You are on page 1of 23

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 8
MODUL 5
STERILISASI DAN DESINFEKSI

KELOMPOK 4
Tutor: drg. Aria Fransiska, MDSc

Ketua : - Anisa Raudhatul Husna


Sekretaris Papan : - Nabilla Rahmadhanty
Sekretaris Meja : - Khazana Rahmatika
Anggota : - Brilianti Vica Dewi A.S
- Dian Syahira
- Putri Aisyah H
- Putri Habci Amran
- Suci Ramadhani
- Zhafirah Fidinina

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2018
SKENARIO

MODUL5
STERILISASI DAN DESINFEKSI

Skenario 5

“Kenapa harus Steril ….. ?”

Pasien laki laki (17 tahun) dating ke praktek dokter gigi denga keluhan dengan gusi
bengkak. Setelah selesai perawatan dia melihat semua alat dicuci dengan cairan antiseptic. Dia
bertanya kenapa alat-alat yang telah dipakai dicuci dengan cairan antiseptic kemudian dimasukkan
ke dalam oven. Kenapa dokter gigi memakai masker. Kaca mata, sarung tangan dll. Dokter gigi
menjawab bahwa hal tersebut dilakukan sebagai salah satu proses sterilisasi dan disinfeksi yang
bertujuan memutus rantai infeksi.
Ada bermacam metode untuk membunuh mikroba-mikroba yang terdapat pada alat
sehingga alat menjadi asepsis dan tidak terjadi kontaminasi bakteri pada alat yang akan digunakan
terhadap pasien yang lainnya.
Apalagi dalam meakukan perawatan terhadap kasus di atas yang termasuk tindakan bedah
minor, sehingga perlu memperhatikan sterilisasi tingkat tinggi sebagai prtapnya.
Bagaimana saudara dapat menjelaskan scenario diatas?
I. TERMINOLOGI

1. Sterilisasi
Proses penghilangan mikroorganisme termasuk seperti bakteri yang sangat resisten
2. Desinfeksi
Proses menghilangkan semua mikroorganisme pathogen kecuali spora dengan bahan
kimia dan fisik
3. Asepsis
Keadaan bebass dari mikroorganisme penyakit
4. Cairan antiseptik
Cairan disinfektan/kimia yang berguna pada jaringan hidup (pada permukaan kulit&
membrane mukosa). Untuk membunuh/menghabat pertumbhan mikroorgaisme pada
jaringan hidup.
5. Kontaminasi
Kondisi terjadinya pencampuran dengan unsur lain yang biasanya menimbulkan efek
negatif
6. Bedah minor
Tindakan operasi ringan/ kecil yang menggunakan anastesi local

II. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa saja tujuan dari sterilisasi & disinfeksi


2. Apa saja perbedaan sterilisasi & desinfeksi
3. Apa saja jenis jenis dari sterilisasi
4. Alat alat apa saj yang dapat dimasukkan ke dalam oven saat sterilisasi?
5. Mengapa tindakan bedah minor menggunakan sterilisasi tingkat tinggi?
6. Bagaimana kriteria disinfeksi yang ideal?
7. Apa saja jenis jenis antiseptic?
8. Apa saja metode yang digunakan dalam sterilisasi?
9. Kenapa dokter gigi harus memakai alat alat pelindung seperti sarung tangan, kacamata
dll?
III. ANALISA MASALAH
1. Tujuan dilakukannya sterilisasi & disinfeksi adalah
- Mencegah terjadinya infeksi
- Mencegah kontaminasi MO pada produk yang akan digunakan dalam pembedahan
- Mencegah kontaminasi terhadap bahan – bahan yang dipakai dalam melakukan
biakan murni

2. Apa bedanya sterilisasi dengan disinfeksi


Sterilisasi : membebaskan ; dapat membunuh bakterial endospora
Disinfeksi : dengan bahan disinfektan, namun tidak dapat membunuh bakterial
endospora, digunakan pada benda mati

3. Jenis – jenis sterilisasi yaitu


- Sterilisasi dengan pemanasan kering ; oven
- Sterilisasi basah ; dengan autoklaf (uap bertekanan tinggi)
- Sterilisasi dengan penambahan zat – zat kimia
- Sterilisasi dengan radiasi ultra violet ; sinar gamma dengan pemaparan kira – kira
24 jam, biasanya untuk jarum suntik
- Sterilisasi dingin dengan glutaral dehid 2 % pada akuades
- Sterilisasi dengan filtrasi

