You are on page 1of 4

tetapi juga mampu membangun harmoni kerja masyarakat.

Dari uraian
diatas, maka sangatlah perlu adanya sebuah perbaikan baik dari sisi
kinerja kelembagaan secara administrasi maupun kinerja kelembagaan
secara implementasi di lapangan oleh para anggota. Apalagi tantangan ke
depan sangatlah berat, yakni dalam menyongsong program ekonomi dan
sosial. Karena jika dilihat dari segi perolehan dana yang didapat cukup
besar nilainya. Sehingga pengalokasian dana dari dua kegiatan ini (sosial
dan ekonomi) haruslah benar-benar matang dan hati-hati dalam
penyaluran dan penggunaanya. Pengalaman-pengalaman pahit dari masa
lalu baik dalam masalah administrasi, kinerja, sumber daya yang yang
mengelola haruslah benar-benar dipilih secara selektif. Sehingga dalam
pelaksanaannya dapat memberikan out put yang memuaskan sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan. Bentuk-bentuk kesadaran inilah
yang harus muncul, tertanam dan berada dalam diri masing-masing
pengurus BKM secara keseluruhan yang notabene menjadi ujung tombak
berhasil atau tidaknya pelaksanaan program PNPM Mandiri. Orang bijak
mengatakan, sebodoh-bodohnya manusia adalah manusia yang terperosok
dua kali dalam lubang yang sama. Untuk itu jadikanlah sebuah masa lalu
merupakan pelajaran yang paling berharga, yang dijadikan pijakan untuk
melaksanakan program yang selanjutnya. Mudah-mudahan dengan cara
seperti itu kita semakin dewasa, memahami dan semakin mendekati
ketepatan dalam melaksanakan program atau kegiatan. (Koordinator
BKM)
Buletin Bulanan

BKM
KARYA LESTARI

YANG TERSISA DARI DUA TAHAP PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR PROGRAM PNPM MANDIRI
(EVALUASI PELAKSANAAN)
BKM KARYA LESTARI DESA WANCI MEKAR

“Ketika nasihat tak lagi ampuh membawa perubahan, ketika rasa


percaya diruntuhkan oleh slogan dan godaan materi, ketika fanatisme
membutakan hati, maka saat itu ajakan untuk bercermin dari telaga
masa yang telah lewat menemukan momentum. Di telaga itu ada
keindahan, tapi juga luka cacat yang harus diperbaiki. Maka biarkan diri
kita mematut diri dengan mata kepala sendiri, lalu merenung dalam
kesenyapan nurani. Semoga kesadaran, semangat, daya juang selalu
datang dan tetap terjaga”.

