You are on page 1of 16

KELENJAR ENDOKRIN PADA MANUSIA

A. KELENJAR HIPOFISE
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak .yang memegang peranan
penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin.

Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hornon-hormon yang


dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise
terdiri dari 2 lobus.

Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja


sebagai zat pengendali produksi :an semua organ endokrin yang lain.

1) Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.

2) Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan


hormon tiroksin.

3) Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam


menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler jar suprarenal.

4) Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang


merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan sper-
matozoa dalam testis.
5) Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron
dalam ovarium dan testosteron dalam testis. Interstitial Cell Stimulating Hormone
(ICSH).

Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis hormon ;

1. Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat
kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
2. Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan
dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak di dasar
tengkorak, di dalam foss hipofise tulang spenoid.

HORMON HIPOFISIS ANTERIOR DAN ORGAN TARGETNYA

KELENJAR TIROID
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama
oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar
yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring.

Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar
tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.

Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam


tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.

Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh
epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera,
cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa
yodium dan dinamakan hormon tiroksin.
Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung
maupun melalui saluran limfe.

Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:

1) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.

2) Mengatur penggunaan oksidasi.

3) Mengatur pengeluaran karbondioksida.

4) Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.

5) Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema.

Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid diatur oleh


sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.

Fungsi kelenjar tiroid sangat eras bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal
pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses
oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida

Hiposekresi hipotiroidisme. Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada


waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme berupa
hambatan pertumbuhan mental dan fisik, pada orang dewasa kekurangan sekresi
menyebabkan miksedema proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan
untuk, bertambah berat, geraknya lambat, cars berfikir dan berbicara lamban, kulit
menjadi tebal dan keringat, rambut rontok, suhu-badan di bawah normal dan denyut
nadi perlahan.

Hipersekresi penambahan sekresi kelenjar tiroid disebut hipertiroid dimana semua


gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema yaitu: kecepatan metabolisme
meningkat suhu tubuh tinggi, berat badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi
naik.

Vaskuler mencakup fibrilasi atrium kegagalan jantung pada keadaan yang dikenal
sebagai penyakit trauma atau gondok eksoptalmus, mata menonjol keluar, efek ini
disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan
pengobatan.

KELENJAR PARATIROID
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini
bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon
atau hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah.

Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid


menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam
tubuh.

Hipoparatiroidisme. Terjadinya kekurangan kalsium di dalam darah atau


hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas
kejang khususnya pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala
ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium.

Hiperparatiroidisme. Biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor)


kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali
dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit
tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis
fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam
ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.

Fungsi paratiroid;

1. Mengatur metabolisme fospor.


2. Mengatur kadar kalsium darah.
Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-
kelainan seperti; Kelemahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam
darah meningkat begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga
terjadi patch tulang spontan.

Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid.

KELENJAR TIMUS
Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya
dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun.

Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya
kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan-
beratnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa
remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.

Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut;

1. Mengaktifkan pertumbuhan badan.


2. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
KELENJAR SUPRA RENALIS / ADRENAL
Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan
kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal
ini terbagi atas 2 bagian yaitu:

1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut
korteks.
2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis.
Selcresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut Berta dalam
keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan
tekanan darah guna melawan shok.

Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut otot


didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu
metabolisme kar-bohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.

Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah;


Hidrokortison, aldosteron dan kortikosteron. Semuanya bertalian eras dengan
metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.

Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan nampak
sakit paling lemah, terutama karenatidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal
menyimpan natrium dalam jumlah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan
kortison.
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ;

1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garamgaram.


2. Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
3. Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi. Kelainan-kelainan yang
timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan ge-
jala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.
Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :

1. Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.


2. Relaksasi bronkus.
Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengurangi
perdarahan pada operasi kecil.

KELENJAR PIENALIS (EPIFISE)


Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti
sebuah Gemara. Terletak dekat korpus.

Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns
dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.

KELENJAR PANKREATIKA
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-
sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta
menghasilkan hormon insulin.
Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah
protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein.

Fungsi hormon insulin


Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan,
memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan
glukosa dan lemak.

Pulau langerhans
Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak
pada bagian kedua pankreas.

Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini
dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini
mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan
pada bagian eksokrin pankreas.

Fungsi kepulauan langerhans; Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik


nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta meng-
nambat sekresi glikogen.