4. Alat ala yang disterilisasi dengan carra memasukkan nya ke dalam oven yaitu alat alat yang
tahan panas seperti diagnostic set dan alat alat bedah. Sebelum dimasukkan ke dalam oven
lapisi dengan kain linen

5. Tingkatan sterilisasi
- Tinggi :
contoh : bedah minor karena alat yang digunakan dapat merusak jaringanJenis –
jenis antiseptik adalah
- Sedang
Hanya pada membrane mukosa
Contoh; kaca mulut
- Rendah : sterilisasi ruangan
Karena bedah itu bersentuhan dengan jaringan dalam darah, agar semua
mikroorganisme dapat disterilkan

6. Kriteria disinfektan yang ideal


- Efektivitas
- Tidak menimbulkan energy
- Lahan luas dalam membunuh mikroorganisme
- Tidak toksik
- Tidak berbau, ekonomis, mudah digunakan
- Kadar dari disinfektannya

7. Jenis jenis antiseptik yaitu


- Alcohol : antiseptic kuat, etanol, propanol, dan isotropanol
- Iodium : dalam larutan yang mengandung alcohol
- Hidrogrn peroksida
Kadar 6% untuk membersihkan luka
Kadar 3% untuk pertolongan pertama pada luka tertentu
- Fenol : pada kedokteran gigi
- Iodofor
- Merkuri
- Heksakloren
- Garam logam berat seperti air raksa dan perak
- Chlor untuk serilisasi air minum
- Golongan iodin : betadin, clorin, milton

8. Metode yang digunakan yaitu:


- Pada alat dengan teknik sterilisasi yang sudah di bahas pada nomor 3
- Dengan penyinaran
- Dekontaminasi (dengan merendam dan digosok) desinfeksi dengan cairan
desinfeksi  metode sterilisasi setelah itu disimpan dalam keeadaan bersih dan
kering, karena mikroorganisme mati pada saa itu
- Dekontaminasi  pada alat yang sudah digunakan, contoh larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
- Kalau baru langsung saja disterilkan
9. Dokter gigi memakai alat perlindungan diri
- Untuk melindungi diri drg dari infeksi
- Mencegah infeksi silang
IV. SKEMA

Laki-laki Keluhan gusi


17 th bengkak

Ke drg

Perawatan
bedah minor

Drg memakai Alat dicuci memakai


masker kacamata, antiseptic dan
sarung tangan dimasukkan ke oven

Perlindungan diri Sterilisasi& desinfeksi


Asepsis

Tujuan Jenis Bahan Metode

Defenisi
- Antiseptik
- Asepsis
- Sterilisasi
- desinfeksi
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang defenisi (antiseptic,
asepsis, sterilisasi, dan desinfeksi)
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang tujuan dari sterilisasi dan
desinfeksi
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang jenis jenis dan metode dari
sterilisasi
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang bahan dari sterilisasi dan
desinfeksi
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang perlindungan diri

VI. BELAJAR MANDIRI

VII. SINTESA DAN UJI INFORMASI

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang defenisi (antiseptic,


asepsis, sterilisasi, dan desinfeksi)
 ANTISEPTIK
Anti Septik yaitu suatu zat atau bahan yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri.
Tujuan : Memusnahkan semua kuman-kuman patogen, tetapi spora dan
virus yang mempunyai daya tahan yang sangat kuat masih tetap
hidup.
 ASEPSIS
Aseptik tidak adanya mikroorganisme patogen penyebab sakit.
Teknik aseptik adalah usaha mempertahankan klien sedapat mungkin bebas
dari mikroorganisme.
Terdapat aturan yang berlaku dalam teknik aseptic yaitu hanya peronel yang
steril yang dapat menyentuh benda steril, dan hanya bahan steril yang dapat
menyentuh jaringan pasien. Benda atau bahan steril hanya boleh berkontak
dengan bahan steril lainnya.
Asepsis ada 2 macam:
1. Asepsis medis: Tehnik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk
mencegah penyebaran mikroorganisme.
ex: mencuci tangan, mengganti linen tempat tidur, dan menggunakan
cangkir untuk obat.
2. Asepsis bedah: Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk
membunuh mikroorganisme dari suatu daerah.

