × 𝑅 3 × 𝐼𝑠 2 × 𝐴
𝑛

Dimana, Qkap = Debit kapasitas pengaliran alur sungai (m3/s)

n = Koefisien manning (diambil 0,03)

Perhitungan Qkap (Debit Kapasitas Pengaliran) alur sungai 1-2


diperoleh dengan metode Trial and Error.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 40
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Tabel 3.5 Perhitungan debit kapasitas pengaliran alur sungai 1-2


Q
h (m) b (m) m Is n A (m²) P (m) R (m)
(m³/s)
5 8.3 1 0.00142 0.03 66.5 22.442 2.963 172.325
5 8.4 1 0.00142 0.03 67 22.542 2.972 173.974
5 8.5 1 0.00142 0.03 67.5 22.642 2.981 175.624
5 8.6 1 0.00142 0.03 68 22.742 2.990 177.276
5 8.7 1 0.00142 0.03 68.5 22.842 2.999 178.930
Berdasarkan hasil di atas, besarnya kapasitas pengaliran alur
sungai 1-2 lebih besar dari Qoutflow maksimum alur sungai 1-2, yaitu;
b = 8,6 m

h =5m

Fr (Tinggi Jagaan) = 1,58 m

A = 68 m2

P = 22,742 m

R = 2,990 m

Kapasitas pengaliran = 177,276 m3/s > Q outflow maksimum = 176,20


m3/s (OK!)

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 41
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.5.2 Alur Sungai 2-3

Q2-3 = 10,08 m3/s

Kemiringan Saluran ( Is ) = 0,000946

Lebar alur sungai ditentukan dengan nilai ( b ) = 2,6 m

Koefisien manning 𝑛 = 0,03

Bentuk penampang alur sungai ditentukan berbentuk trapesium


dengan m = 1, maka ;

𝐴 = (𝑏 + 𝑚ℎ)ℎ

𝑃 = 𝑏 + 2ℎ√1 + 𝑚2

𝐴
𝑅= 𝑃

Dimana, A = Luas penampang sungai (m2)

P = Keliling basah penampang (m)

R = Jari-jari hidrolis (m)

b = Lebar Alur Sungai (m)

h = Tinggi Muka Air (m)

m = Kemiringan talud (m=1)

Untuk menghitung besarnya kapasitas pengaliran menggunakan rumus


Manning sebagai berikut ;
2 1
1
Qkap = × 𝑅 3 × 𝐼𝑠 2 × 𝐴
𝑛

Dimana, Qkap = Debit kapasitas pengaliran alur sungai (m3/s)

n = Koefisien manning (diambil 0,03)

Perhitungan Qkap (Debit Kapasitas Pengaliran) alur sungai 2-3 diperoleh


dengan metode Trial and Error.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 42
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Tabel 3.6 Perhitungan debit kapasitas pengaliran alur sungai 2-3


A Q
h (m) b (m) m Is n P (m) R (m)
(m²) (m³/s)
2 2.3 1 0.000946 0.03 8.6 7.957 1.081 9.286
2 2.4 1 0.000946 0.03 8.8 8.057 1.092 9.569
2 2.5 1 0.000946 0.03 9 8.157 1.103 9.853
2 2.6 1 0.000946 0.03 9.2 8.257 1.114 10.137
2 2.7 1 0.000946 0.03 9.4 8.357 1.125 10.423
Berdasarkan hasil di atas, besarnya kapasitas pengaliran
alur sungai 2-3 lebih besar dari QBanjir alur sungai 2-3, yaitu;

b = 2,6 m

h=2m

Fr (Tinggi Jagaan) = 1 m

A = 9,2 m2

P = 8,257 m

R = 1,114 m

Kapasitas pengaliran = 10,137 m3/s > Q2-3 = 10,08 m3/s (OK!)

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 43
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.5.3 Alur Sungai 3-4

Q3-4 = 40% x 10,08 m3/s = 4,032 m3/s

Kemiringan Saluran ( Is ) = 0,000846

Lebar alur sungai ditentukan dengan nilai (b) = 1,4 m

Koefisien manning 𝑛 = 0,03

Bentuk penampang alur sungai ditentukan berbentuk trapesium


dengan m =1, maka ;

𝐴 = (𝑏 + 𝑚ℎ)ℎ

𝑃 = 𝑏 + 2ℎ√1 + 𝑚2

𝐴
𝑅= 𝑃

Dimana, A = Luas penampang sungai (m2)

P = Keliling basah penampang (m)

R = Jari-jari hidrolis (m)

b = Lebar Alur Sungai (m)

h = Tinggi Muka Air (m)

m = Kemiringan talud (m=1)