KELENJAR KELAMIN
Kelenjar testika. Terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan hormon
testosteron.
Fungsi hormon testosteron. Menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot,
kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol
pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
Kelenjar ovarika. Terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan
kanan uterus.
Menghasilkan hormon progesteron clan estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi
pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar,
bahu sempit dan lain-lain.
Materii ke 2

SISTEM ENDOKRIN
A. Sistem Endokrin

I. Pengertian dan Fungsi Sistem Endokrin

System endokrin adalah system kelenjar control tanpa saluran (ductless) yang
mensekresikan hormone yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain (organ target).
System endokrin, dalam kaitannya dengan system saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua system ini bersama-sama bekerja untu mempertahankan homeostasis tubuh
dan merupakan system komunikasi utama dalam tubuh. Bila system endokrin umumnya bekerja
melalui hormone, maka system saraf bekerja melalui neurotransmitter yang dihasilkan oleh
ujung-ujung saraf.
Adapun fungsi dari system endokrin, ialah mengatur mempengaruhi bebrapa aktivitas
dalam tubuh manusia, yaitu :
1. Reproduksi dan laktasi
2. Proses system kekebalan tubuh
3. Keseimbangan asam basa
4. Asupan cairan, keseimbangan volume cairan intraselular dan ekstraselular
5. Metabolism karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat
6. Digesti, absorbs, dan distribusi nutrient
7. Tekanan darah
8. Tahanan tekanan
9. Adaptasi terhadap perubahan lingkungan

II. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Sebagai mana pengertian dari sistem endokrin di atas, maka berikut akan dijelaskan
mengenai gambaran umu sistem endokrin. Diantaranya sebagai berikut.
1. Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan mengkoordinasi aktivitas
tubuh.
2. Pengendalian endiokrin diperantarai oleh pembawa pesan kimia atau hormon, yang dilepas oleh
kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh, diabsorbsi ke dalam aliran darah, dan dibawa melalui
sistem sirkulasi menuju sel target.
3. Hormone mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu suatu molekul protein yang
memiliki sisi pengikat untuk hormon tertentu.
4. Respons hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas
daripada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem saraf.

Pengahsil hormone adalah sel-sel khusus pada kelenjar endokrin. Di dalam tubuh terdapat
beberapa kelenjar endokrin yang tersebar di tubuh, yaitu :
1. Kelenjar hipofisis anterior dan posterior
2. Kelenjar tiroid
3. Empat kelenjar paratiroid
4. Dua kelenjar adrenal
5. Pulau-pulau Langerhans pada pancreas endokrin
6. Dua ovarium
7. Dua testis
8. Kelenjar pineal dan kelenjar timus.

Kelenjar yang terletak pada bagian cranium yaitu kelenjar hipofisis dan kelenjar
hipotalamus. Adapun letak dari kelenjar endokrin yang tertera di atas ditunjukkan pada gambar
berikut.

Karakteristik Kelenjar Endokrin, diantaranya sebagai berikut :


1. Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mensekresi hormone langsung ke dalam
cairan jaringan di sekitar sel-selnya. Sebaliknya, kelenjar eksokrin seperti kelenjar saliva,
mensekresi produknya ke dalam duktus.
2. Kelenjar endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu hormone. Kecuali kelenjar paratiroid
hanya mensekresi hormone paratiroid
3. Konsentrasi hormone dalam sirkulasi adalah rendah
a. Hormone yang bersirkulasi dalam aliran darah hanya sedikit jika dibandingkan zat aktif biologis
lainnya, seperti glukosa dan kolesterol.
b. Walaupun hormone dapat mencapai sebagian besar sel tubuh, hanya sel target tertentu yang
memiliki reseptor spesifik yang dapat dipengaruhi.
4. Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik. Ecara mikroskopis, kelenjar
tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak kapilar dan
ditopang jaringan ikat.

III. Pengetian Hormon dan Fungsinya


Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormone yang artinya membuat gerakan atau
memebangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan.
Hormon adalah pengahantar kimiawi yang disekresikan oleh sel-sel khusus pada kelenjar
endokrin dan dibawa oleh darah ke sel-sel target. Hormon merupakan molekul mediator yang
mengontrol sejumlah fungsi esensial tubuh termasuk aktivitas kimia sel-sel pertumbuhan,
keseimbangan garam dan cairan, perkembangan seksual dan respon terhadap penyakit serta
stress.