Prinsip-Prinsip Tindakan Asepsis Yang Umum


a. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
b. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan
demikian objek-objek itu selalu akan terlihat jelas dan ini
mencegah terjadinya kontaminasi diluar pengawasan.
c. Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang
steril.
d. Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas
yang sudah steril.
e. Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung
pembungkusnya tidak mengarah pada si petugas.
f. Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek
yang tidak steril.
g. Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep
dipegang sehingga cairan desinfektan menyentuh bagian yang
steril, maka forcep itu sudah tercemar.
 STERILISASI
Sterilisasi : pembebasan/membunuh semua mikroorganisme dan sporanya,
secara kimia atau secara fisika.
Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :

 Pembersihan sebelum sterilisasi


 Pembungkusan
 Proses sterilisasi
 Penyimpanan yang aseptik
 DEKONTAMINASI
Membuang semua material yang tampak (debu,kotoran)pada benda,
lingkungan, permukaan kulit dengan menggunakan sabun, air dan gesekan.
Tujuan prosedur dekontaminasi:
1. Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau
permukaan lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tampak.
3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan
alat pensteril atau desinfektan.
5. Untuk melindungi personal dan pasien.
 DESINFEKSI
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada
objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri.
Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui cara
mencuci, mengoles, merendam dan menjcmur dengan tujuan mencegah
terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Terdapat 3 tingkat desinfeksi:
 Desinfeksi tingkat tinggi yaitu membunuh semua organisme dengan
perkecualian spora bakteri.
 Desinfeksi tingkat sedang yakni membunuh bakteri kebanyakan jamur
kecuali spora bakteri.
 Desinfeksi tingkat rendah yaitu membunuh kebanyakan bakteri
beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh
mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang tujuan dari sterilisasi dan
desinfeksi
Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan
murni.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang jenis jenis dan metode dari
sterilisasi
Macam-Macam Sterilisasi Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi:
a. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau
0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan
antibiotik.
b. Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
c. Sterilisasi dengan Cara Kimia
i. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
1. Rongga (space)
2. Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
3. Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
4. Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
5. Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya
bersifat sangat mudah menguap
6. Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah
berkontak dengan disinfekstan
ii. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia
1. Jenis bahan yang digunakan
2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
Jenis-jenis sterilisasi adalah:
1. Sterilisasi dengan pemanasan kering
a. Pemijaran/flambir
Cara ini dipakai langsung, cara ini sederhana, cepat dan dapat
menjamin sterilisasinya,hanya penggunaannya terbatas pada
beberapa alat saja, misalnya:
i. Benda-benda dari logam (instrument) (pinset, penjepit
krus), gelas / porselin (sudip, batang pengaduk, kaca arloji,
tabung reaksi, mulut wadah, erlemeyer, botol).
ii. Mortir dan stamper disiram dengan alkohol mutlak
kemudian dibakar. Bahan obat ( ZnO, NaCl, Talk )
Syarat :
Seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung
dengan api selama tidak kurang dari 20 detik.
Caranya :
Siapkan :
 Bahan yang disterilkan
 Waskom besar yang bersih
 Brand spritus
 Korek api.
Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam
waskom tersebut. Selanjutnya dinyalakan dengan api. Alat-alat
instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.
b. Dengan cara udara panas kering (oven) (hot air terilization)
Cara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses oksidasi, cara
ini memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
sterilisasi pemanasan basah. Menggunakan oven:suhu 160-180 0C,
Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam
Adapun alat yang dapat dilakukan dengan cara ini:
 Benda-benda dari logam.
 Alat-alat yang tahan panas (petridis, pipet, tabung reaksi,
labu erlenmayer, dll)
 Zat-zat seperti bubuk, talk,vaselin,dan kaca.
Caranya :
 Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu
 Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya
 Berilah indikator pada setiap set
 Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai kertas aluminium
foil.
 Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.
 Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya.

