You are on page 1of 12

MAKALAH AGAMA ISLAM

“ EKONOMI”

DI SUSUN OLEH :

BUDI WALUYO – 12152641


DINAR KUSDINAR - 12156325
YUNI TRI NIMAS-12154834

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA


BINA SARANA INFORMATIKA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan petunjukNYA, penyusun tidak akan menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kelancaran.

Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memahami tentang Ekonomi Dalam Islam.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak
membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana
ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.

Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kami masih
mengharap kritik dan saran dari para pembaca.

Terimakasih.

Jakarta, 26 Maret 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................1

KATA PENGANTAR ..........................................................................................2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ..........................................................................................4

B.Rumusan Masalah ..........................................................................................5

C.Tujuan Penulisan ..........................................................................................5

D.Manfaat Penulisan ...........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Ekonomi Dalam Islam ..................................................................6

B.Hukum dan Dalil Jual Beli ..............................................................................7

C.Rukun dan Syarat Jual Beli ..............................................................................8

D.Tujuan Ekonomi Islam ........................................................................................9

E.Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Islam .....................................................10

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan ........................................................................................................11

B. Saran ...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................12


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam sistem Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis, tidak dari
sudut pandang sosialis, dan juga tidak merupakan gabungan dari keduanya. Islam memberikan
perlindungan hak kepemilikan individu, sementara “untuk kepentingan masyarakat didukung
dan diperkuat, dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu serta
menjaga moralitas”.

Dalam ekonomi Islam, penumpukan kekayaan oleh sekelompok orang dihindarkan dan secara
otomatis tindakan untuk memindahkan aliran kekayaan kepada anggota masyarakat harus
dilaksanakan. Sistem ekonomi Islam merupakan sistem yang adil, berupaya menjamin kekayaan
tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok saja, tetapi tersebar ke seluruh masyarakat.

Islam memperbolehkan seseorang mencari kekayaan sebanyak mungkin. Islam menghendaki


adanya persamaan, tetapi tidak menghendaki penyamarataan. Kegiatan ekonomi harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak harta dikuasai pribadi. Di dalam bermuamalah,
Islam menganjurkan untuk mengatur muamalah di antara sesama manusia atas dasar amanah,
jujur, adil, dan memberikan kemerdekaan bermuamalah serta jelas-jelas bebas dari unsur riba.
Islam melarang terjadinya pengingkaran dan pelanggaran larangan-larangan dan menganjurkan
untuk memenuhi janji serta menunaikan amanat.

Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menunjukkan adanya masyarakat
muslim yang dengan sadar memilih berintegrasi pada perekonomian dalam perbankan
shari‘ah sebagai implementasi ketaatan beragama, sekaligus sebagai usaha memenuhi
kebutuhan ekonomi.
B.RumusanMasalah

Dari paparan pendahuluan diatas, untuk itu


dalampembuatanmakalahinipenulismengambilsebuahjudul “EKONOMI DALAM ISLAM”. Maka
penulis mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :

1) Apapengertian ekonomi dalam islam?

2)Apahukum dan dalil jual beli?

3) Apa rukun dan syarat jual beli?

4) Apa tujuan ekonomi islam?

5) Apa prinsip-prinsip ekonomi dalam islam?

C. TujuanPenulisan

Adapuntujuanutamapenulisanpembuatanmakalahiniialahsebagaiberikut :

1) UntukmemenuhisalahsatutugasmatakuliahPAI.

2) Untukmemberikanpenjelasantentangekonomi dalam islam.

D.Manfaat Penulisan

1)Dapat menambah pengetahuan tentang ekonomi dalam islam

2)Dapat mengetahui tentang apasaja hukum dan dalil jual beli

3)Dapat mengetahui rukun dan syarat jual beli

4)Dapat mengetahui tujuan ekonomi dalam islam

5)Dapat mengetahui prinsip-prinsip ekonomi dalam islam


BAB II

PEMBAHASAN

EKONOMI DALAM ISLAM

A.Pengertian Ekonomi Dalam Islam

Islam adalahsatu-satunya agama yang sempurna yang


mengaturseluruhsendikehidupanmanusiadanalamsemesta.
Kegiatanperekonomianmanusiajugadiaturdalam Islam denganprinsipillahiyah.Harta yang
adapadakita, sesungguhnyabukanmilikmanusia, melainkanhanyatitipandari Allah SWT agar
dimanfaatkansebaik-baiknya demi kepentinganumatmanusia yang
padaakhirnyasemuaakankembalikepada Allah SWTuntukdipertanggungjawabkan.