IV. Klasifikasi Hormon

Begitu banyak hormon yang terdapat dalam tubuh manusia. Meskipun begitu banyak,
namun hormon-hormon tersebut dapat diklasifikasikan dengan meninjaunya dari beberapa aspek.

1. Klasifikasi Hormon berdasarkan mekanisme kerjanya maka pembagian hormon menurut aspek
biokimianya, yaitu :
a. Hormon Lipofilik
Kelompok hormon ini menyampaikan pesan hormon dengan cara menembus membran sel dan
berikatan dengan reseptor spesifik di dalam sel sasarannya.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
1) Hormon steroid : hormon yang dibentuk dari kolesterol, terdiri atas progesteron, kortisol,
aldosteron, testosteron, estradiol.
2) Hormon tiroid (tiroksin)
3) Substansi mirip hormon :
a) Derivat vitamin A : retinoat, retinol, retinal
b) Eikosanoid (hormon lokal) : berasal dari asam arakidonat, berefek parakrin, yang termasuk
eikosanoid adalah : prostaglandin, tromboksan, prostasiklin, dan leukotrien.

b. Hormon Hidrofilik
Kelompok hormon ini menyampaikan sinyal dengan cara berikatan pada bagian luar sel sasaran
pada reseptor spesifik yang terfiksasi di dalam membran sel. Pengikatan hormon menyebabkan
pembentukan caraka kedua di bagian dalam membran sel. Kemudian caraka kedua mengatur
respon sel target terhadap hormon melalui reaksi lainnya
Yang termasuk dalak kelompok hormon hidrofilik adalah:
1) Derivat asam amino : histamin, serotonin, melatonin, dan katekolamin. Histamin dibentuk dari
asam amino histidin, serotonin berasal dari asam amino triptofan, melatonin berasal dari
serotonin, sedangkan katekolamin berasal dari tirosin. Katekolamin sendiri terdiri dari dopa,
dopamin, noradrenalin, dan adrenalin.
2) Peptida dan protein : insulin, lutropin, folitropin, oksitosin, vasopresin, somatomedin, kalsitonin.
2. Klasifikasi hormone berdasarkan fungsi utama endokrin.
a. Homeostasis (keseimbangan)
1) Penyimpanan dan penggunaan energy melalui pengendalian metabolism karbohidrat, lemak, dan
protein.
2) Imbangan cairan tubuh dan elektrolit.
3) Fungsi kardiovaskular.
Hormone yang terlibat :
 Insulin, glucagon, katekolamina, growth hormone, kortisol, dan tiroid.
 Anti Diuretic Hormon (ADH) dan aldosteron.
b. Reproduksi
1) Perkembangan organ seks dan sifat-sifat kelamin sekunder
2) Gametogenesis (produksi sel telur dan sperma)
3) Siklus menstruasi
4) Kehamilan, kelahiran, dan laktasi.
Hormone yang terlibat
 Estrogen (terutama estradiol), progesterone
 Prolaktin, oksitosin
 Androgen (terutama testosterone)

3. Klasifikasi hormon berdasarkan fungsi :


a. Hormon pengembangan
Hormone yang memegang peranan didalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormone ini
dihasilkan oleh kelenjar gonad.
b. Hormon metabolisme
Proses homeostasis glukosa dalam tubuh yang diatur bermacam-macam hormon. Contoh :
glucagon, katekolamin, dan glukokortikoid.
c. Hormon tropik
Dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi folikel pada ovarium dan
spermatogenesis.
d. Hormon pengatur metabolism air dan mineral sitonia dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk
mengatur metabolism Ca dan fosfor.