2. Sterilisasi dengan pemanasan basah.


a. Dimasak dalam air biasa (boilling)
Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat
dibinasakan tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karena
itu, agar efektif membunuh spora maka dapat ditambahkan natrium
nitrat 1% dan phenol 5%.
Caranya :
 Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah,
nanah atau kotoran lain.
 Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.
 Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya
mati
 Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –
Rusia).
 Seluruh permukaan harus terendam.
b. Dengan uap air 100 C.
Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan
dandang yang bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat
mengalir bagian alat yang akan disterilkan. Waktu sterilisasi 30
menit.
Keuntungan : uap air yang mempunyai daya bakterisida lebih besar
jika dibanding dengan pemanasan kering karena mudah menembus
dinding sel mikroba dan akan menggumpalkan zat putih telurnya.
Caranya :
 Alat-alat yang akan disterilkan: dicuci, dibersihkan, disikat
serta didesinfeksi.
 Kemudian dibungkus dan dimasukkan dalam dandang

c. Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi (autoclave).


Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum
digunakan dalam setiap rumah sakit. Menggunakan alat yang
disebut autoclave. suhu 121 C dan tekanan 15 lbs
Caranya :
 Otoklaf dipanaskan, ventilasi dibuka untuk membiarkan
udara keluar. Pengusiran udara pada otoklaf berdinding dua,
uap air masuk dari bagian atas dan udara keluar dari bagian
bawah yang dapat ditunjukkan pada gelembung yang keluar
dari ujung pipa karet dalam air.
 Setelah udara bersih, bahan yang akan disterilkan dicuci,
disikat, dan didesinfeksi.
 Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi
indikator.
 Kemudian dibungkus kain/kertas.
 Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam
autoclave, dimasukkan sebelum air mendidih, tutup otoklaf
dan dikunci, ventilasi ditutup dan suhu serta tekanan akan
naik sesuai dengan yang dikehendaki. Atur klep pengaman
supaya tekanan stabil.
 Setelah sterilisasi selesai, otoklaf dibiarkan dingin hingga
tekanannya sama dengan tekanan atmosfir.
Cara sterilisasi ini lebih efektif dibanding dengan pemanasan
basah yang lain, karena suhunya lebih tinggi.
Bahan / alat yang dapat disterilkan :
Alat pembalut, kertas saring, alat gelas ( buret, labu ukur )
dan banyak obat-obat tertentu.
d. Thyndalisasi
Digunakan pada bahan obat yang tidak tahan pemanasan tinggi dan
tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri ( emulsi, suspensi ).
Caranya :
Panaskan pada suhu 700 - 800 selama 40 – 60 menit, untuk
mematikan mikroba bentuk vegetatifnya. Diamkan pada suhu 300
selama 24 jam , untuk membiarkan mikroba bentuk spora berubah
menjadi bentuk vegetatif. Ulangi pemanasan selama 3 – 5 hari
berturut-turut.

e. Pasteurisasi
i. Pertama dilakukan oleh Pasteur
ii. Digunakan pada sterilisasi susu sapi
iii. Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus,
Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri (kuman
yang berasal dari sapi/pemerah)
iv. Suhu 65 C selama 30 menit

f. Sterilisasi dengan radiasi.


i. Radiasi ultraviolet
Karena disemua tempat itu terdapat kuman2x, maka
dilakukan sterilisasi udara dan biasanya dilakukan di tempat-
tempat khusus.
Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. udaranya
harus steril.Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara
(air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet.
ii. Sinar Gamma
1. Sering digunakan pada sterilisasi bahan makanan,
terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa,
rupa atau penampilan
2. Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt
distrelkan dgn teknik ini
3. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
“sterilisasi dingin”
g. Sterilisasi dengan filtrasi
Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan.
Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air).
Tujuannya :
Filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-
obatan atau pada sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam
perawatan medik lainnya yang membutuhkan adanya cairan steril.
Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari
jenis kuman. Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang bahan dari sterilisasi dan
desinfeksi
Macam-macam desinfektan yang digunakan :
1. Alkoho
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi
kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran
gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan
pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap
tanpa meninggalkan efek sisa.
2. Aldehida
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada
kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril
kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena
glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator
harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi,
dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah
10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%
larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl)
dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan.
Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada
rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan
salivary mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion
halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam
dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat
organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena
sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit
dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak
digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

Desinfeksi permukaan

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.


Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.
tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru
setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif
namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.
2. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan
dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60
hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan
perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.
3. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus
hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk
aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan
menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.
Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga
desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat
menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.
Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain
• Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah
yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik.Hal ini
mudahsekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen.Namun garam dari logam
berat itumudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan
lagipula mahalharganya.
Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida(sublimat)
sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita
pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.
• Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya
bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif,
walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung
pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi
dengan protein ataumengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal
(bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai
bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
• Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan klor
dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai
untukmencuci alat-alat makan dan minum.
• Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin
lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa
campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada
desinfektan-desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali
orang mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi
menarik.
• Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi
jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai
bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun,
agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena
itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen
lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi
konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
• Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan
benzylalcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena
efekpreservatifnya (sebagai pengawet).
• Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai
gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan
fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.
• Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen
pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang
membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya
untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun
yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara
komersialuntuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong
tersebut.Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah
sebagianbesar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen
oksida.
• Hidogen Peroksida
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena
kemampuannyamengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan
dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya
kemungkinandimasuki organisme aerob.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang perlindungan diri


a. Masker
Untuk mengendalikan paparan terhadap rongga mulut dan mukosa hidung terhadap
material infeksius dan darah serta cairan rongga mulut pasien. Penggunaan masker
harus diganti tiap merawat satu pasien. Jika prosedur perawatan melampaui 25-35
menit, masker perlu diganti dengan yang baru. Ketika terlihat kontaminasi atau
percikan yang berulang-ulang, masker disarankan untuk diganti.
Efektifitas dari masker tergantung pada:
 Bahan yang dipakai, masker dengan bahan polipropilen lebih baik dari
masker kertas
 Lama pemakaian
b. Sarung tangan
Untuk mengurangi jumlah paparan partikel virus dari cairan tubuh bukan untuk
benar-benar mencegah kontak dengan virus.
Ada tiga macam sarung tangan yang dipakai dalam kedokteran gigi yaitu:
i. Sarung tangan lateks digunakan pada saat dokter gigi memeriksa mulut
pasien atu merawat pasien tanpa kemungkinan terjadinya pendarahan
ii. Sarung tangan steril yang digunakan dalam melakukan tindakan bedah
atau tindakan yang memungkinkan terjadinya pendarahan
iii. Sarung tangan heavy duty harus dipakai saat membersihkan alat
permukaan kerja atau bila menggunakan bahan kimia
c. Pelindung mata
Digunakan untuk melindungi mata dari splatter dan debris yang diakibatkan oleh
highspeed handpiece serta dari kemungkinan terpapar bahan berbahaya dan partikel
keras yang dapat merusak mata.
Di bidang Kedokteran Gigi, pelindung mata dapat berupa goggles, glass
polikarbonat dengan sisi perisai, face-shield dan prescription glasses dengan side-
shields sekali pakai.
d. Pakaian pelindung
Untuk mencegah kontaminasi dari pakaian yang dikenakan dan melindungi kulit
dari paparan darah dan zat tubuh lainnya.
Lengan baju harus cukup panjang untuk melindungi lengan saat baju dikenakan.
Pakaian pelindung harus diganti jika terlihat kotor dan tertembus oleh darah atau
cairan lain yang berpotensi infeksius.
Pakaian bedah harus terbuat dari bahan yang dapat dicuci dengan mesin dan
deterjen pada suhu 65 C untuk membasmi kontaminasi mikroba yang potensial.
e. Rubber dam
Digunakan untuk menghindari terjadinya transmisi aerosol. Pemakaian rubber dam
memungkinkan:
 Mendapat gambaran yang jelas setelah jaringan diangkat
 Mengurangi kontak instrument dengan mukosa, sehingga mengurangi
terjadinya luka pada jaringan dan mengurangi pendarahan
 Mengurangi terjadinya aerosol dan pengumpulan saliva diatas rubber dam.
f. Imunisasi
Tujuan: mengurangi jumalah dokter gigi yang memiliki penyakit tersebut dan
mengurangi terjadinya transmisi penyakit terhadap dokter gigi lain dan pasien.
Dokter gigi harus memiliki data imunisasi yang baru. Di Inggris, vaksin hepatitis
B, TBC, dan Rubella bagi dokter gigi wanita dianjurkan untuk mereka sebagai
tambahan dari imunisasi rutin seperti tetanus, poliomyelitis, dan difteri.

You might also like