Tulisan ini merupakan satu bentuk pembacaaan, penghayatan dan


pemahaman lebih mendalam terhadap apa yang sudah dilakukan oleh BKM
Karya Lestari dalam melaksanakan Program PNPM Mandiri dalam
meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan pembangunan di daerah
(Baca:Desa). Tak terasa dua tahap sudah pelaksanaan pembangunan sarana
lingkungan terlaksana.
Dari demikian panjangnya proses pelaksanaan tentu hal ini menyisakan
hasil-hasil yang patut dibanggakan maupun hasil yang belum dirasa maksimal
sesuai dengan tujuan semula.
Pengentasan kemiskinan yang menjadi misi dan visi utama dari program ini
lambat laun telah dijalankan. Salah satunya adalah dengan mendorong
terwujudnya masyarakat yang berdaya (empowerment society) yang lebih
menyentuh dan bersifat futuristik dan berkelanjutan (sustainable). Dalam
perspektif partisipatif, keterlibatan masyarakat tidak hanya terbatas dalam
pengertian keikutsertaan secara fisik, tetapi keterlibatan yang memungkinkan
masyarakat melaksanakan penilaian terhadap masalah sebagai potensi yang
terdapat dalam lingkungannya sendiri, kemudian menentukan kegiatan yang
mereka butuhkan. Keterlibatan masyarakat ini adalah keterlibatan yang
mengarah kepada tumbuhnya kemampuan-kemampuan mereka untuk lebih
berdaya menghadapi tantangan hidup tanpa harus bergantung pada orang lain.
Karena ketika masyarakat semakin kuat, peran orang luar semakin dikurangi
Inilah sebabnya pendekatan partisipatif di sebut juga dengan pemberdayaan
masyarakat. Selama dua tahap dari pelaksanaan program lingkungan yang
dananya di peroleh dari BLM ini, karakteristik pemberdayaan masyarakat ini
sudah muncul walaupun belum sepenuhnya dimiliki oleh seluruh warga, minimal
sudah ada perubahan.
Desa Wancimekar yang mendapatkan dana total sebesar 500 juta telah
menggunakan dana tersebut sebesar 50 persen yang seluruhnya dialokasikan
kepada pembangunan infrastruktur, sehingga tidak heran sudah sekitar 60
persen kebutuhan sarana infrastruktur terpenuhi dari sedemikian luas wilayah
yang ada. Pada tahap awal dengan dana 150 juta BKM Karya Lestari telah
membangun sarana fisik berupa pengaspalan, plesterisasi dan pembangunan
Drainase yang di kerjakan oleh 5 KSM. Untuk tahap awal ini, jika di lihat dari
segi hasil pekerjaan sekitar 80 persen berhasil dengan maksimal sedangkan 20
persen ternyata tidak maksimal terutama jika dilihat dari segi kualitas yang
dihasilkan dari pembangunan pengaspalan yang hal ini diakibatkan buruknya
cuaca serta longgarnya pengawasan pelaksanaan pembangunan dari BKM. Pada
tahap ke dua pelaksanaan pembangunan lingkungan bertambah menjadi 13 KSM
yang mengerjakan pembangunan Drainase, Plesterisasi, Jembatan, MCK serta
pengerjaan gorong-gorong yang ke semuanya memberikan hasil yang
memuaskan terutama dari segi kualitas. Dari segi partisipasi masyarakat, bisa di
lihat selama pelaksanaan program lingkungan ini ada sebuah peningkatan,
buktinya pada tahap ke dua memberikan hasil yang memuaskan terutama dari
segi kualitas. Dari segi partisipasi masyarakat, bisa di lihat selama pelaksanaan
program lingkungan ini ada sebuah peningkatan, buktinya pada tahap ke dua ini
masyarakat lebih banyak berperan, bahu membahu bergotong royong ikut serta
dalam pelaksanaan pembangunan, contohnya yang terjadi di KSM yang
mengerjakan di KSM yang mengerjakan pleseterisasi, Jembatan dan MCK tidak
kurang 30 warga membantu pelaksanaanya dalam satu hari belum swadaya
masyarakat sendiri yang berupa konsumsi bahkan tanah yang dihibahkan untuk
kepentingan pembangunan. Tetapi di sisi lain, kami juga tidak mengingkari dan
tidak menutup mata ada beberapa hal yang harus di benahi untuk
menyempurnakan pelaksanaan kinerja di program selanjutnya. Yang pertama,
dari segi SDM pelaksana (KSM-KSM) untuk kedepannya kiranya BKM perlu lebih
selektif lagi dalam membentuk KSM, apalagi menghadapi program ekonomi.
Karena faktanya, KSM dengan tingkat kecerdasan intelektual, emosional yang
rendah ini mempengaruhi kinerjanya di lapangan sehingga lsehingga BKM harus
ekstra keras melakukan pendampingan dan pengawasan. Yang kedua, di tubuh
kepengurusan BKM pun masih perlu di benahi, di bentuk dan dipertahankan
dalam hal kinerja, kebersamaan, semangat dan loyalitas terhadap organisasi.
Karena hal ini sangat berpengaruh pada hasil-hasil kinerja dimasa yang akan
datang. Yang ketiga, berkaitan dengan masalah sosialisasi program terhadap
masyarakat, hal ini sangat penting karena merupakan kunci kelancaran
pelaksanaan program. Sosialisasi yang efektif akan menciptakan komunikasi dua
arah, sehingga program dapat dipahami oleh masyarakat. Karena harapannya
program ini tidak hanya mampu memberdayakan pembangunan yang ada di
desa

You might also like