V. Mekanisme Kerja Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin akan mengeluarkan hormone bila ada stimulus atau rangsangan.
Hormone yang akan dikeluarkan kemudian diangkut oleh darah menuju kelenjar-kelenjar yang
sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai tersebut akan merespon misalnya insulin yang
disekresikan pancreas apabila kadar gula dalam darah tinggi.
Berikut mekanisme kerja hormone secara spesifik :
1. Stimulasi kerja enzim yang ada dalam sel. Aktivasi enzim melibatkan system reseptor terikat
membrane (pembawa pesan kedua).
a. Molekul-molekul dari berbagai hormone protein dan polipeptida (pembawa pesan pertama)
berikatan dengan reseptor tetap pada permukaan sel yang spesifik terhadap hormone tersebut.
b. Kompleks hormone reseptor menstimulasi pemebentukan adenosine 3,5 – monofosfat siklik
(cAMP) sebagai pengantar pesan kedua, yang dapat menyampaikan pesan pertama dari berbagai
hormone.
1) Sintesis cAMP melibatkan lebih dari satu G-protein terikat membrane, yang termasuk keluarga
protein regulator pengikat nukelotida guanine.
2) G-protein mengalami perubahan bentuk, sehingga guanosin difosfat(GDP) yang tidak aktif
dapat diganti dengan enzim pengaktivasi, guanosin trifosfat (GTP).
3) Kompleks G-protein-GTP mengaktivasi enzim adenilat siklase, untuk memproduksi cAMP.
c. Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai moleki cAMP-dependen protein kinase yang
sesuai.
1) Enzim protein kinase mengkatalisis rreaksi fosforilasi khusu (transfer gugus fosfat) untuk enzim
kunci dalam sitoplasma.
2) Setiap molekul protein kinase mengaktivasi berbagai molekul yang sesuai dengan enzimnya.
Dengan demikian, suatu konsentrasi rendah dari hormone yang bersirkulasi dapat diperkuat
sehingga mengakibatkan aktivitas enzim intraseluler utama
d. Aktivasi enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek fisiologis dan reaksi kimia, bergantung
pada sifat bawaan sel.
e. cAMP terurai dengan cepat oleh enzim intraseluler fosfodisterase. Ini akan membatasi durasi
efek cAMP.
2. Aktivasi gen melibatkan system reseptor intraselular
a. Hormone steroid, hormone tiroid, dan beberapa jenis hormone polipeptida, menembus
membrane untuk masuk ke dalam sel. Hormone tersebut berikatan dengan reseptor internal
bergerak dalam sitoplasma atau nucleus sel.
b. Kompleks reseptor-hormon bergerak ke DNA di sisi atau di dekat gen yang transkripsinya
distimulasi oleh hormone. Disisi ini, kompleks akan berikatan dengan reseptor DNA spesifik
untuk hormone.
c. Gen kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk transkripsi mRNA yang akan
berdifusi ke dalam sitoplasma.
d. mRNA kemudian ditransisi menjadi protein dan enzim yang memicu respons selular terhadap
hormone.