Untuk menghitung besarnya kapasitas pengaliran menggunakan


rumus Manning sebagai berikut ;
2 1
1
Qkap = × 𝑅 3 × 𝐼𝑠 2 × 𝐴
𝑛

Dimana, Qkap = Debit kapasitas pengaliran alur sungai (m3/s)

n = Koefisien manning (diambil 0,03)

Perhitungan Qkap (Debit Kapasitas Pengaliran) alur sungai 3-4


diperoleh dengan metode Trial and Error.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 44
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Tabel 3.7 Perhitungan debit kapasitas pengaliran alur sungai 3-4


A Q
h (m) b (m) m Is n P (m) R (m)
(m²) (m³/s)
1.5 1.2 1 0.000846 0.03 4.05 4.200 0.964 3.833
1.5 1.3 1 0.000846 0.03 4.2 4.300 0.977 4.009
1.5 1.4 1 0.000846 0.03 4.35 4.400 0.989 4.185
1.5 1.5 1 0.000846 0.03 4.5 4.500 1.000 4.363
1.5 1.6 1 0.000846 0.03 4.65 4.600 1.011 4.541
Berdasarkan hasil di atas, besarnya kapasitas pengaliran
alur sungai 3-4 lebih besar dari QBanjir alur sungai 3-4, yaitu;

b = 1,4 m

h = 1,5 m

Fr (Tinggi Jagaan) = 0,87 m

A = 4,35 m2

P = 4,4 m

R = 0,989 m

Kapasitas pengaliran = 4,185 m3/s > Q3-4 = 4,032 (OK!)

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 45
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.5.4 Alur Sungai 3-5

Q3-5 = 60% x 10,08 m3/s = 6,048 m3/s

Kemiringan Saluran ( Is ) = 0,000842

Lebar alur sungai ditentukan dengan nilai ( b ) = 2,5 m

Koefisien manning 𝑛 = 0,03

Bentuk penampang alur sungai ditentukan berbentuk trapesium


dengan m = 1, maka ;

𝐴 = (𝑏 + 𝑚ℎ)ℎ

𝑃 = 𝑏 + 2ℎ√1 + 𝑚2

𝐹
𝑅= 𝑃

Dimana, A = Luas penampang sungai (m2)

P = Keliling basah penampang (m)

R = Jari-jari hidrolis (m)

b = Lebar Alur Sungai (m)

h = Tinggi Muka Air (m)

m = Kemiringan talud (m=1)

Untuk menghitung besarnya kapasitas pengaliran menggunakan


rumus Manning sebagai berikut ;
2 1
1
Qkap = × 𝑅 3 × 𝐼𝑠 2 × 𝐹
𝑛

Dimana, Qkap = Debit kapasitas pengaliran alur sungai (m3/s)

n = Koefisien manning (diambil 0,03)

Perhitungan Qkap (Debit Kapasitas Pengaliran) alur sungai 3-5


diperoleh dengan metode Trial and Error.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 46
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Tabel 3.8 Perhitungan debit kapasitas pengaliran alur sungai 3-5


h b A Q
m Is n P (m) R (m)
(m) (m) (m²) (m³/s)
1.5 2.1 1 0.000842 0.03 5.4 5.1 1.059 5.426
1.5 2.2 1 0.000842 0.03 5.55 5.2 1.067 5.606
1.5 2.3 1 0.000842 0.03 5.7 5.3 1.075 5.787
1.5 2.4 1 0.000842 0.03 5.85 5.4 1.083 5.969
1.5 2.5 1 0.000842 0.03 6 5.5 1.091 6.150
Berdasarkan hasil di atas, besarnya kapasitas pengaliran alur sungai
3-5 lebih besar dari QBanjir alur sungai 3-5, yaitu;

b = 2,5 m

h = 1,5 m

Fr (Tinggi Jagaan) = 0,87 m

A = 6,0 m2

P = 5,5 m

R = 1,091 m

Kapasitas pengaliran = 6,15 m3/s > Q3-5 = 6,048 (OK!)

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 47
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.6 Perhitungan Backwater


Dari perhitungan sebelumnya diperoleh data sebagai berikut :
Q3-4 = 4,032 m3/s
Kemiringan Saluran ( Is ) = 0,000846
Lebar alur sungai ( b ) = 1,4 m
Tinggi air alur sungai 3-4 ( h ) = 1,5 m
Elevasi dasar saluran (Ed) di titik 4 = -2,30 m
Elevasi HWL pasang surut air laut = +2,67 m
Cek Backwater
Elevasi Muka air di titik 4 (Emd) = (-2,30m ) + (1,5 m )
= -0,8 m
Elevasi muka air karena pasang laut ( Emp) = +2,67 m
Emd < Emp
-0,8 < +2,67 (maka terjadi backwater)
Dari data di atas, untuk menghitung backwater maka menggunakan
Tabel Perhitungan Backwater pada halaman berikutnya.