Ekonomi Islam merupakanilmu yang mempelajariperilakuekonomimanusia yang


perilakunyadiatuberdasarkanaturan agama Islam
dandidasaridengantauhidsebagaimanadirangkumdalamrukunimandanrukun
Islam.Bekerjamerupakansuatukewajibankarena Allah SWTmemerintahkannya,
sebagaimanafirman-Nyadalamsurat At Taubahayat 105:

“Dan katakanlah, bekerjalahkamu, karena Allah danRasul-Nyaserta orang-orang yang


berimanakanmelihat pekerjaanitu”.

Karenakerjamembawapadakeampunan, sebagaimanasabadaRasulullah Muhammad saw:

“Barangsiapadiwaktusorenyakelelahankarenakerjatangannya, maka di waktu sore


ituiamendapatampunan”.(HR.ThabranidanBaihaqi)

Jualbeliialahpersetujuansalingmengikatantarapenjual (yaknipihak yang


menawarkan/menjualbarang) danpembeli (sebagaipihak yang membayar/ membelibarang yang
dijual)
B.HukumdanDalilJualBeli

Di dalam Islam terdapatdasarhukumdari Al – Qur’an danHadis. Al-Qur’an yang


menerangkantentangjualbeliantara lain:

a.Al Baqarah : 198

Artinya : “Tidakadadosabagimuuntukmencarikarunia (rezkihasilperniagaan) dariTuhanmu.


Makaapabilakamutelahbertolakdari ‘Arafat, berdzikirlahkepada Allah di Masy’arilharam.Dan
berdzikirlah (denganmenyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nyakepadamu;
dansesungguhnyakamusebelumitubenar-benartermasuk orang-orang yang sesat.”

b. Al Baqarah : 275

Artinya :“Orang-orang yang makan (mengambil)


ribatidakdapatberdirimelainkansepertiberdirinya orang yang kemasukansyaitanlantaran
(tekanan) penyakitgila. Keadaanmereka yang demikianitu, adalahdisebabkanmerekaberkata
(berpendapat), sesungguhnyajualbeliitusamadenganriba, padahal Allah
telahmenghalalkanjualbelidanmengharamkanriba. Orang-orang yang
telahsampaikepadanyalarangandariTuhannya, laluterusberhenti (darimengambilriba),
makabaginyaapa yang telahdiambilnyadahulu (sebelum dating larangan); danurusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambilriba), maka orang ituadalahpenghuni-
penghunineraka; merekakekal di dalamnya.”

c. An Nisa : 29

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami salingmemakan


hartasesamamudenganjalan yang batil, kecualidenganjalanperniagaan yang
berlakudengansukasama-suka di antarakamu. Dan janganlahkamumembunuhdirimu;
sesungguhnya Allah adalahMahaPenyayangkepadamu.

Maka, bilamengacupadaayat- ayat Al-Qur’an danHadis.Hukum jualbeliadalahmubāh (boleh).


Namunpadasituasitertentu, hokum julabeliitu bias berubahmenjadisunnah, wajib, haram,
danmakruh.

C.RukundanSyaratJualBeli
a. Orang yang melaksanakanakan djualbeli (penjualdanpembeli) :

- Beraka

- Balig

- Berhakmenggunakanhartanya

b. Sigatataucapanijabdankabul.

Kerelaanhatiantarapenjualdanpembeli yang diwujudkanmelaluiucapanijab (daripihakpenjual)


dankabul (daripihakpembeli)

c. Barang yang diperjualbelikan.

- Barang yang halal.

- Barangtersebutadamanfaatnya.

- Barangituadaditempat, atautidakadatetapisudahtersedia di tempat lain.

- Barangitumerupakanmiliksipenjualataudibawahkekuasaannya.

- Barangtersebutdiketahuiolehpihakpenjualdanpembelidenganjelas.

d. Nilaitukarbarang yang dijual

- Hargajualdisepakatipenjualdanpembeli

- Nilaitukarbarangdapatdiserahkanpadawaktutransaksi.

- Apabilajualbelidengancara barter, nilaitukarbarangjangansamadenganbarang haram


misalnya, Babi.

D.Macam- macambentukjualbeli

a. Bai’ al mutlaqah, yaitu pertukaran antara barang atau jasa dengan uang. Uang berperan
sebagai alat tukar. semacam ini menjiwai semua produk-produk lembaga keuangan yang
didasarkan atas prinsip jual-beli.
b. Bai’ al muqayyadah, yaitu jual-beli di mana pertukaran terjadi antara barang dengan barang
(barter). Aplikasi jual-beli semacam ini dapat dilakukan sebagai jalan keluar bagi transaksi
ekspor yang tidak dapat menghasilkan valuta asing (devisa). Karena itu dilakukan pertukaran
barang dengan barang yang dinilai dalam valuta asing. Transaksi semacam ini lazim disebut
counter trade.