B. Abnormalitas Hormon
Sebagai bahan pembawa sinyal, hormon beredar dalam darah hanya dalam konsentrasi
kecil (antara 10-7 dan 10-12 M). Konsentrasi tersebut menunjukkan perubahan yang sangat besar.
Kebanyakan konsentrasi hormon berubah secara periodik dalam daur yang dapat tergantung dari
hari, bulan, musim dan daur berahi.
Konsentrasi hormon diatur secara tepat melalui sistem umpan balik sederhana atau sistem
yang diatur secara hierarki. Kekurangan dan kelebihan hormone memiliki efek, diantaranya :
1. Abnormalitas GH
a. kerdil (dwarfism). Hiposekresi (defisiensi) GH selama masa kanak-kanak mengakibatkan
pertumbuhan terhenti. Hormon pertumbuhan manusia digunakan secara terapeutik dalam kasus
dwarfism hipofisis.
b. Gigantisme. Hipersekresi GH selama masa dan sebelum penutupan lempeng epifisis
mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan. Biasanya disebabkan oleh tumor
hipofisis yang sangat jarang terjadi.
c. Akromegali. Hipersekresi GH setrelah penutupan lempeng epifisis tidak menyebabkan
penambahan panjang tulang panjang. Tetapi menyebabkan pembesaran yang tidak proporsional
pada jaringan, penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah, dan memperbesar ukuran tangan
dan kaki
2. Abnormalitas ADH
a. Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus, yang ditandai dengan rasa haus yang berlebihan
juga reproduksi urine berlebihan. Hal ini disebabkan karena adanya kerusakan pada hipotalamus
atau lobus posterior karena kegagalan ginjal merespons ADH dalam jumlah kecil.
b. Hipersekresi kadanga terjadi setelah hipotalamus mengalami cedera atau karena tumor. Hal ini
mengakibatkan retensi air, dilusi cairan tubuh, dan peningkatan volume darah.
3. Abnormalitas sekresi tiroid
a. Hipotiroidisme mengakibatkan penurunan aktivitas metabolic, konstipasi, letargi, reaksi mental
lambat, dan peningkatan simpanan lemak. Pada orang dewasa menyebabkan miksedema, yang
ditandai dengan adanya akumulasi air dan musin di bawah kulit, sehingga penampakan edema
terlihat. Pada anak kecil kretinisme yaitu retardasii mental dan fisik.
b. Hipertiroidisme mengakibatkan aktivitas metabolic meningkat, berat badan turun, gelisah,
tremor, diare, frekuensi jantung meningkat, dan pada hipertiroidisme berlebihan, gejalanya
adalah toksisitas hormone. Dapat menyebabkan golter eksolftalmik (penyakit Grave). Gejalanya
berupa pembengkakan jaringan di bawah kantung mata sehingga bola mata menonjol.
c. Golter (gondok) adalah pembesaran kelenjar tiroid. Gondok ringan berkaitan dengan
hipotiroidisme terjadi di daerah yang mengalami defisiensi iodium.
4. Abnormalitas paratiroidisme
a. Hiperparatiroidisme diakibatkan oleh tumor paratiroid. Mengakibatkan peningkatan aktivitas
osteoklas, resorpsi tlang dan dekalsifikasi serta pelemahan tulang.
b. Hipoparatiroidisme mengakibatkan penurunan kadar kalsium darah dan peningkatan iritabilitas
system neuromuscular. Jika berlebihan dapat menyebabkan tetanus.
5. Abnormalitas adrenokortikal
a. Hiposekresi terjadi karena destruksi jaringan kortikal akibat penyakit atau atrofi, dikenal sebagai
penyakit Addison. Mengakibatkan ketidakseimbangan Na-Ka dalam darah, penghitaman kuli
(akibat penambahan ACTH, mirip dengan MSH, dan penurunan kemampuan untuk merespons
stress fisiologis.
b. Hipersekresi dapat terjadi akibat tumor adrenal atau peningkatan produksi ACTH. Sekresi
aldosteron yg berlebihan mengakibatkan peningkatan natrium tubuh, volume cairan
ekstraseluler, curah jantung, dan tekanan darah. Cushing’s disease terjadi akibat produksi
glukokortikoid berlebihan pada zona fasikulata yang mengakibatkan peningkatan mobilisasi
protein dan lemak, sehingga terjadi kelemhan otot dan penumpukan lemak di leher, wajah dan
trunkus

C. Hormon Pertumbuhan

I. Pengertian dan Fisiologi Hormon Pertumbuhan

Hormon yang berperan terhadap pertumbuhan yaitu growth hormone (hormon


somatotropin) dan hormone tiroksin. Hormone pertumbuhan (GH) adalah hormone protein yang
dilepaskan dalam pola diurnal selama 24 jam. Sekitar 70% sekresi harian terjadi dalam satu
ledakan 1-4 jam setelah awitan tidur. Peningkatan pelepasan GH terjadi selama pubertas dan
kehamilan.
Hormone pertumbuhan meningkatkan sintesis protein di semua sel tubuh, terutama sel
otot. GH menstimulasi pertumbuhan kartilago dan aktivitas osteoblas, sel penghasil tulang di
tubuh. GH sangat penting untuk pertumbuhan tulang longitudinal dan untuk remodeling tulang
yang terus-menerus berlangsung seumur hidup. Efek GH pada tulang dan kartilago terjadi melaui
peptide perantara, yang disebut somatomedin atau factor pertumbuhan mirip insulin (IGF), yang
dilepaskan dari hati sebagai respons terhadap hormone pertumbuhan. GH secara langsung
menstimulasi pertumbuhan hampir semua organ lain pada tubuh, termasuk otot jantung, kulit dan
kelenjar endokrin.
Hormone pertumbuhan menyebabkan pemecahan lemak dan penggunaan lebih lanjut
asam lemak sebagai energy. Karena lemak digunakan sebagai sumber energy, GH menyebabkna
peningkatan glukosa darah yang bersirkulasi. GH juga menyebabkna insentivitas terhadap
insulin. Dengan menurunnya sensitivitas terhadap insulin, sebagian besar sel tidak mengangkut
glukosa melalui intrasel sehingga meningkatkan kadar glukosa plasma lebih lanjut.
Hormone tiroksin mencapai 90% dari seluruh sekresi kelenjar tiroid. Hormone tiroksin
meningkatkan laju metabolic hampir semua sel tubuh. Hormone ini menstimulasi konsumsi
oksigen dan memperbesar pengeluaran energy, terutama dalam bentuk panas. Mengendalikan
pertumbuhan dan maturasi normal tulang, gigi, jaringan ikat, dan jaringan saraf.