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 48
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 49
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

3.7 Bangunan Pengatur Debit (Ambang tetap pada alur flood way)
Bangunan ambang merupakan bangunan pengatur debit.
Perpotongan alur sungai pada titik 3 menghasilkan dua alur sungai yaitu 3-
4 dan 3-5. Untuk keperluan penggelontoran kota, perlu dilakukan
pengaturan debit pada titik 3. Salah satu cara pengaturan debit adalah
dengan membuat bangunan yang dapat berupa ambang pada salah satu alur
sungai. Pada kasus ini, bangunan ambang diletakkan pada alur sungai 3-5.
Air akan melimpas melalui ambang jika debit minimum pada alur3-
4 yaitu 59,84 m3/detik terpenuhi. Sehingga apabila terjadi debit yang lebih
besar dari 59,84 m3/dt maka debit akan mengalir melalui ambang.
1. Perhitungan ketinggian ambang di alur 3 – 5 (Qmin)
Debit minimum = 10,08 m3/dt.
Lebar dasar alur sungai = 12 m
Kemiringan dasar = 0,000842
Koef. Manning (n) = 0,03
𝐴=𝑏𝑥ℎ
𝑃 = 𝑏 + 2ℎ
𝐴
𝑅= 𝑃

Dimana, b = Lebar Alur Sungai (m)


h = Tinggi Muka Air (m)
A = Luas penampang sungai (m2)
P = Keliling basah penampang (m)
R = Jari-jari hidrolis (m)
Untuk menghitung besarnya kapasitas pengaliran menggunakan rumus
manning sebagai berikut ;
1 2 1
𝑄= × 𝑅 3 × 𝐼𝑠 2 × 𝐴
𝑛
Dengan koefisien manning 𝑛 = 0,03

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 50
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Dengan metode Trial and Error diperoleh hasil sebagai berikut:


h b
Is N A (m²) P (m) R (m) Q (m³/s)
(m) (m)
0.8 12 0.000842 0.03 9.6 13.6 0.706 7.361
0.9 12 0.000842 0.03 10.8 13.8 0.783 8.871
1 12 0.000842 0.03 12 14.0 0.857 10.473
1.1 12 0.000842 0.03 13.2 14.2 0.930 12.161
1.2 12 0.000842 0.03 14.4 14.4 1.000 13.928
Berdasarkan hasil di atas, besarnya debit yang lebih besar dari debit
minimum adalah yang memiliki:
b = 12 m

h=1m

Q = 10,473 m3/s > Qmin = 10,08 m3/s OK..!

Elevasi ambang = El dasar sungai + Tinggi ambang

= +10,06 + 1
= +11,06 m.
2. Perhitungan lebar ambang (Q3-5 ≥ Qbanjir)
Rumus debit untuk aliran tenggelam berdasarkan KP-02 hal 154 adalah
sebagai berikut:
𝑄 = 2/3 × 𝐶𝑑 × 𝐻1,5 × 𝐵 × √2/3 𝑔
Keterangan: Q = Debit rencana (Q3-5) = 83,4 m3/s
Cd = Koefisien Vlugter
H = Tinggi energi air di atas ambang
B = Lebar ambang
g = gravitasi (9,81 m2/s)
𝑣2
H = ℎ1 + 2𝑔

𝑣2
1 = ℎ1 + 2𝑔

𝑄 83,4
2 v= = = 6,95 m2/s
𝐴 12

𝑣2
= 0,318
2𝑔

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 51
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

𝑣2
1 = h1 + 2𝑔

1 = h1 + 0,318
h1 = 0,682 m
H =1m
P = 14 m
r = 0,5 H = 0,5 m
𝐻 1
C₀ = = 0,5 = 2 → C₀ = 1,33
𝑟
0,6 0,6
C₁ = = = 0,6 → C₁ = 0,92
𝐻 1
0,6 0,6
C₂ = = = 0,6 → C₂ = 1,008
𝐻 1
Cd = C₀ x C₁ x C₂ = 1,233

𝑄 = 2/3 × 𝐶𝑑 × 𝐻1,5 × 𝐵 × √2/3 𝑔

2
83,4 = 2/3 × 1,233 × 11,5 × 𝐵 × √ 9,81
3

B = 39,67 m ≈ 40 m
Sehingga bangunan ambang sebagai pengatur debit minimum dan
debit banjir memiliki dimensi sebagai berikut:
Lebar ambang (B) = 40 m
Tinggi ambang (P) =1m

Gambar 3.1 Harga koefisien C₀

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 52
Departemen Teknik Sipil
TUGAS DRAINASE PERKOTAAN
Tahun Akademik 2016/2017 Asisten : Ir. Salamun, MT

Gambar 3.2 Harga koefisien C₁

Gambar 3.3 Harga Koefisien C₂

Diah Musyarohah 21010115120060


Karimah 21010115120087 53

You might also like