c. Bai’ al sharf; yaitu jual-beli atau pertukaran antara saw mata uang asing dengan mata uang
asing lain, seperti antara rupiah dengan dolar, dolar dengan yen dan sebagainya. Mata uang
asing yang diperjualbelikan itu dapat berupa uang kartal (bank notes) ataupun dalam bentuk
uang giral telegrafic transfer atau mail transfer).

d. Bai’ al murabahah adalah akad jual-beli barang tertentu. Dalam transaksi jual-beli tersebut
penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk harga pembelian
dan keuntungan yang diambil.

e. Bai’ al musawamah adalah jual-beli biasa, di mana penjual tidak memberitahukan harga
pokok dan keuntungan yang didapatnya.

f. Bai’ al muwadha’ah yaitu jual-beli di mana penjual melakukan penjualan dengan harga yang
lebih rendah daripada harga pasar atau dengan potongan (discount). Penjualan semacam ini
biasanya hanya dilakukan untuk barang-barang atau aktiva tetap yang nilai bukunya sudah
sangat rendah.

g. Bai’ as salam adalah akad jual-beli di mana pembeli membayar uang (sebesar harga) atas
barang yang telah disebutkan spesifikasinya, sedangkan barang yang diperjualbelikan itu akan
diserahkan kemudian, yaitu pada tanggal yang disepakati. Bai’ as salam biasanya dilakukan
untuk produk-produk pertanian jangka pendek.

h. Bai’ al istishna’ hampir sama dengan bai’ as salam, yaitu kontrak jual-beli di mana harga atas
barang tersebut dibayar lebih dulu tapi dapat diangsur sesuai dengan jadwal dan syarat-syarat
yang disepakati bersama, sedangkan barang yang dibeli diproduksi dan diserahkan kemudian.

E.Tujuan Ekonomi Islam

Segalaaturan yang diturunkan Allah SWTdalam system Islam


mengarahpadatercapainyakebaikan, kesejahteraan, keutamaan, sertamenghapuskankejahatan,
kesengsaraan, dankerugianpadaseluruhciptaan-Nya.Demikian pula dalamhalekonomi,
tujuannyaadalahmembantumanusiamencapaikemenangan di duniadan di akhirat.

SeorangfuqahaasalMesirbernamaProf.Muhammad Abu
Zahrahmengatakanadatigasasaranhukum Islam yang menunjukanbahwa Islam
diturunkansebagairahmatbagiseluruhumatmanusia, yaitu:

1.Penyucianjiwa agar setiapmuslim bias


menjadisumberkebaikanbagimasyarakatdanlingkungannya.

2.Tegaknyakeadilandalammasyarakat. Keadilan yang dimaksudmencakupaspekkehidupan di


bidang hokum danmuamalah.

3.Tercapainyamaslahah (merupakanpuncaknya). Para ulamamenyepakatibahwamaslahah yang


menjadi pucaksasaran di atas mencakup lima jaminandasar:

a)Keselamatankeyakinan agama ( al din)

b) Kesalamatanjiwa (al nafs)

c) Keselamatanakal (al aql)

d) Keselamatankeluargadanketurunan (al nasl)

e) Keselamatanhartabenda (al mal)

F.Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Islam

Secaragarisbesarekonomi Islam memilikibeberapaprinsipdasar:

1.Berbagaisumberdayadipandangsebagaipemberianatautitipandari Allah SWTkepadamanusia.

2.Islam mengakuipemilikanpribadidalambatas-batastertentu.

3.Kekuatanpenggerakutamaekonomi Islam adalahkerjasama.

4.Ekonomi Islam menolakterjadinyaakumulasikekayaan yang dikuasaiolehsegelintir orang saja.

5.Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk


kepentingan banyak orang.
6.Seorangmulsimharustakutkepada Allah SWTdanharipenentuan di akhiratnanti.

7.Zakat harusdibayarkanataskekayaan yang telahmemenuhibatas (nisab)

8.Islam melarangribadalamsegalabentuk

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna
yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian
manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita,
sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan
sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnyas emua akan kembali
kepada Allah SWT untuk dipertanggung jawabkan.

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya
diatu berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum
dalam rukun iman dan rukun Islam.

B.SARAN

Ekonomi dalam islam mengajarkan, seorang muslim harus memperhatikan ketentuan-


ketentuan syari’at, hendaklah menjauhi muamalah dan usaha-usaha yang buruk yang
diharamkan. Rasulullah melarang jual beli, yang dilakukan dengan cara yang buruk,
mendatangkan madharat (bahaya) bagi orang lain, serta mengambil harta seseorang dengan
cara yang bathil.Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari
kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk
menjauhi segala yang menjadi laranganNya dan melaksanakan segala perintahNya, meneladani
Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

You might also like