II. Faktor yang Mempengaruhi Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan dilepaskan dari hipofisis anterior sebagai respons terhadap


keseimbangan antara dua hormon hypothalamus; GHRH dan Growth Inhibiting Hormon, yang
juga disebut somatostatin. GH bekerja dengan cara umpan balik negative pada hipotalamus
untuk menurunkan pelepasan GHRH lebih lanjut.
Peningkatan GHRH terjadi sebagai respons terhadap peningkatan kadar asam amino yang
bersirkulasi, hipoglikemia, puasa atau kelaparan, stress fisisk dan emosional, dan penurunan GH.
Olahraga menstimulasi pelepasan GHRH, secara langsung atau memilki efek hipoglikemia dan
stress fisik. Hormon reproduktif (estrogen dan testosterone) tampak meningkatkan sekresi GH,
baik dengan bekerja secara langsung pada hipofisis ataupun melalui stimulasi GHRH.
Hipotalamus melepaskan hormon inhibisi untuk GH, yang disebut somatostatin.
Somatostatin dilepaskan sebagai respons terhadap glukosa darah yang tinggi, asam lemak bebas,
, obesitas, dan kortisol. Pengaruh emosi, termasuk stress, menstimulasi somatostatin,
kemungkinan besar melalui peningkatan kortisol sehingga menurunkan pertumbuhan.

III. Abnormalitas Hormon Pertumbuhan

1. Abnormalitas GH
a. kerdil (dwarfism). Hiposekresi (defisiensi) GH selama masa kanak-kanak mengakibatkan
poertumbuhan terheti. Hormone pertumbuhan manusia digunakan secara terapeutik dalam kasus
dwarfism hipofisis.
b. Gigantisme. Hipersekresi GH selama masa dan sebelum penutupan lempeng epifisis
mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan. Biasanya disebabkan oleh tumor
hipofisis yang sangat jarang terjadi.
c. Akromegali. Hipersekresi GH setrelah penutupan lempeng epifisis tidak menyebabkan
penambahan panjang tulang panjang. Tetapi menyebabkan pembesaran yang tidak proporsional
pada jaringan, penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah, dan memperbesar ukuran tangan
dan kaki
2. Abnormalitas tiroksin, biasanya terjadi akibat defisisensi iodium, atau malfungsi hipotalamus,
hipofisis atau kelenjar tiroid.
a. Hipotiroidisme adalah penurunan produksi hormon tiroid (tiroksin). Hal ini mengakibatkan
penurunan aktivitas metabolic, konstipasi, letargi, reaksi mental lambat, dan peningkatan
simpanan lemak.
1) Pada orang dewasa, kondisi ini menyebabkan miksedema, yang ditandai dengan adanya
akumulasi air dan musin di bawah kulit, sehingga penampakan edema terlihat.
2) Pada anak kecil, hipotiroidisme mengakibatkan retardasi mental dan fisik, disebut dengan
krtinisme.
b. Hipertiroidisme adalah produksi hormon tiroid yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan aktivitas
metabolic meningkat, berat badan turun, gelisah, tremor, diare, frekuensi jantung meningkat, dan
pada hipertiroidisme berlebihan , gejalanya dalah toksisitas hormon.
1) Hipertiroidisme berlebihan dapat menyebabkan goiter eksoftalmik (penyakit grave). Gejalanya
berupa pembengkankan jaringan di bawah kantung mata sehingga bola mata menonjol.
2) Goiter (gondok) adalah pembesaran kelenjar tiroid. Gondok ringan berkaitan dengan
hipotiroidisme terjadi di daerah yang mengalami defisiensi iodium

You might also like